Sie sind auf Seite 1von 29

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang
digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi,
lokasi industry, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan, dan sebagainya.
Mesin pemindah bahan dalam operasinya dapat diklasifikasikan atas pesawat
pengangkat dan pesawat pengangkut. Pesawat pengangkat dimaksudkan
untuk keperluan mengangkat dan memindahkan muatan dari satu tempat ke
tempat lain dengan jangkauan yang relative terbatas seperti crane, elevator,
excalator. Sedangkan pesawat pengangkut dapat memindahkan muatan secara
berkesinambungan tanpa berhenti dan dapat mengangkut muatan dalam jarak
yang relative jauh seperti pada conveyor.
2.2. Pengertian Crane
Secara umum crane dikategorikan sebagai mesin yang dipergunakan
untuk

mengangkat

beban,

memindahkan

secara

horizontal

dan

menurunkannya ke tempat yang dituju dengan jangkauan terbartas.


Keuntungan mekanis yang diperoleh adalah karena sebuah crane dapat
mengangkat material yang jauh di atas kemampuan manusia atau hewan.
Pada umumnya crane dipakai dalam pekerjaan transportasi, industri
dan konstruksi. Dalam bidang transportasi crane digunakan untuk bongkar
muat barang (loading and unloading) di pelabuhan, terminal kontener ataupun
di yard.
Crane juga merupakan perkakas krusial untuk mengangkat barang
manufaktur dalam sebuah industry. Dalam hal ini biasanya yang dipakai
adalah crane dalam ruangan semisal overhead crane dan jib crane dengan
motor listrik sebagai penggeraknya.

Satu lagi, kebutuhan crane menjadi sangat vital dalam bidang


konstruksi. Saat ini sangat jarang pembangunan konstruksi besar tanpa
menggunakan crane baik manual crane sederhana yang hanya menggunakan
tali dan takel ataupun crane modern dengan segala atributnya. Apalagi
pembangunan berskala besar, penggunaan crane mutlak diperlukan mulai
sejak pondasi sampai tahap finishing, bahkan sampai tahap maintenance.

Gambar 2.1 Tower Crane


2.3. Tipe-Tipe Crane
Secara umum ada dua tipe crane yang berkembang, yakni fixed crane (crane
dengan posisi tetap) dan mobile crane (crane yang dapat berpindah) :

2.3.1.

Mobile Crane
Mobile crane adalah sebuah mesin yang mempunyai
struktur lengkap sebuah crane dan dapat dipindahkan dengan
mudah karena dukungan roda penggerak. Dari segi roda
penggeraknya crane jenis ini dibedakan crane beroda crawler
(kelabang) dan rane beroda ban.
Crawler crane atau sering disebut crane beroda rantai,
merupakan sebuah crane dengan crawler terdiri atas satu set track
yang menempel pada link untuk bergerak /berpindah dengan

merayap. Perpindahan dilakukan sdengan ccara tram motor


memutar track pada sproketnya.
Pada umumnya crane crawler mempunyai kapasitas
pengangkatan yang besar sibandingkan jenis crane beroda ban.
Namun karena berat mesin dan lambannya pergerakan crawler
menjadi satu kekurangan bagi crane jenis ini. Untuk memindahkan
dari satu tempat ke tempat yang lain diperlukan biaya ekstra dan
peralatan yang banyak seperti trailer dan crane lain karena crane ini
harus dibongkar.
Kelebihannya, crane jenis ini terkenal sangat stabil dan
lebih

tangguh

serta

sanggup

mengangkat

beban

sambil

bergerak(moving) karena tidak memakai outrigger.


Biasanya crane crawler menggunakan boom tipe lattice
(kisi).

Walaupun

boom

tipe

ini

sangat

merepotkan saat

pembongkaran dan pemasangan, namun crane dengan boom tipe


ini sangat cocok digunakan untuk berbagai keperluan kerja berat
(heavy duty crane) seperti clampshell, dredging, piling, dragline,
hammerhead crane dan kerja-kerja berat lain termasuk di tempattempat yang terlalu ekstrim namun memerlukan kestabilan tinggi
seperti di atas barge (ponton) ataupun diikatkan di kapal menjadi
pedestal crane.
2.3.1.1.

Crane Beroda Crawler (Crawler Mounted Crane)


Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat
bergerak 360o dengan adanya turntable. Dengan
roda crawler maka crane tipe ini dapat bergerak di
dalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya
namun pergerakkannya sangat terbatas. Pada saat
crane akan dipindahkan maka crane diangkut
dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan

ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi


beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan
pengangkutan.
Pengaruh permukaan tanah terhadap alat
tidak akan menjadi masalah karena lebar kontak
antara permukaan dengan roda cukup besar artinya
crane dapat berdiri dengan stabil, kecuali jika
permukaan merupakan material yang sangat jelek.
Pada saat pengangkatan material, hal-hal yang perlu
diperhatikan

adalah

posisi

alat

pada

waktu

pengoperasian harus benar-benar water level,


keseimbangan alat dan penurunan permukaan tanah
akibat beban dari alat tersebut. Pada permukaan
yang jelek atau permukaan dengan kemungkinan
terjadinya penurunan maka alat harus berdiri di atas
suatu alas atau matras. Keseimbangan alat juga
dipengaruhi oleh besarnya jarak roda crawler. Pada
beberapa jenis crane, crane mempunyai crawler
yang lebih panjang untuk mengatasi keseimbangan
alat.

Gambar 2.2. Crane beroda Crawler


2.3.1.2.

Truck Crane (Truck Mounted Crane)


Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu
proyek ke proyek lainnya tanpa bantuan dari alat
pengangkutan. Mobilitas alat cukup tinggi dengan
kecepatan maksimum mencapai 55 km/jam. Akan
tetapi beberapa bagian dari crane tetap harus
dibongkar

untuk

mempermudah

perpindahan.

Sebelum menuju suatu proyek tertentu, rute perjalan


perlu dikenal untuk mengetahui adanya rintangan
seperti kabel listrik yang rendah, overpass rendah,
jembatan kecil, dan lain-lain. Seperti hal crawler
crane, truk crane ini juga mempunyai bagian atas
yang dapat berputar 360o.
Untuk menjaga keseimbangan alat, truck
crane

memiliki

kaki

(outrigger).

Dalam

pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan


dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan
pengoperasian dengan boom yang panjang akan
terjaga. Semakin keluar outrigger maka crane akan
semakin stabil. Hal tersebut perlu menjadi perhatian
karena crane jenis ini sangat tidak stabil. Selain itu,
kondisi dimana crane bekerja juga harus ideal, yaitu
tanpa guncangan, permukaan tanah yang datar
(water level), dan cuaca tanpa angin.

Gambar 2.3. Truck Crane


2.3.1.3.

Wheel Mounted Crane


Wheel mounted crane merupakan crane dengan
penggerak roda ban. Lengan crane tipe ini adalah
boom hidrolis. Crane ini juga dikenal sebagai
hydraulic crane atau telescopic crane. Struktur atas
crane jenis ini dilengkapi dengan telescopic boom,
silinder hidrolis tunggal untuk pengangkat dan kait.
Boom crane jenis ini dapat diperpanjang atau
diperpendek sesuai dengan kebutuhan tanpa perlu
adanya pembongkaran boom. Crane ini mampu
bergerak

dengan

dikemudikan di jalan.

fleksibel

sehingga

dapat

Gambar 2.4. Wheel Mounted Crane

2.3.2.

Fixed Crane
Sebuah crane dikategorikan sebagai fixed crane apabila struktur
utama crane tersebut tidak berpindah selama masa pemakaian. Namun
crane ini mempunyai system perakitan sebelum digunakan dan sistem
pembongkaran setelah pemakaian selesai.

Beberapa crane yang masuk dalam kategori fixed crane antara


lain :
1. Tower Crane
2. Pedestal crane

Gambar 2.5. Pedestal Crane


3. Gantry crane

10

Gambar 2.6. Gantry Crane

4. Overhead crane

Gambar 2.7. Overhead crane

5. Jib crane

11

Gambar 2.8. Jib Crane


6. Stacker crane

Gambar 2.9. Stacker crane

2.4. Tower Crane


Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses
bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih

12

lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang


amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.
Visualisasinya seperti terlihat dibawah ini

Gambar 2.10. Tower Crane


Mengenai struktur atas nya, tower Crane ini terbuat dari material baja.
Sebagaimana dapat dilihat, struktur tower crane ini sudah baku dan standar,
dan standar ini biasanya sudah berasal dari pabrikan pembuat tower crane

13

tersebut. Bahkan ada brosur yang memuat prinsip perencanaan dari Tower
Crane tersebut, bisa dikatakan semacam manual book. Jadi kita tidak bisa
merubah sesuka kita rangka-rangka/modul tower crane tersebut.

2.5. Cara Kerja Tower Crane

2.5.1. Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).


Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang
dikehendaki. Cara

kerja

mekanisme

pengangkat

pada tower

crane adalah: motor penggerak menggerakkan atau memutar drum


penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur kabel
baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan kesistem
puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait,
yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan.
Apabila mau melakukan pengangkatan atau penurunan muatan
maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan
memutar drum penggulung kabel baja tersebut.

2.5.2. Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).


Digunakan

untuk

memindahkan

muatan

(beban)

sepanjanglengan crane(pengangkat) secara horizontal. Cara kerja


mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor
penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja
pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur
kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung
kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat
bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.

2.5.3. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).

14

Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan


pengangkatannya.Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor
penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan
sistem roda gigi yang tujuanya untuk menurunkan putaran yang
dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang masih
tinggi dari motor pengerak menjadi putaran yang diinginkan
(direncanakan). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan meja
putar yang ada pada bagian sambungan antara menara atau
tiang utama dengan lengan. Apabila kita ingin mengoperasikan
mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor
penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.

2.6. Jenis-Jenis Tower Crane


Tower Crane memiliki banyak model yang disesuaikan dengan
kondisi proyek. Ada empat jenis Tower Crane yaitu :
1. Self Supporting Static Tower Crane
Sesuai dengan namanya, Tower Crane jenis ini berdiri di atas pondasi
yang diam di tanah. Kemampuan mengangkut barang yang berat dan
jangkauan yang luas membuat Tower Crane ini cocok untuk proyek
dengan lahan terbuka yang luas.

Gambar 2.11. Self Supporting Static Tower Crane

15

2. Supported Static Tower Crane


Memiliki system kerja yang serupa dengan Seft Supporting Static Tower
Crane,dan digunakan jika diperlukan pengangkatan material ke tempat
yang sangat tinggi. Bagian mast atau tower dari Tower Crane jenis
ini diikatkan ke bangunan untuk memberikan tambahan stabilitas.

Gambar 2.12. Supported Static Tower Crane


3. Travelling Tower Crane
Tower Crane jenis ini bisa berpindah tempat, karena didirikan
diatas bogi roda (sejenis roda kereta api) dan berjalan sepanjang rel.
Karena dapat bergerak sepanjang rel, Tower Crane ini dapat menjangkau
area proyek yang jauh lebih luas dari pada Tower Crane yang diam
di tempat. Namun karena berjalan di atas rel, maka lokasi proyek
haruslah dibuat cukup rata agar Tower Crane berjalan.

16

Gambar 2.13. Travelling Tower Crane


4. Climbing Tower Crane
Biasa

digunakan

di

bangunan

climbing diletakkan di dalam struktur

tinggi, Tower Crane jenis

bangunan

yang

dibangun.

Seiring bertambah tingginya bangunan yang dibangun, Tower Crane juga


ikut bertambah tinggi.

17

Gambar 2.14. Climbing Tower Crane


2.7. Bagian-Bagian Tower Crane
Sebuah tower crane setidaknya terdiri dari 3 bagian:

2.7.1.

Pondasi

Gambar 2.15. Pondasi Tower Crane


Bagian ini berfungsi meneruskan beban dari tower crane ke
tanah keras dan sebagai penahan agar tower crane tidak jatuh. Pada
bagian inilah kaki tower crane dibaut pada pondasi beton yang
masif dan besar.

2.7.2.

Tiang/standard section

18

Gambar 2.16. Standart Section


Bagian ini merupakan bagian vertikal dari tower crane yang
bisa terus tumbuh seiring dengan kebutuhan proyek. Pada bagian
ini terdapat tangga vertikal yang dibagi per section yang nantinya
akan digunakan oleh operator untuk naik ke atas.

2.7.3.

Unit yang berputar

19

Gambar 2.17. Section/ unit putar

Bagian ini terdiri dari 3 bagian:


a. Horizontal jib

Gambar 2.18. Horizontal Jib


Horizontal jib adalah bagian horizontal dari sebuah tower crane
yang panjang dan berfungsi sebagai bagian pengangkat beban. Disebut
pula sebagai hoisting jib atau working jib.
b. Machinery jib

20

Gambar 2.19. Counter Jib


Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane, alat
elektronik dan sebuah beton masif yang berfungsi sebagai counter
balance. Oleh karena itu sering pula disebut counter balance jib.
c. Operators cab

21

Gambar 2.20. cabin


Tempat dimana operator bekerja. Cab ini haruslah memiliki jendela
besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh terhadap
lokasi konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga
sebaiknya dilengkapi dengan AC dan perlengkapan lainnya.

2.7.4.

Bagian Tambahan
a. Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame).
Setelah ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang
diijinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk
pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom).
Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing
agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan. Sabuk
pengaman di pasang pada setiap 20 meter antara satu section dengan
section yang lain.

Gambar 2.21. Sabuk Pengaman

2.8. Besar Beban Yang Mampu Diangkat Tower Crane

22

Tipikal tower crane memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Tinggi maksimum berdiri sendiri 265 kaki (80 meter)


Tower crane bisa saja memiliki tinggi lebih dari 80 meter hanya jika
tower crane dipegang/digantungkan pada bangunan sehingga bisa
tumbuh seiring dengan bertambah tingginya bangunan proyek

Jangkauan maksimum 230 kaki (70 meter)

Daya angkat maksimum 18 metric ton, 300 ton-meter

Counterweight 20 ton

Daya angkat maksimum tower crane adalah 18 ton tetapi tower crane tidak
boleh mengangkat beban sebesar itu pada ujung terjauh jib nya. Semakin
dekat posisi beban yang diangkat dengan tiang tower crane, semakin besar
beban yang dapat diangkat dengan aman. Oleh karena itu pembebanan tower
crane mengikuti prinsip 300 tonne-meter. Maksudnya apabila beban berada
sejauh 30 meter dari tiang, maka beban yang diperbolehkan sebesar 10 ton.
Apabila beban berada sejauh 50 meter, maka beban yang diperbolehkan
sebesar 6 ton.
Tower crane dilengkapi dengan dua tombol limit untuk memastikan operator
tidak mengangkat beban berlebih:

Tombol beban maksimum memonitor tarikan pada kabel dan


memastikan beban tidak melebihi 18 ton

Tombol momen beban memastikan operator tidak melebihi prinsip


tone-meter ketika beban digerakkan pada jib.

2.9. Faktor Yang Memengaruhi Pemilihan Tower Crane


1. Kriterian pemilihan Tower Crane
Pemilihan

tower crane sebagai alat untuk memindahkan

material didasarkan pada kondisi lapangan dari pengerjaan konstruksi,


ketinggian yang tidak dijangkau oleh alat lain. Dan tidak dibutuhkannya

23

pergerakan alat.
dipakai

Pemilihan

jenis

tower

crane

yang

akan

harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk struktur

bangunan, kemudahan operasional baik pada saat pemasangan maupun


pada saat pembongkaran.
Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat,
dimensi, dan daya jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum
alat, perakitan alat diproyek, berat alat yang harus ditahan oleh
strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas area yang harus dijangkau
alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.

2. Kapasitas Tower Crane


Kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa jika material yang diangkut oleh
crane melebihi kapasitasnya maka akan terjadi jungkir. Oleh karena
itu, berat material yang diangkut sebaiknya sebagai berikut :

2.10.

Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat


Untuk mesin beroda bankaret adalah 85% dari kapasitas alat
Untuk mesin yang memiliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat

Cara Pemasangan Tower Crane


Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode
kerja sebagai berikut:
1. Pemasangan fine angle dan base section
Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan
adalah penanaman fine angle dan base section kedalam lubang pondasi.
Yaitu sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan
pondasi dari semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman
tergantung dari tower crane yang akan digunakan. Pada bagian dasar

24

pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang
berfungsi

untuk

memperkokoh

pondasi.

Kemudian

dilakukan

pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.


Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu
untuk menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal
keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan
di baut dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian
dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang tower crane
tersebut.

Gambar 2.22. Pondasi yang belum di cor

25

Gambar 2.23. Fixing angle

1) Pemasangan mast section

Gambar 2.24. Pemasangan Mass section

Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile

26

crane untuk membantu melakukan pemasangan awal mast section


dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada base
section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai
spesifikasi free standing
bagian

crane,

maka

langsung

dapat

dirakit

per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.

Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka
crane menggunakan proses self assembly . Biasanya di gunakan
pada pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in
tower crane).

2) Pemasangan climbing frame crane

Gambar 2.25. Pemasangan climbing frame crane


Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane.
Mobile crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang
digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame crane akan

27

mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di


antara slewing unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat
sebuah mast section untuk kemudian diletakan pada ruang kosong
diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses tersebut akan
terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.
3) Pemasangan joint pin
Setelah pemasangan climbing frame crane

Kemudian

mobile crane melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.


Joint pin dipasang berikut dengan cabin.

Gambar 2.26. Pemasangan Joint Pin


4) Pemasangan jib dan counter jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane
melakukan Pemasangan jib dan counter jib.

28

Gambar 2.27. Pemasangan Jib dan Counter Jib


5) Pemasangan counter weight
Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane
melakukan Pemasangan counter weight. Berikut adalah detail
gambar pengerjaan pemasangan tower crane :
Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian
yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan.
Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan
dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur
yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga
dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan
kestabilan.

29

Gambar 2.28. Pemasangan Counter Weight


2.11.

Cara Pembongkaran Tower Crane


Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar
tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah
kebalikan

dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan

bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing


dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan
hingga menyatu dengan section berikutnya.
Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing
dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga
slewing menyatu dengan section 1. Dengan bantuan mobil crane, tower
crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah
terlebih

dahulu,

perlengkapannya

setelah

dilepaskan.

itu

Berikutnya,

jib
counter

beserta
jib

dilepaskan

beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top


head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan
teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran
hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan
menggunakan

alat

berat

untuk mengambil fine angel yang akan

30

digunakan

kembali

untuk

mendirikan

tower

crane berikutnya.
2.12.

Biaya Sewa

2.12.1.

Biaya Pondasi + Angkur


Pembuatan pondasi untuk meletakan angkur Tower Crane
harus sesuai dengan gambar rekomendasi dari Suppler
Tower Crane, tapi ada juga pembuatan pondasi ini di
laksanakan oleh pihak proyek, untuk pondasi Tower Crane
menggunakan Tiang pancang dan pile cap beton bertulang
dengan ukuran mengacu pada Beban, tinggi dan jangkauan
jib Tower Crane.

2.12.2.

Biaya sewa / Rental Tower Crane


Biasanya diperhitungkan untuk 1 bulan

2.12.3.

Biaya Erection dan Dismantling


Yaitu

biaya

untuk

mendirikan

serta

membongkar Tower Crane apabila proyek dan kontrak


sudah habis

2.12.4.

Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi


Yaitu biaya untuk mendatangkan Tower Crane ke
lokasi dan untuk mengembalikan Tower Crane ke penyedia
Tower Crane.

2.12.5.

Biaya Listrik untuk Tower Crane


Terdapat

perhitungan

tersendiri

karena

harus

menyediakan Genset dan solar untuk Genset.

2.12.6.

Biaya Operasi Tower Crane


Yaitu untuk biaya Gaji Operator, uang makan
operator dan Uang lembur operator apabila operator
tersebut bekerja lebih dari 8 Jam .

31

2.12.7.

Biaya asuransi Alat

2.12.8.

Biaya Perijinan Disnaker

2.12.9.

Contoh Perhitungan
Untuk

mengetahui

Berapa

biaya

yang

harus

disediakan untuk pengadaan Tower Crane berikut cara


perhitungannya, ini untuk contoh sewa untuk 8 bulan.
Biaya Pondasi + Angkur

= 1 Ls x 100.000.000 = 100.000.000

Biaya Sewa Tower Crane

= 8 Bln x 95.000.000 = 760.000.000

Biaya Listrik untuk TC

= 8 Bln x 35.000.000 = 200.000.000

Biaya Erection & Dismantling

=1 ls

x 85.000.000 =

85.000.000

Biaya Mobilisasi & Demobilisasi

= 1 ls x 95.000.000 =

95.000.000

Biaya Operator ( 2 Orang)

= 8 Bln x 18.000.000 = 144.000.000

Biaya asuransi Alat

= 1 ls x 2.500.000

2.500.000

Biaya perijinan Disnaker

= 1 ls x 10.000.000

10.000.000

Biaya 8 Bulan

1.396.500.000

Untuk Biaya Perbulan

1.396.500.000 / 8

Total Biaya Perbulan

174.562. 500

Das könnte Ihnen auch gefallen