Sie sind auf Seite 1von 29

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Jalan A. Syairani Pelaihari Telp. (0512) 21036

Fax. 21782

KAK

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN,
ZONING REGULATION DAN DRAFT PERDA
KECAMATAN BATI-BATI
TAHUN ANGGARAN 2016

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam rangka mewujudkan penataan ruang wilayah kota sesuai dengan tujuan yang tertuang
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota, dan sesuai dengan amanat UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka perlu disusun Rencana Rinci
Tata Ruang Kota yang merupakan perangkat operasionalisasi dari RTRW.
Sesuai dengan kebijakan perwilayahan pembangunan Kabupaten Tanah Laut, Kecamatan
Bati-Bati merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Tanah Laut yang
pengembangannya meliputi : sektor pertanian yang bertumpu pada tanaman pangan,
peternakan, perikanan, perkebunan, industri kecil sampai dengan menengah serta
perdagangan dan jasa. Selain itu pada Kecamatan Bati-Bati terdapat wilayah yang masuk
dalam Kawasan Metropolitan Banjarbakula (Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar,
Baritokuala,dan Tanah Laut)
Pada Kawasan Metropolitan Banjarbakula. Untuk Wilayah Kabupaten Tanah Laut yang
masuk dalam Kawasan Metropolitan Banjarbakula adalah sebagian dari Kecamatan Bati-Bati.
Pada perkembangannya Kecamatan Bati-Bati memang salah satu kecamatan di Kabupaten
Tanah Laut yang perkembangannya pesat, dan yang akan datang akan dijadikan perkotaan
Bati-Bati, kawasan tersebut berkembang baik dari segi perkembangan jumlah penduduknya
maupun aktivitas penduduk
Pengidentifikasi perkembangan kawasan-kawasan metropolitan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sasaran penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi perkembangan jumlah dan
kepadatan penduduk di kawasan metropolitan; (2) mengidentifikasi perubahan guna lahan di
kawasan metropolitan; (3) mengidentifikasi perkembangan transportasi di kawasan
metropolitan; dan (4) mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi kawasan metropolitan.
Oleh karena itulah sesuai dengan pengembangan kawasan Kecamatan Bati-Bati untuk
mewujudkan kualitas ruang seperti yang diharapkan dan sesuai dengan rencana tata ruang
yang ada, maka diperlukan suatu instrumen yang mampu mengatur dan mengendalikan setiap
pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Bati-Bati yaitu dengan menyusun Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanah Laut.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang
wilayah Kabupaten/Kota yang dilengkapi peraturan zonasi (Zoning Regulation). Sebagai
rencana rinci, RDTR mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebih
detil sekaligus memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang. RDTR yang muatan
materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang juga akan menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian
dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun
RDTR tersebut dapat merupakan bagian wilayah kabupaten, kecamatan, kawasan perkotaan
atau kawasan strategis Kabupaten.
Kedudukan rencana umum dan rencana rinci dalam wilayah kabupaten adalah: (1) Rencana
umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif, yang dalam operasionalisasinya memanfaatkan rencana
rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok
peruntukan; (2) Rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten/Kota dan peraturan zonasi yang
melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar pengendalian pemanfaatan ruang
sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai rencana umum tata ruang dan rencana
rinci tata ruang.
RDTR disusun sesuai kebutuhan, karena RTRW Kabupaten perlu dilengkapi dengan acuan
lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam hal RTRW Kabupaten memerlukan
RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi,
sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar
penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan. Dalam hal ini RDTR merupakan rencana yang menetapkan
blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang
memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan
yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional
tersebut. RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan untuk suatu bagian wilayah tertentu.
Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada
peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi dapat disusun
terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text untuk seluruh kawasan baik yang sudah
ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian, RDTR perlu
disusun karena: (1) RTRW Kabupaten dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya
belum mencapai 1:5.000; (2) RTRW Kabupaten sudah mengamanatkan bagian dari
wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1. Maksud
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyusun RDTR dan Zoning Regulation (Peraturan
Zonasi) sebagai rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah yang dilengkapi
peraturan zonasi Kecamatan Bati-Bati.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

1.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RDTR dan zoning regulation ini adalah untuk menyusun rencana rinci
tata ruang sebagai penjabaran dari RTRW Kabupaten Tanah Laut yang dilengkapi dengan
acuan yang bersifat lebih detil sekaligus memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang,
sehingga dapat menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
Kabupaten Tanah Laut. Sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Tanah Laut tersebut maka
penyusunan RDTR dan Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati adalah :
1) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dalam melaksanakan, mengatur,
dan mengendalikan pembangunan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yang telah
disesuaikan dengan regulasi dan kebijakan baru.
2) Sebagai arahan terhadap pembangunan Kecamatan Bati-Bati yang lebih tegas dalam
rangka upaya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik secara
terukur baik kualitas maupun kuantitas.
3) Sebagai arahan penetapan prioritas pengembangan Kecamatan Bati-Bati dan membantu
penyusunan zoning regulasi untuk dijadikan pedoman bagi tertib bangunan dan tertib
pengaturan ruang secara rinci.
1.2.3. Sasaran
1.
2.
3.

Sasaran dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini adalah:
Tersusunnya produk Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati yang telah
disesuaikan dengan regulasi dan kebijakan baru tentang penataan ruang.
Tersedianya arahan bagi pembangunan fisik kawasan.
Tersedianya arahan bagi instansi terkait dalam menyusun zonasi termasuk pemberian
izin terhadap kesesuaian pemanfaatan peruntukan lahan dan bangunan.

1.3. LANDASAN HUKUM


Landasan hukum penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan;
18. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
24. Peraturan Pemerintah 25 Nomor Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam
Penataan Ruang;
32. Peraturan Presiden Republik Undonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 20 / PRT / M / 2011 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
34. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
35. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan
Tanah bagi Kawasan Industri;
36. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
37. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan;
38. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;
39. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Koordinasi Ruang
Nasional;
40. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;
41. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten / Kota, beserta Rencana Rincinya;
43. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 Tentang Kriteria Teknis
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Budidaya;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
47. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

1.4. PENGERTIAN
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2011, tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, sebagai
berikut :
1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RTRW


kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi
tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur
ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota,
penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RDTR
adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan
yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan
karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional.
Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan
strategis kabupaten/kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal ini
RDTR kabupaten/kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW
kabupaten/kota yang bersangkutan
Kawasan metropolitan didefinisikan sebagai satu kawasan dengan konsentrasi
penduduk yang besar, dengan kesatuan ekonomi dan sosial yang terpadu dan mencirikan
aktivitas kota, dan jumlah penduduk kawasan tersebut melebihi satu juta jiwa (Winarso,
2006).

1.5. FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN ZONING REGULATION


1.5.1. RDTR dan Zoning Regulation berfungsi sebagai:
a. kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berdasarkan RTRW;
b. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang
yang diatur dalam RTRW;
c. acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
e. acuan dalam penyusunan RTBL maupun program penataan lainnya.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

f. penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
g. alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, swasta,
dan/atau masyarakat;
h. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan
fungsinya di dalam struktur ruang secara keseluruhan; dan
i. ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau
Sub BWP.
1.5.2. Peraturan Zonasi berfungsi sebagai :
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;
c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

BAB II
KETENTUAN TEKNIS

2.1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


2.1.1. Wilayah Perencanaan
Ligkup Wilayah perencanaan RDTR dan Zoning Regulation mencakup Wilayah administrasi
Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.
Kecamatan Bati-Bati adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tanah Laut, yang terletak pada :
114,691o 114,92o Bujur Timur dan 3,51086o 3,6318o Lintang Selatan, dengan batas-batas
sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar;


Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kurau; dan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tambang Ulang.

Kecamatan Bati-Bati memiliki luas wilayah 234,75 Km2 dengan jumlah desa sebanyak 14
Desa dan tinggi dari permukaan laut sebagaian besar 25 meter.

Peta Kecamatan Bati-Bati

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

2.1.2. Ruang Lingkup Materi


Materi yang diatur dalam muatan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini sesuai
dengan RDTR yang dilengkapi Zoning Regulation, sebagai rencana rinci tata ruang,
mencakup muatan/materi sebagai berikut (Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tendang Pedoman Penyususnan RDTR dan
Peraturan Zonasi), meliputi:
a.

Tujuan
Tujuan penataan ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan sesuai dengan permasalahan
dan arahan kebijaksanaan berdasarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut.
Isu strategis BWP antara lain berupa potensi, masalah, karakteristik, dan
urgensi/keterdesakan penanganan pada wilayah perencanaan.
Karakteristik kota dan BWP
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai
sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan
merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat
dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang akan
direncanakan di BWP

b.

Kebijakan
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut merupakan arahan yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut. Kebijakan tersebut
dirumuskan berdasarkan penjabaran kebijakan penataan ruang dalam RTRW Kabupaten
Tanah Laut serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

c.

Strategi
Strategi penataan ruang Kecamatan Bati-Bati merupakan penjabaran setiap kebijakan
penataan ruang Kabupaten Tanah Laut. Strategi tersebut dirumuskan berdasarkan
penjabaran kebijakan penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Strategi tersebut
berisi penjabaran secara keruangan berupa rencana struktur ruang dan pola ruang
Kabupaten Tanah Laut.

d.

Rencana pola ruang


Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona peruntukan
yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap
zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa,
perkantoran, industri, RTH dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat
dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.
Rencana pola ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan:

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup alam BWP/Bagian Wilayah
Perencanaan.
Perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
pelestarian lingkungan hidup.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW dan rencana pola ruang
bagian wilayah daerah lain yang berbatasan dengan BWP.
Mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP, termasuk perubahan iklim dan
penyediaan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat. (kriteria perumusan)

Perwujudan dari rencana pola ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi:


Klasifikasi pola ruang, terdiri dari
- Zona lindung, antara lain:
Zona hutan lindung
Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya
Zona perlindungan setempat
Zona RTH kota
Zona suaka alam dan cagar budaya
Zona rawan bencana alam
Zona lindung lainnya
- Zona budidaya
Zona perumahan
Zona perdagangan dan jasa
Zona perkantoran
Zona sarana pelayanan umum
Zona industri
Zona khusus
Zona lainnya
Zona campuran
Pendelineasian berdasarkan hirarki ruang
Pendelineasian berdasarkan hirarki ruang dibagi dalam BWP, Sub BWP, dan blok.
Setiap Sub BWP terdiri atas blok-blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antara
lain jalan, sungai, dan sebagainya.
Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat ketelitian
minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis yang
dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang.
e.

Rencana jaringan prasarana


Rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan:
Rencana struktur ruang wilayah Kecamatan Bati-Bati yang termuat dalam RTRW dan
rencana struktur ruang bagian wilayah lain yang berbatasan dengan BWP.
Kebutuhan pelayanan dan arah pengembangan bagi BWP.
Rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR.
Sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP.
Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Perwujudan dari rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati meliputi:
Rencana pengembangan jaringan pergerakan
Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi
Rencana pengembangan jaringan air minum
Rencana pengembangan jaringan drainase
Rencana pengembangan jaringan air limbah
Rencana pengembangan prasarana lainnya

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hirarki sistem jaringan prasarana


yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW Kabupaten
Tanah Laut. Rencana jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan skala atau
tingkat ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenaai sistem informasi
geografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang.
f.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam rangka
operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub
BWP yang diprioritaskan. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di
kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub
BWP lainnya.

g.

h.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan dasar penyusunan


RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral serta sebagai dasar pertimbangan dalam
penyusunan indikasi program prioritas RDTR.
Rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan:
Tujuan penataan BWP.
Nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan.
Kondisi ekonomi, sosial budaya, an lingkungan Sub BWP yang akan ditetapkan.
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP.
Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di Kecamatan Bati-Bati
meliputi:
Lokasi
Tema penanganan
Ketentuan pemanfaatan ruang
Ketentuan pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan:
Rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dimana
mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di BWP
serta perwujudan BWP yang diprioritaskan penanganannya sesuai dengan tahapan
pelaksanaan program RPJP Kabupaten Tanah Laut maupun RPJM Kabupaten Tanah
Laut.
Mendukung program penataan ruang wilayah Kecamatan Bati-Bati.
Ketentuan pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi:
Program pemanfatan ruang prioritas
Lokasi
Besaran
Sumber pendanaan
Instansi pelaksana
Waktu dan tahapan pelaksanaan
Peraturan zonasi Kecamatan Bati-Bati meliputi:
Materi wajib
- Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan
maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam
peraturan bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau
komponen yang dikembangkan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Ketentuan teknis zonasi terdiri atas:


Klasifikasi I (pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan)
Klasifikasi T (pemanfaatan bersyarat terbatas)
Klasifikasi B (pemanfaatan bersyarat tertentu)
Klasifikas X (pemanfaatan yang tidak diperbolehkan)
- Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi:
KDB maksimal
KLB maksimal
Ketinggian bangunan maksimal
KDH minimal
Beberapa ketentuan lain yang dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan
ruang antara lain:
Koefisien tapak basement (KTB)
Koefisien wilayah terbangun (KWT)
Kepadatan bangunan atau unit maksimal
Kepadatan penduduk maksimal
- Ketentuan tata bangunan
Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,
peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona meliputi:
GSB minimal
Tinggi bangunan maksimal atau minimal yang ditetapkan
Jarak bebas antar bangunan minimal
Tampilan bangunan yang ditetapkan
Sky exposure
- Ketentuan prasarana dan sarana minimal
Ketentuan prasarana dan sarana minimal yang diatur dalam peraturan zonasi
merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan dalam rangka menciptakan
lingkungan yang nyaman melalui penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai
agar zona berfungsi secara optimal.
- Ketentuan pelaksanaan
Ketentuan pelaksanaan meliputi:
Ketentuan varian pemanfaatan ruang
Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif
Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi
Materi pilihan
- Ketentuan tambahan
- Ketentuan khusus
- Standar teknis
- Ketentuan pengaturan zonasi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

2.1.3. Ruang Lingkup Waktu Perencanaan


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini akan mengakomodasi dan
memberikan landasan tata ruang kota dalam pelaksanaan pembangunan selama jangka waktu
20 (dua puluh) tahun ke depan dengan dapat dilakukan peninjauan setiap 5 (lima) tahun.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun tersebut akan dirumuskan indikasi program pembangunan
prasarana di dalam rencana tahapan pelaksanaan pembangunan.

2.2. METODE PENDEKATAN PERENCANAAN


Metode pendekatan perencanaan yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kecamatan BatiBati antara lain:
Pendekatan top down bottom up yang menunjukkan keterkaitan peran antara pemerintah
dan masyarakat yang seimbang dalam menyusun perencanaan sesuai dengan kebutuhan
dan program masyarakat.
Pendekatan intersektoral holistik yang menunjukkan bahwa perencanaan harus sejalan
dengan kebijakan yang telah dirumuskan di setiap sektor yang mempunyai tujuan
bersama dan tidak bersifat spatial.
Pendekatan perencanaan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan
memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Pendekatan masyarakat menunjukan adanya partisipasi masyarakat yang berperan aktif
dalam proses perencanaan dan mewujudkan tujuan perencanaan.
Pendekatan kesesuaian spatial antar dan intra wilayah dalam perencanaan dan dengan
wilayah lain di sekitarnya harus sesuai dan tidak saling bertabrakan.

2.3. TAHAPAN KEGIATAN


Kegiatan penyusunan penyusunan RDTR dan Zoning Regulation secara teknis meliputi
penyusunan RDTR dan Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati.
2.3.1. Penyusunan RDTR
Kegiatan penyusunan RDTR mencakup kegiatan pra persiapan penyusunan, persiapan
penyusunan, pengumpulan data, pengolahan data, dan perumusan konsepsi RDTR.
Pra persiapan penyusunan RDTR meliputi:
1) penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR;
2) penentuan metodologi yang digunakan; dan
3) penganggaran kegiatan penyusunan RDTR.
Persiapan penyusunan RDTR meliputi:
1) persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap KAK/TOR penyiapan anggaran biaya;
2) kajian awal data sekunder, yaitu review RDTR sebelumnya dan kajian awal RTRW
Kabupaten dan kebijakan lainnya; dan
3) persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan metodologi/metode dan teknik analisis
rinci, serta penyiapan rencana survei.
1. Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang dan
rencana jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang dan
rencana jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer setingkat kelurahan dilakukan melalui:
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

a. penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket,


temu wicara, wawancara orang perorangan, dan lain sebagainya; dan/atau
b. pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP secara langsung melalui kunjungan
ke semua bagian dari wilayah.
Data yang dihimpun dalam pengumpulan data meliputi:
Data Peta :
1) Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll)
2) Peta RBI
3) Peta Citra Satelit
4) Peta Potensi SDA
5) Peta Potensi Kebencanaan
Data dan Informasi
1) Kebijakan penataan ruang terkait
2) Kebijakan sektoral
3) data wilayah administrasi;
4) data fisiografis;
5) data kependudukan;
6) data ekonomi dan keuangan;
7) data ketersediaan prasarana dan sarana ;
8) data peruntukan ruang;
9) data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang;
10) data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan);
dan
11) peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian
minimal peta 1:5.000 dari instansi yang berwenang mengeluarkan (BIG)
12) kelembagaan
13) Peraturan Perundang-undangan terkait
Pengolahan data dan analisis data
1) Analisis karakteristik wilayah
2) Analisis potensi dan masalah pengembangan BWP
3) Analisis daya dukung dan daya tampung (sarana dan prasarana lingkungan hidup)
4) Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan
5) Output dari hasil pengolahan data meliputi:
6) Potensi dan masalah pengembangan di BWP
7) Peluang dan tantangan pengembangan
8) Kecenderungan perkembangan
9) Perkiraan kebutuhan pengembangan di BWP
10) Intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
11) Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan
Perumusan konsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati dilakukan dengan mengacu pada
RTRW Kabupaten Tanah Laut, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan
ruang, serta RPJP dan RPJM Kabupaten Tanah Laut.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Pelibatan peran masyarakat


Pada proses penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini perlu adanya pelibatan peran
masyarakat baik pada tahap persiapan, pengumpulan data, maupun tahap perumusan
konsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati.
Seperti halnya dalam penyusunan RTRW, tingkat akurasi data, sumber penyedia data,
kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel
ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan
dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang
dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan
kedalaman data setingkat kelurahan. Data berdasarkan kurun waktu tersebut diharapkan
dapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi pada bagian dari wilayah.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data untuk penyusunan RDTR meliputi:
Analisis karakteristik wilayah, meliputi :
1. Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam wilayah yang lebih luas
(Kabupaten/Kota)
2. Keterkaitan antar wilayah dan antar kawasan perkotaan/perdesaan
3. Keterkaitan antar komponen ruang kawasan
4. Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan
5. Karakteristik sosial kependudukan
6. Karakteristik perekonomian
7. Kemampuan keuangan daerah
Analisis potensi dan masalah pengembangan BWP;
1. Analisis pusat-pusat pelayanan
2. Analisis kebutuhan ruang
3. Analisis daya dukung
4. Analisis daya tamping
5. Analisis perubahan pemanfaatan ruang
Analisis daya dukung dan daya tamping (termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas)
dan daya tamping lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup
strategis kawasan perkotaan/perdesaan/blok, meliputi ;
1. Karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah dan
sebaginya)
2. Potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan bencana alam geologi)
3. Potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi dan air tanah)
4. Kesesuaian penggunaan lahan
5. Kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik dan daya
dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pad blok/kawasan perkotaan/perdesaan
Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan, meliputi ;
1. Potensi dan masalah pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan.
2. Peluang dan tantangan pengembangan
3. Kecenderungan perkembangan
4. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan
5. Intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tamping
(termasuk prasarana/infrastruktur maupun utilitas)
6. Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan bangunan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Keluaran dari kegiatan pengolahan data meliputi:


1) Teridentifikasi karakteristik wilayah yang meliputi : kondisi fisik, kependudukan,
perekonomian dan keuangan
2) potensi dan masalah pengembangan di BWP;
3) peluang dan tantangan pengembangan;
4) kecenderungan perkembangan;
5) perkiraan kebutuhan pengembangan di BWP;
6) intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
(termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas); dan
7) teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan.
3. Perumusan Konsep RDTR
Perumusan konsep RDTR dilakukan dengan mengacu pada RTRW dan pedoman dan
petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan memperhatikan RPJP dan RPJM
Kabupaten Tanah Laut. Konsep RDTR dirumuskan berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep pengembangan
wilayah yang berisi rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
wilayah; dan konsep pengembangan wilayah.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan
RDTR. Hasil kegiatan perumusan konsepsi RDTR terdiri atas:
1) Perumusan konsep pengembangan wilayah
Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi
Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota
2) Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan
Tujuan, kebijakan dan strategi
Rencana Detail Struktur Ruang
Rencana Detail Pola Ruang
Rencana Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3) Konsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati dilengkapi dengan peta-peta dengan tingkat
ketelitian skala 1 : 5.000.
2.3.2. Penyusunan Peraturan Zonasi
Proses penyusunan peraturan zonasi sebagai bagian dari RDTR dilakukan secara pararel
dengan penyusunan RDTR. Oleh karena itu tahap pra persiapan dan persiapan penyusunan
peraturan zonasi sama dengan proses serupa dalam penyusunan RDTR.
Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan penggunaan
lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan
prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan yang terdiri atas
ketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan pengaturan zonasi.
1. Pengumpulan Data/Informasi yang dibutuhkan
Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah dan penyusunan peraturan zonasi,
harus dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui:

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

a. wawancara atau temu wicara kepada masyarakat untuk menjaring aspirasi masyarakat
terhadap kebutuhan yang diatur dalam peraturan zonasi serta kepada pihak yang
melaksanakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan
b. peninjauan ke lapangan untuk pengenalan kondisi fisik wilayah secara langsung.
Data sekunder yang harus dikumpulkan meliputi:
1) peta-peta rencana kawasan dari RTRW/RDTR/RTBL; dan
2) data dan informasi, meliputi:
a) jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah yang bersangkutan;
b) jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang bersangkutan;
c) identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan serta kondisi fisik (tinggi
bangunan dan lingkungannya);
d) kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan ada di zona yang
bersangkutan
e) standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari peraturanperundang-undangan nasional maupun daerah;
f) peraturan perundang-undangan terkait pemanfaatan lahan dan bangunan, serta
prasarana di daerah yang bersangkutan; dan
g) peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan lahan yang ada di
Kabupaten Tanah Laut yang akan disusun peraturan zonasinya.
Hasil kegiatan pengumpulan data primer dan data sekunder akan menjadi bagian dari
dokumentasi buku data dan analisis.
2. Analisis dan Perumusan Ketentuan Teknis
a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan :
Kegiatan analisis dan perumusan ketentuan teknis, meliputi:
Klasifikasi I : Pemanfaatan yang diperbolehkan/diizinkan
(Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat
sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan)
Klasifikasi T : Pemanfaatan bersyarat secara terbatas
- Pembatasan pengoperasian
- Pembatasan ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun ketinggian
bangunan
- Pembahasan jumlah pemanfaatan
Klasifikasi B : Pemanfaatan bersyarat tertentu
Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas
suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan
tertentu yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus
Klasifikasi X : Pemanfaatan yang tidak diperbolehkan
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki sifat
tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan
dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.
b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran
pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi:
1. KDB Maksimum;
KDB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat pengisian atau
peresapan air, kapasitas drainase, dan jenis penggunaan lahan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

2. KLB Maksimum;
KLB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan, ketersediaan
dan tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan terhadap
prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.
3. Ketinggian Bangunan Maksimum; dan
4. KDH Minimal.
KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH dan diberlakukan secara
umum pada suatu zona. KDH minimal ditetapkan dengan mempertimbangkan
tingkat pengisian atau peresapan air dan kapasitas drainase.
c. Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan,
dan tampilan bangunan pada suatu zona
1. GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko
kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;
2. tinggi bangunan maksimum atau minimal yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika, dan
parasarana;
3. jarak bebas antar bangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak
bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian bangunan; dan
4. tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan warna bangunan,
bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya bangunan, keindahan
bangunan, serta keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
d. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar
fisik lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui
penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal
e. Ketentuan Pelaksanaan
ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan yang
memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu dengan
tetap mengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam peraturan
zonasi.
ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan yang
memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu dengan
tetap mengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam peraturan
zonasi.
ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan
peraturan zonasi.
Hasil dari tahap analisis di dokumentasikan di dalam buku data dan analisis dan menjadi
bahan untuk menyusun peraturan zonasi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

BAB III
KETENTUAN PELAKSANAAN
3.1. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini diperlukan
tenaga ahli sesuai dengan bidang profesi dan telah mempunyai pengalaman dalam bidangnya.
Adapun kualifikasi tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
A. TENAGA AHLI
1) Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota , sebagai ketua tim (team leader)
Ketua tim dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1
(satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S3 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan dari universitas
negeri, atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian
negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Memiliki sertifikasi keahlian (Ahli Utama - Perencanaan Wilayah dan Kota)
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang penataan ruang.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim minimal selama 5
(lima) tahun.
Tugas utama dari ketua tim adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
Tugas utama dari tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota adalah merancang,
mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang
berhubungan dengan penataan ruang dan wilayah.
2) Tenaga ahli perpetaan
Tenaga ahli perpetaan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Geodesi lulusan dari universitas negeri, atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan pembuatan peta
wilayah minimal 5 (lima) tahun.
- Memiliki Sertifikasi Ahli Muda-geodesi
Tugas utama dari tenaga ahli perpetaan adalah mengarahkan, menganalisis, dan
membuat peta pada wilayah penelitian.
3) Tenaga ahli arsitektur
Tenaga ahli arsitektur yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (orang) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitektur lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan arsitektur minimal 5
(lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Arsitektur

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Tugas utama dari tenaga ahli arsitektur adalah merancang, mengarahkan,


memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan
dengan aspek arsitektur dan desain kawasan (gambar 3D)
4) Tenaga ahli sipil
Tenaga ahli sipil yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Sipil lulusan dari universitas negeri, atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan tata bangunan dan
transportasi minimal 5 (lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik Jalan
Tugas utama dari tenaga ahli sipil adalah merancang, mengarahkan, memecahkan,
menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek
bangunan dan transportasi.
5) Tenaga ahli lingkungan
Tenaga ahli lingkungan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Lingkungan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan lingkungan minimal 5
(lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik Lingkungan
Tugas utama dari tenaga ahli lingkungan adalah merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan
dengan aspek lingkungan.
6) Tenaga Ahli Pengairan
Tenaga ahli hidrologi/Teknik Pengairan yang dibutuhkan dalam kegiatan
penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat
sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Pengairan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan hidrologi minimal 5
(lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik Sungai dan Drainase
Tugas utama dari tenaga ahli lingkungan adalah merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan
dengan aspek pengairan, penanganan banjir dan perancangan drainase.
7) Tenaga ahli hukum
Tenaga ahli hukum yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Hukum lulusan dari universitas negeri, atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan hukum minimal 5


(lima) tahun.
Tugas utama dari tenaga ahli hukum adalah merancang, mengarahkan, dan
merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek hukum. dan
memberikan masukan dalam penyusunan Raperda
8) Tenaga ahli Sosial Ekonomi Pembangunan
Tenaga ahli Sosial Ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Jurusan Ekonomi Pembangunan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan sosial ekonomi
minimal 5 (lima) tahun.
Tugas utama dari tenaga ahli Sosial Ekonomi adalah merancang, mengarahkan, dan
merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi wilayah.
B. TENAGA SUB AHLI
Selain tenaga ahli di atas, diperlukan pula tenaga pendukung, antara lain:
1.

Surveyor Tata Ruang dan Pelaporan


Surveyor Tata Ruang dan Pelaporan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 2 (dua) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai surveyor dan perencana ruang dan
kota.

2.

Survey Pemetaan dan Pembuatan Peta (drafter)


Drafter/juru gambar yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 2 (dua) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Geodesi yang mempunyai ketrampilan mengoperasikan
komputer program ArcGIS.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai drafter.

3.

Survey Daerah Pengairan, Daerah Banjir dan Drainase


Surveyor Daerah Pengairan, Daerah Banjir dan Drainase yang dibutuhkan dalam
kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan
syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Pengairan.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai surveyor dan penanganan banjir
dan perancangan drainase, sungai

4.

Ahli Pembuatan Gambar Animasi dan 3D (design)


Ahli design yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini
sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Arsitekrur yang mempunyai ketrampilan dalam mendesign
wilayah dengan gambar 3D animasi.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai design kawasan/design bangunan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

C. TENAGA PENDUKUNG
1.

Petugas administrasi
Petugas administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan D3 Administrasi Perkantoran /Kesekretariatan /Akuntansi /Manajemen
yang mempunyai ketrampilan ketrampilan mengoperasikan komputer program
Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai petugas administrasi merangkap
operator komputer.

2.

Tenaga Lokal Survey Kelengkapan Lapangan (SKL)


Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 2 (dua) yaitu penduduk Kecmatan Bati-Bati yang nantinya
diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan survey

3.2. JADWAL WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan BatiBati ini adalah 6 (Enam) bulan sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
Pimpinan Pelaksana Kegiatan.
Tabel 3.1
Jangka Waktu Penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati
Proses Penyusunan RDTR
Laporan

Persiapan,
Uraian
Kegiatan

survey,

Laporan

dan

Pendahul

Penyusuna

uan

n RDTR

Total
Pembuatan

Penyusuna

Laporan

Akhir,

KLHS,

n Animasi

Fakta

Zoning

Naskah

dan Maket

dan

Regulation,

Akademis

Kawasan

Analisa

dan Album

dan Draft

Perkotaan

Peta

Raperda

Bati-Bati

Keseluruhan
waktu
perencanaan

Perkiraan
Waktu yang

4 minggu

8 minggu

4 minggu

8 minggu

Dibutuhkan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

24 minggu

BAB IV
KELENGKAPAN DOKUMEN

4.1. PRODUK PEKERJAAN


Produk pekerjaan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini meliputi:
1.

2.

Materi teknis RDTR Kecamatan Bati-Bati, terdiri dari:


a. Laporan Pendahuluan dalam format A4
b. Laporan Fakta dan Analisa dalam format A3
c. Laporan Rencana dalam format A3
d. Gambar Peta pada setiap Laporan dalam format A3 dengan skala disesuaikan
e. Album peta disajikan dengan skala minimal 1:5.000 dalam format A0 yang
dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi ketentuan Sistem Informasi
Geografis (software ArcGIS) yang disetujui oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Album peta minimal terdiri dari:
- Peta wilayah perencanaan
- Peta penggunaan lahan saat ini
- Peta rencana pola ruang BWP
- Peta rencana jaringan prasarana BWP
- Peta penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
f. Video animasi 3D untuk kawasan pusat pengembangan Kecamatan Bati-Bati
Peraturan zonasi disusun terpisah dengan Laporan RDTR berisikan zoning map dan
zoning text untuk seluruh kawasan Kecamatan Bati-Bati.

4.2. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN


Sistematika penyajian laporan RDTR Kecamatan Bati-Bati adalah sebagai berikut:
1.

Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan meliputi tafsiran terhadap Kerangka Acuan Kerja/KAK yang
telah dibuat. Penyusunan Laporan Pendahuluan merupakan laporan awal sebelum
penyusunan kompilasi data, analisis data, dan rencana. Laporan Pendahuluan berisikan
data ringkasan/gambaran sekilas mengenai wilayah perencanaan yang disertai dengan
Draft Sistematika Penyusunan Laporan Pendahuluan. Laporan Pendahuluan disusun
dalam rangka persiapan pekerjaaan survei. Adapun outline Laporan Pendahuluan adalah
sebagai berikut:
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan RDTR Kecamatan Bati-Bati
1.3 Dasar Hukum
1.4 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut
1.5 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

II.

KETENTUAN UMUM
2.1 Istilah dan Definisi
2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi
2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi
2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi
2.5 Masa Berlaku RDTR

III.

GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bati-Bati

IV.

TUJUAN PENATAAN BWP

V.

ORGANISASI PELAKSANAN KEGIATAN


5.1 Struktur Organisasi
5.2 Struktur Personalia

VI.

JADWAL RENCANA KEGIATAN


6.1 Rencana Kerja
6.2 Tahap Persiapan Pekerjaan

VII. JADWAL PENUGASAN PERSONIL


7.1 Jadwal Rencana Kegiatan
VIII. SISTEM PELAPORAN
8.1 Jenis Pelaporan
8.2 Teknik Penyajian
Laporan Pendahuluan diserahkan 4 (empat) minggu dari ditetapkannya SPMK dan
telah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuan sebagai
berikut:
- Buku Draft Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran
A4 (21 cm x 29,7 cm), 70 gram
- Buku Laporan Pendahuluan sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A4
(21 cm x 29,7 cm), 80 gram
2.

Laporan Fakta dan Analisa


Laporan Fakta dan Analisa merupakan laporan berisi data-data yang dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran umum mengenai potensi dan masalah yang ada di
Kecamatan Bati-Bati yang selanjutnya berguna dalam proses evaluasi dan analisis
perencanaan. Adapun outline Laporan Fakta dan Analisa adalah sebagai berikut:
I.

PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

Latar Belakang
Tujuan RDTR Kecamatan Bati-Bati
Dasar Hukum
Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut
Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut
Pendekatan Perencanaan
Metodologi:
1. Metode Evaluasi
2. Metode Analisis
3. Metode Pendekatan Masalah-masalah Khusus
4. Penyusunan Rancangan Rencana dan Album Peta

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

II. KETENTUAN UMUM


2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Istilah dan Definisi


Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi
Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi
Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi
Masa Berlaku RDTR

III. GAMBARAN UMUM


3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

Penggunaan Lahan Kecamatan Bati-Bati


Intensitas Pemanfaatan Ruang
Tata Bangunan dan Lingkungan
Sistem Jaringan Prasarana
Sarana Perkotaan

IV. TUJUAN PENATAAN BWP


V. ANALISIS DAN PERUMUSAN KETENTUAN TEKNIS
5.1

5.2

5.3
5.4

Analisis Karakteristik Wilayah


5.1.1 Kedudukan dan Peran dari BWP dalam Kecamatan Bati-Bati
5.1.2 Keterkaitan Antar Wilayah Kecamatan Bati-Bati dan Antara BWP
5.1.3 Keterkaitan Antar Komponen Tuang di BWP
5.1.4 Karakteristik Fisik dan Sumber Daya Alam BWP
5.1.5 Karakteristik Sumber Daya Buatan
5.1.6 Karakteristik Penataan Kawasan dan Bangunan
5.1.7 Kerentanan Terhadap Potensi Bencana
5.1.8 Karakteristik Sosial Budaya dan Kependudukan
5.1.9 Karakteristik Perekonomian
5.1.10 Kelembagaan
5.1.11 Pembiayaan Pembangunan
Analisis Potensi dan Masalah Pengembangan BWP
5.2.1 Analisis Kebutuhan Ruang
5.2.2 Analisis Perubahan Pemanfaatan Ruang
Analisis Kualitas Kinerja Kawasan dan Lingkungan
Analisis Peraturan Zonasi
1. Tujuan Peraturan Zonasi dan Daftar Kegiatan
2. Klasifikasi Zonasi
3. Delineasi Blok Peruntukan
4. Ketentuan Teknis Zonasi
i. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
ii. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
iii. Ketentuan tata bangunan
iv. Ketentuan prasarana minimal
v. Ketentuan tambahan
vi. Ketentuan khusus
5. Standar Teknis
6. Ketentuan Pengaturan Zonasi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

7.

5.5
5.6

Ketentuan Pelaksanaan
i. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang
ii. Ketentuan insentif dan disinsentif
iii. Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
8. Ketentuan Dampak Pemanfaatan Ruang
Analisis Kelembagaan
Analisis Perubahan Peraturan Zonasi

Laporan Fakta dan Analisa diserahkan 10 (sepuluh) minggu dari ditetapkannya


SPMK dan telah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuan
sebagai berikut:
- Buku Draft Laporan Fakta dan Analisa sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan
ukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 70 gram
- Buku Laporan Fakta dan Analisa sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran
A3 (29,7 cm x 42cm), 80 gram
3.

Laporan Rencana
Adapun outline Laporan Rencana adalah sebagai berikut:
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan RDTR
1.3 Dasar Hukum
1.4 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut
1.5 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut

II.

KETENTUAN UMUM
2.1 Istilah dan Definisi
2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi
2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi
2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan peraturan Zonasi
2.5 Masa Berlaku RDTR

III.

TUJUAN PENATAAN BWP

IV.

RENCANA POLA RUANG


4.1 Klasifikasi Pola Ruang
1. Zona Lindung
2. Zona Budidaya
4.2 Pendelineasian Berdasarkan Hirarki Ruang
1. Rencana Blok Peruntukan

V.

RENCANA JARINGAN PRASARANA


5.1 Rencana pengembangan jaringan pergerakan
5.2 Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan
5.3 Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi
5.4 Rencana pengembangan jaringan air minum
5.5 Rencana pengembangan jaringan drainase
5.6 Rencana pengembangan jaringan air limbah
5.7 Rencana pengembangan prasarana lainnya

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

VI.

PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENGEMBANGANNYA


6.1 Lokasi
6.2 Tema Penanganan

VII. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG


7.1 Indikasi Program
IX.

PERAN SERTA MASYARAKAT

X.

KESIMPULAN
Laporan Rencana diserahkan 18 (delapan belas) minggu dari ditetapkannya SPMK
dan telah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuan
sebagai berikut:
- Buku Draft Laporan Rencana sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran A3
(29,7 cm x 42cm), 70 gram
- Buku Laporan Rencana sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A3 (29,7
cm x 42cm), 80 gram
- Buku harus diserahkan selambat-lambatnya seminggu sebelum kontrak berakhir.

4.

Peraturan Zonasi atau Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati


VIII. TEXT ZONASI
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Ruang Ketentuan Intensitas Pemanfaatan
Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
Ketentuan Pelaksanaan
Variansi Pemanfaatan Ruang
Insentif dan Disinsentif
Penggunaan Lahan Yang Tidak Sesuai
IX.

X.
5.

MATERI OPSIONAL
Ketentuan Tambahan
Ketentuan Khusus
Ketentuan Standar Teknis
Ketentuan pengaturan Zonasi
Desaign rencana pusat kota kecamatan dengan dilengkapi gambar 3D dan video
animasi
Buku Draft Laporan Zonning Regulation sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan
ukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 70 gram
Buku Laporan Zonning Regulation sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan
ukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 80 gram
Buku harus diserahkan selambat-lambatnya seminggu sebelum kontrak berakhir.

Album Peta
Album peta berisi peta rencana sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar yang disajikan
dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5.000 dalam format A0 yang dilengkapi
dengan data peta digital yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (software
ArcGIS) yang disetujui oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Album peta minimal
terdiri atas:

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Peta wilayah perencanaan, yang berisi informasi rupa bumi, dan batas administrsi
BWP dan sub BWP.
Peta penggunaan lahan saat ini.
Peta rencana pola ruang BWP, yang meliputi alokasi zona dan subzona sesuai
klasifikasi yang telah ditentukan.
Peta rencana jaringan prasarana BWP, yang meliputi rencana pengembangan
jaringan pergerakan, jaringan energi/kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan
air minum, jaringan drainase, jaringan air limbah, prasaranan lainnya.
Peta penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya.
Pewarnaan zona disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan mengenai
ketelitian peta, sedangkan sub zona dibagi sesuai ketentuan dan pada peta diberi
keterangan dengan sistem kode.
Penomoran peta pada setiap lembar peta harus dicantumkan peta indeks dan nomor
lembar peta yang menunjukkan posisi lembar peta yang disajikan di dalam
wilayah perencanaan secara keseluruhan
Buku Album Peta sebanyak 2 (dua) eksemplar dengan ukuran A0
Mendapatkan persetujuan dengan BIG (Badan Informasi Geospasial)

6.

Dokumen KLHS
Buku Draft Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran
A4 (21 cm x 29,7 cm), 70 gram
Buku Laporan Pendahuluan sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A4
(21 cm x 29,7 cm), 80 gram

7.

Executive Summary
Executive Summary berupa rangkuman laporan RDTR Kecamatan Bati-Bati
sebanyak 100 (seratus) eksemplar, berbentuk buklet.

8.

DVD Laporan
DVD Laporan berupa rangkuman keseluruhan dari kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati sebanyak 10 (sepuluh) buah dengan mencantumkan cover yang
memuat identitas pekerjaan. berisi laporan (laporan pendahuluan, laporan antara, dan
laporan akhir),
DVD Album Peta untuk semua file Peta RTRR Kecamatan Bati-Bati sebanyak 10
(sepuluh) buah dengan mencantumkan cover yang memuat identitas pekerjaan.
DVD gambar 3D dan video animasi 3D untuk pusat kota/pusat pelayanan Kecamatan
Bati-Bati hasil pengadaan data/survey, diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu sebelum kontrak berakhir.
Keseluruhan file yang berisi Laporan, Gambar Peta, Gambar 3D dan Video animasi
3D dimasukkan ke dalam 2 flasdisk (@64 GB)
DVD dan Flasdisk diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum kontrak
berakhir.

9.

Animasi Kawasan Perkotaan Kecamatan Bati-Bati


Animasi ini dibuat hanya pada kawasan perkotaan Bati-bati yang direncanakan akan
berkembang pada masa 20 tahun yang akan datang yaitu pada masa perencanaan Tahun
2016-2036.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

10. Diskusi
Diskusi meliputi diskusi pembahasan Draft Laporan Pendahuluan, Draft Laporan
Fakta dan Analisa, dan Draft Laporan Rencana.
Bahan Diskusi Laporan Pendahuluan dan Laporan Antara, dan Draft Laporan Akhir
masing-masing sebanyak 50 (lima puluh) set, diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu sebelum pelaksanaannya.

4.3. KEPEMILIKAN DATA HASIL KEGIATAN


Seluruh kepemilikan data hasil kegiatan penyusunan RDTRK Kecamatan Bati-Bati ini
sebagaimana dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja/KAK ini adalah SKPD pengguna
jasa yaitu Bappeda Kabupaten Tanah Laut, APBD Tahun Anggaran 2016.

4.4. SUMBER PENDANAAN


Untuk pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK),
Peraturan Zonasi dan Draft Perda Kecamatan Bati-Bati ini dibiayai dari APBD Kabupaten
Tanah Laut.
Pelaihari,

2016

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SYAKHRIL HARDRIANADI, ST
NIP. 19750412 199603 1 002

Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati

Das könnte Ihnen auch gefallen