Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiap
tahapan kehidupan, dipengaruhi oleh:
a. Kompleksitas dan ukuran dari organ
b. Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal
tinggi badan, ditandai dengan perubahan otot, lemak dan perkembangan
organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan (growth)
yang optimal sangat sangat dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat
pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan: genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan
perilaku. Proses tersebut sangat unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan
memberikan ciri pada setiap anak.
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsi di dalamnya termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau Penampilan
kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat,
khususnya di otak.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1) Faktor Internal (Genetik)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui
genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
c) Umur pubertas
d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
2
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan
patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi
genetik dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal
akan mewujudkan pertumbuhan optimal
Gangguan pertumbuhan: Di negara maju sering diakibatkan
oleh faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal, kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B.
(1989), yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan
seks .
2) Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi
genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor lingkungan
adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap individu
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan dibagi dua:
(a) Lingkungan Pranatal
Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri gizi
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri gizi
4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri gizi
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya
termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau.
Penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf
pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak yang sehat searah (paralel) dengan
pertumbuhannya.
Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan
Perkembangan lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama
kematangan sistem saraf pusat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a. Faktor Internal (Genetik)
1) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, yang ditandai dengan:
(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
(b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
(c) Umur pubertas
(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan patologis,
jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)
Gangguan pertumbuhan:
a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.
b. Di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga
oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal.
Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,
obstetrik, dan seks.
5
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik
yang optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah bio-
fisikpsikososial.
Faktor lingkungan dibagi dua:
o Faktor pranatal
o Faktor pascanatal
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah:
(a) Lingkungan Pranatal
o Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga
lahir.
o Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zatkimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
o Dipengaruhi oleh lingkungan
o Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, keluarga dan adat-istiadat. Contoh;
Internal
a.Genetik Individu (keluarga)
Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan plasenta)
b.Obstetrik BBLR
Lahir kembar
c.Seks
Laki-laki lebih panjang dan berat
Eksternal
a.Gizi
- Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan
iodium)
- Gizi Bayi (ASI dan susu botol)
6
- Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink,
vitamin D dan asam folat
b.Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan
obat-obat lainnya
c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh
d.Penyakit
o Endokrin Hormon pertumbuhan
o Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan
cacing
o Kongenital Anemia sel sabit, kelainan
metabolisme sejak lahir
o Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus
halus, jantung, ginjal dan hati
o Psikologis Kemunduran mental/emosi
7
BAB 3
PEMBAHASAN
8
ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh,
seperti lemak, otot danjumlah air dalam tubuh
9
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran
antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran
(fisik dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.
10
2) Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling
seringdigunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat
digunakan sebagai indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan
untukmelihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya
tumor).
c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral
pada tulang.
e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein
ototmenurun.
f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan
dalam tubuh.
g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
11
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian
tinggi: dacin.
3) Tinggi Badan(TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif
kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang
relatif lama.
Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena
dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan.
Alat ukur Tinggi Badan meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak
yang belum dapat berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.
12
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber
glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):
a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan
pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak
prasekolah tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.
5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak. Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama,
tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan
gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio
Lingkar kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagaiinformasi tambahan dalam
pengukuran umur.
13
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan
lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6
bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala
tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi
pertumbuhan lingkar dada yang lambat sehingga perbandingan rasio
lingkar dada dan kepala adalah kurang dari 1.
7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data
tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi
penurunan masa tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau
nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status
gizi di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian
komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah
dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang
paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk
menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
14
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau
underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan
kaliper: skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian
0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan
Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan
menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
15
h. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
Kekurangan
a. Kadang umur secara akurat sulit didapat
b. Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema
maupun asites
c. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia
balita
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti
pengaruh pakaian atau gerakan anak saat ditimbang
e. Secara operasional: hambatan sosial budaya misalnya tidak
mau menimbang anak karena dianggap seperti barang dagangan
16
BB memiliki hubungan linear dengan TB. Dalam keadaan normal
perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan
tertentu.
Kelebihan
a. Tidak memerlukan data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
c. Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current
nutrition status)
Kekurangan
a. Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak
dapat memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB
atau kelebihan TB menurut umur
b. Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita
c. Pengukuran relatif lebih lama
d. Memerlukan 2 orang untuk melakukannya
e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil
pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok
nonprofessional.
17
a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat
b. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat
sendiri, kader posyandu dapat melakukannya
c. Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis,
dengan memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan
gizi
Kekurangan
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
b. Sulit menemukan ambang batas
c. Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun
18
ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3.1 kg,
wanita 5.1 kg.
1. Umur
Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang
dibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan
pamong desa.
19
b. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal
(Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional.
c. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau
berdasar kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan
kades, pemilu, banjir, gunung meletus dll).
d. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak
kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.
e. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak
diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan.
2. BB (Berat Badan)
Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
timbangan Berat Badan, namun ada kekhususan dalam mengukur BB bayi,
yaitu dapat dilakukan seperti pada
gambar dibawah ini;
3. TB (Tinggi Badan)
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan Alat
ukur, seperti;
a. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri
20
b. Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri.
4. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah
ini;
21
5. BMI (Body Mass Index)
Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index
Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan
yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam
kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan
berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung
BMI yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat
dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). (Andaka, Deddy. 2008.)
Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis
kelamin. Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi:
a. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan
b. Wanita hamil
c. Orang yang sangat berotot, contohnya atlet
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang
dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat
badannya.
22
Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi BMI
tersendiri untuk penduduk Asia. Hasil studi di Singapura memperlihatkan
bahwa orang Singapura dengan BMI 27 – 28 mempunyai lemak tubuh
yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI 30. Pada orang
India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24 dapat meningkatkan
prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali
lipat pada orang dengan BMI 28 (Division Xenical. 2007).
Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai ambang
batas ini berbeda dengan Usia dan Jenis Kelamin (Halls, B.Steven.
2008 )
23
6. BBR (Berat Badan Relatif)
Berat badan relative merupakan alternative lain untuk menentukan
satus gizi seseorang. Berat badan relative adalah persentase berat badan
dalam kilogram terhadap berat badan normal (tinggi badan dikurangi
dengan 100). Namun, pengukuran BBR kini jarang dilakukan di rumah
saakit karena peranannya untuk menentukan status gizi seseorang sudah
banyak diganti oleh IMT.
Rumus BBR adalah sebagai berikut:
24
yang paling maksimal. Hasil kedua pengukuran kemudian digambar pada
nomogram dan dengan meletakkan hasil pengukuran lingkaran pinggang
pada sklala di sebelah kiri, sementara hasil pengukuran lingkaran panggul
pada skala di sebelah kanan. Hubungkan kedua hasil pada skala tersebut
dengan garis lurus yg akan memotong garis AGR/WHR (abdominal-
gluteal ratio atau waist hip-ratio) yg terletak antara kedua skala. Rasio pi-
pa (WHR) sebesar 1,0 atau kurang bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang bagi
wanita merupakan nilai yang normal. (Hartono, Andry. 2006)
Perlu ditekankan bahwa resiko penyakit yang berhubungan dengan
lingkar pinggang adalah bervariasi pada populasi dan kelompok etnik yang
berbeda. Sebagai contoh, lemak di sekitar perut pada wanita kulit hitam
kurang menunjukan hubungan yang kuat dengan resiko penyakit jantung
dan diabetes dibandingkan dengan wanita kulit putih. Oleh karena itu,
diperlukan nilai maksimum (cut-off points) yang lebih spesifik
berdasarkan seks dan populasi.
PRIA WANITA
Resiko Resiko
Pengukuran Resiko Resiko
sangat sangat
Meningkat Meningkat
meningkat meningkat
Lingkar pinggang > 94cm > 102cm > 80cm > 88cm
Perbandingan lingkar
0.9 1.0 0.8 0.9
pinggang/lingkar pinggul
Normogram AGR/WHR
25
8. Lingkaran Perut
Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi
metode paling populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi.
Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi
jenis perifer (obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan
obesitas tipe ovid (Division Xenical, 2007).
Berikut adalah penjelasannya:
a. Gynoid (Bentuk Peer)
Lemak disimpan di sekitar pinggul dan
bokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita.
Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil, kecuali resiko terhadap
penyakit arthritis dan varises vena (varicose
veins).
b. Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria. dimana
lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-
sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan
lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel
lemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah
dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit
gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu (payudara dan
endometrium).
26
Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang
pria kurus dengan perut gendut lebih beresiko dibandingkan dengan
pria yang lebih gemuk dengan perut lebih kecil.
Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe Android), lingkaran
perut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan bagi pria Asia adalah ≥ 90
cm (bagi wanita Kaukasian ≥ 35 inci dan pria Kaukasian ≥ 40 inci).
c. Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di
seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-orang yang gemuk
secara genetic.
27
prosedur pengukuran hingga 3 kali hitung rata-rata dari hasil
pengukuran.
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat
ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar
= 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita.
Cara mengukur tebal lipatan kulit trisep dengan
kapiler
28
Cara mengukur Lingkaran Lengan Atas (LLA) dengan
menggunakan pita pengukur
29
4.1 KESIMPULAN
Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri
berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya
ukuran tubuh manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat
Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya
adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,
status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.
4.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang
lebih banyak sehingga pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti
bagi pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
DAFTAR PUSTAKA
30
Anindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa. http://www.rajawana.com
/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei 2010]
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 90-104
Division Xenical. 2007. Body Mass Index (BMI) = Index Massa Tubuh.
http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html [15 Mei 2010]
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
31