Sie sind auf Seite 1von 5

Tersangka:

1. Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan (Komisaris PT Bali Pasific Pragama)


2. Mamak Jamaksari (Pejabat Pembuat Komitmen yaitu Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan (SDK dan Promkes) Tangerang
Selatan)
3. Dadang Prijatna (PT Mikindo Adiguna Pratama)
4. Ratu Atut
Aturan hukum:
Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP.
Modus:
1. Modus pertama yang dilakukan dalam kasus korupsi alat kesehatan (alkes) di
Banten ini adalah dengan penggelembungan harga perkiraan sementara
(HPS).
Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, menjelaskan,
dalam modus penggelembungan nilai HPS, Dinas Kesehatan Banten selalu
menambahkan keuntungan dalam HPS sebesar 15 persen dari harga awal.
Padahal, lanjut Uchok, harga jual telah termasuk keuntungan.
Berdasarkan data yang dimiliki Fitra, berikut penyusunan HPS yang tidak wajar
karena adanya penambahan harga sebesar 15 persen tersebut:
N
Pekerjaan
Perhitungan
HPS
Selisih
o
Tim
Seharusnya
Penyusunan
HPS
1
Pengadaan
Alat
6.714.260.00
5.838.520.96
875.739.03
Kedokteran Radiologi
0
6
4
2
Pengadaan
Alat
11.992.136.0
10.427.943.9
1.564.192.1
Kedokteran Poli Kinik
00
00
00
Penunjang
3
Pengadaan
Alat
15.026.683.0
13.066.675.9
1.960.007.0
Kedokteran
Bedah
00
66
34
Sentral
4
Pengadaan
Alat
3.670.549.00
3.191.784.93
478.764.06
Kedokteran Ruang ICU
0
3
7
5
Pengadaan
Alat
12.734.980.5
11.073.902.0
1.661.078.4
Kedokteran
Poliklinik
00
33
67
Dasar
6
Pengadaan
Alat
14.005.828.4
12.178.981.8
1.826.846.5
Kedokteran
Ruang
00
33
67
Rawat Inap Kebidanan
7
Pengadaan
Alat
9.441.137.70
8.209.404.86
1.231.732.8
Kedokteran
Ruang
0
6
34
Rawat Inap
8
Pengadaan
Alat
14.720.239.0
12.800.196.9
1.920.042.0

9
1
0

1
1
1
2

1
3

Kedokteran
Ruang
UGD
Pengadaan
Alat
Kedokteran Gas Medis
Pengadaan
Alat
Kedokteran Sterilisasi,
Ruang Operasi, Bedah
Sentral,
IGD,
ICU,
Kesehatan
Jiwa,
Radiologi,
Penyakit
Paru
Pengadaan
Alat
Kedokteran Gigi dan
Mulut, THT, Mata
Pengadaan
Alat
Kedokteran
Kandungan
dan
Kebidanan,
Penyakit Jantung, Poli
Saraf, Ortopedi
Bedah Saraf, Umum,
Urologi, NICU
Jumlah

00

33

67

6.986.724.00
0
10.395.000.0
00

6.076.310.90
0
9.039.129.00
0

910.413.10
0
1.355.871.0
00

4.455.000.00
0

3.873.910.70
0

581.089.30
0

6.435.000.00
0

5.595.649.03
3

839.350.96
7

6.435.000.00
0
123.012.537.
600

5.595.653.43
3
106.968.064.
496

839.346.56
7
16.044.473.
104

Total kerugian negara akibat penggelembungan HPS ini mencapai Rp 16 miliar.


2. Modus kedua, proses pengadaan juga tidak dilakukan sesuai prosedur.
pengadaan alat kesehatan diduga tidak sesuai standar. ditemukan alat
kesehatan yang masih dikemas tidak disertai dengan buku manual, kartu
garansi, dan certificate of origin yang seharusnya menjadi kesatuan dalam
produk yang dipesan dan telah dijamin oleh perusahaan pendukung penyedia
alat kesehatan.
Selain itu, juga ditemukan alat kesehatan yang tidak lengkap atau kurang
komponennya, tetapi dalam berita acara pemeriksaan alat kesehatan oleh
panitia penerima/pemeriksa dinyatakan sesuai dan selesai 100 persen. Hal ini
terjadi pada pengadaan sarana penunjang pelayanan kebidanan, penyakit
jantung, poli saraf, dan ortopedi. Pada alat tersebut terdapat curretage
set sebanyak tiga unit dengan harga per unit Rp 78,1 juta, tetapi tidak
lengkap karena isi masing-masing kurang tiga item.
Selanjutnya, juga ditemukan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pada kontrak, tetapi dalam berita acara pemeriksaan alat
kesehatan oleh panitia penerima/pemeriksa dari Dinas Kesehatan pengadaan
tersebut dinyatakan sesuai dan selesai 100 persen. Sebagai contoh, pada
Pengadaan Sarana Penunjang Pelayanan Sterilisasi, Ruang Operasi, IGD, ICU,
Kesehatan Jiwa, Radiologi, dan Penyakit Paru RS Rujukan Provinsi Banten
dengan nilai kontrak sebesar Rp 10,2 miliar.

Salah satu alat kesehatan yang diadakan adalah Bio Feed Back dengan harga
sebesar Rp 1,9 miliar atau 18,86 persen dari nilai kontrak yang ternyata juga
tidak sesuai spesifikasi yang disepakati. Dalam kontrak disebutkan, spesifikasi
Bio Feed Back dengan merek Nexus 10 yang dibuat oleh Mind MediaNetherlands terdiri dari empat komponen, yaitu main unit, computer system
(PC), sensor electrode, dan aksesori. Namun, spesifikasi aktual atas keempat
komponen tersebut terdiri dari bermacam-macam merek dan hanya main unit
serta beberapa aksesori yang sesuai dengan kontrak.
Dari gambaran di atas, dari realisasi anggaran sebesar Rp 147.893.502.000
atau 99,05 persen dari total budget, ada dugaan kerugian negara sebesar Rp
46.301.917.104 yang diungkap oleh KPK.
Menurut Badan Pemeriksa Keuangan menemukan setidaknya ada tiga indikasi
penyimpangan dalam pengadaan alat kesehatan di Banten yang mencapai
Rp30 miliar. Ketiga penyimpangan itu adalah alat kesehatan tidak lengkap
sebesar Rp5,7 miliar, alat kesehatan tidak sesuai spesifikasi sebesar Rp6,3
miliar dan alat kesehatan tidak ada saat pemeriksaan fisik sebanyak Rp18,1
miliar.

3. Modus ketiga, terkait pengguna anggaran. Di provinsi, untuk pengadaan alkes,


pengguna anggaran seharusnya kepala dinas kesehatan. Namun, Atut justru
mendelegasikannya ke jajaran di bawah kepala dinas.
Pihak terlibat:
Terdapat 8 perusahaan yang menjadi rekanan dalam proyek tersebut. Sebagian
perusahaan diduga berafiliasi atau dimiliki keluarga Atut dan kroninya.
Berikut daftar rekanan dan dugaan kerugian negara:
1. PT. ADCA MANDIRI
Pengadaan alat kesehatan dan kedokteran instalasi gawat darurat rumah sakit
rujukan provinsi Banten.
Provinsi Banten: Rp 4.190.761.000
Kota Tangsel: Rp 497.546.733
Total: Rp 4.688.307.733
2. PT. BUANA WARDANA UTAMA
Pengadaan alat kedokteran poli klinik spesialis penunjang RS. Rujukan Provinsi
Banten.
Provinsi Banten: Rp 1.818.363.100
3. CV. BINA SADAYA
Pengadaan alat kedokteran ruang rawat inap poliklinik RS. Rujukan Provinsi
Banten.
Provinsi Banten: Rp 17.771.184.360
Kota Tangsel: Rp 1.402.874.933
Total: Rp 19.174.059.293
4. PT. MIKKINDO ADIGUNA PRATAMA
Pengadaan alat kedokteran ruang ICU RS. Rujukan Provinsi Banten.
Provinsi Banten: Rp 6.233.134.233
Kota Tangsel: Rp 5.068.424.828
Total: Rp 11.301.559.061

5. PT. MARBAGO DUTA PERSADA


Pengadaan laboratorium dan kamar jenasah RS. Rujukan Provinsi Banten dan
pengadaan sarana penunjang pelayanan sterilisasi, ruang operasi, IGD, ICU,
kesehatan jiwa, radiologi penyakit paru RS. Rujukan Provinsi Banten.
Provinsi Banten: Rp 11.950.882.442
Kota Tangsel: Rp 494.650.533
Total: Rp 12.445.532.975
6. PT. WALIMAN NUGRAHA JAYA
Pengadaan sarana penunjang bedah syaraf, umum, urologi dan pelayanan
bagian anak dan sarana penunjang layanan gigi dan mulut THT dan mata RS.
Rujukan Provinsi Banten.
Provinsi Banten: Rp 6.815.629.867
7. CV. RADEFA
Pengadaan alat-alat laboratorium kesehatan (Sanitary Field Kit For Water,
Environment & Food Security) pengadaan AC dan AC model cassette RS.
Rujukan Provinsi Banten
Provinsi Banten: Rp 253.969.967
8. PT. DINI USAHA MANDIRI
Pengadaan alat kesehatan dan kedokteran instalasi gawat darurat RS. Rujukan
Provinsi Banten.
Provinsi Banten: Rp 642.730.733
9. 3 paket alat kesehatan di Tangsel
Kota Tangsel: Rp 3.180.360.344
total dugaan kerugian negara dalam pengadaaan alkes di Provinsi Banten
sebesar Rp 48,77 miliar dan di kota tangsel sebesar Rp 12.38 miliar. Jadi total
keseluruhan dugaan kerugian negara adalah Rp 61,16 miliar.

Awal mula Terkuak:


Johan Budi menyatakan bahwa penyidikan kasus korupsi pengadaan Alkes di
Tangsel berasal dari informasi masyarakat. Selanjutnya dari informasi itu, kata
Johan, KPK meminta keterangan 16 pihak dan permintaan dokumen di Dinkes
Tangsel. Kemudian hasil permintaan keterangan itu diuji melalui gelar perkara
dengan pertimbangan barang bukti lainnya. Hingga akhirnya, KPK menyimpulkan
adanya korupsi dalam pengadaan Alkes di Kota Tangsel.
Penyelidikan ini memenuhi unsur dua alat bukti yang cukup dan diikuti dengan
penggeledahan kantor PT Bali Pasific Pragama yang berlokasi di Gedung The
East lantai 12 Nomor 5 Mega Kuningan, Jakarta Selatan dan Serang, Banten.
Kantor tersebut diketahui milik Wawan. Di kantor tersebut, penyidik berhasil
menyita sejumlah dokumen dan beberapa barang penting lainnya. Diduga, salah
satu berkas yang disita terkait Alkes di Tangerang Selatan dan Provinsi Banten.
hukuman:
1. Mamak Jamaksari
Hakim Pengadilan Tipikor PN Serang menjatuhkan vonis 4 tahun penjara dan
denda sebesar Rp250 juta.
2. Dadang Prijatna (PT Mikindo Adiguna Pratama)

Hakim Pengadilan Tipikor PN Serang menjatuhkan vonis 4 tahun penjara dan


denda Rp 200 juta subsider tiga bulan kurungan.. Dadang dinyatakan terbukti
bersalah karena mengatur atau mengondisikan pemenang proyek pengadaan
alat kesehatan (alkes) kedokteran umum untuk puskesmas se-Kota Tangerang
Selatan (Tangsel) pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan
(APBD-P) 2012.

Das könnte Ihnen auch gefallen