Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pendahuluan
Aspek paling praktis antigen eritrosit
adalah
kemampuannya
memicu
pembentukan
antibodi
apabila
ditransfusikan kepada resipien. Kelainan
pada antigen eritrosit berkaitan dengan
predisposisi penyakit tertentu. Antigen
yang ada pada eritrosit biasanya stabil
seumur hidup, dan antigen eritrosit dapat
berubah dalam beberapa keadaan. Serum
penderita yang mengandung jumlah blood
group-specific soluble substances (BGSS)
terlalu banyak dapat menetralisasi1
Vivi Keumala Mutiawati adalah Dosen Bagian
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh
65
Gambar 1 Pembentukan antigen golongan darah, dimulai dari substansi prekursor kemudian berubah
menjadi gen H, akhirnya membentuk antigen golongan darah. (Dikutip dari: Flynn5)
66
Semua
jenis
antibodi
(irregular
antibody/antibodi ireguler) harus dicari
dalam serum penderita. Sel eritrosit yang
sudah dicuci dibuat suspensi salin masingmasing 5% untuk pemeriksaan metode
tabung dan 10% untuk metode slide.
Prinsip pemeriksaan didasarkan pada
Anti-B
0
+4
+4
0
Anti-A,B
+4
+4
+4
0
A1 Cells
0
+4
0
+4
(Reverse)
B Cells
+4
0
0
+4
Interpretation
A
B
AB
O
67
Tabel 2 Perbandingan hasil pemeriksaan anti-A antara eritrosit tanpa pencucian dengan pencucian
pada penderita talasemia di RSH Bandung
Variabel
Anti-A tanpa Pencucian
Negatif
+3
+4
Negatif
(n=25)
25(100%)
0(0%)
0(0%)
+4
(n=7)
0(0%)
0(0%)
7(77.8%)
Nilai p
<0.001
Tabel 3 Perbandingan hasil pemeriksaan Anti-B antara eritrosit tanpa pencucian dengan pencucian
pada penderita talasemia di RSHS Bandung
Variabel
Anti-B tanpa Pencucian
Negatif
+3
+4
Negatif
(n=24)
24(100%)
0(0%)
0(0%)
+4
(n=9)
0(0%)
3(50.0%)
6(85.7%)
Nilai p
<0.001
68
Tabel 4 Perbandingan hasil pemeriksaan anti-Rh antara eritrosit tanpa pencucian dengan pencucian
pada penderita talasemia di RSHS Bandung
Variabel
Anti-Rh tanpa Pencucian
+1
+2
+3
+4
+1
(n=3)
1(100%)
0(0%)
2(7.7%)
0(0%)
Nilai p
+4
(n=5)
0(0%)
0(0%)
2(8%)
2(33.3%)
<0.001
Pembahasan
Keunggulan eritrosit yang mengalami
pencucian adalah tidak ada lagi antibodi
ireguler yang dapat menyebabkan hasil
positif palsu pada proses aglutinasi sel
eritrosit
yang
diperiksa
golongan
2
darahnya. Pada penelitian ini terjadi
perubahan derajat aglutinasi positif hasil
pemeriksaan golongan darah terutama pada
pemeriksaan Anti-A dengan derajat +3 dan
+4 (66.7% dan 77.8%), pada pemeriksaan
Anti-B dengan derajat aglutinasi +3 dan +4
(50.0% dan 85.7%), pada pemeriksaan
Anti-Rh dengan derajat aglutinasi +3
(46.2%).
Hasil pada penelitian ini memperlihatkan
bahwa eritrosit sebaiknya dicuci sebelum
dilakukan pemeriksaan golongan darah
pada penderita talasemia, karena terjadi
perubahan derajat aglutinasi positif pada
pemeriksaan golongan darah dari eritrosit
tanpa pencucian dengan pencucian,
sehingga kemungkinan dapat ditemukan
ada atau tidak adanya diskrepansi pada
pemeriksaan golongan darah dengan
metode slide. Derajat aglutinasi akan
memberikan gambaran kemungkinan
golongan darah yang diperiksa mengalami
diskrepansi, sehingga seringkali sampel
darah harus dilakukan pencucian terlebih
dahulu sebelum pemeriksaan golongan
darah dilakukan. Diskrepansi yang terjadi
biasanya disebabkan oleh adanya antigen
atau substansi seluler lain yang dapat
memengaruhi hasil pemeriksaan golongan
darah.2,4
Terdapat kesamaan golongan darah antara
eritrosit tanpa pencucian dengan pencucian
pada penelitian ini, tetapi kesamaan ini
tidak diikuti dengan kesamaan derajat
aglutinasi. Terjadi perubahan positivitas
69
70