Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Background:
The incidence of hepatocelluler carcinoma is relatively high in Indonesia. Its clinical manifestation
and laboratory results reveal no specific and often due to concomitant liver cirrhosis. In absence
history of liver cirrhosis, hepatocelluler carcinoma always is founded in terminal stage as
occusionally with other diseases.
The Aim of Study :
To study the clinical appearances and laboratory results in hepatocelluler carcinoma patients
hospitalized in H. Adam Malik Hospital from January 2001 until Desember 2002.
Material and Methods :
This study was done retrospectively from 56 hepatocelluler carcinoma patients hospitalized in H.
Adam Malik Hospital from January 2001 with December 2002. Descriptive analisis was done to
the clinical appearances and laboratory results.
Results :
From 56 hepatocelluler carcinoma patients in this study, there were 46 male and 10 female with
mostly of 40-49 years old, the youngest patient was 22 years old and the oldest was 95 years old,
concomitant with liver cirrhosis were 24 patients. The clinical appearances with icterus were found
in 20 patients, ascites in 19 patients, hepatic encephalopathy in 10 patients, dispepsia in 8 patient,
gastrointestinal bleeding in 1 patient. The laboratory results revealed anemic in 35 patiens, renal
function abnormalities in 15 patients, where elevaled creatinine level in 8 patients, elevated ureum
level in 14 patient, liver function abnormalities in 44 patients, where elevated bilirubin level in 35
patients, elevated serum transaminase level in 44 patients and elevated alkaline phosphotase
level in 31 patients.
Conclusion :The clinical appearances and laboratory results of hepatocelluler carcinoma patient
that commonly found in this study were icterus, elevated serum transaminase level and
concomitant with liver cirrhosis.
Key words : Liver cirrhosis, Hepatocelluler carcinoma, clinical appearance, Laboratory result.
1. Pendahuluan
Hepatoma adalah differensiasi hepatosit normal ataupun dari hepatoselular
adenoma yang bersifat anaplastik dan berdiferensiasi sangat jelek dengan menunjukan
sedikit sekali sisa sisa dari sel hati yang sehat, dimana sel ini memiliki sel membran
yang tebal dan eosinofilik, granular sitoplasma dengan pola tabekular dimana sel
tumbuh dari suatu alur yang tebal dan mencoba mengkapitulasi pola sel yang normal
disampingnya sehingga terkadang trabekulanya mengandung kanalikuli yang telah
terdilatasi dimana memproduksi suatu pseduglandular dengan pola yang solid
bersampingan dengan trabekula membentuk lapisan sel tumor.
Hepatoma merupakan salah satu karsinoma yang paling sering dijumpai di dunia,
terutama pada daerah deaerah di Asia dan sub sahara Afrika dimana di Amerika
Serikat dan Eropa lebih jarang. Hepatoma lebih tinggi 4x pada pria daripada wanita dan
biasanya timbul dari sirosis hati. Kejadiannya sangat tinggi di Afrika dan Asia.
Hepatoma dapat berawal dari infeksi kronis dari virus hepatitis B dan virus
hepatitis C. Dimana infeksi kronis ini dapat menjadi sirosis hati dan merupakan faktor
yang penting sebagai akhir dari perjalanannya. Dari studi yang dipelajari di Eropa,
menunjukan seseorang yang pernah terinfeksi virus hepatitis B memiliki kemungkinan
mendapatkan hepatoma lebih besar
berhubungan langsung dengan hepatoma terutama dalam perihal genetik, para ahli
masih menyangsikan perihal gen gen yang berhubungan pada struktur virus hepatis
C disebabkan oleh model yang sama dan kondisi yang sama yang diakibatkan infeksi
virus hepatitis B dengan virus hepatitis C.
Pemeriksaan laboratrium pada hepatoma meliputi peninggian dari alkalin
fosfatase dan alfa feto protein, gangguan faal hati, pada tahap akhir dapat
mengakibatkan gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi fungsi perdarahan.
Sedangkan aspek klinis yang lain pada hepatoma meliputi prosedur prosedur imaging
seperti USG, CT, MRI, terkadang laparoskopi ataupun minilaparoskopi membantu biopsi
sel hati ini dan sering pula digunakan.
2. Bahan dan Cara
Penelitian dilakukan secara retrospektif. Data diambil dari catatan medik
pasien hepatoma yang dirawat di bangsal penyakit dalam RSUP. H. Adam Malik Medan
selama kurun waktu Januari 2001 sampai Desember 2002. Diagnosa hepatoma
ditegakkan secara klinis. Data yang dicatat meliputi identitas penderita, hasil
pemeriksaan endoskopi, USG abdomen dan laboratorium. Analisa hasil yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk deskriptif.
3. Hasil
Dari 56 penderita hepatoma yang menjalani rawat inap di RSUP H Adam Malik Medan
selama periode Januari 2001 sampai Desember 2002, didapati laki-laki sebanyak 46
orang, perempuan sebanyak 10 orang dengan perbandingan 82,1% : 17,9%. Kelompok
usia terbesar adalah 41 50 tahun (33,9%), usia termuda adalah 18 tahun & usia tertua
adalah 95 tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Distribusi jenis kelamin dan umur penderita Hepatoma yang menjalani rawat
inap di RSUP. H.Adam Malik Medan selama periode Januari 2001
Desember 2002
Umur
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
> 70
Jumlah
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
3
0
5
2
16
3
9
3
7
2
6
0
46(82,1%)
10 (17,9%)
Jumlah
N
3
7
19
12
9
6
56
%
5,4
12,5
33,9
21,4
16,1
10,7
100
Laboratorium
HB
Bilirubin Total
SGOT
SGPT
AP
Ureum
Kreatinin
HBsAg
Alfa Feto
Normal
Mean SD
9
12
4
4
0
18
26
12
4
13.021.32
1.050.32
19.256.60
14.54.50
28.16.88
0.970.43
(-)
(-)
21
23
32
31
28
11
2
32
22
Abnormal
Mean SD
9.51.39
5.854.45
322315
144.84116.31
610.46570.83
66.7324.15
3.420.53
(+)
(+)
100%
88.9%
92.9%
88.6%
80.0%
80%
70.0%
60%
40%
30.0%
Abnormal
20.0%
11.1%
HB
Normal
37.9%
42.9%
20%
0%
62.1%
57.1%
BIL.TOTAL SGO
T
11.4%
7.1%
0.0%
SGPT
AP
42,8
50%
35,7
40%
39,2
33,9
30%
17,8
14,2
20%
0,01
10%
0%
Splenomegali
Ikterus
Anemi Asites
HE
Dispepsia
PSMBA
90%
80%
70%
60%
50%
50%
33,33%
40%
16,66%
30%
20%
16,66%
16,66%
8,33%
10%
0%
Normal
Varicess
Gastritis
Gastropati
Ulkus
Peptikum
Keganasan
90%
80%
70%
60%
50%
55,17%
48,27%
48,27%
40%
30%
20%
10%
0%
Hepatoma dgn
Splenomegali
Hepatoma dgn
sirosis
Hepatoma
Dgn asites
4. DISKUSI
Hepatoma dapat mengenai semua umur, dimana penderita terbanyak berumur
antara 41-50 tahun, dan lebih sering terjadi pada kaum pria dibandingkan wanita. Pada
penelitian ini dijumpai pria lebih banyak dibandingkan wanita dan usia terbanyak pada
kelompok umur 41-50
tahun,
usia
termuda
18
95
dijumpai asites dan gambaran sirosis hati, hal ini sesuai dengan penyebab terbanyak
dari hepatoma adalah sirosis hati. Pada pemeriksaaan laboratorium dapat dijumpai
gambaran yang bervariasi diantaranya sedikit penurunan kadar Hb, peninggian kadar
bilirubin, alkaline fosfatase, SGOT dan SGPT maupun AFP disamping itu juga dapat
dijumpai gambaran yang berkaitan dengan sirosis hati bila dijumpai bersamaan dengan
sirosis hati seperti penurunan kadar albumin, HbsAg (+), yang mana hal ini sesuai
dengan yang dijumpai dalam kepustakaan. Pada penelitian ini paling banyak dijumpai
anemia, gangguan fungsi hati terutama alakline fosfatase dan transaminase, peninggian
kadar AFP serta HbsAg yang positip.
5. Kesimpulan
Dalam penelitian ini gambaran laboratorium yang sangat mencerminkan nilai
nilai dari hepatoma adalah gambaran hasil alfa feto protein dan alkaline pospatase, HBs
Ag yang positip sedangkan gambaran klinis yang paling banyak dijumpai adalah
gambaran klinis dari sirosis hati.