Sie sind auf Seite 1von 41

BAB I

Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga


Negara
A. Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Hak Warga Negara
Pemerintah Indonesia memberikan hak kepada warga Negara untuk bias
menunaikan hak pribadinya, baik sebagai makhluk individu mapun makhluk
sosial. Pemberian hak ini. Pemberian hak ini merupakan bentuk kewajiban
pemerintah dalam menjalankan dan melindungi harkat dan martabat
manusia khususnya warga negara Indonesia. Oleh karena itu, setiap warga
Negara diberikan jaminan atas pemenuhan kebutuhan untuk menjalankan
haknya. Keseriusan pemerintah terhadap hak warga Negara terlihat dalam
UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945. Hak warga Negara yang
terdapat dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 dapat dibedakan
menjadi beberapa hak secara social dan individu. Hak hak secara social
antara lain hak mendapatkan kedudukan yang sama di dalam hokum dan
pemerintahan. Hak secara individu antara lain hak untuk hidup dan
mempertahankan kehidupannya, serta hak mendaatkan perlindungan diri,
keluarga, kehormatan, martabat, dan hatra benda yang berada dibawah
kekuasaannya.
Selain itu, dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 bisa dilihat
pengklasifikasian hak berdasarkan politik, hukum dan pemerintahan, ekonomi
social budaya, serta pertahanan dan keamanan Negara. Dalam UUD Negara
Republic Indonesia Tahun 1945 juga diatur secara khusus tentang hak asasi
manusia.
Pengertian hak asasi manusia berbeda dengan hak warga Negara. Hak
asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia,
sedangkan hak warga Negara adalah seperangkat hak yang melekat pada diri
manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah Negara. Hak
asasi bersifat universal, tidak terpengaruh status kewarganegaraan
seseorang. Akan tetapi hak warga Negara dibatasi oleh status
kewarganegaraannya.
Hak hak warga Negara dapat dipahami satu per satu dalam uraian singkat
berikut.
a. Bidang politik
Hak hak politik merupakan salah satu hak warga Negara dalam sebuah
Negara demokrasi. Kegiatan warga Negara dalam kehidupan bernegara
merupakan kegiatan politik. Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak
politik sebagai berikut.
1) Ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum.
2) Berpartisipasi membangun roda pemerintahan.
3) Menjadi elemen penting dalam aspek politik.
4) Membentuk partai politik.
5) Kebebasan berpendapat, mengeluarkan pikiran secara lisan atau
tulisan.

Beberapa pasal yang mengatur hak warga Negara dalam bidang politik
antara lain terdapat dalam pasal 1 ayat (2), pasal 6A ayat (1), pasal 18
1

ayat (3) dan (4), pasal 19 ayat (1), pasal 22E ayat (4), dan pasal 28 UUD
Negara Republic Indonesia Tahun 1945. Ketentuan tersebut mengatur
tentang hak warga negar dalam bidang politik meliputi hak ikut serta
dalam pemilihan umum dan hak atas kemerdekaan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisann. Selain
itu, setiap warga Negara Indonesia memiliki hak dan kedudukan yang
sama dalam bidang hukum dan pemerintahan sebagaimana ditegaskan
dalam pasal 27 ayat (1) UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945.
b. Bidang Hukum dan Pemerintahan
Hak warga Negara dalam bidang hukum dan pemerintahan ditegaskan
dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 meliputi hak hak
berikut.
1) Hak menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecuali
(pasal 27 ayat (1)).
2) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D
ayat (1)).
3) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan (pasal 28D ayat(3)).
c. Bidang Ekonomi
Hak warga negara dalam bidang ekonomi secara implicit ditegaskan
dalam pasal 33 ayat (1-5) UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945.
Pasal tersebut juga menjelaskan tentang kewajiban pemerintah untuk
menciptakan system ekonomi yang menyejahterakan rakyat. Selain itu,
setiap warga Negara Indonesia memiliki hak untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara serta usaha serta dalam upaya pembelaan Negara
serta usaha pertahanan dan keamanan Negara sesuai ketentuan pasal 27
ayat (3) dan pasal 31 ayat (1) UUD Negara Republic Indonesia Tahun
1945.
d. Bidang Sosial Budaya
Hak warga Negara Indonesia dalam bidang sosial dan budaya diatur
dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 meliputi hak hak
berikut.
1) Hak
atas
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan(pasal 27 ayat (2).
2) Hak atas kebebasan beragama dan beribadah (pasal 29 ayat (2)).
3) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31 ayat (1)).
4) Hak memelihara dan mengembangkan nilai nilai budaya (pasal 32 ayat
(1 dan 2)).
5) Hak mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 1-4).
e. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Hak warga Negara Indonesia dalam bidang pertahanan dan keamanan
yang diatur dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 meliputi
hak hak berikut.
1) Hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (pasal
27 ayat (3)).
2) Hak ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan Negara (pasal
30 ayat (1)).
Berdasarkan hak hak warga Negara diatas, Jimly Asshiddigie
berpendapat bahwa hak warga Negara Indonesia meliputi hak
konstitusional dan hak hukum. Hak konstitusional adalah hak hak yang
dijamin di dalam dan oleh UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945,
sedangkan hak hak hukum timbul berdasarkan jaminan undang undang
dan perundang undangan di bawahnya. Secara umum dijamin warga
Negara Indonesia secara konstitusional diatur dalam pasal 27-34 UUD
2

Negara Republic Indonesia Tahun 1945. Adapun hak hak hukum warga
Negara Indonesia diatur dalam peraturan operational seperti Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2000 tebtang perlindungan anak.

2. Kewajiban Warga Negara


Kewajiban warga Negara berbeda dengan kewajiban asasi. Kewajiban
asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang, tidak terbatas pada
status kewarganegaraan yang dimiliki seseorang. Adapun kewajiban
warga Negara hanya berlaku bagi warga negar Indonesia, tidak berlaku
bagi warga Negara asing. Meskipun demikian, cakupan kewajiban warga
Negara lebih luas, yaitu mencakup kewajiban asasi.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, seorang warga negar
mempunyai kewajiban sosial secara vertical kepada pemerintah dan
secara horizontal kepada masyarakat. Pemenuhan kewajiban secara
vertical merupakan pemenuhan ewajiban negar warga Negara terhadap
Negara. Setiap warga Negara mempunyai kewajiban menciptakan tatanan
kehidupan Negara yang aman dan damai. Kondisi tersebut akan tercipta
melalui kerja sama antara pemerintah dan warga Negara. Pemerintah
mempunyai kewajiban memberikan kesejahteraan kepada warga Negara.
Warga negara mempunyai kewajiban mendukung program program
pemerintah yang dapat memberikan manfaat kepada bangsa Indonesia.
Bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh warga Negara dapat berupa
menjaga nama baik Negara, membayar pajak dan retribusi, serta
melaksanakan peraturan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemenuhan
kewajiban yang dilakukan warga Negara merupakan bagian dari tanggung
jawab warga Negara.
Pemenuhan kmewajiban secara horizontal merupaka pemenuhan
kewajiban antarwarga Negara. Setiap warga Negara mempunyai
kewajiban menciptakan hubungan harmonis antarwarga Negara. Kondisi
tersebut akan tercipta apabila setiapa warga Negara biasa menunaikan
kwajiban dengan baik. Kewajiban yang harus ditunaiukan oleh warga
Negara merupakan bentuk tanggung jawab warga Negara dalam
menciptakan hubungan yang selaras dan serasi dalam konteks berbangsa
dan bernegara. Bentuk kewajiban Negara yang harus ditunaikan antara
lain mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai, tolong
menolong, serta mengedepankan sikap toleransi yang tinggi. Ntiga hal
tersebut merupakan kewajiban warga negara secara horizontal dalam
rangka mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang selaras,
serasi dan seimbang
Undang Undang Dasar Negara Republic Indonesia Tahun 1945
menyebutkan mengenai kewajiban warga Negara secara vertical dan
horizontal. Beberapa kewajiban warga Negara secara vertical yang
terdapat dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 antara lain
kewajiban melakukan pembelaan Negara dan menaati hukum yang
berlaku. Beberapa kewajiban warga Negara secara horizontal yang
terdapat dalam UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945 antara lain
kewajiban menghormati hak asasi orang lain.
Itulah hakikat hak dan kewajiban warga Negara. Hak dan kewajiban
warga Negara memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat.
Seseorang mendapatkan hak karena sudah memenuhi kewajiban. Selain
itu, hak yang didapat seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang
dipenuhi orang lain. Hak dan kewajiban warga Negara juga tidak dapat
dipisahkan karena kewajiban muncul hak hak dan sebaliknya. Hak dan
kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang, yaitu kewajiban
dilaksanakan terlebih dahulu baru melaksanakan hak. Dengan demikian,
3

akan tercipta keharmonisan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.


Sebaliknya, jika hak dan kewwajiban tidak seimbang, akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

B. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban


Warga Negara
1. Kasus Pelanggaran Warga Negara
Pelanggaran berasal dari kata langgar yang berarti melanggar. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelanggaran diartikan sebagai perbuatan
atau perkara melanggar dan tindak pidana yang yang lebih ringan
daripada kejahatan. Istilah pelanggaran menunjukkan adanya seseorang
yang melakukan suatu hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum.
Jadi, pelanggaran diartikan sebagai perbuatan yang berlawana,
bertentangan, tidak sesuai atau menyalahi aturan hukum. Jika dikaitkan
dengan pelanggaran hak warga Negara berarti suatu perbuatan yang
melanggar ketentuan ketentuan mengenai hak warga Negara, baik yang
dilakukan dengan sengaja maupun karena kelalaian.
Pelanggaran hak warga Negara tidak dapat terlepas dari lingkup
pelanggaran hak asasi manusia karena hak hak yang dimiliki warga
Negara merupakan bagian dari hak asasi manusia. Berdasarkan pasal 1
angka 6 Undang Undang Nomor 39 Tahun tentang Hak Asasi Manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
Negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,
membatasi, dan/atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang undang dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan orang termasuk aparat Negara, baik sengaja maupun tidak
sengaja dengan membatasi/mencabut hak warga Negara Negara lain
yang dijamin undang undang.
a. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak Warga Negara
Pelanggaran hak warga Negara dapat dikatakan sebagai perbuatan
melawan hukum. Suatu perbuatan melawan diartikan sebagai
perbuatan melanggar hak orang lain dan bertentangan dengan
kewajiban hukum atau bertentangan dengan asas kesusilaan dan
kepatuhan dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap hak warga
Negara dikatakan sebagai perbuatan hukum karena perbuatan
tersebut tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan dengan
hukum pidana, tetapi perbuatan yang bertentangan dengan undang
undang lainnya sekaligus bertentangan dengan ketentuan hukum yang
tertulis.
Perbuatan melanggar hak warga Negara ataupun melanggar
hukum akan menimbulkan kerugian pada orang lain. Kerugian yang
ditimbulkan tidak hanya harta benda, tetapi meliputi kepentingan
kepentingan orang lain atau masyarakat seperti tubuh, jiwa, dan
kehormatan. Tiap tiap perbuatan melanggar hak warga Negara yang
membawa kerugian pada orang menghapuskan seseorang yang
melanggar hak mengganti kerugian atas perbuatan yang telah
dilakukan.
Pelanggaran terhadap hak warga Negara dapat terjadi secara
vertical ataupun horizontal. Pelaku pelanggaran hak warga Negara
dapat berasal dari berbagai kalangan. Bahkan, palanggaran hak warga
Negara tidak hanya terjadi diruang public, tetapi juga terjadi dalam
wilayah privat seperti dalam keluarga. Terjadinya pelanggaran
4

terhadap hak warga Negara dapat disebabkan oleh berbagai faktor


diantaranya faktor kesengajaan, kelalaian, serta tanpa adanya faktor
kesengajaan dan kelalaian.
Pelanggaran hak warga Negara Indonesia karena faktor
kesengajaan berarti tindakan melanggar hak warga Negara yang
dilakukan secara sengaja dan sadar akan akibat dari tindakan yang
dilakukan. Pelanggaran hak yang diakibatkan faktor kelalaian berarti
perbuatan seseorang tanpa sengaja mengakibatkan kerugian bagi
orang lain. Dalam pelanggaran hak warga Negara terdapat hubungan
sebab akibat antara perbuatan yang tidak dilakukan dengan kjerugian
yang ditimbulkan.
Kurangnya rasa tanggung jawab masyarakat merupakan faktor
esensial penyebab terjadinya pelanggaran hak warga Negara.
Kurangnya rasa tanggung jawab yang melanda berbagai lapisan
masyarakat disebabkan masyarakat lebih memilih dan mengikuti hati
dan kemauan sendiri tanpa memikirkan orang lain. Hal tersebut
mengakibatkan orang dengan mudah menyalag gunakan kekuasaan
dan meremehkan tugas serta tidak memperhatikan hak orang lain.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran hak warga Negara sebagai berikut.
1. Terjadinya Krisis Moral dan Karakter Bangsa
Krisis moral dan karakter bangsa dapat melumpuhkan segala
aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Krisis moral dan karakter bangsa di Indonesia terjadi karena
masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengamalkan nilai nilai
pancasila, baik dalam sikap maupun dalam perilakun sehari hari.
Terjadinya krisis moral, mencerminkan rendahnya kesadaran
masyarakat Indonesia terhadap nilai kemanusiaan dalam hidup
bermasyarakat. Oleh karena itu, harus dikembangkan sikap saling
menghargai dan menghormati sehingga kepentingan masyarakat
dapat terakomodasi dengan baik dan mampu mengurangi
terjadinya pelanggaran hak terhadap orang lain.
2. Aparat Hukum yang Bertindak Sewenang wenang
Terdapat banyak kekuasaan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat. Kekuasaan tersebut bukan hanya kekuasaan
pemerintah, tetapi meliputi bentuk bentuk kekuasaan lain yang
terdapat dalam masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Lord
Acton, power tends to corrupt and absolute power corrupts
absolutely bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan dan seseorang yang
mempunyi
kekuasaan
tidak
terbatas
pasti
akan
menyalahgunakannya. Kecenderungan terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan oleh aparat Negara memang tidak dapat dipungkiri.
Oleh karena itu, diperlukan adanya jaminan penegakan hukum dan
pengembangan prinsip saling menghormati dan menghargai
sehingga tidak terjadi pelanggaran hak warga Negara.
3. Kesalahan dalam Mengimplementasikan Norma Norma dan P
emerintah Hukum
Terdapat banyak ketentuan yang diatur dalam norma dan
hukum. Dalam pelaksanaan norma dan hukum perlu penafsiran dan
menyesuaikan kondisi nyata dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Terjadinya kesalahan penafsiran dan
penerapan norma bias saja terjadi. Penafsiran hukum yang
dilakukan aparat pemerintah dapat saja keliru dan mengakibatkan
terjadinya pelanggaran hak warga Negara.
5

b. Bentuk Bentuk Pelanggaran Hak Warga Negara


Setiap individu tidak bias hidup sendiri tanpa orang lain. Oleh
karena itu, antara individu satu dan individu yang lain saling berin
teraksi membentuk sebuah kelompok yang disebut masyarakat.
Individu sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban
tertentu sesuai dengan kedudukan atau statusnya. Setiap individu
mempunyai lebih dari satu kedudukan, misalnya anda mempunyai
kedudukan sebagai anak, pelajar, warga masyarakat, dan warga
Negara. Dalam setiap kedudukan anda mempunyai hak dan kewajiban
sebagai warga negaa yang telah dijamin secara konstitusional dalam
UUD Negara Republic Indonesia Tahun 1945.
Dalam kehidupan sehari hari sering dijumpai bahwa pemenuhan
hak dan kewajiabn tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya
sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak warga Negara.
Pada dasarnya, pelanggaran hak warga Negara bias terjadi karena
adanya pengabaian terhadap kewajiban warga Negara. Antara hak dan
kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Apabila
ada hak, pasti ada kewajiban yang mengikutinya. Apabila seseorang
atau aparat Negara melakukan pelanggaran hak, dapat dikatakan
bahwa ia telah melalaikan kewajibannya. Sebaliknya, apabila
seseorang atau aparat Negara melaksanakan kewajibannya ia telah
membariakn jaminan hak kepada orang lain.
Setiap warga Negara mempunyai hak. Denagan adanya jaminan
mengenai hak warga Negara, setiap orang dilarang melanggar hak
orang lain. Apabila ada orang yang melanggar hak orang lain, akan
mendapatkan sanksi sesuai hukuman yang berlaku. Salah satu contoh
kasus pelanggaran hak sebagai warga Negara Indonesia adalah
tindakan mengubah peruntukan atau fungsi jalan.
Mengapa mengubah fungsi jalan merupakan pelanggaran hak
warga Negara? Mengubah peruntukan atau fungsi jalan merupakan
tindakan pelanggaran hukum terhadap hak mobilisasi warga Negara.
Pelanggaran terhadap hak mobilisasi warga Negara tersebut dapat
bersal dari perilaku dalam berlalu lintas maupundari kondisi jalan raya,
seperti memarkir kendaraan di badan jalan, berhenti di sembarangan
tempat baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan masih
banyak lagi.
Pentingnya keberadaan jalan sebagai media mobilitas
(pergerakan atau perpindahan) warga Negara diatur secara jelas
dalam pasal 1 angka 11 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Lalu
Lintas dan Angkatan Jalan yang menjelaskan bahwa,Ruang lalu lintas
jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas
pendukung. Aturan ini nmensyaratkan bahwa fungsi dan peranan
jalan tidak boleh diubah atau dirusak karena melanggar hukum
sebagaimana telah diatur dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkatan Jalan.
Selain kasus tersebut, ada beberapa contoh kasus sebagai
bentuk pelanggaran hak warga Negara Indonesia seperti yang
dijelaskan pada table berikut
No
1.

Bidang
Bidang politik

Bentuk Pelanggaran Hak Warga


Negara yang Dilanggar
Tenaga kerja Indonesia yang ada
diluar
negeri
tidak
dapat
6

Ketentuan Hukum
Pasal
UUD

6A ayat (1)
1945
(Hak

menngunakan hak pilih dalam


pemilihan umum presiden dan
wakil
presiden
karena
keterbatasan kertas suara yang
tersedia.
Seorang
pemimpin
yang
mengambil
keputusan
danmenetapkan kebijakan tanpa
mendengarkan
pendapat
dari
anggotanya ataupun pihak lain
yang berkompeten.
Orang-orang yang buta aksara,
tunanetra, dan lanjud usia yang
menjadi pemilih dalam pemilu
tidak dapat menggunakan hak
politiknya secara maksimal karena
konsep
kertas
suara
pemilu
legislatif yang tidak mendukung
keterbatasan kemampuan para
pemilih.
Seorang warga Negara yang
sedang dirawat di rumah sakit
tidak bisa memberikan hak suara
karena tidak tersedia TPS berjalan
bagi para pasien.
Warga
Negara
yang
sudah
memenuhi syarat sebagai peilih
dalam pemilu legislatif, tetapi
tidak tercantum sebagai daftar
pemilih
tetap
berdasarkan
domisilinya.
Kasus pencemaran nama baik
yang bermula dari tulisan di media
sosial.

2.

Bidang hukum

Seorang terdakwa yang belum


mendapat putusan hukum tetap
mendapat perlakuan diskriminatif
dalam proses peradilan.

Terjadi kasus salah tangkap.

warga
Negara
memilih
presiden
dan wakil presiden).

Pasal 1 ayat (2) UUD


1945
(Kedaulatan
berada di tangan
rakyat
dan
dilaksanakan
menurut
undangundang dasar).
Pasal 19 ayat (1)
UUD
1945
(Hak
warga Negara dalam
memilih
anggota
DPR melalui pemilu).

Pasal 22C ayat (1)


UUD
1945
(Hak
warga Negara dalam
pemilihan
anggota
DPD
melalui
pemilu).
Pasal 22E ayat (1)
UUD 1945 (Pemilu
dilaksanakan secara
umum,
bebas,
rahasia, jujur, dan
adil).
Pasal 28 UUD 1945
(Hak warga Negara
dalam
berserikat,
berkumpul,
serta
mengeluarkan
pikiran dengan lisan
dan tulisan).
Pasal 27 ayat (1)
UUD
1945
(Hak
warga
Negara
mendapat
kedudukan
yang
sama dalam hukum
dan pemerintahan).
Pasal 27 ayat (1)
UUD
1945
(Hak
warga
Negara
mendapat
kedudukan
yang
sama dalam hukum
dan pemerintahan).

3.

Bidang
budaya

sosial

Pengusaha tidak member upah


sesuai standar, mempekerjakan
karyawan di bawah umur, dan
memperlakukan karyawan secara
tidak manusiawi.

Seseorang yang dengan sengaja


melakukan perbuatan agar orang
lain tidak dapat menjalankan
ibadah. Misalnya, Ani bertemu ke
rumah Budi saat Budi akan pergi
ke gereja dan Ani memaksa Budi
menemani pergi ke tempat lain.

Angka putus sekolah cukup tinggi

4.

4.

Bidan ekonomi

5.

Bidang
pertahanan dan
keamanan

Seorang bayi dari keluarga kurang


mampu ditolak beberapa rumah
sakit untuk mendapat pengobatan.
Keluarga
pasien
mendatangi
beberapa rumah sakit pemerintah
dan swasta meminta segera
melakukan
tindakan
operasi,
tetapi semua rumah sakit yang
didatangi
menolak
melakukan
penanganan
dengan
berbagai
alasan seperti tidak ada alat, tidak
ada ruang rawat inap, dan
meminta uang muka.
Mengubah peruntukan atau fungsi
jalan
merupakan
pelanggaran
terhadap hak mobilitas warga
Negara. Sebagai contoh, Bu Siti
berjualan di trotoar atau sebagian
bahu jalan raya.
Menibun BBM ketika ada prediksi
kenaikan harga BBM dalam waktu
dekat sehingga BBM langka.

Perekrutan
peserta
lomba
pramuka di sebuah sekolah tidak
dilakukan secara terbuka dan
siswa lain tidak diberi kesempatan
berpartisipasi mengikuti kegiatan
tersebut.
Tidak
tersedianya
fasilitas
8

Pasal 27 ayat (2)


UUD
1945
(Hak
warga negara dalam
mendapatkan
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
begi
kemanusiaan).
Pasal 29 ayat (2)
UUD
1945
(Kebebasan
dalam
memeluk
agama
dan
beribadah
menurut
kepercayaan
dan
agamanya masingmasing).
Pasal 31 ayat (1)
UUD
1945
(Hak
warga
negara
mendapat
pendidikan).
Pasal 34 ayat (2)
UUD
1945
(Hak
mendapat jaminan
sosial
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang
lemah
dan
tidak
mampu
sesuai
dengan
martabat
kemanusiaan).

Pasal 34 (3) UUD


1945
(Hak
atas
fasilitas pelayanan
kesehatan
dan
fasilitas pelayanan
umum yang layak).
Pasal 33 ayat (3)
UUD
1945
(Hak
kesejahteraan sosial
dari kekayaan alam
yang dikuasai oleh
Negara).
Pasal 27 ayat (3)
UUD
1945
(Hak
warga Negara ikut
serta dalam upaya
pembelaan negara).
Pasal

30

ayat

(1)

pendukung bagi warga yang ingin


berpartisipasi
dalam
usaha
mempertahankan
kedaulatan
Negara.

UUD
1945
(Hak
warga Negara ikut
serta dalam usaha
pertahanan
dan
keamanan Negara).

2. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Pengingkaran kewajiban berasal dari kata pengingkaran dan
kewajiban. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengingkaran berarti
cara, proses, perbuatan mengingkari. Mengingkari sendiri berarti tidak
melaksanakan atau tidak mengaku/tidak membenarkan. Adapun
kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh
seseorang dengan penuh tanggung jawab. Kewajiban warga Negara
Indonesia diatur dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945.
Kewajiban warga Negara Indonesia dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang antara lain bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum,
bela Negara, serta pertahanan dan keamanan. Di bidang ekonomi, setiap
warga Negara Indonesia memiliki kewajiban membayar pajak dan
retribuusi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Ketentuan tersebut ditegaskan secara eksplisit dalam pasal 23A Undang
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Dibidang sosial, setiap
warga Negara Indonesia diwajibkan mengikuti pendidikan dasar
sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (2) Undang Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam bidang politik dan hukum, warga
Negara
mempunyai
kewajiban
menjunjung
tinggi
hukumdan
pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Setiap warga Negara wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara yang tercantum dalam pasal
31 ayat (1) Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa tiap tiap warga Negara berkewajiban ikut serta dalam
usaha mempertahankan dan menjaga keamanan Negara dari segala
benntuk ancaman, baik dari dalam maupun dari luar.
a. Penyebab Terjadinya Pengingkaran Kewajiban
Pengingkaran kewajiban sebagai warga Negara Indonesia berarti
seorang warga Negara tidak menjalankan dan tidak mematuhi
tugas, tanggung jawab, serta kewajiban sebagai warga Negara
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa setiap warga Negara Indonesia dapat
melakukan pengingkaran kewajiban warga Negara. Setiap
perbuatan malaikat atau pengingkari kewajiban termasuk
perbuatan melawan hukum.
Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkut yang lebih
luas dibandingkan perbuatan pidana. Perbuatan melawan hukum
tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan dengan
hukum pidana, tetapi juga mencakup perbuatan yang bertentangan
dengan hukum lainnya dan ketentuan hukum tidak tertulis.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan kepentingan yang
berbeda
beda.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
dan
melaksanakan kepentingan tersebut manusia akan melakukan
segala cara, bahkan sering melakukan tindakan melanggar hukum.
Dalam kenyataannya, saat ini banyak masyarakat yang
mengabaikan peraturan sehingga banyak yang tidak melaksanakan
kewajiban. Salah satu contohnya seseorang melanggar peraturan

lalu lintas karena tidak mengetahui telah ada peraturan lalu lintas
yang baru.
Ada beberapa latar belakang yang menyebabkan seseorang
melakukan pengingkaran kewajiban sebagai warga nmegara
Indonesia. Berikut beberapa contohnya.
1) Mengingkari Kewajiban karena Ketidaktahuan dan Kurang
Kesadaran Warga Negara Terhadap Hukum.
Pada hakikatnya, settiap manusia tahu tentang
keberadaan hukum karena hukum berada di tengah tengah
masyarakat. Hukum selalu mengikuti kehidupan masyarakat
karena jika ada masyarakat, di situlah ada hukum. Akan
tetapi, di Indonesia banyak peraturan atay undang undang
yang telah dibuat pemerintah tidak dapat menyentuh seluruh
lapisan masyarakat. Artinya , masyrakat masih awam dengan
segala peraturan yang dibuat pemerintah. Hal tersebut bias
terjadi karena kesadaran dan rasa ingin tahu masyarakat
terhaadap aturan hukum rendah atau Karena kurangnya
sosialisasi dari pemerintah. Masyarakat cenderung apatis dan
memili mengabaikan kewajiban yang diatur oleh hukum demi
terlaksananya kepentingan mereka. Misalnya, orang tua
kurang sadar pentingnya pendidikan sehingga membiarkan
anaknya tidak sekolah bahkan melarang mereka sekolah.
2) Mengingkari Kewajiban karena Memiliki Kekuasaan
Banyak orang yang memiliki kekuasaan atau jabatan
tinggi merasa bahwa kekuasaan yang dimiliki adalah segala
galanya sehingga tidak memedulikan kewajiban kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh setiap warga Negara yang
diatur dalam peraturan perundang undangan. Oleh karena
itu, banyak terjadi kasus penyah gunaan kekuasaan seperti
seseorang yang memiliki kekuasaan yang tinggi dapat
memanipulasi
pembayaran
pajak
penghasilan
bagi
kepentingannya.
3) Mengingkari Kewajiban karena Kesengajaan
Seseorang dengan sadar dan sengaja melakukan
perbuatan
sebagai
bentuk
pengingkaran
terhadap
kewajibannya dan sadar bahwa tindakan yang dilakukan
akan menimbulkan suatu konsekuensi. Misalnya, seorang
warga Negara sengaja menerobos lampu merah dan dia
sadar
bahwa
tindakan
yang
dilakukan
ddapat
membahayakan diri sendiri atau pengguna jalan lain.
4) Mengingkari Kewajiban karena Terpaksa
Seseorang dengan sadar dan sengaja melanggar aturan
atau kewajiban karena terpaksa dengan alas an alas an
tertentu. Misalnya, seseorang terpaksa menerobos lampu
merah karena dalam keadaan tergesa gesa membutuhkan
pengobatan di rumah sakit. Orang tersebut mengetahui
menerobos lampu merah merupakan pelanggaran terhadap
peraturan lalu lintas dan ada sanksinya, tetapi terpaksa
menerobos karena menyelamatkan kondisi seseorang
5) Mengingkari Kewajiban karena Kelalaian
Mengingkari kewajiban karena kelalaian berarti seseorang
mengabaikan suatu tindakan yang mestinya dilakukan
sehingga mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Di sisi
lain, perbuatan lalai terhadap kewajiban dapat melanggar
hak orang lain.
10

Perbuatan mengingkari kewajiban warga Negara ataupun


melanggar hukum akan mengakibatkan ketidakseimbangan
diantara
berbagai
kepentingan
dalam
masyarakat.
Ketidakseimbangan dalam masyarakat akan melemahkan
kepentingan orang yang telah dilanggar, tetapi juga akan
memengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Pada dasarnya, perbuatan mengingkari kewajiban akan
menimbulkan kerugian pada orang lain. Kerugian yang
ditimbulkan tidak hanya mencakup harta benda, tetapi juga
kepentingan kepentingan orang lain atau masyarakat seperti
tubuh, jiwa dan kehormatan. Jadi, setiap perrbuatan
mlanggar hukum akan berakibat terhadap kepentingan
masyarakat, tidak hanya kepentingan perseorangan. Inilah
yang menyebabkan timbulnya tuntutan agar kepentingan
seseorang harus dilindungi.
b. Bentuk Bentuk Pengingkaran Kewajiban
Hak dan kewajiban hendaknya dilaksanakan secara seimbang.
Artinya, untuk mendapatkan hak kita hendaknya melaksanakan
kewajiban terlebih dahulu. Akan tetapi, tidak jarang ada orang yang
berpikiran pragmatis. Mereka lebih mengutramakan hak dari pada
kewajiban. Pada akhirnya, terjadi berbagai bentuk pengingkaran
kewajiban. Terjadinya bentuk pengingkaran kewajiban menunjukkan
adanya fenomena ketidakteraturan dalam pemenuhan hak dan
kewajiban.
Adapun perbuatan yang dapat dikatakan sebagai pengingkaran
kewajiban sebagai warga Negara Indonesia seperti berikut.
No

Bidang

Bentuk Pengingkaran Kewajiban Warga


Negara Indonesia
Sebuah keluarga mengisi liburan
dengan bertamasya ke suatu tempat
objek wisata tanpa membayar uang
masuk objek wisata.

1.

Bidang ekonomi

2.

Bidang sosial

Seorang anak yang duduk di kelas V


SD memutuskan berhentu atau tidak
melanjutkan sekolah demi membantu
orang tua mencari uang.

3.

Bidang politik
dan hukum

Peserta kampanye yang berkonvoi di


jalan raya tanpa menggunakan
perlengkapan standar berkendaraan
dan banyak melakukan pelanggaran
peraturan lalu lintas.

Wajib pajak tidak membayar kepada


Negara, baik itu pajak bumi dan
11

Ketentuan
Hukum
Pasal 23A UUD
1945 (kewajiban
warga Negara
membayar
pajak, retribusi,
dan pungutan
lainnya yang
diterapkan
pemerintah).
Pasal 31 ayat (2)
UUD 1945
(kewajiban
menngikuti
pendidikan
dasar).
Pasal 27 ayat (1)
UUD 1945
(kewajiban
warga Negara
dalam
menjunjung
hukum dan
pemerintahan).
Pala 27 ayat (1)
UUD 1945

bangunan, pajak kendaraan bermotor,


maupun retribusi parker.

4.

Bidang
pertahanan dan
keamanan

Seorang warga menolak


melaksanakan kewajiban ronda malam
yang telah dijadwalkan oleh seluruh
warga secara musyawarah.
Berpartisipasi dalam kegiatan
siskamling/ronda malam merupakan
salah satu bentuk keikutsertaan warga
Negara dalam upaya pembelaan
Negara.
Seseorang sengaja melakukan
tindakan yang dapat mengusik
ketentraman masyarakat merupakan
salah satu bentuk tindakan
mengingkari kewajiban menjaga
keamanan Negara. Sebagai contoh,
seorang pemuda selalu membuat
keributan di lingkungan masyarakat.

12

(kewajiban
warga Negara
dalam
menjunjuung
hukum dan
pemerintahan).
Pasal 27 ayat (3)
UUD 1945
(kewajiban
warga Negara
ikut serta dalam
upaya
pembelaan
Negara).
Pasal 30 ayat (10
UUD 1945
(kewajiban
warga Negara
ikut serta dalam
usaha
pertahanan dan
keamanan
Negara).

BAB II
Integrasi Nasional
A. Ancaman Membangun Integrasi Nasional
1. Konsep Integrasi Nasional bagi Keutuhan Bangsa dan Negara
Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
berbunyi Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republic.
Ada dua hal pokok yang terdapat dalam pasal 1 ayat (1) tersebut, yaitu
Negara kesatuan dan Negara republik. Kkedua hal tersebut mengandung
nilai filosofi yang tinggi. Oleh karena itu, Negara kesatuan dan Negara
republik memiliki arti pokok bagi bangsa Indonesia. Konsep Negara
kesatuan bagi Indonesia bukan hanya dilihat dari dari segi politik,
melainkan dilihat dari segi sosial budaya dan letak geografis. Berdasarkan
segi politik, Indonesia sebagai Negara kesatuan menunjuk pada proses
penyelenggaraan Negara yang tidak mengakui adanya Negara lain dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut menunjukkan
bahwa konsep bentuk Negara Indonesia bukan bentuk Negara federal
atau serikat. Berdasarkan dari segi sosial budaya, Indonesia memiliki
masyarakt yang majemuk. Kemajemukan masyarakat indnesia dapat
dilihat dari keragaman suku, agama, ras, golongan, dan budaya.
Walaupun masyarakat Indonesia dibangun atas latar belakang masyarakat
yang beragam, konsep yang dianut bangsa Indonesia adalah kesatuan
yang didasarkan kepada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Berdasarkan segi letak geografis, Indonesia terdiri atas 13.466 pulau. Oleh
karena itu, Negara Indonesia disebut sebagai Negara kepulauan.
Walaupun Negara kepulauan, Indonesia tetap menngunakan konsep
Negara kesatuan. Sarana yang dijadikan sebagai pemersatu adalah laut.
Walaupun secara fisik laut tampak sebagai pemisah antarpulau, bagi
bangsa Indonesia laut merupakan sara penghubung antarpulau. Oleh
karena tu, konsep kesatuan berdasarkan letak geografis menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang satu.
Indonesia adalah Negara republik. Dalam implementasi sebagai Negara
republik, Indonesia menerapkan asas kesamaan dalam mekanisme
pemilihan kepala Negara. Setiap warga Negara memiliki hak sama
menjadi kepala Negara Indonesia. Oleh karena itu, pemilihan kepala
Negara bersifat terbuka bagi setiap warga Negara. Hal ini berarti
pemilihan kepala Negara tidak ditentukan atas perbedaan yang ada dalam
masyarakat. Setiap orang diberikan hak untuk menjadi kepala Negara.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan pemilihan
bentuk pemerintahan republik telah menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa majemuk yang mendapatkan perbedaan
bukan sebagai penyebab terjadinya konflik, melainkan sebagai sarana
menyatukan masyarakat Indonesia yang beragam.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencapai integrasi nasional.
Keberagaman yang ada dalam masyarakat merupakan tantangan besar
bagi pemerintah dan warga Negara dalam mencapai integrasi nasional.
Dibutuhkan dorongan yang besar untuk mencapai integrasi nasional.
Dorongan tersebut dapat dibentuk atau diciptakan dari dalam diri atau
luar diri individu. Contoh dorongan yang berasal dari diri yaitu sikap
terbuka dan berfikiran positif terhadap segala bentuk keragaman yang
13

ada. Setiap individu hendaknya bersifat terbuka dan berfikiran positif


bahwa setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama dalam
Negara. Walaupun bangsa Indonesia memiliki berbagai macam
keragaman, semua keragaman tersebut tidak ada yang bersifat superior.
Semua keragaman yang dimiliki masyarakat berkedudukan sama. Contoh
dorongan yang berasal dari luar antara lain munculnya gerakan gerakan
yang dianggap membahayakan kondosi Negara seperti aksi aksi terorisme
dan separatism. Dengan adanya fenomena tersebut vmasyarakat
terdorong untuk semakin memperkut rasa nasionalisme.
2. Bentuk Bentuk Ancaman Negara
Ancaman adalah setiap kegiatan, baik dari dalam maupun dari luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan
wilaya, dan keselamatan segenap bangsa. Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 41 Tahun 2010 tentang Kebikjakan Umum Pertahanan
Negara Tahun 2010-2014, ancaman dikategorikan menjadi dua yaitu
ancaman aktual dan ancaman potensial. Ancaman aktual adalah
ancaman yang menjadi pusat perhatian pemerintah dan membutuhkan
sinergisme yang tinggi dalam waktu lima tahun ke depan. Ancaman
potensial adalah ancaman yang menjadi perhatian pertahanan Negara
dalam jangka panjang.
Lebih lanjid ditegaskan bahwa ancaman aktual dan potensial meliputi
dua bentuk ancaman yaitu ancaman militer dan ancaman nonmiliter.
Ancaman militer adalah ancaman kekuatan bersenjata yang
terorganisasi, dinilai memiliki kemampuan membahayakan kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan
kekuatan senjata, tetapi jika dibiarkan akan membahayakan
kedaulatan Negara. Kedua ancaman ini akan memengaruhi terjadinya
integrasi nasional. Ringrongan berbagai bentuk ancaman, baik militer
maupun nonmiliter dapat menyebabkan pertahanan Negara tidak
stabil. Oleh karena itu, setiap komponen utama dan pendukung harus
siapa siaga setiap waktu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
dari segala ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri.bentuk
ancaman yang dapat mengganggu pertahanan Negara, sebagai
berikut.
a. Ancaman militer
1) Konflik Wilayah Perbatasan dan Keamanan Pulau
Pulau Kecil Terluar
Indonesia adalah Negara kepulauan yang
berbatasan dengan beberapa Negara antara lain
Singapura, Malaisia, Filipinba, Palau, Papua Nugini,
Timor Leste, India, dan Thailand. Oleh karena itu,
sangat dimungkinkan terjadinya konflik
perbatasan antar Negara. Jenis konflik ini jelas
sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. WIilayah perbatasan dapat
dijadikan sebagai wilayah sengketa yang pada
akhirnya bias mengancam terhadap luas wilayah
Negara. Indonesia dengan Malaysia pernah
terlibat konflikperbatasan. Pada saat itu terjadi
sengketa di wilayah Pulau Sipadan dan Pulau
Ligitan. Konflik perbatasan dapat diakibatkan
adanya perbedaan luas peta dari tiap tiap Negara
yang didasarkan pada sejarah tiap tiap Negara. Ini
14

salah satu yang mengakibatkan timbulnya konflik


di daerah perbatasan.
2) Terorisme
Terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan
salah satu ancaman serius terhadap kedaulatan
setiap Negara. Hal itu karena terorisme
merupakan kejahatan yang bersifat internasional
dan menimbulkan bahaya terhadap keamanan,
perdamaian dunia, serta merugikan kesejahteraan
masyarakat. Aksi terorisme bias dilatarbelakangi
oleh adanya kekecewaan kepada Negara, system
penyelenggaraan Negara, ideology yang
digunakan Negara, atau kegagalan Negara
memberikan hak hak dasar kepada warga Negara.
Aksi terorisme ini jelas jelas sangat
membahayakan kondisi Negara karena bias
dimungkinkan korban dari aksi terorisme adalah
warga sipil. Aksi terorisme pernah terjadi di
Indonesia pada rahun 201. Pada saat itu terjadi
peledakan bom di salah satu tempat hiburan di
Bali. Untuk mengenang para korban, pemerintah
membangun monument sebagai bentuk
penghormatan kepada para korban. Monumen
tersebut diberi nama Monumen Ground Zero.
3) Agresi Militer
Angresi adalah segala bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti orang lain secara
fisik maupun mental. Agresi militer dari suatu
Negara merupakan jenis ancaman yang
ditempatkan paling utama dalam penggolongan
ancaman yang membahayakan atau mengancam
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa Indonesia.
Penempatan agresi pada tingkat paling tinggi
berdasarkan eksistensi kedaulatan, keutuhan
eilayah, dan keselamatan bangsa.
4) Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaruan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau radikal.
Radikalisme ditandai olehh kecenderungan umum
sebagai berikut.
a) Radikalisme merupakan respon terhadap
kondisi yang sedang berlangsung. Respon
tersebut muncul dalam bentuk evaluasi,
penolakan, atau bahkan perlawakan.
b) Radikalisme tidak berhenti pada upaya
penolakan, tetapi terus berupaya
mengganti tatanan lain.
c) Kaum pendukung radikalisme memiliki
keyakinan yang kuat akan kebenaran
program atau ideology yang mereka
bawa. Kaum radikalisme
memperjuangkan keyakinan yang mereka

15

anggap benar dengan sikap emosional


yang menjurus pada kekerasan.
b. Ancaman Nonmiliter
1) Ancaman di Bidang Ideologi
Indonesia adalah Negara yang berideologi
pancasila. Oleh karena itu, segala sendi
kehidupan bangsa disesuaikan dengan nilai nilai
pancasila. Ideologi pancasila berada diantara
ideology besar lainnya, seperti ideoligi liberal dan
ideology komunis. Segenap warga Indonesia
hendaknya waspada dengan ancaman masuknya
ideology liberal dan ideology komunis karena
ideology liberal dan ideology komunis sangat
bertentangan dengan ideology pancasila.
Ideology liberal menekankan pada aspek
kebebasan individu, sedangkan ideology pancasila
berupaya menyeimbangkan antara upaya
pemenuhan hak individu dan kewajiban sosial
individu. Adapun ideology komunis menekankan
pada aspek ketidakadaan kelas sosial. Konsep
yang diusung ideology ini bersifat
menyamaratakan semuanya. Ideology pancasila
tidak menganut paham tersebut karena pancasila
memberikan individu kesempatan yang sama
dalam memperoleh haknya.
2) Ancaman di Bidang Politik.
Ancaman di bidang politik sangat membahayakan
terhadap kondisi perpolitikan Negara. Contohnya
kelpompok sepatisme. Sepatisme adalah paham
yang memunculkan gerakan untuk mendapatkan
kedaulatan dan memisahkan diri dari wilayah
Negara asalnya. Gerakan wilayah sepatisme
sangat membahayakan kedaulatan dan keutuhan
Negara. Di Indonesia pernah terjadi gerakan
kelompok sepatisme. Akan tetapi, pemerintah
berhasil menyelesaikan permasalahan tersebut.
Munculnya gerakan sepatisme bias disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain kesenjangan
sosial, ekonomi, dan perbedaan perlakuan
antardaerah. Gerakan ini dapat melakukan
provokasi dan intimidasi untuk menekan Negara.
Gerakan kelompok sepatisme tidak hanya berasal
dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar
negeri.
Contoh lain ancaman bidang politik yang sangat
membahayakan kondisi perpolitikan Negara
adalah cyber crime. Chiber crime merupakan jenis
kejahatan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan peralatan teknologi. Kejahatan ini
dapat memberikan akibat yang sangat besar
kepada individu, bahkan Negara. Biasanya
kejahatan ini dilakukan dengan memasukkan
logic bomb dan virus computer pada system
computer yang dituju sehingga data data atau
16

program computer tidak bias digunakan.


Kejahatan ini bias digunakan untuk perang politik
antarnegara. Ancaman jenis ini sedang marak
terjadi dalam bentuk pencurian dokumen Negara
yang dilakukan oleh Negara atau individu untuk
kepentingan sendiri.
3) Ancaman di Bidang Ekonomi
Kelangkaan energy merupakan ancaman bagi
Negara, khususnya dalam bidang ekonomi.
Kelangkaan energy dapat berbentuk
berkurangnya pasokan pasokan energy yang
beredar dalam masyarakat. Hal ini dapat
dipengaruhi berbagai faktor antara lain
menipisnya SDA sebagai bahan baku, terjadinya
permainan usaha oleh kalangan pemilik modal,
dan penimbunan energy oleh para pelaku uaha.
Selain itu, kegiatan illegal termaksud ancaman
nonmiliter pada Negara. Contoh kegiatan illegal
yaitu illegal fishing(pencurian ikan) dan illegal
loggin(pencurian kayu). Kegiatan tersebut jelas
akan mengancam SDA yang dimili masyarakat.
Oleh karena itu, kelangkaan energy dan kegiatan
illegal merupakan dua bentuk ancaman pada
Negara.
Contoh lain bentuk ancaman nonmiliter di bidang
ekonomi adalah krisis financial. Krisis financial
dapat memburuk kondisi keuangan Negara. Hal
ini pernah terjadi di Indonesia pada 1997/998 dan
tahun 2008. Akan tetapi, krisis financial yang
terjadi pada tahun 2008 karena pengaruh
keuangan Amerika Serikat yang mengalami deficit
dalam hal fiscal, perdagangan, dan neraca
perdagangan. Krisis pada tahun 1998 terjadi
akibat adanya pengaruh keuangan Thailand.
Kondisi ini mengakibatkan deprisiasi nilai tukar
mata uang. Dengan adanya krisis financial yang
berdampak global tersebut jelas sangat
mengancam perekonomian nasional. Oleh karena
itu, Negara harus siap apabila suatu saat terjadi
lagi krisis financial.
4) Ancaman di Bidan Sosial Budaya
Ancaman dibidang sosial budaya bentuknya
antara lain konflik horizontal, pemanasan global,
pencemaran lingkungan, dan pandemik. Bentuk
ancaman di bidang sosial budaya akan secara
langsung terasa oleh rakyat karena jenis ancaman
ini bersifat universal dan sistematis. Rakyat dan
pemerintah akan terkena langsung dampak dari
ancaman tersebut.
Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi
antarindividu atau kelompok yang sekelas atau
sederajat. Konflik horizontal bias diakibatkan oleh
keragaman yang ada dalam masyarakat.
Masyarakat Indonesia dibangun atas keragaman
17

agama, suku, dan adat istiadat. Jenis konflik ini


bisa mengancam keutuhan bangsa dan Negara
Indonesia. Banyak hal yang dapat ditimbulkan
akibat terjadinya konflik horizontal antara lain
munculnya sifat etnosentrisme, lunturnya rasa
persatuan dan kesatuan, serta menurunnya jiwa
nasionalisme.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu
permukaan bumi yang diakibatkan oleh
menumpiknya gas gas yang menimbulkan efek
rumah kaca di lapisan atmosfer bumi. Akibat
kejadian tersebut, panas bumi menjadi tertahan di
lapisan bawah atmosfer. Pada gilirannya
menyebabkan suhu bumi naik. Apabila suhu bumi
naik, lapisan es yang ada di kutub utara dan
selatan akan mencair. Ini mengakibatkan naiknya
permukaan laut. Dengan meningkatnya
permukaan air laut, puiau pulau kecil dan daerah
pantai akan tergenang air laut. Selain terjadinya
perubahan suhu, pemanasan global akan
memengaruhi iklim dan cuaca. Apabila hal
tersebut terjadi, akan membahayakan kondisi
suatu Negara, terutama Negara kepulauan.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasuki makhluk hidup, zat energy, dan atau
komponen lain kedalam lingkungan. Pencemaran
lingkungan dapat diakibatkan oleh ulah manusia
yang tidak pandai menjaga lingkungan. Hal
tersebut berakibat lingkungan tidak dapat
berfungsi sesuai peruntutannya. Terjadinya
pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh
kabut asap. Adanya kabut asap dapat
memengaruhi kesehatan masyyarakat.
Masyarakat akan lebih muda terkena penyakit
pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan
akut(ISPA). Selain itu, apabila masyarakat tidak
menjaga kesehatan lingkungan akan
mengakibatkan munculnya berbagai macam
penyakit.
Pandemic adalah kondisi terjangkitnya penyakit
menular pada banyak orang dalam daerah
geografis yang luas. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia(WHO), suatu pandemic
dikatakan terjadi apabila ketiga syarat terpenuhi.
Syarat suatu wabah dikatakan sebagai pandemic
sebagai berikut.
a) Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan
suatu hal baru pada populasi bersangkutan.
b) Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia
dan menyebabkan sakit serius.
c) Agen penyebab penyakit menyebar dengan
mudah dan berkelanjutan pada manusia.
Ancaman bidang sosial budaya juga bias muncul
dalam bentuk sikap yang bertentangan dengan
18

nilai nilai Pancasila dan budaya bangsa Indonesia


akibat pengaruh negative globalisasi. Ancaman
yang dimaksud seperti gaya hidup konsumtif, sifat
hedonism, sifat individualism, munculnya gaya
westernisasi, semakin memudarnya semangat
gotong royong, dan semakin memudarnya nilai
nilai keagamaan dan kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut tentu akan memengaruhi pola
kehidupan masyarakat Indonesia yang pada
akhirnya tidak sesuai dengan nilai nilai Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

B. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun


Integrasi Nasional

1. Strategi Menanggulangi Ancaman Negara


Strategi pertahanan Negara Republik Indonesia bersifat defensive aktif.
Pengertian defensive aktif bahwa pertahanan Negara tidak ditujukan
untuk melancarkan agresi terhadap Negara lain, tetapi secara aktif
menangkal, mencegah, dan mengatasi segala bentuk ancaman yang
ditujukan terhadap kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa. Perkembangan lingkungkungan strategis senantiasa
meningkatkan kompleksitas ancaman terhadap pertahanan Negara.
Kompleksitas ancaman dapat dilihat dari sifat, sumber, dimensi, dan
spectrum ancaman. Sifat ancaman tidak lagi didominasi oleh ancaman
militer, tetapi nonmiliter.
a. Pertahanan militer adalah kekuatan utama pertahanan Negara yang
dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer.
Kekuatan pertahan militer. Kekuatan pertahanan militer tersusun
dalam komponen utama, komponen cadang, dan komponen
pendukung. Pendayagunaan lapisan pertahanan militer diwujudkan
dalam penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi
Militer Perang(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang(OMSP).
Strategi pertahan disusun untuk menghadapi segala ancaman
terhadap pertahanan Negara, baik yang bersifat militer maupun
nonmiliter sebagaimana diamanatkan pasal 30 Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.
1) Tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui
system pertahanan dan keamanan Negara. Rakyat semesta oleh
Tentara Negara Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan utama dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan Negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakatbertugas
melindungi, menganyomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat syarat keikutsertaan warga
19

Negara dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara, serta hal


hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang undang.
Secara teknis upaya menjaga pertahanan dan keamanan Negara
diatur dalam pasal 7 ayat Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahan Negara. Dalam undang undang ini antara lain
ditegaskan bahwa system pertahanan Negara dalam menghadapi
ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai
komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung. Bentuk atau model system pertahanan
Indonesia adalah pertahan rakyat semesta dengan menempatkan
warga Negara sebagai subjek pertahanan Negara sesuai perannya
masing masing. System pertahanan dan keamanan Negara yang
bersifat semesta bercirikan:
1) Kerakyatan: orientasi pertahanan dan keamanan Negara
diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat;
2) Kesemestaan: seluruh sumber daya nasional didayagunakan
bagi upaya pertahanan; dan
3) Kewilayahan: gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesuai dengan kondisi geografis sebagai Negara
kepulauan.
Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan
dalam bentuk SDM dan alutsista (alat utama system
pertahanan). Keduanya dibangun dan dikembangkan secara
profesional untuk mencapai tingkat kekuatan sampai pada
standar penangkalan. Upaya panangkalan tidak bersifat pasif,
tetapi bersifat dinamis melalui kesiapsiagaan kekuatan
pertahanan untuk menghadapi kondisi terburuk.
b. Pertahan Nonmiliter
Gloalisasi telah membawa dampak negative berupa ancaman
nonmiliter bagi bangsa Indonesia dalam membangun integrasi
nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi pertahan nonm iliter
demi mempertahankan kedaulatan dan kutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta keselamatan segenap bangsa dari ancaman
aspek ideology, politik, ekonomi, serta sosial budaya. Berikut paparan
singkat tentang strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai
macam ancaman nonmiliter.
1) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik
Empat hal yang selalu menjadi focus globalisasi dalam bidang
ideology dan politik yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan,
dan hak asasi manusia. Keempat isu tersebut benar benar
memengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara di seluruh
dunia. Setiap peristiwa selalu dikaitkan dengan keempat isu
tersebut. Indonesia sebagai Negara yang menganut demokrasi
pancasila harus mampu menumbuhkan pemerintahan yang kuat,
mandiri, dan tahan uji. Indonesia harus mampu memperlihatkan
eksistensinya sebagai Negara yang menganut demokrasi pancasila
dan mampu memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa
Indonesia tidak mudah dipengaruhi oleh bangsa bangsa lain yang
akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Negara berkembang seperti Indonesia patut waspada terhadap isu
liberalisasi ekonomi. Negara berkembang lebih sering dijadikan
objek yang hanya bertugas melaksanakan keinginan keinginan
20

Negara maju. System ekonomi erakyatan merupakan upaya untuk


memperkuat system ekonomi nasional. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan beberapa strategi antara lain memperkuat
system ekonomi nasional, membuat kebijakan dalam bidang bidang
pertanian, tidak bergantung pada lembaga lembaga penjamin
utang, dan mempertukan kerja sama dengan Negara Negara
berkembang.
3) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Faktor teknologi dan kebudayaan merupakan pemegang peranan
penting atas terjadinya perubahan sosial. Teknologi dan
kebudayaan yang berasal dari luar sangat membahayakan
kelangsungan hidup kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia harus
selalu waspada akan kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar
untuk memecah kesatuan bangsa dan Negara Indonesia. Bangsa
Indonesia harus berusaha memelihara keseimbangan antara
manusia dengan alam semesta, manusia dengan Tuhan. Kesadaran
akan pentingnya kesadaran tersebut akan mencegah terhadap
buruk yang dapat menimba kepada bangsa Indonesia.
Selain strategi yang sudah dijelaskan sebelumkan, strategi untuk
mengatasi ancaman nonmiliter dapat dilakukan dua cara. Pertama,
system pertahan keamanan merata yaitu mengajak seluruh warga
sebagai bagian integral pertahanan Negara. Kedua, membuat
kebijakan yang memberikan kesempatan kerja sama kepada
kalangan akademisi. Hal ini sangat penting karena ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah bagian perang nonmiliter.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman
merupakan suatu hal yang sangat membahayakan pertahanan
Negara. Untuk menghadapi dan menanggulangi ancaman
diperlukan sebuah strategi. Strategi yang digunakan harus berbasis
system pengelolaan dan penyelenggaraan pertahanan Negara yang
sistematis dengan menajemen dan kepemimpinan yang tepat, serta
pengawasan secara terus menerus. Langkah yang bias ditempuh
pemerintah untuk melakukan strategi tersebut sebagai berikut.
1) Sasaran strategis yang didasari oleh penilaian akurat terhadap
prioritas ancaman.
2) Kemampuan pertahanan yang dibangun, dibina, dan
dipersiapkan.
3) Anggaran yang proporsional antara kebutuhan penanganan
ancaman actual dan kebutuhan pembangunan kekuatan
pertahanan jangka panjang.
Masyarakat bias membangun strategi untuk mencegah
terjadinya ancaman terhadap pertahan Negara. Strategi yang
bias dibangun masyarakat sebagai berikut.
1) Mengedepankan sikap toleransi antar sesama warga Negara.
2) Memperkuat semngat nasionalisme.
3) Membantu pemerintah dalam pembangunan Negara.
4) Saling menghormati keberagaman bangsa Indonesia dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
2. Pentingnya Menjaga Komitmen terhadap Keutuhan Nasional
Warga Negara memiliki kewajiban moral untuk menjaga keutuhan
nasional. Dengan menjaga keutuhan nasional berarti menjaga kehidupan
berbangsa dan bernegara agar tetap terjaga dengan baik. Apabila
kehidupan berbangsa dan bernegara terjaga dengan baik, kehidupan
warga Negara akan baik. Oleh karena itu, penting bagi warga Negara
untuk menjaga keutuhan nasional.
21

a. Manfaat Menjaga Keutuhan Nasional


Terciptanya keutuhan nasional akan memberikan kemanfaatan pada
kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat yang dapat diperoleh
Negara apabila keutuhan nasional bias terjaga sebagai berikut.
1) Mencegah adanya terorisme.
2) Mencegah konflik vertical dan horizontal.
3) Mencegah terjadinya gerakan separatisme.
4) Tercipta hubungan baik antarwarga Negara.
5) Terlindunginya kebudayaan-kebudayaan daerah.
6) Berkurangnya tindakan kriminal dalam masyarakat.
7) Berkurangnya kesenjangan sosial dalam masyarakat.
8) Terciptanya kondisi masyarakat yang aman dan damai.
9) Memberikan pandangan positif terhadap dunia internasional.
10)
Menciptakan kehidpan berbangsa dan bernegara yang harmonis.
b. Menumbuhkan Semangat untuk Menjaga Keutuhan Nasional
keutuhan nasional bias tercapai apabila warga Negara memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap bangsa dan Negara. Menumbuhkan
kepedulian terhadap bangsa dan Negara hanya bias dicapai oleh warga
negarra yang benar-benar peduli terhadap bangsa dan Negara. Warga
Negara dapat berupaya meningkatkan semangat menjaga keutuhan
nasional dengan melakukan hal hal seperti berikut.
1) Mengikuti pelatihan bela Negara.
2) Menghormati orang yang lebih tua.
3) Menjadi petugas upacara bendera.
4) Bersikap baik kepada setiap orang.
5) Mempelajari berbagai kebudayaan daerah.
6) Melatih rasa simpati dan empati antarsesama warga Negara.
7) Mengikuti berbagai organisasi, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
8) Mempelajari mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
9) Bersikap kritis terhadap kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk
ke Indonesia.
10)
Berkunjung ke berbagai tempat bersejarah, seperti museum dan
monument bersejarah.
Menjaga komitmen terhadap keutuhan nasional bukan sekadar
kewajiban warga Negara, melainkan sebagai kebutuhan. Setiap
warga Negara hendaknya sadar bahwa menjaga keutuhan nasional
merupakan kebutuhan. Suatu Negara yang mampu menciptakan
keutuhan nasional pasti akan memberikan dampak yang baik bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, warga
Negara harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk menciptakan
keutuhan nasional. Warga Negara harus sadar bahwa untuk
memperjuangkan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia tidak
mudah. Para pejuang harus mengorbankan banyak hal untuk
mencapai tujuan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sudah sepantasnya generasi
penerus memiliki keinginan dan semngat yang kuat untuk
mempertahankan keutuhan nasional Negara Republik Indonesia.
3. Bentuk-Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Mencerminkan Komitmen
Keutuhan Nasional.
Warga Negara dapat berpartisipasi dalam menjaga keutuhan nasional.
Menjaga keutuhan nasional dapat dilakukan oleh setiap orang dalam
berbagai bentuk. Menjaga keutuhan nasional bisa dilakukan di lingkungan
sekolah, masyarakat, bangsa serta Negara. Oleh karena itu, sudah
seharusnya bangsa Indonesia mengimplemasikan upaya menjaga
keutuhan nasional.
22

a. Menjaga Keutuhan Nasional di Lingkungan Sekolah


Siswa dapat menjaga keutuhan nasional dalam lingkungan sekolah.
Sekolah merupakan tempat seorang siswa untuk menuntut ilmu secara
formal. Di sekolah siswa akan belajar mengenai berbagai mata
pelajaran, salah satunya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Melalui mata pelajaran tersebut, siswa bisa belajar mengenai
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Harapannya
dengan mengikuti pelajaran tersebut siswa bisa menjadi warga Negara
yang baik. Salah satu ciri warga Negara yang baik adalah memiliki rasa
kebangsaan yang tinggi untuk menjaga keutuhan nasional. Siswa
dapat menjaga keutuhan nasional melalui berbagai kegiatan seperti
berikut.
1) Tidak memilih-milih dalam pertemanan.
2) Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
3) Mengerjakan tugas kelompok dengan berdiskusi.
4) Bersikap baik kepada semua warga sekolah.
5) Mengikuti berbagai kegiatan organisasi sekolah.
b. Menjaga Keutuhan Nasional di Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang tinggal dalam satu
wilayah tertentu dan memiliki nilai nilai tertentu untuk disepakati
bersama. Contoh nilai nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat yaitu nilai agama, kesopanan, kesusilaan, dan hukum.
Konsekuensi logis yang harus diterima oleh masyarakat yaitu
melaksanakan nilai nilai tersebut dengan baik. Inti dari keseluruhan
nilai nilai yang dianggap baik oleh masyarakat yaitu menjaga kondisi
lingkungan supaya tetap aman dan damai. Dalam konteks ini,
masyarakat memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan supaya
keutuhan nasional bisa tetap terjaga. Menjaga keutuhan nasional
dapat dimulai dari lingkungan terdekat terlebih dahulu yaitu
lingkungan masyarakat. Setiap anggota masyarat dapat menjaga
keutuhan nasional melalui berbagai kegiatan seperti berikut.
1) Mengikuti kerja bakti.
2) Mengikuti kegiatan rapat desa.
3) Menjaga keamanan lingkungan.
4) Bersikap baik dengan tetangga.
5) Bergabung dalam organisasi karana taruna.
c. Menjaga Keutuhan Nasional di Lingkungan Bangsa dan Negara
Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berkontribusi kepada
Negara. Kontribusi tersebut dapat tercermin dalam bentuk menjaga
keutuhan nasional. Menjagga keutuhan nasional bisa dilakukan dalam
lingkungan sekolah, masyarrakat, dan yang lebih luas yaitu lingkungan
bangsa dan Negara. Dalam lingkungan bangsa dan Negara, setiap
warga Negara dapat melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
menjaga keutuhan nasional sebagai berikut.
1) Menjaga hubungan baik antarumat beragama.
2) Membantu masyarakat yang terkena bencana alam.
3) Mengenal dan mempelajari kebudayaan-kebudayaan asli bangsa
Indonesia.
4) Membuat artikel mengenai menjaga keutuhan nasional dalam
berbagai surat kabar.
5) Bersikap kritis terhadap berbagai hal yang dianggap dapat merusak
keutuhan nasional.

23

BAB III
Dinamika Kehidupan Bernegara Di Indonesia
A. Hakekat Konsep Geopolitik
Peta wilayah Negara merupakan bentuk kedaulatan sebuah
Negara.Peta wilayah digunakan sebagi pertimbagan dalam menyusun konsep
Negara. Mempelajari konsep Negara tidak lepas dari pembahasan tentang
bangsa dan bentuk Negara. Bangsa merupakan sekelompok orang dalam
wilayah tertentu yang saling membutuhkan dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Kelompok orang tersebut terikat dalam ikatan
tertentu seperti kesatuan wilayah, ras, tradisi, sejara, adat istiadat, bahasa,
agama, dan daerah.Dalam arti politis, bangsa adalah kelompok manusia yang
mendukung suatu organisasi kekuasaan (Negara) dalam diikat oleh suatu
kesatuan wilayah nasional serta hokum positif yang berlaku.
Sebuah Negara terbentuk karena adanya bangsa yang mengikatkan
diri dalam sebuah organisasi kekuasaan (Negara).Selanjutnya, bangsa
tersebut menciptakan ikatan berupa aturan.Aturan tersebut memuat konsep
kehidupan bernegara termasuk bentuk negara dan tujuan nasional.Bentuk
Negara memberi kerangka bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara,
sedangkan tujuan Negara memberikan aturan bagi penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Tiap-tiap Negara memiliki tujuan nasional yang akan
dicapai. Dalam mencapai tujuan nasional pelu diperhatikan tiga factor yang
mempengaruhi antara lain factor geografi, manusia, dan lingkungan. Selain
itu , cara bangsa memandang diri dan lingkungannya juga menentukan
ketercapaiaan tujuan nasional. Oleh karena itu tiap-tiap Negara memiliki cara
pandang tersendiri tentang Negara dan lingkungan yang dikenal dengan
geopolitik.

1. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu Geo (bahasa yunani) bumi
sebagai wilayah hidup dan politaeia yang bermakna urusan yang
menyangkut kepentingan umum warga Negara suatu bangsa . geo
menekankan pada aspek geografis, sedangkan politik bertalian erat
dengan kebijakan dalam pemerintahan sebuah Negara. Dengan dmikian,
membicarakan pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan
mengenai masalah geografi dan politik.Keduanya saling berkaitan karena
kebijakan yang dibuat pada dasarnya berbasis pada geografi dan politik.
Dalam memahami geopolitik terdapat beberapa teori yang dikemukakan
oleh para ahli sebagi berikut:
a. Frederic Ratzel (teori ruang)
Frederic Ratzel, seorang ahli ilmu geopolitik Jerman, menyatakan
bahwa Negara dalam hal-hal tertentu data disamakan dengan
24

b.

c.

d.

e.

f.

g.

organisme. Layaknya organism Negara akan mengalami fase


kehidupan seperti lahir,tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut,
dan mati. Dalam menjalani fase kehidupan Negara membutuhkan
sebuah ruang yang menjadi wilayah kekuasaannya.
Rudolf Kjellen (teori kekuatan)
Rudolf Kjellen, seorang ahli politik Swedia, mengembangkan
teori ruang Ratzel melelui lima pembandingan yaitu kratopolitik (politik
pemerintahan), ekonopolitik, sosionopolitik, demopolitik dan geopolitik.
Inti ajaran Kjellen adalah tiap Negara selain berupaya menjaga
kelangsungan hidupnya, juga mewajibkan bangsanya untuk
berswasembada mengembangkan kekuatan nasionalnya secara terusmenerus.
Karl Houshoffer (teori ekspansiosme)
Karl Houshoffer, seorang ahli geografi Jerman, menagajarkan
paham ekspansiosme yang menitik beratkan pada sosl-soal srategi
perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekanan rasial, ekonomi dan
social sebagai factor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan
dunia.
Sir Halford Mackinder (wawasan dunia)
Sir Halford Mackinder, seorang ahli geografi Britania, merupkan
penganut teori kekuatan yang mencetus wawasan benua sebagai
konsep pengembangan kekuatan darat. Inti dari wawasan konsep
benua adalah barang siapa yang dapat menguasai daerah jantung
yaitu Eropa dan Asia, Negara tersebut akan menguasai pulau dunia
yaitu Eropa, Asia, Afrika, dan akhirnya dapat menguasai dunia.
Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan (wawasan bahari)
Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan, ahli stategi
Amerika, megajarkan teori kekuatan lautan/bahari. Teori ini
menjelaskan bahwa barang siapa yang menguasai lautan akan
menguasai perdangangan. Menguasai perdangangan berarti
menguasai kekayaan dunia sehingga pada akhirnya menguasai
dunia.
Guilio Doucht,W. Michel, dan John Frederick Charles Fuller
(wawasan dirgantara)
Guilio Doucht,W. Michel, dan John Frederick Charles Fuller,ahli
geopolitik Ingris, menjelaskan bahwa kekuatan udara merupakan
kekuatan yang paling menentukan penguasaan dunia. Kekuatan di
udara mempunyai daya tangkis terhagap ancaman dan dapat
melumpuhkan lawan dengan penghancuran kandang lawan sehingga
tidak mampu lagi bergerak menyerang. Melalui kekuatan udara yang
hebat suatu Negara akan menguasai dunia.
Nocholas J. Spykman (teori daerah batas/Rimland)
Teori daerah batas (rimland) Spykman juga di sebut wawasan
kombinasi yaitu menghubungkan kekuatan darat, laut, dan udara yang
pelaksanaanya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

2. Perkembangan Geopolitik Di Dunia


Perkembangan fase Negara akan diikuti perkembangan konsep
geopolitik Negara yang bersangkutan. Negara mengalami fase kehidupan
lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surat dan mati. Begitu juga
dengan geopolitik yang dibagun Negara tersebut. Dalam
perkembangannya geopolitik mengalami tiga fase yaitu pramodern,
modrn, dan postmodern
a. Geopolitik Pramodern

25

Geopolitik Pramodern identik dengan pemikiran integrasi kuat


antara manusia dan alam sehingga manusia adalah bagian esensial
dari alam.Hal-hal yang berkaitan politik belum tercakup dalam
geopolitik pramodern ini.Masa itu manusia hidup berpindah-pindah dan
mencari makan dengan berburu.
b. Geopolitik Modern
Geopolitik modern ditandai dengan pemikiran bahwa manusia
tidak sebatas terkait dengan alam, manusia juga hidup sebagi mahluk
politik yang memiliki hubungan erat dengan Negara atau lingkungan
geografis.Manusia juga mengontrol alam guna mendapatkan
kebutuhannya.Geopolitik modern merupakan revolusi dari geopolitik
pramodren. Pada masa itu kekuatan dan kekuasaan di ukur
Dari luasnya daerah kekuasaan.Pemikiran ini menumbuhkan semangat
perluasan wilayah atau di kenal dengan semangat lebensraum.
c. Geopolitik Postmodern
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
geopolitik pada praktiknya bergeser menjadi praktik geopolitik
postmodern.Geopolitik postmodern tidak menempatkan ruang atau
wilayah fisik sebagai factor utama dalam peningkatan power.Geopolitik
postmodern lebih menekankan pada penguasaan teknologi dan
informasi, ekonomi, dan budaya.Suatu Negara yang memiliki wilayah
luas bukan lagi jaminan mendapat gelar major power.Dewasa ini gelar
major power disandang oleh Negara yang memiliki teknologi dan
informasi.

3. Konsep Geopolitik Di Indonesia


Indonesia sebagai negara kepulauan terlihat terpecah-pecah dalam
beberapa pulau yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil. Tiap-tiap pulau
terdiri atas suku bangsa, bahasa dan adat istiadat yang berbeda.Oleh
karena itu, dibutuhkan geopolitik yang benar-benar cocok dengan
karasteristik Indonesia sehingga dapat menentukan bentuk Negara yang
sesuai dengan karasteristik Negara Indonesia.
a. Pengertian wawasan nusantara
Wawasan nusantara terdiri atas dua buah kata yaitu wawasan dan
nusantara. Wawasan bersal dari kata wawas yang berarti
pandangan, tinjaauan, atau penglihatan indrawi. Akar kata ini
membentuk kata mawas yang berarti cara meninjau, atau cara
melihat. Nusantara berasal dari kata nusa yang berarti pulau-pulau,
dan antara yang berarti diapit antara dua hal (dua bunua yaitu
benua Asia dam benua Australia serta dua samudra yaitu samudra
fasifik dan samudra hindia). Menurut lembaga pertahanan nasional
1999, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuaan bangsa
serta kesatuaan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat. Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa
Indonesia mencakup hal-hal berikut.
1.) Perwujudan kepulauaan nusantara sebagai suatu kesatuaan politik
Mengandung makna:
Bahwa keutuhan wilayah nasinal dengan segala isi dan
kekayaanya merupakan kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup, dan kesatuaan mitra seluruh bangsa, serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.

26

Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan


berbicara dalam berbagi bahsa daerah, memeluk, dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap TYME.
Secara pisikologis bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasip, sepenangguangan, sebangsa, dan setanah air.
Pancasila adalah salah satu-satunya falsafah serta ideology
bangsa dan Negara yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkn bangsa Indonesia menuju tujuannya.
2.) Perwujudan kepulauaan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
Megandung makna sebagai berikut:
Bahwa kekayaan wilyah nusantara, baik potensial maupun
efektif adalah modal dan milik bersama bangsa dan
keperluaan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air.
Tingkat perkembagan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah tanpa meniggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah-daerah dalam megembangkan ekonominya.
Kehidupan perekonomiaan diseluruh nusantara merupakan
satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
3.) Perwujudan kepulauaan nusantara sebagai satu kesatuaan social
budaya
Mengandung makna:
Bahwa masyarakat Indonesia adalah Satu
Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu.
4.) Perwujudan kepulauaan nusantara sebagai satu kesatuaan
pertahanan keamanan
Megandung makna:
Bahwa ancaman terhaadap suatu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan Negara.
Tiap-tiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dalam pembelaan negaara.
Implementasi wawasan nusantara yang berorentasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
menyeluruh akan mewujudkan hal-hal berikut.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik


akan menciptakan iklim penyekenggaraan Negara yang
sehat dan dinamis.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi
akan menciptakan tatanan ekonomi yang menjamin
pemenuhan dan peningkatan kemakmuran rakyat secara adil
dan merata.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan social
budaya akan mencitakan sikap batiniah dan lahiria yang
mengakui, menerima, dan menghormati segala
bentukperbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia
sang pencipta.
Implementasi wawasan nusantara dalam pertahanan dan
keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air
dan bangsa yang selanjutnya membentuk sikap bela Negara
pada setiap warga Negara Indonesia.

b. Konsep wawasan nusantara


27

Pada dasarnya konsep wawasan nusantara mempunyai tiga unsure


dasar sebagai berikut
1.) Wadah (contour)
2.) Isi (content)
3.) Tata laku (conduct)

B. Konsep Negara Kesatuan dan Federal dalam Kehidupan Bernegara


Semua Negara di dunia memiliki kedudukan yang sama di mata hokum
internasional. tiap-tiap Negara merupakan subjek hokum internasional
dengan hak-hak dan kewakiban yang dimilikinya.

1. Konsep Negara kesatuan


Negara kesatuan atau unitasis adalah suatu Negara yang mempunyai satu
pemerintahan yang terpusat. Pemerintahan tersebut bertangungung jawab atas
seluruh wilayah negara . Negara kesatuan merupakan Negara bersusun tunggal
dan hanya terdiri atas satu Negara, satu pemerintah satu kepala Negara ,satu
undang-undang dasar Negara dan satu lembaga legislative untuk seluruh
wilaayah Negara. contohya Negara Negara kesatuan adalah Indonesia, brunai
darausalam papuanugini, timurleste, Thailand, laoskamboja, Vietnam ,jepang
,danfilifina. Dalam pelaksanaanya, Negara kesatuan dapat dibedakan dalam
daya system yaitu.
a. Negara Kesatuan dengan System Desentralisasi
Negara kesatuan dengan system desentralisasi merupakan bentuk Negara
yang didalamnya terdapat pembagian Negara daerah .pembagian daerah
meliputi daerah propensi dan daerah kabupaten atau kota . tiap-tiap daerah
memiliki organisasi kenegaraan dan pemerintaha sendiri. kelebihan system
desentralisasi adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada
di daerah dapat di putuskan di daerah tampa adanya campur tangan
pemerintah pusat . kelemahan system desentralisasi adalah lemahnya
control pemintah pusat terhadap daerah. Akibatnya muncul peluaang
penyimpangan terhadap pelaksanaan wewenang.
b. Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi
Negara kesatuan dengan system sentralisasi merupakan bentuk Negara
dengan urusan Negara langsung diatur dan diurusi oleh pemerintah pusat.
kelebihan system sentralisasi adalah keseragaman kebijakan sehingga
permasalahan yang timbul akibat perbedaan kebijakan tidak pernah terjadi .
kelemahan system sentralisasin adalah seluruh keputusan dan kebijakan di
daerahdihasilkanoleh orang orang yang berada di pemerintahan pusat
sehingga waktu yang diperlukanuntukmemutuskansesuta lama .

2. Konsep Negara Federal


Bentuk Negara federal atau federasi adalah Negara yang
pemerintahannya di bagi dalam pemerintahan federal dan pemeritahan
Negara bagian. pemerintahan federal merupakan pemerintahan pusat yang
angotanya dari Negara bagian tersebut
Negara bagian diberi kekuasaan untuk megurus rumah tangganya sendiri
dengan undang-undang dasar sendiri,kepala Negara sendiri,pemerintahan
sendiri,dan lembaga legislative sendiri.Pemegang keadulatan dalam Negara
28

serikat adalah gabungan Negara- Negara bagaian yang disebut Negara


federal.
Secara lebih terperinci pemerintahan federal memiliki wewenang
dalamhalberikut
a. hal yang berhubungan dengan pembiayaan,seperti keuangan,mata
uang,pajak,dan pos.
b. hal mengenai kepentingan bersama antar Negara bagian ,sepertipos ,
telekomunikasi, industry
dan pengetahuan.
c. hal yang menyangkut kedudukan Negara sebagiansubjek hukum
intenasional,misanya kewarganegaraan dan imigrasi.
d. hal yang mutlak mengenai keselamatan Negara, misanya pertahanan dan
keamanan ,serta perang dan damai.
Ciri-ciri Negara Serikat
a) Tiap Negara bagian memiliki kepala Negara ,parlememen,dandewan
mentri (kabinet)demi kepentingan Negara bagian.
b) Tiap Negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi Negara serikat.
c) Hubungan antara federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui Negara
bagian,kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan
secaral angsung kepada pemerintah federal.

3. Konsep NKRI MenurutUndang


UndangDasarNegaraRepublikIndonesiia
Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Ketentuan
tersebut terdapat dalam pasal 1 ayat 1undang-undang dasar Negara republic
Indonesia tahun1945. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa
bentuk Negara Indonesia adalah kesatuan. Bentuk neegara kesatuan
Indonesia adalah Negara dengan system desentralisasi.

4. KeunggulanNegaraKesatuanRepublikIndonesia
Indonesia adalah Negara kepulauan yang terletak disebelah tenggara
benua Asia. Wilayah Indonesia membentang sepanjang 3,5 juta milar atau
sebanding dengan seperdelapan panjang keliling bumi. Kondisi geografis
yang demikian membuat Negara Indonesia kaya akan hasil alam dan
penampakan alam yang indah.

C. Dinamika Kehidupan Bernegara Indonesia sesuai Konsep Negara


NKRI dan Federal
Pada hakekatnya NKRI adalah Negara kebangsaan modern.Negara
kebangsaan modern adalah Negara yang pembentukannya didasarkan pada
semagat kebangsaan dan nasoinalisme. NKRI adalah Negara yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adail dan beradap, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
29

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan, serta dengan keadilaan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dinamika kehidupan bernegara di Indonesia
a. Periode 1945-1949
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan padaa 17 agustus 1945.
Sejak saat itu Indonesia berhak menentukan ritme kehidupan bernegara
tanpa campur tangan pihak lain.
Dalam menjalankan pemerintahan pada awal kemerdekaan persiden
Soekarno dengan persetujuan komite nasional Indonesia pusat (KNIP)
membentuk 8 provinsi di Indonesia. 8 provinsi yang disepakati pada awal
kemedekaan Indonesia beserta nama gubernurnya yaitu sebagai berikut:
Sumatra (Teuku Mohammad Hasan)
Jawa barat (Sutarjo Kartohadikusumo)
Jawa tengah (R. panji surono)
Jawa timur ( R.M. Suryo)
Sunda kecil atau nusa tenggara ( Mr. I . Gusti Ketut Puja)
Maluku (Mr. J. Latuharhary)
Sulawesi (R.G.S.S.J Ratulangi)
Kalimantan (Ir. Pangeran Mohammad Noor)
b. Periode 1949-1950
Dalam perjalana kehidupan berbangsan dan bernegara, Indonesia
sempat mengalami perubahan bentuk negara, yaitudengan lahirnya
republic indonesia serikat (RIS). RIS adalah Negara federasi yang berdiri
pada tangal 27 desember 1949 sebagai hasil keputusan tiga pihakdalam
konfensi meja bundar.
Negara RIS terdiri atas daerah Negara dan kesatuan kenegaraan yang
tegak sendiri
Daerah Negara adalah Negara bagian yaitu repoblik Indonesia,
Indonesia timur, pasundan, jawa timur, Madura, dan Sumatra timur.
Kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri yaitu jawa tengah,
Bangka, Belitung, riau, Kalimantan barat, dayak besar, daerah
banjar, Kalimantan tenggara, dan Kalimantan timur.
Pokok-pokok system pemerintahan pada masa RIS sebagai berikut

Presiden dengan kuasa dari perwakilan Negara bagian menunjuk tiga


pembentuk cabinet
Presiden mengangkat salah seorang dari pembentuk cabinet tersebut
sebagai peradana mentri
Presiden juga membentuk cabinet atau dewan mentri sesuai anjuran
dewan pembentuk cabinet.
Mentri-mentri dalam bersidang dipimpin oleh perdana mentri.
Presiden bersama mentri merupakan pemerintah.
Presiden juga berkedudukan sebagai kepala Negara tidak dapat
diganggu gugat.

c. Periode 1950-1959
Pada masa periode ini bentuk Negara telah kembali pada Negara
kesatuan. Berikut tabel perubahan wilayah provinsi di Indonesia pada
periode 1950-1959
Tahun
1950

Jumlah
11

30

Daerah asal
Jawa tengah
sumatra

Daerah pemekaran
Yogyakarta
Sumatra utara
Sumatra tengah

1956

14

Sumatra utara
Kalimantan

1958

19

Sumatra
Sunda kecil

1959

19

Kalimantan selatan

Sumatra selatan
Aceh
Kalimantan barat
Kalimantan selatan
Kalimantan timu
Sumatra barat
Riau
Jambi
Bali
NTB
NTT
Kalimantan tegah

Pokok-pokok pemerintah pada masa UUDS 1950 sebagi berikut


Presiden sebagai kepala nega dibantu oleh seorang wakil presiden
Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
Presiden menunjuk seorang atau beberapa orang sebagai
pembentuk kbinet.
Perdana mentri memimpin cabinet
Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Priode 1959-1966
Pada periode ini Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
konstitusi Indonesia.dengan demikian berdasarkan ktentuan UUD 1945
bentuk Negara Indonesia adalah Negara kesatuan dengan bentuk
pemerintahan republic.pada periode ini terjadi penambahan propinsi dari
hasil pemekaran sebagai berikut
Tahun 1960 provinsi Sulawesi dipecah menjadi provinsi Sulawesi
utara dan selatan.
Tahun 1963 PBB menyerahkan irian barat kepada Indonesia
Tahun 1964 dibentuk provinsi lampung (pemekran dari sumatra
selatan ),4pasa tahun yang sama provinsi Sulawesi tegah
(pemekaran dari Sulawesi utara) dan provinsisulawesi tenggara
(pemekaran dari sylawesi selatan)

e. Periode 1966-1998
Periode 1966=19998 dikenal dengan orde baru.Orde baru merupakan
istilah yang di gunakan untuk memisahkan aantara kekuasan masa Ir.
Soekarno (orde lama) dengan masa soeharto. Dalam rangka jangka waktu
1966-1998 ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi
bersamaan dengan praktik korupsiyang meraja lela. Indonesia masih
mempertahankan bentuk Negara kesatuaan dengan perkembagan
provinsi
f. Periode 1998-sekarang
Pada periode 1998-sekarang dikenal reformasi.Salahsatu tuntutan
reformasi adalah dilakukan amandemen terhadap UUD 1945. Latar
belakang tuntutan perubahan UUD 1945 karena pada masa orde baru
kekuasaan tertinggi ditangan MPR (dan pada kenyataanya bukan ditangan
rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada presiden, adanya pasal-pasal
yang terlalu luwes (sehingga menimbulkan multitafsir), serta kenyataan

31

rumusan UUD 1945 tentang semagat penyelenggsrssn Negara yang


belumcukup didukung ketentuan konstitudi.
Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar
seperti tatanan Negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
eksitensi Negara demokrasi, dan Negara hokum, serta hal-hal lain
yangsesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan Negara.
Pemekaran provinsi di Indonesia sejak tahun 1999 sebagai berikut
Maluku utara dengan ibu kota Sofifi-Ternate , dimekarkan dari
provinsi Maluku menjadi provinsi Indonesia ke 27 pada tanggal 4
oktober 1999
Banten dengan ibukota Serang, yang dimekarkan dari provinsi
jawa barat menjadi provinsi ke 28 pada tanggal 17 oktober 2000
Kepulauaan Bangka Belitung dengan ibu kota Pangkal Pinang
menjadi provinsi Indonesia ke 29 pada tanggal 4 desember 2000
Gorontalo dengan ibukota Gorontalo, dimekarkan dari provinsi
selawesi utara menjadi provinsi Indonesia ke 30 pada tanggal 22
desember 2000
Irian Jaya Barat dengan ibukota Manokwari, dimikarkan dari
provinsi Papua menjadi provinsi ke 31 pada tanggal 21
november 2001
Kepulauaan Riau dengan ibu kota Tanjung Pinang dimekarkan
dari provinsi Riau menjadi provinsi Indonesia yang ke 33 pada
tanggal 5 oktober 2004
Kalimantan utara dengan ibukota Tanjung Selor, di mekerkan
dari provinsi Kalimantan timur menjadi provinsi Indonesia ke 34
pada tanggal 25 oktobe 2012.

BAB IV
BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
A. Hakikat Budaya Politik
Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat
dengan ciri -ciri yang lebih khas.Istilah budaya politik meliputi masalah
legitimasi,pengaturan kekuasaan,proses pembuatan kebijaksanaan
pemerintah,kegiatan partai partai politik,perilaku aparat Negara,serta
gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.

1. Pengertian umum budaya politik


32

Budaya politik adalah aspek politik dari nilai nilai yang terdiri atas
pengetahuan,adat istiadat,takhayuldan mitos.Budaya politik dapat dilihat
dari aspek doktrin dan aspek generiknya.Aspek doktrin menekankan pada isi
atau materi seperti sosialisme,demokrasi,dan nasionalisme.Aspek generic
menekankan pada analisis bentuk,peranan,dan cirri cirri budaya politik
seperti militan,utopis,terbuka,atau tertutup.

2. Pengertian Budaya Politik Secara etimologis


Budaya politik berasal dari istilah the political culture.Pada tahun 1956
Gabriel A.Almond memperkenalkan istilah tersebut dalam bukunya yang
berjudul Comparatife political system.Pada tahun 1960-1970 Gabriel
A.Almond dan Sidney verba mengembangkan konsep budaya politik.Buku the
Civic Culture berisi tentang hasil penelitian Gabriel A.Almond dan Sidney
Verba mengenai budaya poltik di lima Negara yaitu
Amerika,Jerman,Inggris,Italia,dan meksiko.
Berdasarkan uraian di atas budaya politik secara etimologis berarti
sebagian pandangan politik yang memengaruhi sikap,orientasi,dan pilihan
politik seseorang.Dengan kata lain budaya politik merupakan factor yang
memengaruhi pola pengambilan keputusan keputusan politik,baik oleh
masyarakat maupun oleh pemerintah.

3. Pengertian budaya politik menurut para ahli


a. Meriam Budiarjo,berpendapat bahwa budaya politik adalah keseluruhan
dari pandangan politik serta norma norma pola pola orientasi
terhadappolitik dan pandangan hidup pada umumnya.
b. Albert Widjaja,berpendapat budaya politik adalah aspek politik dari
system nilai nilai yang terdiri atas ide,pengetahuan,adat
istiadat,takhayul dan mitos.
c. Rusadi Kantaprawira,berpendapat budaya politik merupakan persepsi
manusia,pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik dann peristiwa
politik terbawa pula dalam pembentukan struktur dan prosese kegiatan
politik masyarakat maupun pemerintah karena system politik itu sendiri
adalah interrelasi antarmanusia yang menyangkut kekuasaan,aturan,dan
wewenang.
d. Gabriel A.Almond dan Powell berpendapat bahwa budaya politik
merupakan suatu konsep yang terdiri atas sikap,nilai nilai dan
keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat
termasuk pola pola kecenderungan khusus serta pola pola kebiasaan
yang terdapat pada kelompok kelompok masyarakat.
e. Jack C.plano berpendapat budaya politik adalah kumpulan pengetahuan
yang membentuk pola tingkah laku terhadap pemerintah dan system
politik dari suatu masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa batasan konseptual
tentang budaya politik yaitu :
a. Hal hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sitem
politik.atinya berbicara budaya politik tidak akan lepas dari
pembicaraan sistempoliti.
b. Budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan
komponen komponen budaya politik dalam tataran massif ( dalam
jumlah besar )

4. Aspek aspek budaya politik


a. Dalam pemilihan umum tidak menutup kemungkinan anda akan
menemukan orang yang mengaku memilih partai tertentu karena diberi

33

uang oleh pengurus partai yang bersangkutan atau memilih partai yang
sama dengan alasa supaya dinaikkan pangkat.
b. Ada orang yang selalu mengkritisi kebijakan pemerintah dan selalu
memberikan masukan kepada pemerintah.
c. Ada juga yang hanya peduli pada kepentingan daerah asalnyadan tidak
memperhatikan kepentingan bangsa dan Negara.
d. Ada juga yang masa bodoh atau tidak peduli dengan berbagai
kepentingan politik yang berlangsung di negaranya.
Budaya politik sebagai hal yang berhubungan dengan lingkungan
,perasaan dan sikap tentang system politik yang berlangsung,termasuk
di dalamnya adalah sistem tradisi ,kenangan sejarah,motif dan norma
perasaan.Adapun secara lebih tegasnya sebagai mana pendapat Gabriel A
Almond dan sidneyVerba,para ilmuwan politik dari Amerika,budaya politik
meliputi aspek kognitif,afektif,dan efaluatif.Pendapat Almond dan Verba
tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.
Pertama,orientasi kognitif yaitupengetahuan dan kepercayaan pada
politik,tokoh-tokoh pemerintahan,kebijaksanaan yang diambil atau
symbol-simbol yang dimilikidalam system politik,peranan dan segala
kewajiban ,serta input dan outputnya.
Kedua,orientasi afektif yaitu perasaan khusus terhadap aspek-aspek
system politik tertentu yang dapat membuatnya menerima atau menolak
system politik yang bersangkutan,peranannya,serta para actor dan
penampilannya.
Ketiga,orientasi evaluatif yaitu keputusan dan pendapat tentang
objek-objek politik yang secara tipikal (Khas )melibatkan kombinasi
standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan yang memang
telah dimiliki seseorang.
Di antara ketiga orientasi politik yang ada ,orientasi tingkatan tertinggi
karena pada orientasi ini seseorang sudah mampu membuat keputusan
dan pendapat tentang objek-objek politik.Contoh mahasiswa berdemo
atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah.

B. Karakteristik Budaya Politik Masyarakat Indonesia


1. Macam-Macam Budaya Politik
a. Berdasarkan Orientasi Politiknya
Berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dan karakter dalam budaya politik
sistem politik memiliki budaya yang berbeda.Gabriel A.Almond dan Sidney
Verba mengklasifikasikan budaya politik berdasarkan orintasi politiknya
sebagai berikut:
1) Budaya Politik Parokial
Budaya politik parochial biasanya terdapat pada sistem politik tradisional dan
sederhana.Masyarakat dengan budaya ini tidak mengharapkan apapun dari
sistem politik.Adapun ciri budaya politik parochial antara lain:

1. Tingkat partisipasi politik sangat rendah


2.Berlangsung dalam sistem politik tradisional atau sederhana.
3.Tidak terdapat peran politik yang khusus dalam masyarakat.
34

4.Tidak ada minat terhadap kegiatan politik.


5.Tidak mengharapkan apapun dari sistem politik.
2) Budaya Politik Kaula
Budaya politik kaula memiliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem
politiknya.Adapun ciri tipe budaya politik kaula antara lain:
1.Masyarakat yang bersangkutan sudah relative maju.
2.Adanya minat,kesadaran,dan perhatian terhadasistem politik.
3.Adanya partisipasi yang pasif dalam pengambilan kebijjakan.
4.Adanya kesadaran masyarakat terhadap otoritas pemerintah.
5. Orientasi subjek lebih bersifat afektif dan normative
3) Budaya Politik Partisipan
Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang menunjukkan bahwa
anggota masyarakat memiliki kesadaran secara utuh bahwa mereka adalah
actor politik.Adapun ciri tipe budaya politik partisipan antara lain:
1.Adanya kesadaran politik yang sangat tinggi.
2.Hubungan warga Negara dengan pemerintah harmonis.
3.Tinggina peran aktif masyarakat dalam kehidupan politik.
4.Masyarakat menerapkan dan menggunakan hak politiknya.
Selain tipe budaya politik parochial,kaula,dan partisipan ada juga tipe budaya
politik campuran sebagai berikut:
1) Budaya Politik Subjek-Parokial
Pada tipe budaya ini sebagian besar penduduk menolak tuntutan ekslusif
masyarakat kesukuan,desa,otoritas feodal.Bentuk budaya politik ini
merupakan peralihandaripola budaya parochial menuju pola budaya
subjek.Contoh budaya politik ini seperti,kerajaan-kerajaan di
Afrika,Rusia,Jerman,dan Kekaisarn Turki.
2) Budaya Politik Subjek-Partisipan
Budaya politik ini merupakan peralihan dari budaya subjek-menuju budaya
partisipan.Dalam budaya campuran ini sebagian besar penduduk telah
memperoleh orientasi input yang bersifat khusus.Contoh Negara yang
memiliki tipe budaya ini adalah Perancis,Jepang ,dan Italia.
3) Budaya Politik Parokial-Partisipan
Budaya politik ini banyak terdapat pada Negara-negara berkembang yang
sedang melaksanakan pembangunan politik.Norma-norma structural yang
diperkenalkan biasanya bersifat partisipan.Contoh Negara yang memiliki tipe
ini adalah Indonesia.

b.Berdasarkan Sikap yang Ditunjukkan


1) Budaya Politik Militan

35

Budaya politik ini tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari


alternative yang terbaik,tetapi sebagai usaha jahat dan menantang.Oleh
karena itu,tertutup jalan untuk bekerjasama.
3) Budaya Politik Toleransi
Pemikiran budaya ini berpusat pada masalah atau ide yang harus
dinilai,berusaha mensari kesepakatan dan membuka diri untuk bekerjasama.

c.Berdasarkan Sikap terhadap Tradisi dan Perubahan


1) Budaya Politik yang Memiliki Sikap Mental Absolut
Budaya politik ini memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu
sempurna dan tidak dapat diubah lagi.Budaya politik yang bernada absolute
bisa tumbuh dari tradisi dan hanya memelihara tradisi.
2) Budaya Politik yang Memiliki Sikap Mental Akomodatif
Sikap mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan bersedia
menerima segala hal yang dianggap berharga.
d.Berdasarkan Gaya Berpolitik
1) Budaya Politik Tradisional
Budaya politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan
satu budaya dari etnik tertentu di Indonesia.Contoh budaya politik
tradisional adalah budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat
Jawa.
2) Budaya Politik Islam
Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya
pada suatu keyakinan dan nilai agama Islam.
3) Budaya Politik Modern
Budaya Politik Modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan
karakter etnik tertentu atau agama tertentu.

2.Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia


a.Budaya Politik Indonesia di Satu Pihak Masih Bersifat Parokial-Kaula dan
Budaya Politik Partisipan di lain Pihak.
Subjek budaya politik dibedakan atas rakyat dan para elite politik.Rakyat
Indonesia masih dikatakan ketinggalan dalam menggunakan hak dan
tanggung jawabnya,sementara para elite politik sudah menunjukkan
partisipasi aktif dalam kegiatan politik.
b.Sifat Ikatan Primordial Masih Berakar Kuat dalam Masyarakat Indonesia
Ikatan primordial yaitu ikatan berdasarkan asal daerah atau kelompok
tertentu.Ikatan ini masih berakar kuat pada masyarakat Indonesia yang
tercermin pada sikap mengutamakan kepentingan daerah suku dan
agamanya dalam kegiatan politik.
c.Kecenderungan Budaya Politik Indonesia Yang Masih Memegang Kuat
Paternalisme
Paternalisme adalah sistem kepemimpinan berdasarkan hubungan antara
pemimpin dan yang dipimpin.Kecenderungan budaya politik ini berkembang
pada masyarakat daerah.
36

Afan Gaffar,tokoh politik Indonesia berpendapat bahwa karakter budaya


politik di Indonesia sebagai berikut:
a. Memiliki Tingkat Hierarki yang Tegar/Ketat
Pola budaya ini muncul dari kelompok etnik yang dominan yaitu
kelompok etnik jawa.Etnik ini sangat mewarnai sikap,perilaku dan
orientasi politik Indonesia.Masyarakat pada dasarnya bersifat hierarkis
dan terdapat pemilahan antara pemegang kekuasaan dengan rakyat.
b. Adanya Kecenderungan Patronage
Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah
kecenderungan pembentukan pola hubungan patronage,baik dikalangan
penguasa maupun masyarakat.Pola hubungan dalam konteks ini bersifat
individual,yaitu patron dan client.
c. Adanya Kecenderungan Neo-Patrimonialistik
Dalam perpolitikan di Indonesia,ada sebuah kecenderungan akan
munculnya budaya politik yang bersifat Neo-Patrimonialistik.Dikatakan
Neo-patrimonialistik karena Negara memiliki atribut yang bersifat modern
dan rasionalistik seperti birokrasi.

C.

Hakikat Kesadaran Politik

Kesadaran politik menjadi tolak ukur tipe budaya politik yang menjadi tolak
ukur tipe budaya politik di Indonesia yang berkembang dalam masyarakat.Apa
hakikat kesadaran politik? bagaimana cara kesadaran politik.

1. Pengertian Kesadaran Politik


Dua ahli yang menyumbangkan hasil pemikirannya.
a. M. taopan, berpendapat kesadaran politik adalah suatu proses batin
yang menampakkan keinsafan dari setiap warga Negara akan urgensi
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kesadaran politik atau keinsafan bernegara menjadi penting
mengingat tugas-tugas Negara bersifat menyeluruh dan kompleks.
b. Ramlan Surbakti, berpendapat kesadaran politik adalah kesadaran
akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Tingkat kesadaran
politik diartikan sebagai tanda warga masyarakat menaruh perhatian
terhadap masalah kenegaraan atau pembangunan
Berdasarkan pendapat dua ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesadaran politik merupakan sebuah kesadaran
yang harus dimiliki oleh warga negara tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara untuk bisa menyikapi masalah politik yang ada
dilingkunag kebijakan negara dan pemerintah.

2. Sosialisasi Politik Sebagai Wahana Menciptakan


Kesadaran Politik
Berikut hakikat sosialisasi politik.

a. Pengertian sosialisasi politik


Banyak ahli ilmu politik, baik dari dalam maupun luar negeri yang
memberikan pengertian tentang sosialisasi politik beberapa diantaranya
sebagai berikut.
1) Michael Rush dan Philip Althoff
37

Penulis buku pengantar sosiologi politik ini berpendapat, sosialiosasi


politik adalah proses cara memperkenalkan sistem politik pada
seseorang dan cara orang tersebut menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik
2) Alfian
Ahli ilmu politik Indonesia ini mengartikan pendidikan politik sebagai
usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat
sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu sistem politik ideal yang hendak dibangun.
Menurut Alfian, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memahami
sosialisasi politik sebagai berikut
a) Sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang
berjalan terus-menerus selam peserta itu hidup.
b) Sosialisasi politik dapat berwujud transmisi berupa pengajaran
secara langsung dengan melibatkan komunikasi informasi dan
nilai-nilai atau perasaan-perasaan mengenai politik secara
tegas.
3) Jack C. Plano
Penulis kamus analisa politik ini mengungkapkan sosisalisasi politik
sebagai suatu proses belajar dimana setiap individu memperoleh
orientasi-orientasi berupa keyakinan, perasaan, dan komponenkomponen nilai pemerintahan dan kehidupan politik.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan tentang pengertian
sosialisasi politik. Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan
sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat yang berlangsung
lama dan rumit. Sosialisasi politik juga dapat diartikan sebagai proses
tempat individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikapsikap terhadap sistem politik masyarakatnya

b. Agen Sosialisasi Politik

Kesadaran politik merupakan hasil sosialisasi politik yang dilakukan oleh


age-agen atau lembaga-lembaga sosialisasi politik.Agen agen atau
lembaga-lembaga sosialisasi politik yang dimaksud sebagai berikut.
1) Keluarga
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik dalam keluarga
cukup efektif.Dalam keluarga orang tua dengan anak sering terjadi
pembicaraan politik. Tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan
nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh anak.
2) Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan siswa dan guru saling bertukar informasi dan
berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung
nilai-nilai politik teoretis maupun praktis.Dengan demikian siswa
memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini
dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
3) Partai Politik
Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan peran
sebagai sosialisasi politik.Partai politik harus mampu menciptakan
pandangan yaitu memperjuangkan kepentingan umum agar mendapat
dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan
pemilu.
Partai politik memiliki beberapa tujuan khusus sebagai berikut.
a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.
b) Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

38

c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan


masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4) Kelompok Pergaulan
Kelompok pergaulan dapat menjadi sarana sosialisasi politik. Dalam
kelompok pergaulan seorang anak akan bertemu dengan orang lain yang
masing-masing memiliki kedudukan relatif sama serta memiliki ikatan
yang erat pula. Dari proses tersebut seorang anak dapat belajar
menghargai pendapat orang lain dan akan menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat oraang lain.
5) Tempat kerja
Tempat kerja merupakan tempat yang berfungsi sebagai sarana
penyuluhan politik. Hal ini karena secara tidak langsung para anggotanya
dapat belajar cara berorganisasi. Dengan bekal pengalaman ini, para
anggotanya tidak sungkan untuk bergabung dengan organisasi politik.
6) Media Massa
Media massa merupakan sarana yang paling efektif dalam sosialisasi
politik. Media massa dapat memberikan banyak informasi bagi
masyarakat luas termasuk politik, baik tingkat nasional maupun
internasional. Melalui media massa suatu ideology dapat ditanamkan
kepada masyarakat dan kebijakan-kebijakan politik negara dapat
disampaikan kepada rakyat.
7) Kontak Politik Langsung
Kontak politik langsung adalah pengalaman nyata terlibat dalam
politik entah sebagai pejabat pemerintah, pengurus partai ataupun
jabatan lainnya, baik bersifat positif mau
pun negatif. Hal ini juga akan dapat mengubah pemikiran dan keyakinan
politik seseorang.

D. Contoh Budaya Politik Partisipan


Budaya politik partisispan merupakan tingkat budaya politik
tertinggi.Pada dasarnya membicarakan budaya politik tidak terlepas dari
partisipasi politik warga Negara karena partisipasi politik merupakan bagian
dari budaya politik suatu Negara.

1. Pengertian Partisipasi Politik


Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang
untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih
pimpinan Negara atau upaya memengaruhi kebijakan pemerintah.Menurut
Samuel Huntington dan John Nelson, partisipasi politik adalah kegiatan warga
Negara biasa yang bertujuan memengaruhi pengambilan keputusan oleh
pemerintah. Menurut Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, misalnya dalam pemilihan pemimpin Negara,
memengaruhi kebijaksanaan Negara, dan berbagai kegiatan lainnya.

2. Bentuk Partisipasi Politik


Samuel P.Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk
partisipasi politik sebagai berikut.
a. Kegiatan pemilihan, yaitu kegiatan pemberian suara dalam
pemilihan umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari
dukungan bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain
yang berusaha memengaruhi hasil pemilu.

39

b. Lobby, yaitu upaya perorangan atau kelompok menghubungi


pimpinan politik dengan maksud memengaruhi keputusan mereka
tentang suatu isu.
c. Kegiatan organisasi, yaitu partisipasi individu kedalam organisasi,
baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna memengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemerintah.
d. Contacting, yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun
jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna memengaruhi
keputusan mereka.
e. Tindakan kekerasan(violence), yaitu tindakan individu atau
kelompok guna memengaruhi keputusan pemerintah dengan cara
menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda,termasuk di
sini adalah huru-hara, teror, kudeta, revolusi, dan pemberontakan.
Gabriel A. Almond telah mencoba mengungkapkan secara
garis besar bentuk-bentuk partisipasi politik yang pernah digunakan
diberbagai Negara yaitu partisipasi konvensional dan
nonkonvensional.Konvensional sebagai bentuk partisipasi politik
yang dianggap umum berlangsung dalam demokrasi modern,
sedangkan nonkonvensional merupakan kebalikan dari bentuk yang
pertama yaitu bentuk partisipasi politik yang dianggap tidak umum
berlangsung dalam demokrasi modern.
Bentuk partisipasi politik konvensional seperti pemberian suara,
diskusi kelompok, debat publik, kegiatan kampanye, membentuk
dan bergabung dalam kelompok kepentingan, serta komunikasi
individual dengan pejabat politik/administrasi. Bentuk partisipasi
pada nonkonvensional seperti demonstrasi, konfrontasi, mogok,
tindak kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan ,
pembakaran, tindak kekerasan politik terhadap manusia,
penculikan, pembunuhan, perang gerilya, revolusi, teror dan fitnah.

3. Bentuk Budaya Politik Partisipan


Contoh bentuk peran warga Negara dalam budaya politik partisipan
diberbagai lingkungan kehidupan sebagai berikut.
a. Di Lingkungan Keluarga
Contoh peran warga Negara dalam budaya politik di lingkungan
keluarga sebagai berikut.
1) Menghormati peran ayah sebagai kepala keluarga.
2) Memahami hak dan kewajiban tiap-tiap anggota keluarga.
3) Ikut memberi masukan dalam pengambilan keputusan keluarga secara
musyawarah.
4) Menghargai perbedaan pendapat antar anggota keluarga.
5) Berani menyampaikan usul atau aspirasi dalam musyawarah keluarga .
b. Di Lingkungan Sekolah
Contoh peran warga Negara dalam budaya politikn di lingkungan
sekolah sebagai berikut.
1) Menjunjung tinggi kebebasan berpendapat di lingkungan sekolah.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan pemilihan ketua osis.
3) Menerima keputusan bersama meskipun tidak sesuai dengan pendapat
pribadi.
4) Mendukung program kegiatan sekolah untuk kepentingan bersama.
c. Di Lingkungan Masyarakat
Setiap individu harus turut berperan dalam budaya politik di
lingkungan masyarakat seperti berikut.
1) Menjadi pengurus organisasi masyarakat .
2) Ikut serta dalam kegiatan karang taruna atau organisasi kepemudaan.
3) Ikut serta dalam pemilihan ketua RT, Kepala dusun, atau kepala
kelurahan.
40

d. Di Lingkungan Bangsa dan Negara


Contoh partisipasi generasi muda dalam budaya politik di lingkungan
bangsa dan Negara seperti berikut.
1) Mengkritisi pernyataan para wakil rakyat melalui surat kabar.
2) Mengikuti seminar politik di institusi pemerintahan.
3) Ikut menyukseskan pemilihan umum.
4) Menjadi pengurus partai politik.
5) Memberikan solusi terhadap suatu permasalah bangsa.

41

Das könnte Ihnen auch gefallen