Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh :
NENDEN SRI ASTUTI (2520142501)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan keperawatan Medikal Bedah 1 pada Tn. D dengan Batu
Ginjal di Poliklinik Bedah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten disusun untuk
memenuhi Tugas PKK KMB 1 Semester IV, pada :
Hari
: Kamis
Tanggal
: 12 Mei 2015
Praktikan,
(................................................)
Mengetahui,
CI lahan,
(..........................................)
CI Akademik,
(.............................................)
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Batu ginjal adalah bentuk deposit mineral,paling umum oksalat dan
fosfat namun asam urat dan kristal lain juga pembentuk batu. Meskipun
kalkus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini
paling umum ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal. (Marilynn, 2000;
686)
Batu ginjal adalah batu (kalkuli) di dalam nefron dan keberadaanya
dapat menghambat aliran urin, terjadinya obstruksi, secara perlahan dapat
merusak unit fungsional (nefron) ginjal. Selain itu dapat menyebabkan
nyeri yang luar biasa dan ketidaknyamanan. (Smeltzer, 1996 ; 1460)
B. ETIOLOGI
1. Faktor endogen: faktor genetik - famili pada hiperkalsium
2. Faktor eksogen: faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan
kejenuhan, mineral dalam air minum
Teori terbentuknya batu
a. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi
organik
sebagai
inti
antara
lain
mukopolisakarida
dan
4. Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan mikroorganisme. Sehingga akan menyebabkan
infeksi pada peritoneal.
5. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk di ginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar karena
penumpukan urin.
6. Avaskuler iskemia
7. Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga
terjadi kematian jaringan.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengelolaan batu saluran kencing adalah:
1. Menghilangkan obstruksi
2. Mengobati infeksi
3. Menghilangkan rasa nyeri
4. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan
terjadinya rekurensi.
Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:
1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu
2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kencing:
a) Rasa nyeriObstruksi disertai perubahan pada ginjal
b) Infeksi
c) Adanya gangguan fungsi ginjal
d) Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri
e) Analisis batu
f) Mencari latar belakang terjadinya batu
g) Mengusahakan pencegahan terjadi rekurensi.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN FOKUS
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan
yang perlu dikaji adalah:
a. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
1) Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih
banyak duduk
2) Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma
jaringan, edema dan iskemia seluler.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
RASIONAL
penyebarannya. panggul
sering
lipat
gelisah,
menyebar
paha,
dengan
ke
genitalia
proksimitas
merintih, menggelepar.
yang menyuplai area lain. Nyeri tibatiba dan hebat dapat menimbulkan
gelisah, takut/cemas.
2.
Melaporkan
nyeri
secara
dini
klien
dalam
menurunkan
ansietas.
3.
mendukung
relaksasi
dan
(seperti
4.
Bantu/dorong pernapasan
dalam, bimbingan imajinasi
dan aktivitas terapeutik.
5.
Batu/dorong peningkatan
aktivitas
(ambulasi
aktif)
Aktivitas
fisik
jantung.
6.
Perhatikan
peningkatan/menetapnya
Obstruksi
lengkap
menyebabkan
perforasi
dan
ekstravasasiurine
ke
area
perrenal,
ini
hal
ureter
dalam
dapat
merupakan
Kolaborasi
pemberian
Analgetik
Analgetik (gol. narkotik) biasanya
kolik
ureter
dan
Antispasmodik
Kortikosteroid
Mungkin
menurunkan
digunakan
untuk
edema
jaringan
menurunkan
stasis/retensi
risiko
urine,
peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC.
Jakarta
2. Nanda International, 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017 Edisi 10. Jakarta, penerbit: Buku Kedokteran EGC
3. Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Ed.4, EGC, Jakarta
4. Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta