Sie sind auf Seite 1von 14

AKUNTABILITAS

DAN
GOOD GOVERNANCE

Pendahuluan
Pendayagunaan aparatur negara merupakan suatu tuntutan untuk

mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan


keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara
dan pembangunan dengan mempraktikkan prinsip-prinsip good governance.
Proses kekuasaan penyelenggaraan negara dalam melaksanakan penyediaan
public goods and service disebut governance (pemerintahan), sedang praktik
terbaiknya disebut goods governance (pemerintahan yang baik). Agar goods
governance menjadi kenyataan dan sukses dibutuhkan komitmen dan semua
pihak,

pemenintah

dan masyarakat. Terselenggaranya

good governance

merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam


mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Oleh sebab itu diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan
nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
benlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggungjawab,
serta bebas dan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Konsep dasar akuntabiitas didasarkan pada kiasifikasi responsibilitas
manjinal pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan
kegiatan. Setiap individu jajaran aparatur bertanggungjawab atas kegiatan yang
dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatankegiatan yang terkendali (controllable activities) dan kegiatan yang tidak
terkendali

(uncontrollable

activities).

Kegiatan-kegiatan

yang

terkendali

merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau
suatu pihak, artinya kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan,
dinilai hasilnya oleh pihak yang berkewenangan. Akuntabilitas didefinisikan
sebagai

suatu

perwujudan

kewajiban

untuk

mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara priodilc. Tap MPR RI No.XI/MPRI/1998 dan ditindakianjuti
dengan Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. UU.No.28 Tahun 1999 meliputi
asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas

kepentingan

umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, dan asas akuntabilitas. Menurut


penjelasan Undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dan kegiatan penyelenggaraan
negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturanperaturan, perundang-undangan yang berlaku.
Tulisan ini bertujuan untuk lebih memahami fungsi dan arti akuntabilitas
dalam organisasi penierintahan agar mainpu menjelaskan tentang:
a.
b.
c.

Latar belakang perlunya akuntabilitas di lingkungan aparatur negara.


Keberadaan dan perkembangan akuntabilitas sebagai suatu konsep.
Kebijakari yang telah dikeluarkan di bidang akuntabilitas.
Good Governance

Konsep Good Governance


Tuntutan

masyarakat

terhadap

pemerintah

untuk

tnelaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan. yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya


tingkat pengetahuan pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam
upaya mencapai tujuan yang masyarakat. Dari segi functional aspect, good
governance dapat ditinjau dan apakah telah digariskan.
Oleh karena itu institusi dan governance meliputi 3 domain yaitu;
a. State (negara, pemerintahan)
b. Private sector (sektor swasta/dunia usaha)
c. Society (masyarakat)
Institusi pemerintahan berfungsi menciptakan lingkungan politik dan
hukum yang kondusif, sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan,
sedangkan society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik
termask kelompok-kelompok masyarakat agar berpartisipasi dalam aktivitas
ekonomi, sosial, dan politik.
Kata Good daam Good Governance mengandung dua pengertian:

a. Nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan


nilainilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam
pencapaian tujuan nasional, kemandinian, pembangunan berkelanjutan. dan
keadilan sosial.
b. Aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan.
Menurut UNDP ada beberapa karaktenistik good governance:
a. Participation, setiap negara mempunyai suara dalaxn pembuatan keputusan,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui intermediasi institusi
legitimasi mewakili kepentingannya.
b. Rule of law, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu,
terutama hukum untuk hak asasi manusia.
c. Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.
d. Responsiveness, lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk
melayani setiap stakeholders.
e. Consensus orientation good governance, menjadi perantara kepentingan yang
berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas
baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
f. Equity, semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
g. Efectiveness and efficiency, proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan
sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia sebaik mungkin.
h. Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan sektor swasta
dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada dan lembagalembaga stakeholders, akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat
keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal
atau eksternal organisasi.
i. Strategic vision, para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good
governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan
dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan.
Kesembilan karakteristik tersebut di atas saling inemperkuat dan tidak dapat
berdiri sendiri, atas dasar uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wujud
Good Governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

bertanggung jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga interaksi yang
konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat.
Dari segi pemerintahan good governance dapat dilihat melalui beberapa aspek:
a. Hukum/kebijakan, ditujukan pada perlindungan kebebasan sosial, politik, dan
ekonomi.
b. Administratif

competence

and

transparency,

kemampuan

membuat

perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan


melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan model
administratif, serta keterbukaan informasi.
c. Desentralisasi, regional, dan dekonsentrasi dalam departemen.
d. Penciptaan pasar yang konipetitif, penyempurnaan mekanisme pasar,
peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta,
deregulasi, dan kemampuan pemerintah dalamn mengelola kebijakan makro
ekonomi.
Organisasi Masa Depan
Perubahan lingkungan organisasi makin cepat dan kompleks seperti yang
diramalkan para pakar, organisasi standar abad 20 kemungkinan akan terjadi
fenomena Dinosaurus atau Katak rebus. Oleh karena itu masa depan selalu
penuh dengan risiko. Jadi implikasi pembahasannya adalah:
a. Memelihara kesadaran tinggi dan urgensi
Bila pendapat para pakar benar tentang meningkatnya kecepatan dan
kompleksitas perubahan di tnasa yang akan datang, maka organisasi yang
berhasil di milenium ketiga akan memiliki tingkat urgensi tinggi, tingkat
urgensi tinggi tidak berarti kepanikan, kekhawatiran, dan ketakutan. Untuk
memerlukan urgensi diperlukan sistem informasi akuntabilitas kinerja yang
jauh lebih baik dibanding dengan yang telah ada.
b. Arsitektur organisasi
Misi dan tujuan organisasi sektor publik adalah memuaskan para pihak yang
berkepentingan nielalui pelayanan publik yang baik (prima) dan pelestarian
kepercayaan publik.
c. Perubahan arsitektur organisasi

Perubahan kondisi pasar, teknologi, sistem sosial, regulasi, good governance,


institusi regional dan global dapat mempengartthi arsitektur desain dan
pengembangan

organisasi

serta

biaya-biaya

proses

langkah-langkah

perubahan.
Ada 3 (tiga) unsur desain organisasi sebagai determinan utama sukses atau
gagalnya organisasi yaitu:
a. Sistem penetapan wewenang, tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab
b. Sistembalas jasa yang sepadan
c. Sistem evaluasi indikator atau pengukuran kinerja untuk individu dan unit
organisasi

Akuntabilitas sebagai Suatu Konsep

Tinjauan Historis dan Teoretis


Keberadaan akuntabilitas sebagai suatu sistem sudah cukup lama, karena
sejarah akuntabilitas sudah diniulai sejak zaman Mesopotania pada tahun 4000
SM, yang pada saat itu sudah dikenal adanya hukum Hammurabi yang
mewajibkan

seseorang

(raja)

untuk

mempertanggungjawabkan

segala

tindakan.tindakannya kepada pihak yang memberi wewenang. Untuk menyatakan


keberadaan akuntabilitas sebagai suatu sistem dan agar dapat memahami secara
utuh, perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: perkembangan, jenis, tantangan
dan hambatan,. lingkungan yang mempengaruhi terselenggaranya akuntabilitas,
hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan akuntabilitas serta media
akuntabilitas.
1. Perkembangan
Dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan
melaporkan .segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang
administrasi keuangan kepada pihak yang iebih tinggi atau atasannya.

Menurut J.B. Ghartey, akuntabilitas ditujukan untuk niencari jawaban


terhadap pernyataan yang berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada
siapa, tnilik siapa, yang mana, dan bagaimana, pertanyaan yang memerlukan
jawaban tersebut antara lain, apa yang harus dipertanggungjawabkan, mengapa

pertanggungjawaban harus diserahkan, kepada siapa pertanggungjawaban tersebut


diserahkan, siapa yang bertanggungjawab terhadap berbagai bagian kegiatan
dalam masyarakat, apakah pertanggungjawaban berjaian seiring dengan
kewenangan yang memadai.
Ada 4 (empat) dimensi yang membedakan akuntabilitas dengan yang lain:
a.
b.
c.
d.

Siapa yang harus melaksanakan akuntabilitas.


Kepada siapa dia berakuntabilitas.
Apa standar yang digunakan untuk penilaian akuntabilitas.
Nilai akuntabiitas itu sendiri.

Dalam pengertian yang luas, akuntabiitas pelayanan publik berarti pertanggung-.


jawaban

pegawai

pemerintah

kepada

publik

yang

menjadi

konsumen

pelayanannya. Bahwa pengendalian tidak akan efektif dan efisien bila tidak
ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik pula, demikIan juga
sebaliknya.
2. Jenis
a. intern seseorang
b. ekstern seseorang.
Menurut Sirajudin H Soleh dan Asian Iqbal, akuntabilitas sebetulnya
merupakan sisi. sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi
akuntabilitas:
Dan sisi intern seseorang, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban orang
tersebut

kepada

Tuhannya,

akuntabiitas

seperti

mi

yang

meliputi

pertanggungjawaban mengenai segala sesuatu yang dijalankannya yang hanya


diketahui dan dipahami oleh dia sendiri.
Akuntabilitas ekstern seseorang, adalah akuntabilitas orang tersebut kepada
lingkungannya baik lingkungan formal maupun lingkungan masyarakat.

Akuntabilitas ekstern meliputi:


a. Internal accountability to the public servants own organization, dalam
akuntabilitas setiap tingkatan pada hirarki organisasi, petugas pelayanan
publik diwajibkan untuk akuntabel kepada atasannya dan kepada yang
mengontrol pekerjaannya.

b. External Accountability to the individuals and organization outside public


servants own organization, akuntabilitas ini mengandung pengertian akan
kemampuan untuk menjawab setiap pertanyaan yang berhubungan dengan
pencapaian kinerja pelaksanaan tugas dan wewenang.
3. Hambatan
Banyak informasi yang diterima yang berkaitan dengan terjadinya mal
administration, banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme, hal ini menunjukkan
bahwa akuntabilitas tidak berjalan.
Faktor-faktor yang menyebabkan tidak berjalannya akuntabiitas pada suatu
negara antara lain;
a. Law literacy percentage
Dalam populasi yang kurang peduli terhadap hak.haknya dan masalah
sosial cenderung meinberikan toleransi yang tinggi terhadap lack of
accountability, malpractice, nepotism, sogok menyogok dan korupsI,
semakin kurang rasa tolong menolong di antara anggota dan kelompok
masyarakat, semakin tinggi rasa tidak peduli pada tingkat penyelenggaraan
pemerintah.
b. Poor standard of living
Pegawai dengan standar gaji yang kurang, memiliki kecenderungan untuk
berusaha keras mencari penghasilan tambahan agar dapat menghidupi
keluarganya.
c. General decline in the moral values
Setiap hidup yang materialistis, sehingga dalam suatu masyarakat dapat
mengurangi/menurunkan moral dan tanggung jawab pegawai pemerintah
pada publik yang seharusnya dilayani.

d. A Policy of live and let live


Penurunan nilai-nilai moral, maka manusia akan semakin mudah
melakukan hal hal yang melanggar aturan, mereka saling berlomba
mencari keuntungan masingmasing dan mengabaikan kepentingan
nasional.
e. Cultural factors
Budaya yang berkembang dalam masyarakat yang para pejabat pemerintah
lebih mendahulukan pelayanan terhadap keluarga dan kerabat dan pada
publik, merupakan budaya yang tidak mendukung akuntabilitas.

4. Lingkungan yang mempengaruhi


Yang mempengaruhi akuntabilitas suatu entitas meliputi lingkungan internal
dan eksternal yang merupakan faktor yang membentuk, memperkuat, atau
memperlemah efektivitas pertanggungjawaban entitas atas wewenang dan
tanggungjawab yang dilimpahkan kepadanya.
Faktor-faktor yang relevan dengan akuntabilitas instansi pemerintah adalah:
a. Falsafah dan konstitusi negara.
b. Tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
e. Ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
f.
g.
h.
i.

akuntabiitas.
Tingkat keterbukaan (transparansi) pengelolaan.
Sistem manajemen birokrasi.
Misi, tugas pokok dan fungsi, serta program pembangunan yang terkait.
Jangkauan pengendalian dan kompleksitas program instansi.

Ciri-ciri akuntabilitas yang efektif antara lain:


a. Akuntabilitas harus utuh dan menyeluruh (dalam arti tanggung jawab
terhadap tugas pokok dan fungsi instansi, serta program pembangunan
yang dipercayakan kepadanya, termasuk pelayanan BUMN/D yang berada
di bawah wewenangnya).
b. Mencakup aspek yang menyeluruh mengenai aspek integritas keuangan,
ekonomis, efisien, dan prosedur.
c. Akuntabilitas merupakan bagian dan sistem manajemen untuk menilai
kinerja maupun unit organisasi.
d. Akuntabilitas harus dibangun berdasarkan sistem informasi yang handal,
untuk menjamin keabsahan, akurasi, objektivitas, dan ketepatan waktu
penyampaian informasi.
e. Adanya penilaian yang efektif dan independen terhadap akuntabilitas suatu
instansi.
f. Adanya tindak lanjut terhadap laporan penilaian atas akuntabilitas.
5. Hal yang perlu diperhatikan
Plumptre T (1981) dalam artikelnya Perspective Accountability in the Public
Sector memberikan tuntutan untuk mencapai keberhasilan akuntabilitas yaitu:
a. Examplary leadership
Pemimpin yang sensitif, responsif, dan akuntabel akan transparan kepada
bawahannya maupun masyarakat sehingga untuk memenuhi kebutuhan

tersebut dia akan memerlukan akuntabiitas yang dipraktikkan mulai dan


tingkat yang paling bawah.
b. Public debate
Sebelum kebijakan yang besar disahkan seharusnya diadakan public
debate terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Coordination
Koordinasi yang baik antara semua instansi pemerintah akan sangat baik
bagi tumbuh berkembangnya akuntabiitas.
d. Autonomy
Pemerintah dapat melaksanakan kewajiban menurut caranya sendiri yang
paling menguntungkan, paling efisien, dan paling efektif bagi pencapaian
tujuan organisasi.
e. Explicit uess and clarity
Standar evaluasi kinerja harus diungkapkan secara nyata dan jelas
sehingga dapat diketahui secara jelas apa yang harus diakuntabilitaskan.

f. Legitimacy and acceptance


Tujuan dan makna dan akuntabilitas harus dikomunikasikan secara
terbuka kepada semua pihak sehingga standar dan aturannya dapat
diterima oleh semua pihak.
g. Negotiation
Harus dilakukan negosiasi nasional mengenai perbedaan-perbedaan
tujuan dan sasaran, tanggung jawab, dan kewenangan setiap instansi
pemerintah.
h. Educational campaign and publicity
Perlu dibuat pilot proyek pelaksanaan akuntabilitas yang kemudian
dikomunikasikan kepada seluruh masyarakat sehingga akan dapat
diperoleh ekspektasi mereka dan bagaimana tanggapan mereka mengenai
hal tersebut.
i. Feedback and evaluation
Agar akuntabilitas dapat terus menerus ditingkatkan dan disempurnakan
maka perlu diperoleh informasi untuk mendapatkan umpan balik daripada
pembaca

atau

penerima

perbaikannya.
j. Adaptation and recycling

akuntabiitas

serta

dilakukan

evaluasi

Perubahan yang terjadi di masyarakat akan mengakibatkan perubahan


dalam akuntabilitas, sistem akuntabiitas harus secara terus-menerus
tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di masyarakat.
Langkah penting untuk mengimplementasikan akuntabilitas agar menjadi
sistem yang efektif:
a. Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan sasaran dan kebijakan dan
program Sistem akuntabiitas menekankan pada pengukuran hasil yang
akan membantu memikirkan hal yang seharusnya diinginkan oleh
pemimpin politik dan perlu buat kebijakan pada saat mereka memutuskan
untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
b. Pola pengukuran tujuan Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat
diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu indikator kemajuan yang
mengarah pada pencapaian tujuan dan hasil.
c. Pengakamodasian sistem insentif Pengumpulan data mengenai hasil,
sistem akuntabilitas akan menyediakan sistem insentif, bagi para petugas
pelayanan, manajer program, dan mungkin juga masyarakat yang
dilayani.
d. Pelaporan dan pengumpulan data Sistem akuntabilitas kinerja akan dapat
menghasilkan data yang cukup banyak, informasi yang dihasilkan tidak
akan berguna kecuali dirancang dengan hati-hati, dalam arti informasi
yang dihasilkan benar-benar berguna bagi para pemimpin, pembuat
keputusan, manajer-manajer program, dan masyarakat.
e. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan
untuk inendorong akuntabilitas pada program pelayanan publik
membutuhkan banyak aktivitas dalam perencanaan dan koordinasi yang
efektif agar akuntabilitas tersebut dapat dijaga.
6. Media akuntabilitas.
Pejabat pemerintah memiliki tanggung jawab dalam menggunakan sumbersumber daya secara efisien, ekonomis, dan efektif untuk mencapai tugas
pokok dan fungsi unit organisasinya.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban


atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum
atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan

untuk

meminta

keterangan

atau

pertanggungjawaban.

Berdasarkan kepada pengertian di atas maka semua instansi Pemerintah, Badan,


dan Lembaga Negara, di pusat dan di daerah sesuai dengan tugas pokok masingmasing harus memahami lingkup akutabilitasnya masingmasing karena
akuntabilitasnya yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan
pelaksanaan mini instansi yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah, perlu


diperhatikan antara lain:
a. Harus ada komitmen dan pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
b. Merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh.
e. Jujur, objektif transparan, dan inovatif sebagai katalisator, perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran data dan teknik
pengukuran kinenja dan penyusunan laporan akuntabilitas.
Perencanaan Strategik
Dalam sistem akuntabifitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan
strategik instansi pemenintah memenlukan integritas antara keahlian sumber daya
manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan strategis nasional global.
Perencanaan strategis yang disusun oleh instansi pemerintah harus mencakup:
a. Pernyataan vlsi, misi, strategi, dan faktorfaktor keberhasilan organisasi.
b. Rumusan tentang tujuan dan sasaran serta uraian aktivitas organisasi.
c. Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

d. Dengan visi, misi, strategiyangjelas maka instansi pemerintah dapat


menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dikehendaki.
Dengan disusunnya perencanaan strategik yang jelas, perencanaan
operasional yang terukur, maka dapat diharapkan tersedia pembenaran yang logis
dan argumentasi yang memadai untuk mengatakan suatu pelaksanaan program
berhasil atau tidak.
a. Penetapan indikator kinerja
Penetapan indikator kinerja merupakan proses indentifikasi dan
kiasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan data,
pengolahan data, informasi untuk menentukan capaian tingkat kinerja
kegiatan program.
b. Penetapan capaian kerja
Dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja
pelaksanaan

kegiatanlprogram

dan

kebijaksanaan

yang

telah

ditetapkan oleh suatu instansi pemerintah.


c. Formulir pengukuran Kinerja
Dalam melakukan evaluasi atas kesesuaian dan keselarasan antara
kegiatan dan program, atau antara program penunjang, dengan
program utama, atau program yang lebih rendah dengan program yang
lebih tinggi dapat digunakan formulir PK (Pengukuran Kinerja)
Evaluasi Kerja
Setelah tahap pengukuran kinerja dilalui, berikutnya adalah tahap evaluasi
kinerja, dimulai dengan menghitung nilai capaian dan pelaksanaan per kegiatan.
Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan pelaksanaan program didasarkan
pada pembobotan dan setiap kegiatan yang ada dalam suatu program. Untuk
membantu evaluasi kinerja, digunakan formulir EK (evaluasi kinerja) yang terdiri
dan formulir EK 1 untuk penilaian kinerja kegiatan, formulir EK 2 untuk
penilaian kinerja program, dan EK 3 untuk penilaian kinerja kebijaksanaan.
Beberapa hal berkaitan dengan evaluasi kinerja adalah membuat
kesimpulan hasil evaluasi pelaporan akuntabilitas kinerja:
1. Membuat kesimpulan hasil kinerja.
Menggunakan skala pengukuran kinerja, berdasarkan pertimbangan masingmasing instansi dengan skala ordinal.
85 s/d 100 = Baik

Sangat baik

Sangat berhasil

70=X<85 = Sedang

Baik

Berhasil

55=X<70 = Kurang

Sedang

Cukup berhasil

X < 55

Kurang baik

Tidak berhasil

= Sangat Kurang

2. Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja.


Suatu laporan akuntabilitas kinerja

tidak

hanya

berisi

tingkat

keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh evaluasi indikator-indikator


kinerja sebagaimana ditujukkan oleh pengukuran dan penilaian kinerja, tetapi
juga harus menunjukkan data dan informasi relevan lain bagi pembuat
keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan kegagalan tersebut
secara lebih luas.
Pelaporan
Laporan akuntabiitas kinerja instansi pemerintah harus disampaikan oleh
instansi dan pemerintah pusat, pemerintah daerah, kabupaten/kota. Penyusunan
laporan harus secara jujur, obyektif, dan transparan, juga perlu memperhatikan
prinsip-prinsip:
a. Prinsip pertanggungjawaban
b. Prinsip pengecualian
c. Prinsip manfaat
Selanjutnya perlu diperhatikan beberapa ciri laporan yang baik seperti
relevan, tepat waktu, dapat dipercaya, thandalkan, dan mudali dimengerti da].am
bentuk yang menarik (tegas dan konsisten, tidak kontradiktif atau sebagian)
berdaya banding tinggi, berdaya segi, lengkap, netral, padat, dan terstandarisasi.
Aspek-aspek pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut
tidak tuinpang tindih maka harus diperhatikan:
a. Uraian pertanggungia waban keuangan dititikberatkan pada peroleh dan
penggunaan dana, tau dana berasal dan APBN (Fajak) niaupua dana yang
berasal dan PNPB (Penggunaan Negara Bukan Pajak)
b. Uraian pertanggungjawaban SDM, dititikberatkan pada pembinaan kinerja.
c. Uraian pertanggungjawaban mengenai penggunaan sarana dan prasarana.

d. Uraian -mengenai metode kerja, pengendalian manajemen, dan kebijaksanaan

lainnya yang terfokus pada manfaat atau dampak dan suatu kebijaksanaan.
Kesimpulan
Setelah diuraikan penjelasan dan keterangan tersebut diatas maka dapat

diambil beberapa kesimpulan :


1. Bahwa

betapa

pentingnya

suatu

pemerintah

yang

baik

(Good

Governance)bagi suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.


2. Selain pemerintahan yangbaik dan benar diperlukan juga masalah pertanggung
jawaban daripada pengambil kebijakan dan pelaksana kegiatan sebagai
pertanggungjawaban kepada atasan atau yang memberikan perintah.

Das könnte Ihnen auch gefallen