Sie sind auf Seite 1von 33

1

ALIGNMENT
Alief Dwi S, Ainun N, Bayu S, Fahmi F, M Indra Y,
Raflyandi R

A. ALIGNMENT
2

1. Pengertian Alignment
a/ suatu kegiatan pengkoreksian terhadap ketidak-sebarisan
(misalignment) antara komponen yang menggerakkan dan yang
digerakkan. Atau dapat di katakan, pengkoreksian terhadap
ketidak-sebarisan (misalignment) sumbu putar dan sumbu poros
antara 2 rotary equipment yang putarannya berkesinambungan.

Sumbu
poros
Sumbu
putar
ALIGNMENT

2. Klasifikasi Alignment
Kondisi Mesin

Posisi Mesin

Metode

Hot
Alignment
Process

Vertical
Alignment

Face and
Rim

Cold
Alignment
Process

Horizontal
Alignment

Reverse
Indicator
ALIGNMENT

3. Kondisi Mesin

Hot AlignMent Process


aligment yang
memperhitungkan
pemuaian karena
kenaikan temperatur
(thermal growth) dari
kedua mesin tersebut

Cold Alignment Process


Aligment yang
dilakukan dengan
anggapan bahwa posisi
poros sewaktu
beroprasi atau, dimana
temperatur peralatan
sama dengan ambient
temperatur
ALIGNMENT

5. Posisi Mesin
Vertical
Alignment

aligment yang dilakukan untuk


memperbaiki vertical
misaligment
perbaikan ini dilakukan dengan
merubah banyaknya ganjal.

Horizontal
Alignment

aligment yang dilakukan untuk


memperbaiki horizontal
misaligment
perbaikan dilakukan tanpa
merubah banyaknya ganjal.
ALIGNMENT

4. Tujuan Alignment

Mengurangi gaya lengkung dan gaya geser pada


poros
Mengurangi gaya tarik dan gaya tekan pada flange
Mengurangi peluang kerusakan pada bagianbagian mesin
Mengurangi break down time
Meningkatkan kinerja dari mesin yang
menggerakkan dan mesin yang digerakkan
Memperpanjang umur mesin
Meningkatkan cost saving
ALIGNMENT

B. MISALIGNMENT
7

1. Pengertian Misalignment
a/ penyimpangan penyimpangan dari garis sumbu ke dua
poros yang dipersambungkan, baik arah sejajar(parellel)
maupun arah aksial (Angular)

2. Jenis Misalignment

Combination
Misalignment
Parallel
Misalignment

MISALIGNMENT

Radial
Vertikal
Parallel /Radial
Misalignment
Radial
Horisonta
l

MISALIGNMENT

Angular
Misalignme
nt
9

Aksial
Vertikal
Angular/Aks
ial
Misalignme
nt
Aksial
Horisontal

MISALIGNMENT

C. PRA-INSTALLATION
10

Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan


sebelum
melakukan
alignment/instalasi
rotary/reciprocating equipment, yaitu :

Membuat
pondasi

Meletakkan
baseplate
pada
pondasi

Wf (berat pondasi) = 3 x Wm (berat mesin)


rotary

Grouting :
mengisi atau
menimbun
baseplate dengan
semen
PRA-INSTALLATION

D. PRA-ALIGNMENT
11

Setelah melakukan pra-instalasi dan instalasi


komponen mesin, maka yang perlu dilakukan
sebelum proses alignment ialah mengecek soft
foot.
Soft foot ialah ketidaksamaan jarak antara kaki
mesin dengan baseplate.

Parallel
Soft Foot

Angled Base

Angular
Soft Foot

PRA-ALIGNMENT

D. PERALATAN ALIGNMENT
12

Feeler
Gauge

Tapered
Gauge

Dial
Indicator

Laser
Alignment
PERALATAN ALIGNMENT

E. FEELER GAUGE
13

Feeler
gauge/pengukur
digunakan untuk
mengukur celah
antara
permukaan
kopling. Memiliki
ketebalan
0,05mm 0,8mm
.

FEELER GAUGE

1. Alignment pada Parallel/Radial Vertikal


Misalignment
14

Untuk melakukan alignment menggunakan


Gambar 1
filler
gauge,
maka
dibutuhkan
alat
pendukung yaitu mistar.
Untuk Parallel/Radial Misalignment (khusus
Radial
Vertikal),
terdapat
ketentuan
pembacaan, yaitu :
- RT (+) posisi kopling mesin yang tidak
disebariskan lebih tinggi (gambar 2)
Gambar 2
- RT (-) posisi kopling mesin yang
tidak disebariskan lebih rendah (gambar
1)
- RB (+) posisi kopling mesin yang
disebariskan lebih tinggi (gambar 1)
-RB (-) posisi kopling mesin yang
disebariskan lebih rendah (gambar 2)
FEELER GAUGE

2. Alignment pada Parallel/Radial Horisontal


Misalignment
15

FEELER GAUGE

3. Alignment pada Angular/Aksial Vertikal &


Angular/Aksial Horisontal Misalignment
16

Alignment pada Aksial


Vertikal Misalignment

Alignment pada Aksial


Horisontal Misalignment

FEELER GAUGE

3. Alignment pada Angular/Aksial Vertikal &


Angular/Aksial Horisontal Misalignment
17

Jika celah antara kedua kopling terlalu besar dan


tidak
memungkinkan
untuk
menggunakan
alignment dengan feeler gauge, maka dibutuhkan
insite micrometer
A
T
A
L

A
R
AB

FEELER GAUGE

3. Alignment pada Angular/Aksial Vertikal &


Angular/Aksial Horisontal Misalignment
18

Aksial Vertikal

Aksial
Horisontal

FEELER GAUGE

F. TAPERED GAUGE
19
19

Tapered
gauge
memiliki fungsi yang
sama
dengan
feeler
gauge.
Memiliki
panjang
100mm, dan lebar sisi
pangkal sebesar 10mm.

TAPERED GAUGE

G. DIAL INDICATOR
20
20

o putaran jarum
besar
CW angka (+)
o Putaran jarum
besar
CCW angka (-)

oSatu putaran jarum besar


menunjukkan
ukuran
sebesar 1mm,
terdiri dari 10 skala bagian.
Setiap 1 skala (0,1 mm)
dibagi
menjadi 10 strip skala.
oJarum kecil menunjukkan
DIAL INDICATOR

1. Alignment pada Parallel/Radial


Misalignment
21

Saat melakukan alignment, pastikan


arah pandang sisi perlatan yang
disebariskan (driver) menghadap
keperalatan yang disebariskan
(driven).
Alignment pada kasus ini dipakai
untuk mengetahui :
- Penambahan atau pengurangan
shim (Radial
Vertical/Pandangan Depan
- arah
RT = nilai ketidak-sebarisan Radial
sisi Toppergeseran motor, kekiri atau
(Atas)
kekanan
RR = nilai ketidak-sebarisan Radial sisi Right
(Radial Horisontal/Pandangan
(Kanan)
DIAL INDICATOR

1. Alignment pada Parallel/Radial


Misalignment
22

Penyebarisan pada Radial


Vertikal/Pandangan Depan

Untuk mengetahui
penambahan/pengurangan shim :
DIAL INDICATOR

1. Alignment pada Parallel/Radial


Misalignment
23
23

Penyebarisan pada Radial


Horisontal/Pandangan Atas

Untuk mengetahui besar pergeseran :


DIAL INDICATOR

2. Alignment pada Angular/Aksial


Misalignment
24

Saat melakukan alignment, pastikan


arah pandang sisi perlatan yang
A
disebariskan (driver) menghadap
T
keperalatan yang disebariskan
(driven).
A
A Alignment pada kasus ini dipakai
L
R untuk mengetahui :
- Penambahan atau pengurangan
AB
shim (Aksial
Vertical/Pandangan Depan
- arah
motor, kekiri atau
AT = nilai ketidak-sebarisan Aksial
sisi Toppergeseran
(Atas)
AR = nilai ketidak-sebarisan Aksial
sisi Right
kekanan
(Kanan)
Atas)
AB = nilai ketidak-sebarisan Aksial(Aksial
sisi BottomHorisontal/Pandangan
DIAL INDICATOR

2. Alignment pada Angular/Aksial


Misalignment
25

Penyebarisan pada Aksial


Vertikal/Pandangan Depan

A
T

A
L

A
R
AB

DIAL INDICATOR

D = diamter titiksentuh
ujung
dial indicator
Z = lebar celah pada alas
motor yang dibentuk
oleh
pada jarak sejauh
L
L = jarak antara baut
pada
motor terhadap titik
sentuh
motor

26

Untuk mengetahui besar


penambahan/pengurangan shim:
Mencari sudut kopling

Mencari sudut poros


DIAL INDICATOR

27

Persamaan sudut kopling = sudut poros


dengan Z = AV, maka
sehingga :

DIAL INDICATOR

2. Alignment pada Angular/Aksial


Misalignment
28
28

Penyebarisan pada Aksial


Horisontal/Pandangan Atas

A
T

A
L

A
R
AB

DIAL INDICATOR

29

Untuk mengetahui besar


Mencari sudut kopling

D = diamter titiksentuh
ujung
dial indicator
Z = lebar celah pada alas
motor yang dibentuk
oleh
pada jarak sejauh
L
L = jarak antara baut
pada
motor terhadap titik
sentuh
pergeresan:
motor

Mencari sudut poros

DIAL INDICATOR

2. Alignment pada Angular/Aksial


Misalignment
30

Persamaan sudut kopling = sudut poros


dengan Z = AH, maka
sehingga :

DIAL INDICATOR

H. LASER ALIGNMENT
31
31

a/ proses mensimetriskan objek (poros) dengan


menggunakan sensor infrared (inframerah).

LASER ALIGNMENT

32

TERIMA KASIH

33

1. Kenapa pengukuran alignment dilakukan dengan 4 posisi ?


(Demas)
2. Dari semua alat ukur yang paling sering digunakan di industri dan
yang mana yang paling akurat? (Eno)
yang paling sering digunakan adalah dial indicator, yang paing
akurat laser alignment
3. Mengapa alignment meningkatkan kinerja mesin? (Yordy)
alignment merupakan metode pengkoreksian thdp misalignment,
sehingga saat peralatan tidak di alignment, maka bisa terjadi
vibrasi dan over heaat pada bearing putaran pompa turun
kinerja pompa turun

Das könnte Ihnen auch gefallen