Sie sind auf Seite 1von 11

Makalah

Return on Invested Capital and Profitability Analysis Pada PT. Gudang Garam Tbk.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan

Tim Penyusun:
Ratna Rucitra

120110130148

Jonathan B. U. Buranda

120110130152

William Ludi

120110130155

Satyadi Baskoro Putra

120110130165

Megawati Mediyani

120110130169

Dosen:
Prima Yusi Sari,S.E.,M.E.,Ak.
Rilya Aryancana,S.E.,M.Sc.,Ak.

Jadwal :
Kelas D, Selasa 09.30-12.00

Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
2016

A.

Analyzing Return on Net Operating Assets

a) Disaggregating Return on Net Operating Assets

Current Asset

2011
Rp30,381,754.0

2012
Rp29,954,021.0

2013
Rp34,606,461.0

2014
Rp38,532,600.00

Current Liabilities

0
Rp13,534,319.0

0
Rp13,802,317.0

0
Rp20,094,580.0

Rp23,783,134.00

Net Current Assets

0
Rp16,847,435.0

0
Rp16,151,704.0

0
Rp14,511,881.0

Rp14,749,466.00

Non Current Assets

0
Rp8,706,951.00

0
Rp34,604,461.0

0
Rp50,770,251.0

Rp58,220,600.00

Non Current Liabilities


Net Non Current Liabilities

Rp1,003,458.00
Rp7,703,493.00

0
Rp1,101,295.00
Rp33,503,166.0

0
Rp1,259,400.00
Rp49,510,851.0

Rp20,094,580.00
Rp38,126,020.00

Net Operating Assets (NOA)

Rp24,550,928.0

0
Rp49,654,870.0

0
Rp64,022,732.0

Rp52,875,486.00

0
Rp37,102,899.0

0
Rp56,838,801.0

Rp58,449,109.00

0
Average Net Operating Asset

RNOA =

Net Operating Profit After Tax


Average net Operating Assets

1. Net Opertaing Asset (NOA)


2. Net Operating Profit After Tax

Revenue

2012
Rp49,028,696.0

2013
Rp55,436,954.00

2014
Rp65,185,850.00

Cost of Sales

0
Rp39,843,974.0

Rp44,563,096.00

Rp51,806,284.00

Gross Profit
Other Income And Expense
Operating Profit
Interest Expense
Income Before Tax
Tax Expense
Net Income
Tax Rate
Net Operating Profit After Tax

0
Rp9,184,722.00
Rp3,159,041.00
Rp6,025,681.00
Rp495,035.00
Rp5,530,646.00
Rp1,461,935.00
Rp4,068,711.00
26.43%
Rp

Rp10,873,858.00
Rp4,182,136.00
Rp6,691,722.00
Rp755,518.00
Rp5,936,204.00
Rp1,810,552.00
Rp4,125,652.00
30.50%
Rp

Rp13,379,566.00
Rp4,801,910.00
Rp8,577,656.00
Rp1,371,811.00
Rp7,205,845.00
Rp1,552,272.00
Rp5,653,573.00
21.54%
Rp

4,432,891.67

4,650,735.77

6,729,870.59

3. Return on Net Operating Assets


Return on net operating assets = Net operating profit margin x Net operating assets turn over

NOPAT
Nopat
Sales
=
x
Average NOA Sales Average NOA

A. Relation between Profit Margin and Asset Turnover

RNOA
5.00
4.00
3.00
Net Operating Asset Turnover

RNOA

2.00
1.00
0.00
12.00% 13.00% 14.00%
OPM

Perusahaan
Net Operating Asset Turnover
OPM
RNOA

2012
4,48
12,29%
55,06%

2013
4
12,07%
48,28%

2014
3,64
13,16%
47,90%

Jadi, dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa PT Gudang Garam memiliki NOPAT
yang baik dan Operating Profit margin yang baik pula. Walaupun dari tahun 2012 sampai 2014
terdapat penurunan RNOA yang disebabkan adanya penurunan Net Operating Asset Turnover di
sekitar angka 4, yaitu perputaran aset adalah 4 kali terhadap USD 1 Sales disebabkan oleh
adanya kegiatan investasi perusahaan yang besar untuk membeli mesin Sigaret Kretek Mesin
namun PT Gudang Garam tetap mampu mempertahankan OPM nya sehingga penurunan pada
RNOA tidak terlalu signifikan. Kami simpulkan bahwa perusahaan dapat mengelola sales dan
expenses nya dengan baik.

a) Disaggregation of Profit Margin


Operating Profit Margin (OPM) rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan setalah dikurangi oleh beban dan pajak. Operating Profit Margin
dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Operating Profit Margin=

NOPAT
Sales

Ada beberapa area yang penting untuk menganalisa profitabilitas yaitu :


1. Gross Profit
Gross Profit dicari dengan cara mengurangi Revenue dengan COGS (cost of good sold).
Gross Profit Margin adalah persentase pembagi antara Gross Profit dengan Sales. Gross
3

Profit dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Menganalisa perubahan
pada penjualan dan COGS (cost of good sold) berguna untuk mengidentifikasi pemicu utama
pada gross profit. Perubahan pada gross profit biasanya berasal dari kombinasi dibawah ini :
a. Peningkatan atau penurunan pada volume penjualan
b. Peningkatan dan penurunan pada harga jual per unit
c. Peningkatan dan penurunan pada biaya per unit
Income From Operation pada PT Gudang Garam Tbk.
(dalam 000)
Pendapatan
Biaya pokok penjualan
Gross Profit
Pendapatan lainnya
Beban usaha
Beban lainnya
Rugi kurs, bersih
Operating Profit
Operating Profit Margin

2012
Rp 49.028.696
Rp (39.843.974)
Rp 9.184.722
Rp
73.299
Rp (3.177.516)
Rp
(37.166)
Rp
(17.658)
Rp 6.025.681

(OPM)

2013
Rp 55.436.954
Rp(44.563.096)
Rp 10.873.858
Rp
62.080
Rp (4.224.052)
Rp
(7.199)
Rp
(12.965)
Rp 6.691.722

12,29%

2014
65.185.850
(51.806.284)
13.379.566
67.845
(4.854.713)
(31.742)
16.700
8.577.656

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

12,07%

13,16%

2. Selling Expense
Selling expense menjadi salah satu aspek yang cukup krusial dalam menentukan
profitabilitas suatu industri. Biasanya pada beberapa perusahaan, selling expense biasanya
sangat variable sedangkan pada perusahaan lain selling expense lebih bersifat fixed (tetap).
Oleh karena itu, untuk dapat menganalisa lebih lanjut kita harus memisahkan antara fixed dan
variable komponen dari selling expense. Biasanya General and Administrative expense
adalah fixed komponen termasuk beban sewa dan gaji karyawan.
Operating Expense pada PT Gudang Garam Tbk.
(dalam 000)
2012
2013
Operating Expense
Rp (3.177.516) Rp (4.224.052)
Rincian beban usaha pada PT Gudang Garam Tbk :

Rp

2014
(4.854.713)

Selling Expense :

Transportasi, pengangkutan, iklan, promosi dan beban pemasaran lainnya

Kompensasi karyawan

Keperluan kantor, perbaikan dan pemeliharaan

Penyusutan aset tetap

General and Administrative Expense :

Kompensasi karyawan

Perbaikan dan pemeliharaan

Penyusutan aset tetap

Listrik dan air

Perjalanan dinas, akomodasi

Keperluan kantor, komunikasi,jasa professional

Asuransi

Sumbangan, jamuan tamu/atensi relasi,

Pajak Bumi dan Bangunan

Lain-lain

Summary Operating Profit Margin Ratio


Perusahaan
2012
2013
2014
PT Gudang Garam Tbk
12,29% 12,07% 13,16%
PT HM. Sampoerna
20,09% 19,34% 17,00%
Bentoel Group
-2,05% -7,46% -6,52%
Dari data diatas, dapat terlihat bahwa rasio Operating Profit Margin PT Gudang Garam Tbk.,
masih cukup baik walaupun masih berfluktuasi dan masih kalah dibandingkan HM. Sampoerna.
Namun, dibandingkan dengan rasio OPM Bentoel Group, PT Gudang Garam Tbk. Masih lebih
baik.
OPM PT Gudang Garam Tbk. Tahun 2012 2013 turun sebesar 0,22%, penurunan tersebut
dikarenakan :
1. Operating Profit meningkat karenak beban usaha dari pos beban penjualan naik sebesar
46,8% menjadi Rp 2,5 triliun. Kenaikan beban penjualan di tahun 2013 dapat
diatribusikan terhadap naiknya beban iklan, pemasaran, transportasi dan pengangkutan
yang mencapai 48,7% menjadi Rp 1,6 triliun Dimana kenaikan Beban iklan pemasran
tersebut digunakan untuk peluncuran tiga produk baru di tahun 2013.
2. Penjualan meningkat karenak efektifnya iklan dan pemasaran yang dilakukan PT Gudang
Garam sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan
OPM PT Gudang Garam Tbk. Tahun 2013 2014 naik sebesar 1,09%, kenaikan tersebut
dikarenakan :
1. Operating Profit meningkat dikarenakan beban usaha meningkat terdiri dari peningkatan
beban penjualan dan beban umum dan administrasi yang lebih tinggi. Namun disisi lain
komponen terbesar beban penjualan, yakni biaya transportasi, iklan dan promosi yang
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beban iklan dan promosi yang lebih
rendah untuk tahun 2014, mengingat skala peluncuran merek baru yang lebih lebih besar
pada tahun 2013, antara lain untuk produk GG Mild.
2. Penjualan meningkat dikarenakan efektifnya iklan dan pemasaran yang dilakukan PT
Gudang Garam sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan.

b) Disaggregation of Asset Turnover


Berikut adalah rumus standar untuk mengukur asset turnover untuk menentukan return on
asset :

Sales
Average NOA

Ada beberapa area yang penting untuk menganalisa Asset Turnover yaitu :
A. Account Receivable Turnover
Berikut adalah rumus mencari Account Receivable Turnover :
5

Account Receivable Turnover=

Sales
Average Account Receivable
2011

2012
Rp49,028,696
Rp1,382,539

2013
Rp55,436,954
Rp2,196,086

2014
Rp65,185,850
Rp1,532,275

Receivable
Account Receivable

Rp1,153,031

Rp1,789,313

Rp1,864,181

Turnover

42.52159505

30.98226498

34.9675635

Net sales
Account Receivable
Average Account

Rp923,522

80.00
70.00
67.71
60.00

67.16
60.76
54.35

50.00
42.52
42.10
40.00

34.97
28.84

30.98

30.00
20.00

BENTOEL
SAMPOERNA
GUDANG GARAM

10.00
0.00
2012

2013

2014

Account Receivable Turnover

Rata - Rata A/R Turnover


70.00

65.21

60.00
50.00

41.76

40.00

SAMPOERNA
36.16

BENTOEL
GUDANG GARAM

30.00
20.00
10.00
0.00
Account Receivable Turnover

Jika dilihat Account Receivable Turnover PT Gudang Garam Tbk terbilang rendah jika
dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Sampoerna & Bentoel. Hal ini dikarenakan oleh market
share gudang garam masih dibawah sampoerna, dan adanya kenaikan tinggi pada piutang
gudang garam pada tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa perusahaan mengelola dana yang
tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu cukup tinggi sehingga piutang
yang dimiliki cukup lama untuk berubah menjadi kas.
B. Long-Term Operating Asset Turnover
Berikut adalah rumus mencari Long-Term Operating Asset Turnover :
Sales
LongTerm Operating Asset Turnover=
Average longterm operating assets
2011

2012

2013

2014
6

Net sales
Long-Term Asset
Average Long-Term Asset
Long-Term Asset

Rp8,706,951

Rp49,028,696
Rp11,555,304
Rp10,131,128

Rp55,436,954
Rp16,165,790
Rp13,860,547

Rp65,185,850
Rp19,688,000
Rp17,926,895

4.84

4.00

3.64

Turnover
16.00
14.00
13.88

13.31

12.00

11.73

10.00
8.00

GUDANG GARAM

6.00
4.84
4.004.37

SAMPOERNA
4.03
4.00

3.64
3.61

2013

2014

BENTOEL

2.00
0.00
2012

Account Receivable Turnover

Rata - Rata Long-Term Asset Turnover


14.00

12.97

12.00
10.00

SAMPOERNA
BENTOEL

8.00
6.00
4.00

GUDANG GARAM
4.00

4.16

2.00
0.00
Long-Term Asset Turnover

Long-Term Asset Turnover yg dimiliki PT Gudang Garam Tbk dalam 3 tahun terakhir
menunjukan hasil yang terbilang rendah, yaitu 4,16 yg berarti kemampuan PT Gudang Garam
dalam menghasilkan penjualan menggunakan Long-Term Assets nya kurang baik, hal ini bisa
dilihat dari perbandingan Long-Term Asset Turnover yang dimiliki pesaing terbesar yaitu
Sampoerna yang memiliki 3 kali lipat Long-Term Asset Turnover dibandingkan PT Gudang
Garam Tbk.
Hal ini dikarenakan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir PT Gudang Garam Tbk menambah
banyak Long-Term Assets nya seperti mesin, pabrik baru, dan armada kendaraan untuk distribusi.
Asset asset tersebut di tahun-tahun awal ini belum digunakan dengan maksimal, namun menurut
tim penyusun beberapa tahun kedepan akan meningkat sehubungan dengan pemaksimalan
kegunaan dari Long-Term Assets PT Gudang Garam Tbk.
C. Net Operating Working Capital Turnover
Net Operating Working Capital Turnover biasanya senilai dengan operating current asset
less operating current liabilities. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Net Sales
Net OperatingWorking Capital Turnover=
A verage net operating working capital
7

2011
Net sales
Current Asset
Current Liabilities
Net Working Capital
Average Net Working

Rp30,381,754
Rp13,534,319
Rp16,847,435

Capital
Net Working Capital

2012
Rp49,028,696
Rp29,954,021
Rp13,802,317
Rp16,151,704

2013
Rp55,436,954
Rp34,604,461
Rp20,094,580
Rp14,509,881

2014
Rp65,185,850
Rp38,532,600
Rp23,783,134
Rp14,749,466

Rp16,499,570

Rp15,330,793

Rp14,629,674

2.97

3.62

4.46

Turnover
30.00

26.17

25.00
20.00
15.00

15.64

10.00
8.92
8.48

8.18

5.00
2.97
0.00
2012

GUDANG GARAM
9.90

SAMPOERNA
BENTOEL

3.62

4.46

2013

2014

Net Working Capital Turnover

Rata - Rata Net Working Capital Turnover


16.91

18.00
16.00
14.00

SAMPOERNA

12.00
10.00

BENTOEL

8.85

GUDANG GARAM

8.00
6.00

4.16

4.00
2.00
0.00

Net Working Capital Turnover

PT Gudang Garam Tbk mununjukan Net Operating Working Capital Turnover yang buruk
jika dibandingkan dengan Net Operating Working Capital Turnover perusahaan pesaing yaitu
Sampoerna & Bentoel. Hal ini dikarenakan dikarenakan PT Gudang Garam memiliki net
working capital yang tinggi yang disebabkan oleh tingginya Current Asset PT Gudang Garam
dibandingkan peer group nya.

B. Analyzing Return on Common Equity


a) Disaggregating Return on Common Equity
ROCE

Net IncomePreferred dividends


Average common shareholder s ' equity

(dalam jutaan rupiah)


Net Income
Preferred dividend
Shareholders Equity

2011

2012

2013

2014

4,958,102
0
24,550,928

4,068,711
0
26,605,713

4,328,932
0
29,416,217

5,395,293
0
33,228,720

25,578,320.5

28,010,965

31,322,468.5

15.91

15.45

17.22

Average Shareholders equity


RETURN ON COMMON
SHAREHOLDERS EQUITY
(ROCE) (%)

Nilai Return on Common Shareholders Equity (ROCE) PT Gudang Garam Tbk. dari tahun 2012
ke 2013 mengalami penurunan sebesar 0.46%. Hal ini dikarenakan net income tahun 2013
menurun akibat kenaikan beban bunga sebesar 52.62% dari tahun 2012 ke 2013. Dari tahun 2013
ke 2014 nilai ROCE mengalami kenaikan 1.77%, hal ini menunjukkan bahwa pada periode ini
PT Gudang Garam Tbk. sudah efektif dalam mengelola modal yang telah diinvestasikan oleh
shareholders.
Assessing Growth in Common Equity

Equity Growth Rate

Equity growthrate=

Net incomePreferred dividendsCommon divide nds


Average common equity

Net Income
Preferred dividend
Common dividend
Shareholders Equity
Average Shareholders equity
EQUITY GROWTH RATE
(%)

2012

2013

2014

4,068,711
0
1,924,088
26,605,713
25,578,320.

4,328,932
0
1,539,270
29,416,217

5,395,293
0
1,539,270
33,228,720

28,010,965

31,322,468.5

8.38

9.96

12.31

Nilai equity growth rate PT Gudang Garam Tbk. mengalami kenaikan dari tahun 2012

hingga 2014.
Sustainable Equity Growth Rate

Sustainable Equity Growth Rate=ROCE x (1Payout rate)

ROCE (%)
Payout rate (%)
SUSTAINABLE EQUITY GROWTH
RATE (%)

2012

2013

2014

15.91
47.29

15.45
35.56

17.22
28.53

8.39

9.96

12.31

Kesimpulan
PT Gudang Garam dari tahun 2012 sampai 2014 terdapat penurunan RNOA yang
disebabkan adanya penurunan Net Operating Asset Turnover hai ini disebabkan oleh adanya
kegiatan investasi perusahaan yang besar,

namun PT Gudang Garam tetap mampu

mempertahankan OPM nya dan mengalami kenaikan di tahun 2013, sehingga penurunan pada
RNOA tidak terlalu signifikan. Kami simpulkan bahwa perusahaan memiliki strategi dalam
mengelola sales dan expenses dengan baik.
Rasio asset turn over menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asset
untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi Asset Turnover maka semakin baik. Dapat dilihat
Asset Turnover mengalami penurunan dari tahun 2012, hal ini menunjukan bahwa PT Gudang
Garam belum efisien dalam menggunakan assetnya. Pada tiga tahun terakhir 2012-2014
perusahaan melakukan investasi besar besaran untuk pembelian Mesin SKM (Sigaret Kretek
Tangan) Selain itu rasio piutang perusahaan kurang baik dikarenakan pengelolaan piutang
perusahaan yang masih belum efektif. Tidak hanya itu, PT Gudang Garam masih belum dapat
mengelola Inventory nya dengan baik pula, dapat dilihat bahwa Net Operating Working Capital
Turnover yang masih rendah,
PT Gudang Garam Tbk. telah secara efektf mengelola dana yang diinvestasikan oleh
shareholders . Nilai RNOE sempat mengalami penurunan di tahun 2013, hal ini dsebabkan
beban bunga yang meningkat akibat kenaikan pinjaman jangka pendek yang dilakukan PT
Gudang Garam Tbk.
Untuk pertumbuhan ekuitas PT Gudang Garam Tbk. mengalami tren naik dari tahun 2012
hingga 2014. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa menambah pendanaan dari sumber lain, PT
Gudang Garam masih mampu untuk menjaga profitabilitas dan meningkatkan ekuitasnya.

10

11

Das könnte Ihnen auch gefallen