Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN KANKER
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme yang
mengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat
umum dari kanker adalah sebagai berikut: (1) pertumbuhan berlebihan umumnya berbenuk
tumor; (2) gangguan deferensiasidari sel dan jaringan; (3) bersifat invasif, mampu tumbuh
dijaringan sekitarnya; (4) bersifat metastatik, menyebar ketempat lain dan menyebabkan
pertumbuhan baru; (5) memiliki heriditas bawaan (acquired heridity) yaitu, turunan sel
kanker juga dapat menimbulkan kanker; (6) pergeseran metabolisme kearah pembentukan
makromolekul dari nukleosis dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat
untuk energi sel.
Sel kanker nengganggu tuan rumah karena menyebabkan (1) desakan akibat
pertumbuhan tumor; (2) penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis
dan (3) gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.
Faktor genetik
Faktor genetik atau disebut juga faktor keturunan juga menjadi penyebab memiliki
resiko peling tinggi untuk menderita kanker. Jenis knker yang sering diturunkan
dalam faktor genetik yaitu kanker payudara, kanker kulit, kanker indung telur dan
kanker usus besar.
Faktor radiasi
Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa
menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel
darah, seperti Leukemia.
Faktor virus
Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah
satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus Sitomegalo menyebabkan
Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit
berwarna merah). Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Virus Epstein
Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan
dan genetik. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma
dan kanker darah lainnya.
Faktor emosional
Emosional disini yang dimaksudkan adalah stres. Stres berat menyebabkan
ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang terus menerus dapat
mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas
sehingga menyebabkan kanker.
Faktor infeksi
Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena
terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun
lainnya tidak menyebabkan kanker. Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan
kanker pankreas dan saluran empedu. Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang
mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan
cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus
sel.
Faktor Makanan
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Makanan yang sering menjadi penyebab adalah :
Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar), minuman yang
mengandung alkohol, zat pewarna makanan, Logam berat seperti merkuri yang sering
terdapat pada makanan laut yang tercemar, berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
sel dapat memasuki interfase untuk kembali memasuki fase G1, saat sel berproliferasi, atau
memasuki fase istirahat (G0). Sel dalam fase G0 yang masih potensial untuk berproliferasi
disebut sel klonogenik atau sel induk (stem cell). Jadi yang menambah jumlah sel kanker
ialah sel yang dalam siklus proliferasi dan dalm fase G0.
S
fase
sintesis
G2
pramito
sis
M
fase
Mitosis
G1
pasca Mitosis
G0
fase
istirahat
Ditinjau dari siklus sel, obat dapat digolongkan menjadi 2 golongan. Yang pertama
ialah yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-fase tertentu dari siklus sel yang
disebul zat cell cycle-specific (CCS), misalnya vinkristin, vinblastin, merkaptopurin,
hidroksirea, metotreksat dan asparaginase. Zat CCS ini terbukti efektif terhadap kanker yang
berproliferasi cepat, misalnya kanker sel darah. Golongan ke dua ialah zat Cell CycleNonSpecific (CCNS), misalnya zat alkilator, antibiotik antikanker (daktinomisin,
daunorubisin, doksorubisin, plikamisin, mitomisin), sisplatin, prokarbazin dan nitrosourea/
perbedaan kerja tersebut lebih bersifat relatif dari pada absolut karena banyak zat yang
tergolong CCNS lebih aktif terhadap sel yang berproliferasi dan terhadap sel-sel yang sedang
dalam fase siklus tertentu. Misalnya, bila sel DNA klonogenik yang telah teralkilasi
diperbaiki sebelim sel memasuki fase S, maka sel tersebut tidak dipengaruhi oleh zat
alkilator.
Dalam penelitian didapatkan bahwa terjadi sinergisme antara vinblastin dan sitarabin
yang diberikan 16 jam kemudian pada tikus dengan sel leukemik L 1210. Sinergisme tidak
terlihat bila obat diberikan serentak. Hal tersebut disebabkan vinblastin menghentikan
aktivitas sel pada fase M dengan akibat populasi sel berada pada fase yang sama yaitu fase
M. Kira-kira setelah vinbastin diberikan, semua sel berada dalam fase S yang sensitif
terhadap sitarabin. Penelitan pengaruh obat terhadap siklus sel diharapkan dapat menemukan
kombinasi obat yang sesuai untuk tiap-tiap jenis kanker.
IV. KLASIFIKASI ANTI KANKER
Golongan
Alkilator
Sub golongan
Mustar nitogen
Obat
Mekloretamin
Siklofosfamid
Ifosfamid
Melfalan
Klorambusil
Trietilen-melamin (TEM)
Thiotepa
Metilhidrazin
Prokarbazin
Alkil sulfonat
Busulfan
Nitrosourea
Karmustin (BCNU)
Lomustin (CCNU)
Semustin (metil CCNU)
Streptozotosin
Platinum
Sisplatin
Karboplatin
Antimetaboli
Analog pirimidin
Oksaliplatin
5-fluorourasil
Sitarabin
6-azauridin
Floksuridin (FUDR)
Gemsitabin
Analog purin
6-merkaptopurin
6-tioguanid (T6)
Fludarabin, pentostatin
Produk
Antagonis folat
Metotreksat
Alkaloid vinka
Pemetreksed
Vinblastin (VLB)
alamiah
Vinkristin (VCR)
Vinorelbin
Taksan
Paklitaksel
Dosetaksel
Epipodofilotoksin
Etoposid
Teniposid
Kamptotesin
Irinotekan
Topotekan
Antibiotik
Daktinomisin (aktinomisin D)
Antrasiklin:
Daunorubisin
Doksorubisin
Mitramisin
Antrasenedion:
Mitoksantron
Mitomisin
Bleomisin
L-asparaginase
Enzim
Hormon dan Adrenokortikosteroid
Prednison
atagonis
Hidrokortison
Progestin
Hidroksiprogesteron kaproat
Medroksiprogesteron asetat
Megestrol asetat
Estrogen
Dietilstilbestrol
Etinil estradiol
Antiestrogen
Tamoksifen, toremifen
Androgen
Testosteron propionat
Fluoksimesteron
Antiandrogen
Flutamid
Penghambat
Mitotan, aminoglutetimid
Lain-lain
adrenokortikoid
Leuprolid
Analog GRH
Penghambat aromatase
Substitusi urea
Hidroksiurea
Derivat metilhidrazin
Prokarbazin
Diferentiating agent
Imatinib
Gefitinib
Penghambat preteosom
Bortezumib
Antibodi monoklonal
Rituksimab
Alemtuzumab
Semtuzumab
dari tanaman
DNA.
Antibiotik
Antrasiklin (daunorubisin, doksorubisin, mitramisin)berinterkalasi engan DNA
sebagai template dan pertukaran sister chromatid terganggu dan untai DNA
putus. Antrasiklin juga bereaksi dengan sitokrom P450 reduktase yang dengan
adanya NADPH membentuk zat perantara, yang kemudian bereaksi dengan
oksigen menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan sel. Pembentukan
putusnya
rantai
tunggal
DNA
mungkin
berdasarkan
kromatid.
Enzim
Asparaginase merupakan katalisator enzim yang berperan dalam hidrolisis
asparagin menjadi asam aspartat dan amonia. Dengan demikian sel kanker
kekurangan asparaginase yang berakibat kematian sel ini.
Alkilator
Dapat menyebabkan depresi hemopoetik yang ireversibel, terutama bila
diberikan
setelah
pengobatan
antikanker
lain
atau
setelah
radiasi.
Hormone estrogen
Estrogen merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker payudara. Estrogen
Thyrax
Thyrax adalah obat yang berisi levothyroxin, yaitu hormon sintetik untuk tiroksin
penderita
hipotiroid.
Jika
terlalu
berlebihan
maka
akan
menimbulkan
hipertiroidisme. Dan memungkinkan akan timbul kanker tiroid. Kanker tiroid terjadi
karena adanya mutasi pada sel sel tiroid sehingga tumbuh dan berkembang dengan
cepat. Selain itu sel sel tiroid juga kehilangan kontrol untuk mati secara normal
sehingga sel sel penyakit kanker tiroid memiliki umur yang panjang dibandingkan sel
sel tiroid yang normal. Kumpulan sel sel abnormal tiroid ini membentuk tumor dan
memiliki kemampuan untuk menyebar ke seluruh tubuh untuk menjadi sebuah tumor baru
di bagian tubuh yang baru.
Terapi utama dapat diberikan secara mandiri, namun terapi adjuvan tidak
dapat mandiri, artinya terapi adjuvan tersebut harus meyertai terapi utamanya.
Tujuannya adalah membantu terapi utama agar hasilnya lebih sempurna.
Terapi adjuvan tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki indikasi yaitu
bila setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata :
kankernya masih ada, dimana biopsi masih positif
kemungkinan besar kankernya masih ada, meskipun tidak ada bukti
secara makroskopis.
pada tumor dengan derajat keganasan tinggi ( oleh karena tingginya
resiko kekambuhan dan metastasis jauh).
Berdasarkan saat pemberiannya kemoterapi adjuvan pada tumor ganas dibagi menjadi :
1. neoadjuvant atau induction chemotherapy
2. concurrent, simultaneous atau concomitant chemoradiotherapy
3. post definitive chemotherapy
Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi dan sebaiknya dievalusi fungsi faal hepar
dan faal ginjalnya. Kelainan neurologi juga merupakan salah satu efek samping pemberian
kemoterapi.
Untuk menghindari efek samping intolerable, dimana penderita menjadi tambah sakit
sebaiknya dosis obat dihitung secara cermat berdasarkan luas permukaan tubuh (m2) atau
kadang-kadang menggunakan ukuran berat badan (kg). Selain itu faktor yang perlu
diperhatikan adalah keadaan biologik penderita. Untuk menentukan keadaan biologik yang
perlu diperhatikan adalah keadaan umum (kurus sekali, tampak kesakitan, lemah sadar baik,
koma, asites, sesak, dll), status penampilan (skala karnofsky, skala ECOG), status gizi, status
hematologis, faal ginjal, faal hati, kondisi jantung, paru dan lain sebagainya.
Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang relatif tinggi, pada
poor risk (apabila didapatkan gangguan berat pada faal organ penting) maka dosis obat harus
dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek samping terhadap organ tersebut lebih minimal.
Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
1. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ tubuh
tertentu.
2. Dosis.
3. Jadwal pemberian.
4. Cara pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
5. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas pada organ
tertentu.
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi
Pasien dengan keganasan memiki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang
apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum
memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sbb :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan < = 2
Sistem Integumen
Sistem Gastrointestinal
1. Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah
pemberian kemotherapi
2. Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3. Kaji diare & konstipasi
4. Kaji anoreksia
5. Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
C.
Sistem Hematopoetik
1. Kaji Netropenia
a. Kaji tanda infeksi
b. Auskultasi paru
c. Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
d. Kaji suhu
2. Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 - menengah, < 20.000/m3 - berat
3. Kaji Anemia
a. Warna kulit, capilarry refill
b. Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
D.
E.
F.
Sistem Genitourinari
1. Kaji frekwensi BAK
2. Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, oliguria, anuria
4. Monitor BUN, kreatinin
BAB III
KESIMPULAN
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak
normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan
dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai
organ.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu
massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar
(metastasis) ke seluruh tubuh. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel
menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena
itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen). Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas,
pada akhirnya DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam bahan
genetik sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari
adanya suatu perubahan dalam ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu. Kanker
merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada
baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK UI