Sie sind auf Seite 1von 26

BAB I

PENDAHULUAN

Industri farmasi memiliki peran penting dalam menentukan kebutuhan obatobatan bagi setiap anggota masyarakat, sebab penggunaan obat dapat mempengaruhi
kesehatan penggunanya. PT. Pertiwi Agung atau yang dikenal juga dengan nama
Landson yang merupakan salah satu industri obat bertanggung jawab untuk
menghasilkan obat yang bermutu dalam setiap produknya. Salah satu langkah yang
diambil untuk mencapai hal tersebut adalah dengan penerapan C.P.O.B.
Bangunan dari Landson - PT. Pertiwi Agung terdiri atas dua area, yaitu black
area dan grey area. Black area mencakup daerah gudang dan pengemasan sekunder,
kantin,semua kantor departemen kecuali departemen produksi sedangkan grey area
meliputi daerah produksi, ruang staging produk ruahan, ruang timbang, ruang
pengemasan primer, dan laboratorium R&D. Kontruksi bangunan Landson - PT.
Pertiwi Agung dibuat untuk mendukung semua aktifitas dari pabrik. Khusus untuk
ruang produksi (termasuk koridor dan ruang penyangga) dinding telah menggunakan
Insulated Sandwich Panel (Bondor) yang mana lapisan ini dapat mengkondisikan
ruangan dengan cepat, debu tidak mudah menempel, mudah dibersihkan dan tahan
terhadap goresan, untuk

lantai dilapisi dengan epoksi, bebas dari retakan dan

sambungan terbuka, serta setiap sudut di ruang dibuat melengkung/ tidak membentuk
sudut (hospital plane) hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembersihan dan

mencegah kontaminasi silang. Sehingga kontruksi dari Landson - PT. Pertiwi Agung
sudah sesuai dengan persyaratan C.P.O.B.
Departemen yang menangani mengenai sarana pendukung di Landson - PT.
Pertiwi Agung adalah departemen Engineering. Sarana penunjang ini bertujuan untuk
membantu dalam menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan yang diinginkan.
Produk yang dihasilkan Landson - PT. Pertiwi Agung merupakan jenis copy
product (obat yang formulanya sudah ada dipasaran). Departemen yang menangani
masalah formulasi produk baru maupun produk existing adalah departemen R&D.
Departemen ini dipimpin oleh seorang manager R&D yang mana spesifikasi
pendidikan adalah seorang apoteker. Untuk menghasilkan suaru produk baru,
departemen R&D dibagi dalam empat bagian yaitu :
a.
Bagian formulasi, bertugas untuk mecari formula obat baru, mulai dari
studi literature formula hingga membuat informasi formula yang akan digunakan
b.

oleh procrument sebagai dasar order bahan baku maupun bahan pengemas.
Bagian analisis, bertugas untuk mencari metode analisa baik analisa
bahan baku, analisa produk refference , analisa formula hingga analisa untuk uji
stabilitas.

c.

Bagian packaging, bertugas untuk mencari bahan packaging untuk

d.

produk yang dihasilkan, meliputi pengemas primer, sekunder dan tersier.


Toll in dan export, bertugas dalam pengembangan formulasi untuk toll
in dan export serta pengurusan dokumen yang terkait dengan toll in dan export
tersebut.
Setiap produk yang dihasilkan oleh Landson - PT. Pertiwi Agung mengalami

serangkaiaan pengujian hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa mutu yang
2

dihasilkan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Departemen yang menangani setiap


pengujian bahan baku, produk antara, produk ruahan, produk jadi maupun bahan
pengemas adalah departemen Quality Control (QC).
Perencanaan produksi Landson - PT. Pertiwi Agung dilakukan oleh departemen
PPIC, data yang digunakan untuk menentukan besarnya bets size yang akan dibuat
berasal dari marketing, selanjutnya PPIC akan menententukan berapa banyak bahan
baku dan bahan kemas yang akan di beli atau yang akan diadakan dengan
memperhatikan stok yang masih tersisa di gudang.
Gudang yang terdapat di Landson - PT. Pertiwi Agung dibagi menjadi dua
yaitu gudang bahan baku dan bahan pengemas, serta gudang produk jadi. Gudang
bahan baku dan bahan pengemas dibagi dalam tiga bagian sub inventory yaitu :
a. Gudang bahan karantina adalah penyimpanan untuk bahan baku dan bahan kemas
yang masih menunggu release dari departemen QC.
b. Gudang bahan reject
c. Regular, adalah penyimpanan bahan dibawah suhu 30 C, contoh folding box dan
master box
d. Cool, adalah penyimpanan bahan pada suhu 25 C, contoh penyimpanan cangkak
kapsul dan alufoil
e. Cold, adalah penyimpanan bahan pada suhu dibawah 10 C, contoh penyimpanan
vitamin dan ekstrak
f. Unflamable, adalah tempat penyimpana untuk bahan baku yang mudah terbakar
dan mudah meledak yang terdiri dari alcohol dan etilen klorid.
Gudang produk jadi dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
3

a.
b.
c.

Reguler, yaitu penyimpanan untuk produk jadi pada suhu dibawah 30 C


Cool, yaitu penyimpanan untuk produk pada suhu dibawah 25 C
Cold, yaitu penyimpanan untuk produk jadi pada suhu dibawah 10 C
Sistem penataan barang di gudang bahan baku, bahan kemas maupun gudang

produk jadi menggunakan sistem oracle yaitu suatu sistem komputerisasi yang mana
dapat menunjukkan tempat penyimpanan bahan dibagian mana, pada system ini
diberi tanda dengan kode.
Contoh : 01.2.03.04 yang artinya :
01 adalah kode sap inventory
2 adalah kode nomor rak
03 adalah posisi rak nomor 3 bila rak dilihat secara vertical
04 adalah posisi rak nomor 4 bila rak dilihat secara horizontal
Sistem serah terima bahan baku dan bahan pengemas dari gudang kepada
bagian produksi dilakukan di ruang pass box yang merupakan salah ruang grey area.
Terdapat dua pass box yaitu pass box untuk serah terima bahan baku dan pass box
untuk serah terima bahan pengemas. Bahan yang masuk ke ruang produksi diurutkan
atas dasar rencarna produksi mingguan

yang dibuat oleh departemen produksi,

tujuannya adalah agar barang yang masuk keruang produksi adalah benar-benar
barang yang akan segera digunakan sehingga akan memperkecil kemungkinan
kontaminasi bahan. Selanjutnya bahan baku akan masuk ke ruang penimbangan,
setelah bahan baku ditimbang bahan baku akan mengalami proses selanjutnya
tergantung dari bentuk sediaan yang akan dibuat. Bila bahan baku yang sudah
ditimbang tidak langsung akan digunakan tapi masih menunggu satu hingga dua hari
maka bahan tersebut akan disimpan di ruang staging proses.
Dalam proses produksi bahan yang telah mengalami satu tahap produksi dan
akan menuju ke tahap selanjutnya selalu dilakukan IPC (In Proses Control) dimana

yang melakukan adalah bagian produksi tetapi yang mengawasi bagian QC serta yang
membuat protab (Prosedur Tetap) dan yang meluluskan atau tidak adalah bagian QA,
IPC bertujuan untuk membangun mutu produk agar sesuai dengan yang diharapkan
karena mutu obat tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu
obat harus dibentuk kedalam produk tersebut.
Di Landson - PT. Pertiwi Agung pada ruang produksi setiap ruangan hanya
terdapat satu macam alat hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang. Setelah selesai digunakan alat tersebut akan dibersihkan sesuai dengan
prosedurnya masing-masing, setelah itu dikeringkan dan di tutup dengan plastik agar
terhindar dari debu. Peralatan yang digunakan di Landson - PT. Pertiwi Agung
sebelum digunakan sudah dikualifikasi dan dikalibrasi sesuai dengan jadwalnya
masing-masing untuk memberikan kepercayaan yang tinggi bahwa peralatan yang
digunakan memenuhi persyaratan yang yang ditetapkan.
Untuk mencegah kontaminasi silang pada daerah produksi juga dibuat
perbedaan tekanan yang mana untuk koridor tekanan udara adalah ++ (positif dua),
ruang penyangga (air lock) + (positif satu), ruang produksi effervescent dan soft
kapsul +++ (positif tiga), dan ruang mixing,granulasi, cetak serta striping + (positif
satu). Faktor lain yang dilakukan untuk menjamin produk yang diproduksi terhindar
dari pencemaran dan untuk menjamin keamanan dari maing-masing karyawan maka
setiap personal yang masuk ke daerah produksi harus mencuci tangan terlebih dahulu
di ruang penyangga (air lock) dan menggunakan perlengkapan khusus (overall) yang
terdiri dari pakaian atasan dengan lengan panjang, celana panjang,sepatu, penutup

rambut, masker dan jilbab khusus bagi yang menggunakan jilbab, serta penataan
ruangan disesuaikan dengan alur produksi hal ini bertujan untuk memperkecil resiko
kekeliruan antara bahan, terlewatkannya tahap produksi, serta mencegah kontaminasi
silang.

BAB II
ISI
Bahan baku atau bahan pengemas yang datang ke gudang bahan baku dan
bahan pengemas diterima oleh bagian gudang, selanjutnya dilakukan administrasi
penerimaan barang meliputi :
-

Pemerikasaan surat jalan


Pemerikasaan kebenaran barang yang dikirim
Pemerikasaan kebenaran jumlah barang
Setelah itu dilakukan pemasukan data barang data yang disorder ke urekle,

membuat karantina, memasukkan data yang sudah release dari QC (Quality Control)
ke orecle, membuat MRR ( Material Resaving Report) yang artinya bahan telah
direlease oleh QC (Quality Control)

dan sudah masuk inventory. Bagian QC

(Quality Control) akan menempel label karantina (berwarna kuning) pada bahan
baku atau bahan pengemas yang baru datang, menyiapkan dokumen pengambilan
contoh, dan melakukan sampling bahan baku atau bahan pengemas. Hasil release
atau reject akan dicantumkan ke dalam Product Analysis Report (PAR) dan disertakan

juga Catatan Pengujian Bahan Baku (CPB). Apabila bahan baku atau bahan
pengemas tersebut diluluskan akan diberi label berwarna hijau yang berisi keterangan
QC (Quality Control)

Release, dan nomer kode QCB atau QKB. Tetapi apabila

ditolak maka akan diberi label berwarna merah berisi keterangan QC (Quality
Control) Reject, untuk selanjutnya dikembalikan ke supplier.
Bahan baku atau bahan pengemas yang telah dinyatakan lulus uji, selanjutnya
akan ditimbang untuk diproses lebih lanjut. Setiap proses dari pencampuran sampai
pengemasan skunder akan selalu diawasi dan diperiksa oleh QC (Quality Control)
/IPC (In Process Control). Produk antara, produk ruahan, dan produk jadi akan
dibuatkan SPU untuk pemeriksaan homogenitas dan uji disolusi (tablet dan kapsul),
dan bagian QC (Quality Control) akan memasang label karantina dan melakukan
sampling.
Hasil pemeriksaan berupa label QC release jika memenuhi syarat atau QC
reject jika tidak memenuhi syarat, dokumen PAR dan CP. Setiap proses yang
dikendalikan oleh QC/IPC meliputi proses pencampuran, cetak, pengisian kapsul,
penyalutan pengisian sirup, pengemasan primer, pengemasan sekunder, sampai
produk jadi.
Setelah produk jadi melewati pengemasan sekunder dan dinyatakan lulus uji,
maka akan disiapkan dokumen Product Transfer Note (PTN) yang dibuat oleh bagian
Pengemasan Sekunder dan disetujui oleh QA/QC Manager untuk memindahkan
produk tersebut ke gudang untuk dicatat ke kartu stok oleh petugas gudang.
7

Bahan baku aktif


karantina

Bahan tambahan
dari supplier
Bahan pengemas

QC I
QCII

Kembali ke
supplier

Rejected

RELEAS
ED

Purified Water
Warehouse

QCII

Packing Primer,
Striping Botol

Packing skunder

Re-process

Rejected

Re-process

Kadar/Homogenitas
Kadar Air

Tablet, kaplet, sirup, kapsul


Pencetakan tablet,
pengisisan sirup/
kapsul

Rejected

RELEAS
ED
IPC I
RELEAS
ED
IPCII/II
I

Kekerasan, waktu hancur, friability


keseragaman bobot & volume, viskositas, pH

RELEAS
ED
IPCII/II
I
RELEAS
ED

Rejected

Re-process

Rejected

Re-process

Kebocoran
Kerapihan
Keseragaman volume

Redaksional
Bobot Folding Box

Finished Good Product Warehouse

Ke pasaran

Retained Sample

Retur

QA/QC

Gambar 1. Alur Monitoring Penyediaan Obat Jadi

INFORMASI PENYEDIAAN :
- Reagent
- Alat-alat gelas/ perlengkapan QC
SUPPLIER
PPIC
(PRODUC

- Bahan baku
- Bahan pengemas
- Bahan baku new
product

Penyediaan
Aqua Demin
(Engineering
)

RELEASE /
REJECT
PERIKSA

Informasi ke QC +
pengambilan
sampel

RELEASE

QC

R&D

Release/reject:
- Bahan baku
- Product trial atau formulasi
- Spesifikasi new Produt
- Metode pengujian new product

Produksi/
proses

Packing primer

Packing sekunder
(FGS)

IPC
QC

Gudang obat
jadi (Logistic)

IPC

Market/pasar

IPC

Retur

-Redaksional
-bobot folding box

Retained
sample

QC

Periksaan stabilitas

QC

Periksaan kondisi produk


retur

Gambar 2. Flow Chart Aktifitas QA/QC

SUPPLIER

Diparaf oleh QC

QA/QC

Surat jalan

LOGISTIK

- Label karantina
- Dokumen pengambilan contoh (SPU)
- Hasil I : Release/ Reject

Periksa QC
- Label release/reject
- Dokumen PAR (Product Analysis
Report)
- Catatan pengujian Bahan Baku
Permintaan
Penyediaan

Periksa QC

- Reagen
- Alat-alat/ perlengkapan QC

SPU . Sampling
Produksi/pros
es

Packing
primer

Packing
sekunder
Gudang
produk jadi
(logistik)
Market/pasar

Produksi
Returan
Produksi
Repack

Hasil : -Label R/R


-Dokumen PAR + CP

QC/IPC
periksa

SPU . Sampling
periksa IPC
Hasil : -Label R/R
-Dokumen PAR + CP

SPU . Sampling

periksa IPC

Hasil : -Label R/R


-Dokumen PAR + CP
-Dokumen PTN

Pengujian stabilitas

Retained
sample

QC Dok. C.P Stabilitas

Barang retur
10
(gudang)

QC Periksa R/R

Dok. C.P

Musnah
Berita
Gudang Bahan Baku dan Bahanrelease
Kemas, terdiri dari : pemusnahan
-reject

1.

a.

Gudang bahan karantina adalah penyimpanan untuk bahan baku dan


bahan kemas yang masih menunggu release dari departemen Q.C.

b.

Gudang Bahan reject

c.

Regular, adalah penyimpanan bahan dibawah suhu 30 C, contoh :


folding box dan master box

d.

Cool, adalah penyimpanan bahan pada suhu 25 C, contoh


penyimpanan cangkak kapsul dan alufoil

e.

Cold, adalah penyimpanan bahan pada suhu dibawah 10 C, contoh


penyimpanan vitamin dan ekstrak

f.

Unflamable, adalah tempat penyimpanan untuk bahan baku yang


mudah terbakar dan mudah meledak yang terdiri dari alkohol dan
metilen klorida.

Kegiatan administrasi di gudang bahan kemas dan bahan baku adalah :


1.
Penerimaan barang, tugasnya adalah :
- Memasukan data barang yang disorder
- Memasukan data barag yang sudah direlease dari QC ke sistem
oracle
- Pembuatan MRR (Material Receiving Record). MRR adalah bukti
ke accounting bahwa bahan baku/kemas sudah masuk dan diterima
sebagai bahan inventory.
11

2.

Pengeluaran barang, tugasnya adalah :


- Melakukan transaksi setiap pengeluaran barang, baik bahan baku
maupun bahan kemas (transact)

2.

Gudang Produk Jadi


Gudang produk jadi untuk menyimpan produk jadi yang siap didistribusikan.

Gudang obat jadi terdiri dari daerah penyimpanan obat yang sudah lolos uji dari QC,
dan daerah penyimpanan obat yang tidak lolos uji dari departemen QC dan siap untuk
dimusnahkan.Gudang Produk jadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.
b.
c.

Reguler, yaitu penyimpanan untuk produk jadi pada suhu dibawah 30 C


Cool, yaitu penyimpanan untuk produk pada suhu dibawah 25 C
Cold, yaitu penyimpanan untuk produk jadi pada suhu dibawah 10 C
Kegiatan yang ada di gudang produk jadi adalah :
1. Penerimaan barang
Gudang produk jadi menerima produk jadi dari departemen produksi.
Produk ini sudah tidak perlu karantina lagi. Barang masuk langsung ditaruh
di rak. Bagian administrasi penerimaan barang mencatat untuk produk jadi
yang masuk dan yang keluar.
2. Pengeluaran barang
Pengeluaran barang dari gudang menunggu order dari marketing.

1) Alur Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Pengemas

12

Alur penerimaan barang dari supplier ke PPIC (Production Planing and


Inventory Control) dimulai dari bagian marketing yang membuat forecast (ramalan)
tentang target pemasaran. Berdasarkan ramalan ini bagian PPIC (Production Planing
and Inventory Control) kemudian membuat PPRF (Production Planning and Rolling
Forecast) yang merupakan target produksi yang oleh departemen dibuat jadwal
produksinya dan disetujui oleh Plant Director, Plant Manager dan Marketing
Manager. PPRF ini dibuat untuk mengetahui target produksi dan perencanaan 6 bulan
ke depan, tetapi yang sudah fix untuk 3 bulan ke depan, berdasarkan pada data stok
GOJ (Gudang Obat Jadi),WIP (Work In Process). Kemudian PPIC (Production
Planing and Inventory Control) membuat rencana produksi untuk menghitung
kebutuhan bahan baku dan bahan pengemas yang harus disediakan, jika bahan baku
dan bahan pengemas tidak mencukupi maka bagian PPIC (Production Planing and
Inventory Control) membuat RPBB/RPBK (Rencana Pembelian Bahan Baku dan
Rencana Pembelian Bahan Pengemas) yang disetujui oleh Plant Director, Plant
Manager.

Kemudian

PPIC

(Production

Planing

and

Inventory

Control)

mengeluarkan Purchase Requestion (PR) yang diajukan ke bagian pembelian


(Procurement) untuk selanjutnya dikeluarkan Purchase Order (PO) untuk dikirimkan
ke Supplier.
Setelah barang datang, diperiksa apakah barang yang datang sesuai pesanan
atau tidak, keutuhan kemasan, kebenaran label, jumlah awal yang diterima dengan
surat jalan, lalu admin gudang mencocokkan surat jalan (jumlah barang yang dipesan,
no. batch dan expired date) apakah sesuai dengan PO, Surat Jalan diberikan pada
13

PPIC (Production Planing and Inventory Control) dan Procurement Manager untuk
disetujui. Barang datang diterima, dicatat dan didata oleh administrasi warehouse
(gudang). Apabila sudah sesuai maka barang diperiksa dan ditimbang lalu masuk ke
gudang karantina.
Setelah itu PPIC (Production Planing and Inventory Control) memasukkan
data barang datang ke oracle. Tujuannya agar Q.C mengetahui adanya barang datang
Alur
untuk melakukan sampling dan inspeksi. Setelah bahan baku yang dikarantina diuji
Forecast
Marketing

oleh bagian Quality Control, maka bagian Quality Control akan membuat Product
PPICmenulisi
(PRODUCTION
PPRF Report (PAR) yang menyatakan released atau rejected, sambil
Analyzes

PLANING AND
label reject atau released, bagian gudang akan membuat Material ReceivedINVENTORY
Record
PPIC
RPBB/RPBK
CONTROL)
(PRODUCTION
(PRODUCTION
(MRR),
dan
bila barang
release (label hijau) maka data barang yang
datang
Rencana
Pembelian
Bahantersebut
Baku
PLANING
AND
PLANING
AND
Rencana pembelian bahan pengemas
INVENTORY
INVENTORY
Rencana
Pembelian(sudah
Bahan Pengemas
menjadi
receiving
masuk inventory), sedangkan bila barang itu reject
(label
Pelaksana
PPIC
(PRODUCTION
PR
CONTROL)
CONTROL)
PLANING AND
(PRODUCTION
merah)
maka
dikembalikan
ke
supplier
atau
dimusnahkan.
Purchase requsition
INVENTORY
PLANING
AND
Procurementny
PO
CONTROL)
INVENTORY
(PRODUCTION
CONTROL)
Purchase Order
PLANING
SupplierAND
Surat jalan
INVENTORY
CONTROL)
Warehouse
Data barang datang
Production Planning and Rolling Forecast

Karantina

Warehouse

Recipe

Warehouse

Sampling

QC

Inspect

QC
14

PAR

QC

Label Released/ Rejected

Receiving
L

Warehouse

Warehouse

MRR

Gambar 5. Alur Penerimaan Barang dari Supplier ke Departemen PPIC


(PRODUCTION PLANING AND INVENTORY CONTROL)

15

2) Alur Pengeluaran Barang dari PPIC (Production Planing and Inventory


Control) ke Departemen Produksi
Alur pengeluaran barang dari PPIC (Production Planing and Inventory
Control) ke Departemen Produksi dapat dilihat pada gambar berikut :
Alur

Pelaksana
Marketing

Forecast

PPRF

PPIC
(PRODUCTI
ON
Production Planing
Produksi
PLANING
AND
INVENTOR
Q.A
CPB/CKB
Y
CONTROL)
(PRODUCTI
Pick List Batch
ON
PPIC
PLANING
(PRODUCTION
ANDAND
PLANING
Label Identitas
INVENTOR
PPIC
INVENTORY
Y
(PRODUCTI
CONTROL)
CONTROL)
ON
(PRODUCTION
On Hand
Warehouse
PLANING
PLANING
AND
AND
INVENTORY
INVENTOR
CONTROL)
Transact
Y
PPIC
CONTROL)
(PRODUCTI
(PRODUCTI
ON
Delivery Batch
PPIC
ON
PLANING
(PRODUCTION
PLANING
AND
PLANING
AND
AND
INVENTOR
INVENTORY
INVENTOR
Y and
Gambar 6. Alur Pengeluaran Barang dari PPIC (Production Planing
CONTROL)
Y
CONTROL)
CONTROL)
(PRODUCTI
Inventory Control) ke Departemen Produksi(PRODUCTION
PLANING
ONAND
INVENTORY
PLANING
16
CONTROL)
AND
INVENTOR
Y
CONTROL)
(Production Planning and Rolling Forecast)

Rencana pemasaran produk (forecast) yang dilakukan oleh bagian marketing,


kemudian diterjemahkan PPIC (Production Planing and Inventory Control) dalam
bentuk PPRF, yang disusun untuk 6 bulan ke depan, tetapi yang sudah fix untuk 3
bulan ke depan. Berdasarkan PPRF, PPIC (Production Planing and Inventory
Control) dapat menetapkan target produksi minimal 3 bulan ke depan. Kemudian
PPIC (Production Planing and Inventory Control) memberikan informasi yang berisi
ketersediaan bahan baku dan bahan pengemas yang masih tersedia di gudang setiap
minggunya kepada Departemen Produksi. Kemudian Departemen Produksi akan
membuat RPM (Rencana Produksi Mingguan) untuk menentukan prioritas proses
produksi yang akan dilaksanakan untuk kemudian didistribusikan ke seluruh bagian.
Kemudian PPIC (Production Planing and Inventory Control) akan mengeluarkan 1
paket dokumen setiap minggunya, yang akan menyertai setiap tahapan proses
produksi dan menjadi dokumen serta alat kontrol proses produksi mulai dari tahap
penyiapan bahan baku, bahan pengemas oleh gudang bahan baku dan bahan
pengemas, sampai tahap penerimaan obat jadi yang sudah diluluskan oleh
Departemen QC ke bagian gudang obat jadi. Paket dokumen tersebut berisi:
1.

Production sheet : memuat semua bahan baku dan bahan kemas


primer dan bahan kemas sekunder yang dibutuhkan untuk proses
produksi. Production sheet terdiri atas 4 lembar yang akan
didistribusikan ke Finance, Departemen produksi, gudang bahan baku

17

dan bahan kemas serta PPIC (Production Planing and Inventory


Control) sebagai arsip.
2.

Catatan Pengolahan Batch (CPB).

3.

Catatan Pengemasan Batch (CKB).

4.

Label Identitas yang berfungsi

sebagai identitas bahan dan

menggantikan label release dari QC.


Selain membuat PPRF, PPIC (Production Planing and Inventory Control)
juga melakukan pengontrolan persediaan bahan baku, bahan pengemas dan obat jadi
di gudang agar persediaannya mencukupi, sehingga perputaran modal dapat berjalan
dengan baik (Invertory Control/IC).
Setiap pengeluaran dan pemasukan barang selalu di input kedalam oracle
system. Penyimpanan atau penyusunan barang di gudang juga berdasarkan oracle
system. Data dimasukkan oleh staff penerima barang. Oracle system telah didesain
bahwa barang yang mempunyai ED paling dekat maka akan dikeluarkan terlebih
dahulu.
3) Alur Penerimaan Produk Jadi
Alur penerimaan produk jadi dari departemen produksi ke PPIC (Production
Planing and Inventory Control) (gudang) melalui beberapa tahap yang dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Alur
PTN
(Production Transfer Note)

Transact

Pelaksana
18

Produksi

Warehouse

On Hand
Gambar 7. Alur Penerimaan Produk Jadi

Warehouse

Produk obat jadi yang sudah mengalami proses pengemasan sekunder dan
sudah mendapatkan lebel released dari QC, kemudian dibuatkan PTN (Product
Transfer Note) oleh bagian produksi (pengemasan) yang ditandatangani oleh
manager QC, kemudian dilakukan pencatatan pemasukan data barang ke oracle
(transact). Setelah itu akan terbaca data barang yang siap untuk didistribusikan.
4) Alur Pengeluaran Produk Jadi
Alur pengeluaran produk jadi dari produksi ke PPIC (Production Planing and
Inventory Control) (gudang) melalui beberapa tahap yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Sales Order

Marketing

Transact

PPIC
(PRODUCTION
PPIC (Production Planing and
Inventory Control)

Pick List

Gambar 8. Alur Pengeluaran Produk Jadi


Pengeluaran produk jadi dari PPIC (Production Planing and Inventory
Control) gudang ke supplier melalui serangkaian proses. Bagian marketing yang
19

mengeluarkan

sales order yang berisi pemintaan produk. Departemen PPIC

(Production Planing and Inventory Control) akan melakukan transact untuk produk
tersebut. Setelah dilakukan transact maka PPIC (Production Planing and Inventory
Control)

akan membuat pick list untuk produk yang akan dikirimkan kepada

konsumen melalui distributor perusahaan (Mensa Bina Sukses), yang disertai dengan
tanda terima produk obat.
2. Departemen Produksi
Departemen

Produksi

merupakan

departemen

yang

bertugas

untuk

melaksanakan suatu proses produksi sesuai dengan kaidah dan persyaratan CPOB
untuk menghasilkan mutu yang dibentuk pada produk, aman, efektif dan dapat
diterima pasar, sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan
bertanggung jawab terhadap proses pembuatan obat, mulai dari proses pengolahan
sampai proses pengemasan. Sediaan obat yang diproduksi di Landson - PT. Pertiwi
Agung meliputi sediaan tablet, kapsul, kapsul lunak, sirup dan serbuk effervescent,
sedangkan produk sediaan beta laktam, salep/krim dan injeksi Landson - PT. Pertiwi
Agung melakukan toll out ke PT. Otto Pharmaceutical Industry Ltd.,karena di
Landson - PT. Pertiwi Agung belum ada fasilitas untuk pembuatan sediaan tersebut.
1) Sasaran Mutu dan Tugas Umum
Sasaran mutu departemen produksi adalah sebagai berikut :
a.

Menyelesaikan proses produksi dengan target waktu tidak lebih dari 40


hari untuk 17 item produk pareto.

20

b.

Melakukan validasi proses (concurrent) tidak kurang dari 15 produk


pertahun.

Departemen produksi dalam melakukan suatu produksi akan bekerjasama dengan


departemen atau divisi lain agar dapat menghasilkan suatu produk yang bermutu.

BAB III
KESIMPULAN
1. Landson - PT. Pertiwi Agung telah menerapkan CPOB dalam setiap rangkaian
proses produksi dan pengawasan mutu, yang didukung oleh sertifikat CPOB
dan ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu, sehingga produk yang dihasilkan
dapat benar-benar berkualitas dan terjamin mutu keamanannya.
2. Kegiatan industri di Landson - PT. Pertiwi Agung meliputi perencanaan,
pengadaan, produksi, pengawasan mutu, dan distribusi.
3. Penerapan langkah-langkah yang baik dan tepat dalam seluruh aspek rangkaian
produksi dapat menghasilkan obat jadi yang memenuhi persyaratan mutu yang
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

21

Bahan aktif dan Bahan


pengisi

Zat pengikat, pangawet, zat


warna

Campuran
homogen

Campuran
homogen
Mixing
Massa
granul
Ayak basah
QC

Pengeringan / Fluid Bed


Dryer
Ayak kering

Zat pelincir & Zat penghancur

Karantina

Pelumasan
IPC I

Cetak
tablet

QC

Lolos uji
Salut film

Salut gula

QC

Karantina

Lolos uji
IPC II

IPC IV

Pengemasan primer
Pengemasan sekunder
22

Gudang produk jadi

Karanti
na
Lolos uji

QC

Bahan pengisi

Bahan aktif

Zat pelincir,
pengikat,
penghancur

Campuran kering

Campuran siap
cetak

Gambar 3.16 Proses Pembuatan


Tablet denganQC
Granulasi Basah
Karantina

IPC I

Cetak tablet
Salut film

Salut gula
Karantina

IPC IV

QC

Pengemasan primer

IPC II

Pengemasan sekunder

Karantina

23
QC
Gudang produk
jadi

Gambar 3.17 Proses Pembuatan Tablet dengan Metode Cetak Langsung

Bahan
Pelincin

Bahan aktif

Pencampuran
/mixing
Massa homogen siap isi
Karantina
IPC I

QC

Pengisian kapsul

Otomatis
IPC
V
Gudang

Semi otomatis

Gambar 3.18 Proses Pembuatan Kapsul


Penimba
ngan
Bahan
Baku
RH =
45%

Bahan Baku
T= 240C RH
= 45%

Karantina

QC

Melting
Gelatine

T= 900C RH =
45%

Mixing

Pengemasan primer
QC III

IPC II

P = 2 Bar

QC I

Pengemasan
sekunder
Serah

IPC IV

Terima

Encapsulation

Karantina
QC
II

T = 220C RH =
20%

QC
IPC
II

Gudang produk jadi


Gudang
Bahan
Kemas

Packin
g

Dryin
g

24
IPC
IV
Warehou
se

Polishin
g

Washing

Gambar 3.19 Proses Pembuatan Kapsul Lunak

Air mendidih + Gula + Pengawet


penyaringa
n
Bahan aktif, aqua, pelarut
lain

Larutan
Sirup

Zat warna,
pelarut

Pengembangan CMC
(jika diperlukan) 12
jam
Mixing
Bahan Baku
penyaringa
Pengayakan Mesh 30 dan 60
n
Campuran
Pengeringan FDB :homogen

Flavouring, pelarut

Gambar 3.20 Proses pembuatan sirup

Citric acid (10 menit)


Sod Bicarbonat + Taurin (20 menit)
Vitamin (30 menit)
- BJ

Larutan sirup siap


isi

Flavour (45 menit)


QC

- pH
- Kadar

karantina

Mixing
QC

-Viskositas
- Visual

Mixing

QC

Filling
25

Pengisian sirup

IPC III

IPC
Pengemasan
skunder

IPC IV

karantina
IPC

Gudang obat
Gudang Produk Jadi jadi

Gambar 3.21 Proses Pembuatan Serbuk Effervescent

26

Das könnte Ihnen auch gefallen