Sie sind auf Seite 1von 7

e d y s u b a n g k i t

t . u . g . a . s . 3
teori & metode perancangan

d e s k r i p s i
t h e c o n c e p t

BIGness
p r o g r a m m i n g ?
"Theory of Bigness" berdasar pada 5 teori yaitu :

Melebihi massa kritis tertentu, sebuah bangunan menjadi Gedung Besar. Seperti massa tidak
dapat lagi dikontrol oleh satu gerakan arsitektur, atau bahkan oleh kombinasi dari gerakan
arsitektur. Fenomena ini memicu otonomi bagian-bagiannya, tetapi itu tidak sama dengan
XL fragmentasi dimana bagian tetap berkomitmen untuk keseluruhan.

Elevator - yang memiliki potensi untuk membentuk sistem mekanis daripada koneksi
?
arsitektur, dan penemuan - penemuan teknologi serupa menciptakan kekosongan dalam
L prinsip arsitektur klasik. Masalah komposisi, skala, proporsi, detail sekarang diperdebatkan.
"Seni" arsitektur tidak berguna dalam Bigness.
Elevator telah memutus hubungan dengan sekitarnya, berbeda dengan eskalator,
perpindahan antar lantai tidak terasa namun, hubungan dengan sekitarnya masih terkoneksi.
M Dalam teori bigness, jarak antara ruang luar dan dalam meningkat dimana fasad tidak lagi
?
dapat mengungkapkan apa yang terjadi di dalamnya. Harapan pada "kejujuran" antara ruang
luar dan dalam tidak lagi ada. interior dan eksterior arsitektur menjadi proyek terpisah, satu
S bagian membentuk program, sedangkan yang lain merusaknya. Bigness mengubah kota dari
penjumlahan kepastian menjadi akumulasi misteri. Apa yang Anda lihat adalah tidak lagi apa
yang Anda dapatkan. Ketika mendisain proyek dalam skala besar hubungan antara ruang
dalam dan luar tidak lagi ada, luar dan dalam merupakan konteks terpisah.

Melalui ukurannya sendiri, bangunan seperti memasuki area amoral, di luar baik atau buruk.
?
Dampak mereka tidak tergantung dari kualitas mereka. apa yang terlihat dari luar belum tentu
sama dengan di dalam.

Semua teori terpatahkan, skala, komposisi arsitektur, tradisi, transparansi, etika. Yang paling
?
radikal adalah: Bigness tidak lagi bagian dari jaringan perkotaan. Pengaruh ini ada; di
sebagian besar elemen kota, dan hidup berdampingan.
t h e c o n c e p t
Beberapa konsep lain yang dipegang oleh OMA adalah :

?
Tabula rasa : mendisain bangunan tanpa konteks, sehingga bangunan
selalu benar, prinsip ini digunakan OMA sebagai kritik terhadap teori
arsitektur.

Junk Space : bangunan yang tersisa dari modernisasi, yang tidak


?
digunakan lagi, terabaikan dan menjadi sampah, dalam hal ini solusi
yang diawarkan OMA adalah Re-use, memanfaatkan kembali space
yang tersedia dengan fungsi yang berbeda dengan asalnya.

pada dasarnya OMA berfikir secara mendalam mengenai konektifitas, teori budaya dan penemuan-penemuan baru dalam arsitektur
t h ed e s i g n m e t h o d
c a s e : s e a t t l e p u b l i c l i b r a r y

initial researchriset awal


Dalam riset awal OMA mendefinisikan bahwa kandungan moral dari perpustakaan adalah keterkaitan dengan nilai sebuah buku, yang
memiliki bentuk dan substansi yan terkandung didalamnya, namun ditemukan bahwa ada teknologi informasi yang mengancam
keberadaan buku yaitu media elektronik yang tumbuh tanpa kendali tidak berbudaya dan berpangaruh luas pada masyarakat, maka
perpustakaan haruslah didesain tidak dengan memodernisasi institusi ini namun dengan membuat kemasan dengan cara yang baru,
dimana semua media konvensional dan media elektronik dapat bersatu.

data collectionpengumpulan data


setelah hasil dari riset awal ditetapkan, maka dilakukan pengumpulan data, dimana konteks data yang dicari adalah yang
berhubungan dengan arsitektur kontemporer, yaitu arsitektur yang sedang berkembang pada saat ini, kemudian urbanisme,
perkembangan didaerah perkotaan dimana perpustakaan ini akan dibangun, juga kota-kota lain dengan perkembangan
perpustakaannya. budaya masyarakat terhadap perpustakaan didaerahnya, struktur bangunan dan teknologi baru, badan-badan
pembuat peraturan dan estimasi biaya.

research
significant precedent
meriset preseden penting yang berpengaruh baik dan buruk

perpustakaan di san fransisco, denver dan phoenix, setelah diriset oleh OMA, dapat dipahami bahwa
program ruang pada perpustakaan ini tidak dipisahkan menjadi ruang individu dan tidak diberi karakter yang
unik, sehingga dalam prakteknya rak buku dapat digunakan juga sebagai tempat membaca, yang pada
akhirnya perpustakaan akan mematikan atraksinya sendiri.
untuk mengatasi masalah ini strateginya adalah dengan membagi bangunan menjadi kompartemen-
kompartemen yang didedikasikan untuk bagian tertentu, dan hasilnya adalah fleksibilitas dapat eksis disetiap
bagian tanpa mengorbankan bagian lain, contohnya adalah pada perpustakaan Los Angeles dimana baigian
anak didedikasikan untuk anak dengan karakter yang unik dan berhasil.

pada diagram disamping dapat dijelaskan bahwa penambahan jumlah buku akan mempersempit ruang
gerak manusia (gambar atas), sehingga mereka akan mengisi celah-celah dalam rak buku yang mematikan
atraksinya, sedangkan pada (gambar bawah) dibuatkan kompartemen-kompartemen yang menjadikannya
kompak tanpa mengurangi space untuk manusia dan mereka masih dapat menggunakan ruang yang
disediakan, sehingga atraksinya masih terjaga.
t h e d e s i g n m e t h o d
c a s e : s e a t t l e p u b l i c l i b r a r y

dalam membentuk program ruang OMA menterjemahkan angka-angka dalam


programmingprogram ruang bentuk grafik yang memiliki serangkaian tahap-tahap dimulai dari kiri ke kanan
:
redefine & reinvent ?
facility program, merupakan space requirement yang disediakan oleh
perpustakaan sebagai pusat informasi perpustakaan pada umumnya.
aura attraction
memunculkan perpustakaan di Seattle RPG calculation, merupakan perhitungan berdasarkan aturan main yang
?
social role sudah ada
perubahan makna dari tempat membaca menjadi pusat sosial
OMA calculation, merupakan perhitungan dari OMA yang memaknai ulang
?
perpustakaan dimana space yang dibutuhkan oleh pertambahan buku
selama 25 tahun adalah 19.149 sf atau 1779 m2

kemudian program di re-shuffle/disusun ulang berdasarkan fungsi ruang


?
untuk kemudahan alur kegiatan dan memberikan karakter unik padanya

kemudian proyeksi penambahan space buku dalam kurun waktu 25 tahun


?
yaitu sebesar 1779 m2 disiapkan untuk masa yang akan datang, dengan
keadaan yang dibiarkan kosong begitu saja

dalam organisasi OMA beberapa fungsi ruang dipersiapkan sebagai fungsi


?
atraktif (aura) antara lain : reading, mixing chamber, living room, dan kids

MT RAINER

ELLIOT BAY

SUN SHADOW

pengelompokan ruang posisi diatur untuk mendapatkan


berdasarkan fungsi ruang view dan cahaya yang baik Re-posisi skematik massa skematik isometri
t h e d e s i g n p r o c e s s
c o n c l u s i o n

initial researchriset awal


Dalam tahap ini OMA melakukan beberapa penelitian dan dapat dilahirkan konsep utama yang original, kemudian strategi dalam
praktek arsitektur dan juga visi-visi ambisius untuk merubah makna awal dari objek yang akan didesain menjadi sesuatu yang baru.

data collectionpengumpulan data


yang menjadi perhatian OMA sebagai landasan dalam merancang adalah arsitektur kontemporer, isu-isu perkotaan, budaya, struktur
dan teknologi, badan pembuat peraturan dan biaya

research
significant precedent
meriset preseden penting yang berpengaruh baik dan buruk

melakukan studi banding terhadap objek sejenis, dan dianalisa silang dengan konsep yang telah ditetapkan diawal, bagaimana
pengaruh baik dan buruknya, untuk mendapatkan kesimpulan berhasil atau tidak, bila tidak maka akan dilakukan re-definisi kembali
mengenai konsep awal, strategi dan visi-visi

programmingprogram ruang
menguatkan konsep yang telah dibangun dengan membuat skematik ukuran ruang yang diterjemahkan dalam grafik melalui
serangkaian proses yang sesuai dengan konsep yang telah terdefinisi ulang.

OMA
research and collaborate
OMA adalah riset dan kolaborasi, dalam tahap ini ada ritual brainstorm, presentasi dan workshop, yang diikuti oleh semua pihak yang
terlibat, seperti : klien, teknisi, arsitek, kontraktor, estimator, kurator, sosiologis, anthropologist, manajemen konstruksi, dan konsultan
spesial, duduk dalam satu ruang, menegungkapkan pendapat dan berdebat juga ikut dalam proses lokakarya, seingga setiap anggota
dari kolaborasi ini memahami perannya

mengidentifikasi inti masalah Proses ini adalah bagian dari kolaborasi, interaksi yang positif diperlukan
untuk jeli dalam menagkap masalah dan bersama-sama mencari solusinya,
menemukan solusi sehingga hasil akhir adalah buah pikiran bersama, untuk kepuasan
bersama.
t h e r e f e r e n c e

Koolhaas, R., Delirious New York, Oxford University Press,1978

Koolhaas, R. & Mau. B, SMLXL, The Monacelli Press,1995

Das könnte Ihnen auch gefallen