Ada sebabnya Tuhan membatasi hari-hari kita supaya setiap hari itu
berharga. ~ Mitch Albom
Liburan, fenomena khusus yang dinanti-nanti oleh setiap orang. Saat-saat beristirahat untuk menghilangkan jenuh dari rutinitas pekerjaan. Libur panjang biasanya dimanfaatkan oleh
sebagian besar orang untuk
berkunjung ke sanak keluarga yang jauh. Karena waktu senggang seperti
libur panjang hanya terjadi beberapa kali dalam setahun. Maka dari itu kesempatan libur panjang digunakan sebagai momen temu kangen keluarga besar. Sebab keluarga yang utuh adalah keluarga yang tetap menjaga komunikasi antar anggota keluarga yang lain. Waktu tidak pernah berjalan mundur. Kalaupun pernah, itu hanya terjadi di film-film saja. Waktu juga tidak berjalan lambat, dia berjalan dengan langkah
lebar,
meninggalkan
orang-orang
yang
tidak
mampu
menggunakan waktunya dengan baik. Saking cepatnya waktu berjalan,
tanpa disadari, satu per satu anggota keluarga pergi meninggalkan kenangan. Tidak banyak keluarga yang bisa menjaga komunikasi. Sibuknya urusan pekerjaan hingga urusan rumah tangga yang belum rapi, menghalangi mereka
untuk
menjumpai dan berkumpul dengan keluarga
besar.
Walaupun libur, terkadang waktu senggang setiap keluarga tidaklah sama.
Oleh karena itu meskipun weekend libur, belum tentu bisa berkumpul. Bisa dibilang mencari momen berkumpul itu tidaklah mudah. Dan peluang terbesar adalah ketika libur panjang. Ketika sebuah keluarga terbentuk, dua atau tiga dekade berikutnya akan terbentuk keluarga-keluarga yang baru dan begitu seterusnya. Keluarga bagaikan sebuah pohon besar. Semakin pohon bertumbuh, semakin banyak pula cabang-cabang yang bermunculan.
Ironis dan menyedihkan. Setelah beberapa generasi, bukan menjadi
semakin kokoh, karang raksasa komunikasi malah terkikis pelahan-lahan, menyisakan karang kecil seiring dengan tidak pernah berhentinya waktu. Oleh sebab itulah, sebagai anggota keluarga, ada kewajiban untuk meramah-tamahi siapapun anggota keluarga yang datang berkunjung. Demi kembali membangun dan merekonstruksi ulang pondasi keluarga yang mulai roboh. Sambut mereka dengan hangat, jabat tangan tangan mereka dan persilakan mereka untuk masuk. Ciptakan suasana hangat dan ceria. Ajak mereka untuk makan malam bersama. Tidak pelu memasak makanan mewah, cukup dengan masakan sederhana yang biasa disajikan saja. Bukan kemewahan melainkan haru kekeluargaanlah yang dibutuhkan. Jika ada beberapa keluarga yang kehilangan komunikasi, segeralah hubungi mereka kembali. Hal yang paling menyedihkan adalah lapar dan sendirian, lapar akan kehangatan keluarga dan sendirian di dalam keramaian orang-orang. Jalinlah hubungan baik karena keluarga yang harmonis belum tentu dimiliki semua orang. Bahkan jikalau suatu saat nanti kita membutuhkan bantuan, mereka akan dengan senang hati membantu.
Sebab
itulah
fungsi
utama
keluarga,
dukungan baik moral maupun material.
Ahmad Wava Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6 Universitas PGRI Semarang