Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
B. TUJUAN AUDIT
Tujuan siklus jasa personalia dibedakan untuks setiap aserasi laporan keuangan.
1. Aserasi keberdaan atau keterjadian
Berkaitan dengan aserasi keberadaan atau keterjadian, auditor menekan pada apakah seluruh
saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus dan saldo rekening lain yang
terkait benar-benar eksis pada tanggal neraca. Aserasi juga menekan apakah seluruh
transasaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan dan tidak ada transaksi
pebayaran gaji dan upah fiktif. Berikut rincian tujuan audit aserasi keberadaan atau
keterjadian:
a. Transaksi biaya gaji dan upah tercatat, menggambarkan kompensasi atas jasa yang
dihasilkan karyawan dalam satu periode, dan seperti tercantum dalam laporan laba rugi.
b. Pajak penghasilan gaji dan upah mencatat penggambaran pajak penghasilan yang harus
dipotong dan dibayarkan sesuai jumlah kompensasi yang diterima karyawan dalam satu
periode.
c. Saldo utang gaji dan upah, dan utang pajak menggambarkan jumlah yang harus dibayar
perusahaan pada tanggal neraca.
2. Aserasi kelengkapan
Aserasi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya yang
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor akan
mencoba menditeksi apakah ada transasksi pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat.
Berikut rincian tujuan audit aserasi kelengkapan:
a. Biaya gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan, yang tercatat, meliputi seluruh
biaya yang dikeluarkan imbalan atas jasa karyawan selama satu periode.
1
b. Pajak penghasilan gaji dan upah tercatat meliputi seluruh pajak penghasilan karyawan
yang harus dipotong dan dibayarkan atas seluruh kompensasi yang diterima karyawan
dalam satu periode.
c. Saldo utang gaji dan upah, dan pajak pengasilan, yang tercatat, meliputi semua jumlah
yang menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.
3. Aserasi hak dan kewajiban
Auditor, berkaitan dengan aserasi ini, berusaha memastikan apakah perusahaanmempunyai
kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan. Tujuan
audit aserasi hak dan kewajiban adalah sebagai berikut: utang gaji dan upah, dan pajak
penghasilan, yang dibebankan merupakan kewajiban legal perusahaan pada tanggal neraca.
4. Aserasi penilaian dan pengalokasian
Berkaitan dengan aserasi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo dan biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, uatang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan telah dissajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.
Auditor akan akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Berikut rincian tujuan
audit aserasi penilaian atau pengalokasian:
a. Biaya gaji dan upah merupakan ringkasan jumlah yang akurat dari penerimaan bruto
karyawan yang dihitung secara tepat dengan menggunakan tarif pajak penghasilan yang
tepat.
b. Biaya (pemotongan) pajak penghasilan karyawan telah dihitung secara tepat dengan
menggunakan tarif penghasilan pajak yang tepat.
c. Utang biaya gaji dan upah, dan biaya pajak penghasilan pada tanggal neraca telah
ditentukan (dihitung) secara tepat.
d. Upah tenagan kerja telah dikelompokan secara tepat sebagai upah tenaga kerja langsung
dan menjadi komponen penambahan harga pokok produksi, dan upah tenaga tidak
langsung sebagai biaya administrasi.
5. Aserasi pelaporan dan pengungkapan
Auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transasksi dan saldo yang tercatat telah
tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diuangkapakan pada neraca. Berikut rincian tujuan
audit aserasi pelaporan dan penangkapan:
a. Biaya gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan, telah diindentifikasi dan
dikelompokan secara tepat dalam laporan laba rugi.
b. Rekening utang biaya gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan, telaah didefinikasi
ddan dikelompokan secara tepat dalam neraca sebagai utang lancar.
Auditor menggunakan tiga tipe produser audit untuk menemukan bukti yang diperlukan untuk
mencapai tujuan spesifik audit tersebut, yaitu:
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendlaian intern
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantif
Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern trasaksi gaji dan upah.
Pemahaman tersebut meliputi pamahaman atas:
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian yaitu:
a. Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial atau
personalia
b. Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standard an anggaran serta
perhitungan varians
c. Adanya internal auditor
d. Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan
2. Penaksiran resiko
Sebagai unsur dan perhitungan resiko, manajemen harus mempertimbangkan risiko yang telah
dibahas pada uraian tentang resiko bawaan dan perancangan pengendalian. Risiko yang dapat
timbul atau berubah karena keadaan yang terkait dengan siklus personalia ini:
a. Perubahan dalam lingkungan personalia. Perubahan dalam lingkungan peraturan dan
personalia dapat mengakibatkan perubahan dan tekanan persaingan dan risiko yang
berbeda secara signifikan.
b. Personel baru. Personel baru mungkin memiliki fokus berbeda atas pemahaman terhadap
pengendalian intern.
3. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi akuntansi untuk masalah personalia mencakup penggunaan rekening kontrol
di buku besar serta rekening-rekening atau catatan pembantu. Dikaitkan dengan perusahaan
manufaktur, maka penggunakan kartu jam kerja yang termonitor dengan baik sebagai dasar
perhitungan jumlah jam kerjs untuk pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke biaya
produksi. Sistem informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk sistem
personalia:
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan siklus jasa personalia
dengan sah
b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci untuk memungkinkan
penggolongan semestinya transaski untuk pelaporan keuangan.
c. Menentukan periode waktu terjadinya transaksi (penggajian) untuk memungkinkan
pencatatan transaksi dalam periode akuntansi yang semestinya
d. Menyajikan transaksi semsitinya dan mengungkapkannya.
4. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan mencakup penentuan dan desain dan oprasional pengendalian tepat waktu dan
tindakan perbaikan yang dilakukan. Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan
manajemen dalam siklus personalia mencakup umpan balik dari para karyawan.
5. Aktifitas pengendalian
Aktifitas pengendalian yang relavan dengan audit dan transaksi penggajian dan pengupahan
dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
a. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengumpahan dibandingkan dengan
anggaran atau perkiraan penggajian dan pengumpahan periode sebelumnya.
b. pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum terkait dengan
pengendalian atas oprasional dan transaksi penggajian dan pengumpahan, pengembangan
3
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervision (pengawas) karyawan atau atasan
karyawan tersebut , dapat mengusulkan perubahan tarif gaji dan upah atau kenaikan jabatan.
Fungsi ini bertugas untuk menentukan layak tidaknya usul tersebut diterima. Pengendalian yang
diterapkan pada fungsi ini adalah:
a. Pemisahan tugas dengan fungsi lain terutama fungsi pengotorisasi cek gaji dan upah dan
fungsi pencatatan
b. Pembatasan akses ke time card, file computer yang berkaitan dengan gaji dan upah, serta
catatan gaji dan upah.
Pengendalian atas perubahan gaji dan upah dapat meningkatkan keyakinan atas ketepatan
penentuan jumlah gaji dan utang. Pengendalian ini berkaitan dengan aserasi penilaian dan
pengalokasian transaksi gaji dan upah.
3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara langsung mempengaruhi biaya
gaji dan upah satu periode. Pada perusahaan besar, fungsi ini dipegang oleh suatu apartemen
timekeeping (pencatat waktu). Pengendalian yang dapat diterapkan atara lain:
a. Pemisahan tugas pengisi data jumlah gaji yang harus dibayarkan dengan tanggung jawab
pencatatan dan penandatanganan serta pendistribuasian cek.
b. Menggunakan cek yang bernomor urut dan pencatatan cek atau penjualan gaji dan upah atas
dasar time based
c. Penggunaan time clock dan alat sejenisnya untuk mncegah pembayaran atas bjasa fiktif
d. Rekonsialisasi jumlah jam dalam gaji dan upah dengan catatan produksi independen.
4. Fungsi pelaksana gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada sistem komputer).
Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan untuk menentunkan (menghitung) gaji dan
upah setiap karyawan sesuai tarif yang ditentukan.
5. Fungsi pencatatan gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh bagian akunting. Pengendlaian yang dilakukan fungsi ini berupa
pencatatan biaya gaji dan upah berdasar salinan cek gaji dan upah yang didukung dengan
voucher gaji dan upah.
6. Fungsi pembayaran gaji dna upah
Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor menerima kopi register
voucher dan cek gaji upah. Personel bendahara karyawan kantor kemudian mengecek kesesuaian
nama dan jumlah dalam cek dengan voucher register. Penandatanganan dan distribusi cek harus
dikelola dengan baik untuk mencegah pencurian dan manipulasi. Pengendalian yang dapat
diterapkan antara lain:
a. Pemisahan fungsi dan tanggungjawab fungsi ini dengan fungsi lain
b. Penggunaan imprest payroll account untuk mencegah pembayaran gaji dan upah tanpa
otorisasi. Rekening tersebut terpisah dengan rekening lain di bank dan bersaldo kecil untuk
memudahkan pengendalian.
7. Fungsi penyiapan dan penbayaran pajak penghasilan karyawan
Sesuai dengan perundang-undangan pajak penghasilan, perusahaan harus memotong gaji dan
upah karyawannya. Oleh karena itu, penyiapan atau perhitungan jumlah yang cermat dan tepat
perlu dilakukan untuk mencegah sanksi perpajakan kepada perusahaan.
E. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Pemahaman SIP ini dapat diperoleh melalui:
5
G. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah dibedakan
atas prosedur:
1. Pengujian pengendalian biaya gaji dan upah
Langkah- langkahnya:
a. Himpunan register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan memeriksa ketepatan
penghitungan matematis.
b. Penghipunan ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja yang tekait:
Periksa ketepatan matematis kedua dokumen tersebut
Bandingkan dengan total dalam register gaji dan upah
Mengusut total dalam register gaji ke catatan akuntansi termasuk akuntansi biaya
c. Pilih sampel karyawan secara random dan register gaji
d. Himpunan arsip personalia, kemudian:
Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan pesonalia dengan
penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan waktu dan hitung penerimaan
kotornya.
Mengasut penjurnalan dalam register gaji tersebut dalam posting-nya.
6
Prosedur
Menentukan dengan prosedur analitis
kelayakan biaya gaji dan distribusinya.
Menentukan kelayakan upah yang masih
harus dibayar, gaji dan akun yang terkait.
Menelaah
laporan
keuangan
untuk
menentukan apakah:
Gaji dan upah yang masih harus
dibayar telah diklasifikasikan secara
layak
Pengungkapannya tercukupi
Apabila ternyata resiko deteksi rendah, maka auditor perlu juga melaksanakan
beberapa prosedur pengujian berikut:
a. Rekonsialisasi total jam yang dibayar sesuai dengan catatan gaji dan upah dengan
cacatan independen jam kerja dalam departemen produksi
b. Mengusut transaski yang dicatat dalam junal gaji dan upah ke dokumen pendukungnya
c. Memeriksa catatan gaji dan upah periode selanjutnya setelah karyawan berhenti
d. Rekonsialisasi informasi dan formulir pajak (PPh karyawan dengan cacatan gaji dan
upah)
1. Prosedur analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan
menganalisa keterkaitan antar data. Penerapan prosedur analitis gaji dan upah meliputi:
a. Perbandingan antara saldo biaya gaji dan upah tahun ini dengan saldo tahun
sebelumnya
b. Perbandingan antara saldo biaya gaji dan upah tahun ini dengan jumlah yang
dianggarkan dalam anggaran pembelanjaan perusahaan
c. Perbandingan antara saldo utang gaji dan upah yang dibedakan dengan tahun
sebelumnya
d. Menghitung saldo total biaya gaji dan upah dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini
kemudian dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya
e. Perbandingan antara biaya komisi yang dibebankan dengan tahun sebelumnya.
2. Penghitungan kembali utang gaji dan upah yang dibebankan
Auditor selain memperhatikan potensi overstated rekening biaya gaji dan upah, juga
perlu memperhatikan potensi understated rekening utang gaji dan upah dibebankan.
Potensi understatement ini berkaitan dengan aserasi kelengkapan. Perhitungan utang gaji
dan upah dibebankan sendiri, berkaitan dengan aserasi pengalokasian.
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan
manajemen. Apabila resiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu
melakukan penghitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan aserasi penilaian
dan pengalokasian.
3. Verifikasi kompensasi eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau
eksekutif perusahaan. potensi masalah yang ada adalah kemungkinan eksekutif
perusahaan mengatur dan mengendaliakn kompensasi yang akan diberikan kepada
dirinya sendiri. Untuk mencegah hal itu, perlu adanya otorisasi dewan komesaris atau
rapat umum pemegang saham. Prosedur pengujian ini berkaitan dengan kelima aserasi.
4. Menganalisis penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan
upah, dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Utang gaji dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Auditor
perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya
administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.
Pengujian ini berkaitan dengan aserasi penyajian dan pengungkapan. Bukti dapat
dihimpun melalui pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan personel akuntansi
perusahaan tersebut.