Sie sind auf Seite 1von 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

NOMOR: QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015
TENTANG :
KEBIJAKAN PELAYANAN HIV- AIDS
RS. ISLAM KLATEN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN
MENIMBANG
:

a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh


pasien yang memerlukan Pelayanan Penanggulangan HIV-AIDS.
b. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud
huruf a. Perlu menetapkan Kebijakan Pelayanan Penanggulangan HIVAIDS di RS. Islam Klaten, yang ditetapkan dengan keputusan Direktur.

MENGINGAT
:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang
Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/Per/11/1988
tentang Rumah Sakit.
Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar pelayanan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV-AIDS.
Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif.
Keputusan Menteri kesehatan nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003
tentang pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan.
Peraturan
Menteri
Koordinator
Kesejahteraan
Rakyat
nomor
02/Per/Menko/Kesra/I/2007
tentang
Kebijakan
Nasional
Penanggulangan HIV-AIDS melalui pengurangan dampak buruk
penggunaan Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015

Revisi : 1

Tgl. Terbit : 1 Juli 2015


Page 1/5

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS
PASAL I
PENDAHULUAN
Kesatu
Kedua
Ketiga

: Rumah Sakit Islam Klaten membentuk TIM HIV- AIDS.


: Rumah Sakit Islam Klaten melaksanakan Pelayanan Penanggulangan
HIV- AIDS.
: Pelayanan Penanggulangan HIV- AIDS yang dimaksud adalah:
a. Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing).
b. Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision).
c. Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik).
d. Pelayanan Penunjang.
e. Pelaksanaan Rujukan.
PASAL II
PELAYANAN VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ketujuh

Kedelapan
Kesembilan

: Rumah Sakit Islam Klaten memberikan Pelayanan VCT (Voluntary


Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela) dan
TIPK (Tes HIV Atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).
: Pelayanan VCT/KTS adalah : proses konseling sukarela dan tes HIV atas
inisiatif individu yang bersangkutan.
: Pelayanan VCT dilakukan di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat
Darurat dan Instalasi Rawat Inap & Intensif.
: Pelayanan VCT dilakukan oleh tenaga kesehatan atau konselor terlatih.
: Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan melalui KTS /TIPK.
: Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan berdasarkan prinsip
konfidensialitas, persetujuan, konseling, pencatatan pelaporan, dan
rujukan.
: KTS hanya dilakukan pada pasien yang memberikan persetujuan secara
tertulis, kecuali dalam hal :
a. Penugasan tertentu dalam kedinasan tentara atau polisi.
b. Keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan pada pasien
yang secara klinis telah menunjukkan gejala yang mengarah pada
AIDS.
c. Pasien dalam rencana tindakan pembedahan, kebidanan, dan
hemodialisa yang sifatnya screening
d. Permintaan pihak yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
: KTS dilakukan dengan tatap muka atau tidak tatap muka dan dapat
dilaksanakan bersama pasangan (couple counseling) atau dalam
kelompok (group counseling).
: Konselor yang terlatih harus memiliki sertifikat pelatihan konselor HIV-

QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015

Revisi : 1

Tgl. Terbit : 1 Juli 2015


Page 2/5

Kesepuluh
Kesebelas

AIDS yang masih berlaku.


: Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga medis dan atau teknisi
laboratorium yang terlatih.
: Setiap pasien TB (Tuberculosis) dilakukan TIPK (Tes HIV Atas
Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).atas inisiatif
petugas kesehatan dan konseling.
PASAL III
PELAYANAN PMTCT (Prevention Mother To Child Transmision)

Kesatu
Kedua

Ketiga

: Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision) adalah


Upaya Pencegahan penularan dari Ibu ke Anak (PPIA).
: Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dilaksanakan melalui 4
(empat) kegiatan yang meliputi :
a. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif.
b. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan
dengan HIV.
c. Pencegahan penularan HIV dari Ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya.
d. Pemberian dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada ibu
dengan HIV beserta anak dan keluarganya.
: Pada pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) pada kunjungan
pertama kali, klien diberikan informasi tentang pemeriksaan test HIVAIDs, Jika setuju, maka dipersilahkan mengisi lembar informed consent
PASAL IV
PELAYANAN IO (Infeksi Oportunistik)

Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat

Kelima
Keenam

: Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik) adalah Pelayanan Infeksi


Oportunistik yang terjadi pada pasien HIV-AIDS.
: Pasien HIV-AIDS dengan IO dirawat di ruang Isolasi, dengan sarana dan
fasilitas sesuai standar.
: Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan terhadap pasien HIVAIDS harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
: Pengobatan pasie HIV-AIDS dengan Infeksi Oportunistik yang dilakukan
di RS Islam Klaten hanya terbatas pada kasus stadium klinis 1 dan 2
atau jumlah sel limfosit T CD4 lebih dari 350 sel/mm 3 (belum
memerlukan terapi ARV).
: RS Islam Klaten tidak bisa memberikan pelayanan IO pada Ibu hamil
dengan HIV-AIDS dikarenakan memerlukan terapi ARV, sehingga
dilakukan proses rujukan.
: RS Islam Klaten tidak bisa memberikan pelayanan IO Tuberculosis pada
penderita pasien HIV-AIDS dikarenakan memerlukan terapi ARV,
sehingga dilakukan proses rujukan.
PASAL V
PELAYANAN PENUNJANG

Kesatu

: RS Islam Klaten memberikan Pelayanan penunjang pada pasien HIVAIDS yang meliputi : pelayanan Gizi, Laboratorium, Radiologi,
Pencatatan dan Pelaporan.

QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015

Revisi : 1

Tgl. Terbit : 1 Juli 2015


Page 3/5

Kedua
Ketiga

Keempat
Kelima
Keenam

: Pelayanan Gizi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan status gizi


dengan pemberian nutrisi yang sesuai kebutuhan pasien HIV-AIDS.
: - Pelayanan Laboratorium untuk pemeriksaan screening HIV - 1/2 dari
sampel dengan metode serial dengan menggunakan kombinasi
Reagensi yang didasarkan pada instruksi Permenkes dengan
memperhatikan sensitifitas dan spesifitas reagen dan pabrikan dan
selalu didahului dengan konseling pra tes atau informasi singkat.
- Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan HIV - 1/2 dilakukan
secara khusus yaitu hasil dicatat sesuai kode pasien dan diserahkan
langsung kepada konselor
: Pelayanan Radiologi dilakukan sesuai prosedur.
: Semua kegiatan penanggulangan HIV-AIDS harus dilakukan Pencatatan
dan Pelaporan sesuai dengan pedoman yang berlaku, dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten.
: RS Islam Klaten melakukan pencatatan perawatan, tindak lanjut
perawatan pasien HIV serta mendokumentasikannya dalam Rekam
Medik.
PASAL VI
PELAKSANAAN RUJUKAN

Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat

Keempat

: Rumah Sakit Islam Klaten akan melayani pasien sesuai kemampuan


sumberdaya yang dimiliki.
: Apabila rumah sakit tidak mampu melayani pasien dengan HIV-AIDS
maka dilakukan rujukan atau alih rawat ke rumah sakit lain yang
memiliki fasilitas/sumber daya yang diperlukan oleh pasien.
: Pasien HIV yang dirawat di Rumah Sakit Islam Klaten dilakukan
pemeriksaan screening TB (Tuberculosis)
: Kriteria Pasien HIV-AID yang harus dirujuk adalah yang memerlukan
terapi antiretroviral (ARV), yang di indikasikan pada :
a. kasus stadium klinis 3 dan 4 atau jumlah sel limfosit T CD4 kurang
dari 350 sel/mm3.
b. Ibu hamil dengan HIV.
c. Penderita HIV dengan Tuberculosis.
: Hal-hal lainnya tentang rujukan seperti yang tertulis dalam kebijakan
Pelayanan Rujukan QM/KBJ/YANDIS/02/V/2013.
PASAL VII

Kesatu
Kedua

Ketiga

Keempat

PENATALAKSANAAN PASCA TERTUSUK JARUM DAN


TERPAJAN CAIRAN TUBUH PASIEN (HEPATITIS B DAN HIV-AIDS)
: Rumah Sakit Islam Klaten akan melakukan penatalaksanaan paska
tertusuk jarum dan terpajan cairan tubuh pasie (Hepatitis B dan HIVAIDS) bagi petugas
: Petugas yang potensial terpajan dan hasil pemeriksaan laboratorium
positif, petugas yang bersangkutan dirujuk ke klinik Care Suport and
Treatmen/CST .
: Petugas yang potensial terpajan dan hasil pemeriksaan laboratorium
negatif, petugas yang bersangkutan diberi Propilaksis Pasca Pajanan/PPP
berupa Anti Retro Viral/ARV dalam waktu 4 jam pasca pajanan sampai
36 jam kemudian selama 4 minggu.
: Petugas yang terpajan pasien HIV-AIDS dilakukan pemeriksaan
laboratorium ulang pada bulan ke 3 dan ke 6.

QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015

Revisi : 1

Tgl. Terbit : 1 Juli 2015


Page 4/5

Kelima
Keenam
Ketujuh

: Petugas yang belum divaksinasi Hepatitis B diberikan 1 dosis HBIg


ditambah 1 seri vaksinasi hepatitis B
: Petugas yang pernah divaksinasi Hepatitis B diberikan 1 dosis HBIg
ditambah ulangan seri vaksinasi Hepatitis B atau 2 dosis HBIg.
: Petugas yang terpajan pasien Hepatitis B dilakukan pemeriksaan
laboratorium ulang pada bulan ke 3 dan ke 6.
PASAL VIII
KETENTUAN PENUTUP

Keputusan direktur ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan akan di evaluasi setiap 3 (tiga)
tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan

Ditetapkan di
: Klaten
Pada tanggal
: 1 Juli 2015
----------------------------------Direktur Utama

dr. H. Suswanto M.Sc., Sp.PK

QM/KBJ/YANDIS/13/VII/2015

Revisi : 1

Tgl. Terbit : 1 Juli 2015


Page 5/5

Das könnte Ihnen auch gefallen