Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
suhu.
Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c.
a. Perubahan Fisik
1) Uterus
Secara berangsur angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.
Fundus uteri 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya,
besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus
mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak teraba dari luar.
Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang normal. Epitelerasi
siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi
memakan waktu tiga minggu.
2) Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
3) Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi
plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat
pelepasan desidua dan selaput janin.
(Sarwono,2007:237-238)
4) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau
lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
a) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
b) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
1) Periode Taking In
a) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
c) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan
segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
d) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan
tubuhnya
e) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika
melahirkan secara berulang-ulang
f) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur
dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti
sediakala.
g) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan
nutrisi,
dan
kurangnya
nafsu
makan
menandakan
b)
Bendungan ASI
(1) Karena sumbatan pada saluran ASI.
(2) Tidak dikosongkan seluruh puting susu.
(3) Keluhan : mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai
subu badan meningkat
(4) Penanganan mengosongkan ASI dengan masase atau pompa,
memberikan estradiol sementara menghentikan pembuatan
ASI,
dan
pengobatan
simtomatis
sehingga
keluahan
berkurang.
b) Mastitis dan abses mamae
Terjadinya
bendungan
ASI
merupakan
permulaan
dari
Waktu
6-8 jam
setelah
persalinan
Tujuan
Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi
rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling kepada ibu atau keluarga salah satu anggota
keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan pada masa nifas
karena atonia uteri.
Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
2
2 minggu
setelah
persalinan
6 hari
setelah
persalinan
6 minggu
setelah
persalinan
Penatalaksanaan Kasus
a.
b.
6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri.
c.
Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d.
e.
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Pelepasan
neurotransmitter nyeri
perdarahan
Resiko tinggi
kekurangan
volume cairan
Luka terbuka
Trauma kandung
kemih
Respon
psikologis
Perubahan
eliminasi urine
Retensi urine
Substansi P, serotonin,
prostaglandin keluar
Resti Infeksi
Masuk ke serabut
afferen
Diterima di kornu dorsalis
medulla spinalis
Kurang
pengalaman
keluarga
Kurang
pengetahuan
(diri
dan
bayi)
Korteks serebri
Keterbatasan gerak
dan aktivitas
Ketidak
-efektifan
menyusui
Perubahan peran
(kebutuhan belajar
menjadi orang tua
mengenai perawatan
Resiko tinggi
cedera
Persepsi nyeri
Nyeri akut
Konstipasi
kepuasan
menyusui
dengan
criteria
evaluasi
ibu
dapat mendemonstrasikan
pada ibu dengan KE : ibu dapat BAB maksimal hari ke 3 post partum,
feses lembek.
Intervensi :
1) Anjurkan pasien untuk melakukan ambulasi sesuai toleransi dan
meningkatkan secara progresif.
Rasional : membantu meningkatkan peristaltik gastrointestinal.
2) Pertahankan diet reguler dengan kudapan diantara makanan,
tingkatkan makan buah dan sayuran.
Rasional
makanan
seperti
buah
dan
sayuran
membantu
2)
i. Dx 9
Tujuan
2)
3)
dipelajari.
j. Dx 10
Tujuan
terkoordinasi dengan KE : sudah tidak nyeri pada luka jahitan saat duduk,
luka jahitan perinium sudah tidak sakit (nyeri berkurang).
Intervensi :
1)
2)
3)
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan masalah yang ada
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat (Doenges M.E, 2001).
teknik
komunikasi,
kemampuan
dalam
prosedur
tindakan,
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP.
Ibrahim, Cristian. 1996. Perawatan Kebidanan ( Perawatan Nifas) Jilid III. Jakarta :
Bharata.