Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Industri farmasi memiliki peran penting dalam menentukan kebutuhan obatobatan bagi setiap anggota masyarakat, sebab penggunaan obat dapat mempengaruhi
kesehatan penggunanya. PT. Pertiwi Agung atau yang dikenal juga dengan nama
Landson yang merupakan salah satu industri obat bertanggung jawab untuk
menghasilkan obat yang bermutu dalam setiap produknya. Salah satu langkah yang
diambil untuk mencapai hal tersebut adalah dengan penerapan C.P.O.B.
Bangunan dari Landson - PT. Pertiwi Agung terdiri atas dua area, yaitu black
area dan grey area. Black area mencakup daerah gudang dan pengemasan sekunder,
kantin,semua kantor departemen kecuali departemen produksi sedangkan grey area
meliputi daerah produksi, ruang staging produk ruahan, ruang timbang, ruang
pengemasan primer, dan laboratorium R&D. Kontruksi bangunan Landson - PT.
Pertiwi Agung dibuat untuk mendukung semua aktifitas dari pabrik. Khusus untuk
ruang produksi (termasuk koridor dan ruang penyangga) dinding telah menggunakan
Insulated Sandwich Panel (Bondor) yang mana lapisan ini dapat mengkondisikan
ruangan dengan cepat, debu tidak mudah menempel, mudah dibersihkan dan tahan
terhadap goresan, untuk
sambungan terbuka, serta setiap sudut di ruang dibuat melengkung/ tidak membentuk
sudut (hospital plane) hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembersihan dan
mencegah kontaminasi silang. Sehingga kontruksi dari Landson - PT. Pertiwi Agung
sudah sesuai dengan persyaratan C.P.O.B.
Departemen yang menangani mengenai sarana pendukung di Landson - PT.
Pertiwi Agung adalah departemen Engineering. Sarana penunjang ini bertujuan untuk
membantu dalam menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan yang diinginkan.
Produk yang dihasilkan Landson - PT. Pertiwi Agung merupakan jenis copy
product (obat yang formulanya sudah ada dipasaran). Departemen yang menangani
masalah formulasi produk baru maupun produk existing adalah departemen R&D.
Departemen ini dipimpin oleh seorang manager R&D yang mana spesifikasi
pendidikan adalah seorang apoteker. Untuk menghasilkan suaru produk baru,
departemen R&D dibagi dalam empat bagian yaitu :
a.
Bagian formulasi, bertugas untuk mecari formula obat baru, mulai dari
studi literature formula hingga membuat informasi formula yang akan digunakan
b.
oleh procrument sebagai dasar order bahan baku maupun bahan pengemas.
Bagian analisis, bertugas untuk mencari metode analisa baik analisa
bahan baku, analisa produk refference , analisa formula hingga analisa untuk uji
stabilitas.
c.
d.
serangkaiaan pengujian hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa mutu yang
2
a.
b.
c.
produk jadi menggunakan sistem oracle yaitu suatu sistem komputerisasi yang mana
dapat menunjukkan tempat penyimpanan bahan dibagian mana, pada system ini
diberi tanda dengan kode.
Contoh : 01.2.03.04 yang artinya :
01 adalah kode sap inventory
2 adalah kode nomor rak
03 adalah posisi rak nomor 3 bila rak dilihat secara vertical
04 adalah posisi rak nomor 4 bila rak dilihat secara horizontal
Sistem serah terima bahan baku dan bahan pengemas dari gudang kepada
bagian produksi dilakukan di ruang pass box yang merupakan salah ruang grey area.
Terdapat dua pass box yaitu pass box untuk serah terima bahan baku dan pass box
untuk serah terima bahan pengemas. Bahan yang masuk ke ruang produksi diurutkan
atas dasar rencarna produksi mingguan
tujuannya adalah agar barang yang masuk keruang produksi adalah benar-benar
barang yang akan segera digunakan sehingga akan memperkecil kemungkinan
kontaminasi bahan. Selanjutnya bahan baku akan masuk ke ruang penimbangan,
setelah bahan baku ditimbang bahan baku akan mengalami proses selanjutnya
tergantung dari bentuk sediaan yang akan dibuat. Bila bahan baku yang sudah
ditimbang tidak langsung akan digunakan tapi masih menunggu satu hingga dua hari
maka bahan tersebut akan disimpan di ruang staging proses.
Dalam proses produksi bahan yang telah mengalami satu tahap produksi dan
akan menuju ke tahap selanjutnya selalu dilakukan IPC (In Proses Control) dimana
yang melakukan adalah bagian produksi tetapi yang mengawasi bagian QC serta yang
membuat protab (Prosedur Tetap) dan yang meluluskan atau tidak adalah bagian QA,
IPC bertujuan untuk membangun mutu produk agar sesuai dengan yang diharapkan
karena mutu obat tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu
obat harus dibentuk kedalam produk tersebut.
Di Landson - PT. Pertiwi Agung pada ruang produksi setiap ruangan hanya
terdapat satu macam alat hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang. Setelah selesai digunakan alat tersebut akan dibersihkan sesuai dengan
prosedurnya masing-masing, setelah itu dikeringkan dan di tutup dengan plastik agar
terhindar dari debu. Peralatan yang digunakan di Landson - PT. Pertiwi Agung
sebelum digunakan sudah dikualifikasi dan dikalibrasi sesuai dengan jadwalnya
masing-masing untuk memberikan kepercayaan yang tinggi bahwa peralatan yang
digunakan memenuhi persyaratan yang yang ditetapkan.
Untuk mencegah kontaminasi silang pada daerah produksi juga dibuat
perbedaan tekanan yang mana untuk koridor tekanan udara adalah ++ (positif dua),
ruang penyangga (air lock) + (positif satu), ruang produksi effervescent dan soft
kapsul +++ (positif tiga), dan ruang mixing,granulasi, cetak serta striping + (positif
satu). Faktor lain yang dilakukan untuk menjamin produk yang diproduksi terhindar
dari pencemaran dan untuk menjamin keamanan dari maing-masing karyawan maka
setiap personal yang masuk ke daerah produksi harus mencuci tangan terlebih dahulu
di ruang penyangga (air lock) dan menggunakan perlengkapan khusus (overall) yang
terdiri dari pakaian atasan dengan lengan panjang, celana panjang,sepatu, penutup
rambut, masker dan jilbab khusus bagi yang menggunakan jilbab, serta penataan
ruangan disesuaikan dengan alur produksi hal ini bertujan untuk memperkecil resiko
kekeliruan antara bahan, terlewatkannya tahap produksi, serta mencegah kontaminasi
silang.
BAB II
ISI
Bahan baku atau bahan pengemas yang datang ke gudang bahan baku dan
bahan pengemas diterima oleh bagian gudang, selanjutnya dilakukan administrasi
penerimaan barang meliputi :
-
membuat karantina, memasukkan data yang sudah release dari QC (Quality Control)
ke orecle, membuat MRR ( Material Resaving Report) yang artinya bahan telah
direlease oleh QC (Quality Control)
(Quality Control) akan menempel label karantina (berwarna kuning) pada bahan
baku atau bahan pengemas yang baru datang, menyiapkan dokumen pengambilan
contoh, dan melakukan sampling bahan baku atau bahan pengemas. Hasil release
atau reject akan dicantumkan ke dalam Product Analysis Report (PAR) dan disertakan
juga Catatan Pengujian Bahan Baku (CPB). Apabila bahan baku atau bahan
pengemas tersebut diluluskan akan diberi label berwarna hijau yang berisi keterangan
QC (Quality Control)
ditolak maka akan diberi label berwarna merah berisi keterangan QC (Quality
Control) Reject, untuk selanjutnya dikembalikan ke supplier.
Bahan baku atau bahan pengemas yang telah dinyatakan lulus uji, selanjutnya
akan ditimbang untuk diproses lebih lanjut. Setiap proses dari pencampuran sampai
pengemasan skunder akan selalu diawasi dan diperiksa oleh QC (Quality Control)
/IPC (In Process Control). Produk antara, produk ruahan, dan produk jadi akan
dibuatkan SPU untuk pemeriksaan homogenitas dan uji disolusi (tablet dan kapsul),
dan bagian QC (Quality Control) akan memasang label karantina dan melakukan
sampling.
Hasil pemeriksaan berupa label QC release jika memenuhi syarat atau QC
reject jika tidak memenuhi syarat, dokumen PAR dan CP. Setiap proses yang
dikendalikan oleh QC/IPC meliputi proses pencampuran, cetak, pengisian kapsul,
penyalutan pengisian sirup, pengemasan primer, pengemasan sekunder, sampai
produk jadi.
Setelah produk jadi melewati pengemasan sekunder dan dinyatakan lulus uji,
maka akan disiapkan dokumen Product Transfer Note (PTN) yang dibuat oleh bagian
Pengemasan Sekunder dan disetujui oleh QA/QC Manager untuk memindahkan
produk tersebut ke gudang untuk dicatat ke kartu stok oleh petugas gudang.
7
Bahan tambahan
dari supplier
Bahan pengemas
QC I
QCII
Kembali ke
supplier
Rejected
RELEAS
ED
Purified Water
Warehouse
QCII
Packing Primer,
Striping Botol
Packing skunder
Re-process
Rejected
Re-process
Kadar/Homogenitas
Kadar Air
Rejected
RELEAS
ED
IPC I
RELEAS
ED
IPCII/II
I
RELEAS
ED
IPCII/II
I
RELEAS
ED
Rejected
Re-process
Rejected
Re-process
Kebocoran
Kerapihan
Keseragaman volume
Redaksional
Bobot Folding Box
Ke pasaran
Retained Sample
Retur
QA/QC
INFORMASI PENYEDIAAN :
- Reagent
- Alat-alat gelas/ perlengkapan QC
SUPPLIER
PPIC
(PRODUC
- Bahan baku
- Bahan pengemas
- Bahan baku new
product
Penyediaan
Aqua Demin
(Engineering
)
RELEASE /
REJECT
PERIKSA
Informasi ke QC +
pengambilan
sampel
RELEASE
QC
R&D
Release/reject:
- Bahan baku
- Product trial atau formulasi
- Spesifikasi new Produt
- Metode pengujian new product
Produksi/
proses
Packing primer
Packing sekunder
(FGS)
IPC
QC
Gudang obat
jadi (Logistic)
IPC
Market/pasar
IPC
Retur
-Redaksional
-bobot folding box
Retained
sample
QC
Periksaan stabilitas
QC
SUPPLIER
Diparaf oleh QC
QA/QC
Surat jalan
LOGISTIK
- Label karantina
- Dokumen pengambilan contoh (SPU)
- Hasil I : Release/ Reject
Periksa QC
- Label release/reject
- Dokumen PAR (Product Analysis
Report)
- Catatan pengujian Bahan Baku
Permintaan
Penyediaan
Periksa QC
- Reagen
- Alat-alat/ perlengkapan QC
SPU . Sampling
Produksi/pros
es
Packing
primer
Packing
sekunder
Gudang
produk jadi
(logistik)
Market/pasar
Produksi
Returan
Produksi
Repack
QC/IPC
periksa
SPU . Sampling
periksa IPC
Hasil : -Label R/R
-Dokumen PAR + CP
SPU . Sampling
periksa IPC
Pengujian stabilitas
Retained
sample
Barang retur
10
(gudang)
QC Periksa R/R
Dok. C.P
Musnah
Berita
Gudang Bahan Baku dan Bahanrelease
Kemas, terdiri dari : pemusnahan
-reject
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
2.
Gudang obat jadi terdiri dari daerah penyimpanan obat yang sudah lolos uji dari QC,
dan daerah penyimpanan obat yang tidak lolos uji dari departemen QC dan siap untuk
dimusnahkan.Gudang Produk jadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.
b.
c.
12
Kemudian
PPIC
(Production
Planing
and
Inventory
Control)
PPIC (Production Planing and Inventory Control) dan Procurement Manager untuk
disetujui. Barang datang diterima, dicatat dan didata oleh administrasi warehouse
(gudang). Apabila sudah sesuai maka barang diperiksa dan ditimbang lalu masuk ke
gudang karantina.
Setelah itu PPIC (Production Planing and Inventory Control) memasukkan
data barang datang ke oracle. Tujuannya agar Q.C mengetahui adanya barang datang
Alur
untuk melakukan sampling dan inspeksi. Setelah bahan baku yang dikarantina diuji
Forecast
Marketing
oleh bagian Quality Control, maka bagian Quality Control akan membuat Product
PPICmenulisi
(PRODUCTION
PPRF Report (PAR) yang menyatakan released atau rejected, sambil
Analyzes
PLANING AND
label reject atau released, bagian gudang akan membuat Material ReceivedINVENTORY
Record
PPIC
RPBB/RPBK
CONTROL)
(PRODUCTION
(PRODUCTION
(MRR),
dan
bila barang
release (label hijau) maka data barang yang
datang
Rencana
Pembelian
Bahantersebut
Baku
PLANING
AND
PLANING
AND
Rencana pembelian bahan pengemas
INVENTORY
INVENTORY
Rencana
Pembelian(sudah
Bahan Pengemas
menjadi
receiving
masuk inventory), sedangkan bila barang itu reject
(label
Pelaksana
PPIC
(PRODUCTION
PR
CONTROL)
CONTROL)
PLANING AND
(PRODUCTION
merah)
maka
dikembalikan
ke
supplier
atau
dimusnahkan.
Purchase requsition
INVENTORY
PLANING
AND
Procurementny
PO
CONTROL)
INVENTORY
(PRODUCTION
CONTROL)
Purchase Order
PLANING
SupplierAND
Surat jalan
INVENTORY
CONTROL)
Warehouse
Data barang datang
Production Planning and Rolling Forecast
Karantina
Warehouse
Recipe
Warehouse
Sampling
QC
Inspect
QC
14
PAR
QC
Receiving
L
Warehouse
Warehouse
MRR
15
Pelaksana
Marketing
Forecast
PPRF
PPIC
(PRODUCTI
ON
Production Planing
Produksi
PLANING
AND
INVENTOR
Q.A
CPB/CKB
Y
CONTROL)
(PRODUCTI
Pick List Batch
ON
PPIC
PLANING
(PRODUCTION
ANDAND
PLANING
Label Identitas
INVENTOR
PPIC
INVENTORY
Y
(PRODUCTI
CONTROL)
CONTROL)
ON
(PRODUCTION
On Hand
Warehouse
PLANING
PLANING
AND
AND
INVENTORY
INVENTOR
CONTROL)
Transact
Y
PPIC
CONTROL)
(PRODUCTI
(PRODUCTI
ON
Delivery Batch
PPIC
ON
PLANING
(PRODUCTION
PLANING
AND
PLANING
AND
AND
INVENTOR
INVENTORY
INVENTOR
Y and
Gambar 6. Alur Pengeluaran Barang dari PPIC (Production Planing
CONTROL)
Y
CONTROL)
CONTROL)
(PRODUCTI
Inventory Control) ke Departemen Produksi(PRODUCTION
PLANING
ONAND
INVENTORY
PLANING
16
CONTROL)
AND
INVENTOR
Y
CONTROL)
(Production Planning and Rolling Forecast)
17
3.
4.
Transact
Pelaksana
18
Produksi
Warehouse
On Hand
Gambar 7. Alur Penerimaan Produk Jadi
Warehouse
Produk obat jadi yang sudah mengalami proses pengemasan sekunder dan
sudah mendapatkan lebel released dari QC, kemudian dibuatkan PTN (Product
Transfer Note) oleh bagian produksi (pengemasan) yang ditandatangani oleh
manager QC, kemudian dilakukan pencatatan pemasukan data barang ke oracle
(transact). Setelah itu akan terbaca data barang yang siap untuk didistribusikan.
4) Alur Pengeluaran Produk Jadi
Alur pengeluaran produk jadi dari produksi ke PPIC (Production Planing and
Inventory Control) (gudang) melalui beberapa tahap yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Sales Order
Marketing
Transact
PPIC
(PRODUCTION
PPIC (Production Planing and
Inventory Control)
Pick List
mengeluarkan
(Production Planing and Inventory Control) akan melakukan transact untuk produk
tersebut. Setelah dilakukan transact maka PPIC (Production Planing and Inventory
Control)
akan membuat pick list untuk produk yang akan dikirimkan kepada
konsumen melalui distributor perusahaan (Mensa Bina Sukses), yang disertai dengan
tanda terima produk obat.
2. Departemen Produksi
Departemen
Produksi
merupakan
departemen
yang
bertugas
untuk
melaksanakan suatu proses produksi sesuai dengan kaidah dan persyaratan CPOB
untuk menghasilkan mutu yang dibentuk pada produk, aman, efektif dan dapat
diterima pasar, sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan
bertanggung jawab terhadap proses pembuatan obat, mulai dari proses pengolahan
sampai proses pengemasan. Sediaan obat yang diproduksi di Landson - PT. Pertiwi
Agung meliputi sediaan tablet, kapsul, kapsul lunak, sirup dan serbuk effervescent,
sedangkan produk sediaan beta laktam, salep/krim dan injeksi Landson - PT. Pertiwi
Agung melakukan toll out ke PT. Otto Pharmaceutical Industry Ltd.,karena di
Landson - PT. Pertiwi Agung belum ada fasilitas untuk pembuatan sediaan tersebut.
1) Sasaran Mutu dan Tugas Umum
Sasaran mutu departemen produksi adalah sebagai berikut :
a.
20
b.
BAB III
KESIMPULAN
1. Landson - PT. Pertiwi Agung telah menerapkan CPOB dalam setiap rangkaian
proses produksi dan pengawasan mutu, yang didukung oleh sertifikat CPOB
dan ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu, sehingga produk yang dihasilkan
dapat benar-benar berkualitas dan terjamin mutu keamanannya.
2. Kegiatan industri di Landson - PT. Pertiwi Agung meliputi perencanaan,
pengadaan, produksi, pengawasan mutu, dan distribusi.
3. Penerapan langkah-langkah yang baik dan tepat dalam seluruh aspek rangkaian
produksi dapat menghasilkan obat jadi yang memenuhi persyaratan mutu yang
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
21
Campuran
homogen
Campuran
homogen
Mixing
Massa
granul
Ayak basah
QC
Karantina
Pelumasan
IPC I
Cetak
tablet
QC
Lolos uji
Salut film
Salut gula
QC
Karantina
Lolos uji
IPC II
IPC IV
Pengemasan primer
Pengemasan sekunder
22
Karanti
na
Lolos uji
QC
Bahan pengisi
Bahan aktif
Zat pelincir,
pengikat,
penghancur
Campuran kering
Campuran siap
cetak
IPC I
Cetak tablet
Salut film
Salut gula
Karantina
IPC IV
QC
Pengemasan primer
IPC II
Pengemasan sekunder
Karantina
23
QC
Gudang produk
jadi
Bahan
Pelincin
Bahan aktif
Pencampuran
/mixing
Massa homogen siap isi
Karantina
IPC I
QC
Pengisian kapsul
Otomatis
IPC
V
Gudang
Semi otomatis
Bahan Baku
T= 240C RH
= 45%
Karantina
QC
Melting
Gelatine
T= 900C RH =
45%
Mixing
Pengemasan primer
QC III
IPC II
P = 2 Bar
QC I
Pengemasan
sekunder
Serah
IPC IV
Terima
Encapsulation
Karantina
QC
II
T = 220C RH =
20%
QC
IPC
II
Packin
g
Dryin
g
24
IPC
IV
Warehou
se
Polishin
g
Washing
Larutan
Sirup
Zat warna,
pelarut
Pengembangan CMC
(jika diperlukan) 12
jam
Mixing
Bahan Baku
penyaringa
Pengayakan Mesh 30 dan 60
n
Campuran
Pengeringan FDB :homogen
Flavouring, pelarut
- pH
- Kadar
karantina
Mixing
QC
-Viskositas
- Visual
Mixing
QC
Filling
25
Pengisian sirup
IPC III
IPC
Pengemasan
skunder
IPC IV
karantina
IPC
Gudang obat
Gudang Produk Jadi jadi
26