Sie sind auf Seite 1von 92

AGUSTUS, 2008 Rp 20.

000,-

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH www. acehkini.co.id1


2
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 3
saleum__surat
EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH

08 Azhari
18 Damien Kingsbury
30 Mukhtaruddin Yakub
40 Farid Husain
44 M Nur Djuli
KOLOM 58 Thamren Ananda

Luka Masih Tersisa 10


Yang (Masih) Terhempas Perang 16
Nakhoda dari Lahti 21
Ibarat Orang Pacaran 25
Usai Jamuan di Sebuah Jambo 28
Agar Damai tak Lekang dari Ingatan 32
34 Bagai Mendidik Anak Mandiri
36 Menyatukan Dua Hati di Tepian Kali
39 Meretas Jalan ke Helsinki
Noda Merah Usai Tinta Damai DItoreh 42
Membaca Perjuangan Bangsa Moro 46

51 nanggroe
Penerbit PT. ACEHKINI
Dewan Redaksi Yuswardi AS, 60 esai foto
63
Nurdin Hasan, Irfan Sofni,
Adi Warsidi
Redaktur Mismail Laweueng, gaya hidup
67
Fakhrurradzie Gade
Koordinator Liputan Maimun
Saleh
seni & budaya
Wartawan Daspriani
Y Zamzami, Fikar AMT, 69 pelesir
71
Chaideer Mahyuddin, Fachry,
Dedek (Banda Aceh), Imran
MA (Lhokseumawe), Halim sains
73
Mubary (Bireuen), Misdarul
Ihsan (Subulussalam)
Fotografer Hasbi Azhar,
alam
Fauzan Ijazah
Keuangan Abdul Munar
Penata Letak Khairul Umami
88 figura
Ombudsman Stanley
Konsultan Nurlis E. Meuko
in memorial

Distribusi Muhammad Yusuf,


Akmal Abzal
Alamat Jl. Angsa No 23
Batoh, Banda Aceh
Telepon 0651.7458793
website www.acehkini.co.id
e-mail redaksi@acehkini.co.id

4
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 5
Surat
Kriminal Meningkat
Akhir-akhir ini, tindak kriminal di
Aceh selalu menjadi headline beberapa
media lokal di Aceh, mulai dari aksi
penculikan, perampokan, perkosaan
hingga pembunuhan. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya kriminal
di Aceh. Antara lain faktor kesenjangan
sosial, pengangguran, dan faktor balas
dendam. Banyak senjata yang tersisa di
masa konflik telah dimanfaatkan oleh
kelompok-kelompok tertentu untuk Pasar Terapung Lok Baintan
melakukan perampokan dan pembunuhan
Suasana pasar terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pasar
di Aceh. Kita tak asing lagi dengan berita
terapung ini merupakan tradisi orang Banjar dan dimulai selepas fajar sampai
pembunuhan di media. Ada orang yang
jam 9 pagi. Untuk mencapai Lok Baintan, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan
tega membunuh sesama hanya karena
menggunakan klotok (istilah orang Banjar untuk boat). [Yo Fauzan]
utang dan dendam. Yang lebih parah
lagi, ada anak yang tega membacok
ayahnya karena perselisihan atau beda
pendapat. Juga banyak terjadi perkosaan
tehadap anak di bawah umur. Seharusnya
perdamaian ini kita jaga bersama untuk Listrik Mati pada ACEHKINI atas dimuatnya komentar
kemaslahatan semua dengan harapan tak Saban hari listrik di Aceh, khususnya ini.
ada lagi kekerasan ataupun kriminal di Banda Aceh, mati. Kadang pagi, siang Rahmat, Lampriet
Aceh. Bravo untuk majalah ACEHKINI. atau malam, tiba-tiba listrik mati tanpa Banda Aceh
Andi, Kampung Keuramat pemberitahuan sebelumnya akan ada
Banda Aceh pemadaman. Akibatnya, banyak alat KontraS dan LBH Protes TNI
elektronik masyarakat yang rusah. Dengan Hormat,
Jalan sempit Yang lebih parah lagi adalah listrik mati Bersama surat ini kami sampaikan
Seiring bertambahnya kendaraan baik menjelang tiba waktu shalat Maghrib. beberapa fakta sebagai berikut:
roda dua maupun roda empat di Kota Pimpinan PLN selalu mengatakan Pada 22 Juli 2008, sekitar pukul 05.00
Banda Aceh telah membuat sejumlah pemadaman terjadi karena berbagai faktor. WIB, telah terjadi intimidasi terhadap
ruas jalan terjadi kemacetan, seperti di Ya faktor alam dan berbagai alasan lain. empat wartawan yang dilakukan dua
beberapa persimpangan. Belum lagi ulah Dan yang membuat masyarakat marah oknum TNI Yon Zipur 16/Dhika Anoraga di
sebagian pengendara yang tak mematuhi adalah kenapa pejabat terkait di PLN selalu kawasan Indrapuri, Aceh Besar. Keempat
rambu-rambu lalulintas dengan menyelip berkoar-koar di media massa tak ada lagi wartawan itu ialah Baihaqi (Harian
kenderaan sesuka hati. Kita bisa lihat setiap pemadaman bergilir. Tapi apa yang terjadi Aceh), Jaka Rasyid (Harian Waspada),
jam tertentu sering terjadi kemacetan tiap hari selalu ada pemadaman. Kepada Ampelsa (Kantor Berita Antara) dan Hotli
seperti di Simpang Surabaya, Jambo para pejabat jangan suka berbohong Simanjuntak (Trans7). Mereka dalam
Tape, Simpang Lima dan Mohammad dan memberi komentar di media massa perjalanan pulang dari Meulaboh, Aceh
Jam. Kondisi ini diperparah oleh parkir yang bisa membuat masyarakat menjadi Barat, usai meliput perkembangan proses
kendaraan sembarangan dan memakan jengkel dan marah. Mengapa kita selalu rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami
sebagian jalan. Pascatsunami penambahan bergantung ke Medan untuk kebutuhan di sana. Sesampai di Indrapuri, mobil
kenderaan di Banda Aceh tidak sesuai listrik? Dulu pemerintah Aceh pernah yang ditumpangi empat jurnalis ini
lagi dengan kapasitas jalan. Kita berharap mewacanakan untuk memakai turbin PT. diberhentikan dua oknum prajurit TNI dan
kepada Pemko Banda Aceh dan dinas Arun untuk menutupi kebutuhan listrik di menodong senjata laras panjang ke arah
terkait untuk memikirkan pelebaran jalan. daerah ini, tapi sampai sekarang wacana jurnalis tanpa alasan yang jelas.
Sekarang sudah saatnya Banda Aceh itu bagai angin lalu. Entah sampai kapan Dari fakta itu, KontraS Aceh dan LBH
memiliki jalan layang, terutama untuk masyarakat Aceh bisa menikmati listrik Banda Aceh menarik kesimpulan hukum
seputaran Simpang Surabaya dan Jambo tanpa ada pemadaman lagi. Apalagi bahwa tindakan yang dilakukan dua
Tape, guna mengurangi kemacetan pada sebentar lagi, bulan suci Ramadhan datang. oknum tentara itu merupakan tindakan
jam-jam tertentu. Jangan sampai pejabat PLN mengecewakan intimidasi dan bertentangan dengan
Dina, Seutui masyarakat Aceh yang ingin menjalankan semangat reformasi TNI. Tindakan itu
Banda Aceh ibadah puasa dengan khusuk. Terimakasih juga bertentangan dengan Pasal 3 dan 5

6
Saleuem

KADO
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM), Pasal 7 Konvenan Hak Sipil
dan Politik yang telah diratifikasi oleh
Pemerintah Indonesia, Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi
Konvenan Hak Sipil Politik, Pasal 33
Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Tak terasa setahun sudah usia Bulan Agustus ini, kami ingin memberi
HAM. ACEHKINI. Pada 2 Agustus silam, tepat kado istimewa bagi seluruh rakyat
Oknum TNI juga telah mencederai setahun majalah ini menyapa Anda, wa- Aceh. Sejak dua bulan lalu, kami telah
semangat kebebasan pers dan menghalang- lau masih ngos-ngosan. Ada yang istimewa mempersiapkan hadiah bagi peringatan tiga
halangi kerja-kerja jurnalis dalam mencari pada usia pertama. Meski tak merayakan tahun perdamaian. Kado itu berupa majalah
dan mengumpulkan informasi publik. dengan pesta, lkami memperoleh kado tera- edisi khusus tiga tahun damai Aceh. Dalam
Berdasarkan fakta dan analisa yuridis mat istimewa di usia merangkak ini. Rekan laporan ini, kami mengangkat banyak sisi.
yang telah dijabarkan di atas, kami dari kami, Daspriani Y. Zamzami, menjadi fina- Ada cerita Farid Husain, Juha Chris-
KontraS Aceh, Lembaga Bantuan Hukum lis Mochtar Lubis Award (MLA). Dia menu- tensen, dan Mahyuddin yang jadi pelaku
(LBH) Banda Aceh dan Koalisi NGO lis “Mencari Angka da­lam Jerami” pada lapangan untuk merintis upaya perdamaian
HAM Aceh menyatakan protes atas masih edisi Januari 2008. Laporannya bercerita antara Pemerintah Indonesia dengan Ger-
terjadinya tindakan kekerasan oleh prajurit soal nasib uang para korban tsunami yang akan Aceh Merdeka. Tiga orang ini –tanpa
TNI di Aceh. Untuk itu kami meminta tertahan di rekening bank. mengurangi upaya yang dilakukan pihak
kepada Bapak Panglima Komando Daerah Kabar itu membuat kami bangga. Bagi lain—sejak gagalnya perundingan CoHA
Militer (KODAM) Iskandar Muda agar: media besar dan sudah lama, penghargaan pada 18 Mei 2003 menyusul diberlakukan-
• Memastikan berlangsungnya proses ini mungkin tak berarti apa-apa. Tapi bagi nya darurat militer di Aceh, mulai melang-
hukum terhadap dua prajurit TNI kami –media daerah dan masih baru— lang buana untuk menjajaki kembali pe-
Yonif Zipur 16/Dhika Anoraga yang penghargaan ini menjadi alat pemicu agar rundingan antara GAM dan RI yang berti-
diduga kuat telah melakukan tindakan kami lebih giat lagi, lebih menjaga kualitas, kai selama hampir tiga dekade.
intimidasi terhadap rombongan dan tentunya lebih patuh pada jadwal terbit Tak hanya cerita peretas perdamaian,
wartawan di Indrapuri, Aceh yang telah kami susun. edisi kali ini juga mengupas soal janji yang
Besar, mengingat tindakan tersebut Ajang MLA baru pertama diadakan ta- terbayar dan terutang. Kita tahu, tak semua
bukan semata-mata sebagai bentuk hun ini. Penyelenggaranya Lembaga Studi butir-butir kesepakatan Pakta Damai
pelanggaran disiplin prajurit. Pers dan Pembangunan (LSPP) Jakarta. Helsinki telah diimplementasikan. Undang
• Memastikan bahwa seluruh jajaran Ada yang bilang, ajang MLA ini mirip-mi- Undang Pemerintah Aceh sebagai jabaran
TNI di Aceh tetap berada pada fungsi rip penghargaan Pulitzer bagi jurnalis di MoU Helsinki, juga belum sepenuhnya
utamanya sebagai alat pertahanan Amerika Serikat. Tapi, kami tentu tak ber­ diimplementasikan. Banyak utang belum
negara sebagaimana diatur dalam ha­­rap setinggi itu. Kami hanya berharap, tertagih, yang masih menjadi aral di usia tiga
peraturan perundang-undangan. tulisan yang disajikan da­­lam majalah ini tahun damai ini. Belum lagi soal persoalan
• Memastikan bahwa seluruh jajaran berkelas, ber­kualitas, dan men­­dapat tem­pat reintegrasi yang tak kunjung selesai. Ada
TNI di Aceh menghormati kebebasan di hati khalayak. Hanya itu. juga berbagai insiden kekerasan yang terjadi
pers dan demokrasi di Aceh yang Menjadi finalis MLA ini membuat kami selama tiga tahun terakhir.
merupakan amanah peraturan cukup bangga. Apalagi kami bisa bersebahu Kami juga meminta tulisan dari orang
perundang-undangan. dengan media besar dan terkenal sekelas yang terlibat langsung dalam perundingan
Demikian surat protes ini kami buat, Kompas, Maja- Helsinki. Ada tulisan penasihat politik GAM
atas perhatiannya kami ucapkan terima lah Gatra, dan Damiens Kingsbury, Farid Husain dari
kasih. Pikiran Rakyat. Indonesia, Mukhtaruddin Yacob (jurnalis
Yang membuat peliput perang), M. Nur Djuli (negosiator
Banda Aceh, 23 Juli 2008 kami lebih bang- GAM). Sejatinya, pimpinan GAM lain
Komisi Untuk Orang Hilang dan ga, tulisan “Men- menulis beberapa kolom. Kami meminta dari
Korban Tindak kekerasan (KontraS Aceh) cari Angka dalam Bakhtiar Abdullah dan Munawarliza. Kami
Hendra Fadli Jerami” mem- juga meminta Presiden Susilo Bambang
buat para dewan Yudhoyono menulis artikel khusus. Tetapi,
Lembaga Bantuan Hukum Banda juri berdebat mereka belum sempat menulisnya karena
Aceh. (LBH Banda Aceh) sengit. Dua juri kesibukan masing-masing. Munawarliza
Hospinovizal Sabri bilang tulisan punya masalah: tulisannya hilang akibat
ini layak menjadi flashdisknya rusak.
Koalisi NGO HAM Aceh pemenang. Tapi Walaupun kami menamakannya
Zulfikar Muhammad kami akui, masih banyak kekurangan yang edisi khusus perdamaian, tetapi kami tak
Koordinator Kadiv. Hak Sipil Politik menghiasi laporan yang dipersiapkan buru- melupakan laporan lain. Ada lifestyle soal
Staf Analisis Kebijakan buru tersebut. Karenanya, kami tak ambil SPA yang mulai digandrungi wanita Aceh,
pusing saat para juri memantapkan hatinya ada komunitas sepeda Ontel serta laporan-
pada laporan yang diturunkan Gatra untuk laporan menarik lainnya. Beragam cerita
surat/foto untuk redaksi harap dialamatkan ke:
kategori pelayanan publik MLA tersebut. yang kami suguhkan agar Anda tak bosan
redaksi@acehkini.co.id Kami tak ingin hanya menerima kado. pada majalah yang cerdas mengulas ini. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 7


Kolom
Pada
Suatu
Masa
Don
A Z H A R I
azhari.aiyub@gmail.com

Kisot
Akulah, Don Kisot, ksatria dari La Mancha.
Menghancurkan iblis, akulah orangnya.
Aku akan bergerak diiringi serunai kejayaan.
Selamanya untuk menaklukkan atau mati.
Dengarkan aku, kau berhala-berhala, para penyihir,
dan ular-ular beludak penuh dosa
(Joe Darion dari lirik Man of La Mancha - I Don Quixote)

Dalam hal ini Pada suatu masa, bangsa Moor dengan pemain sandiwara, antara gerom­
memang telah tersingkir dari Andalusia. bolan domba dengan para serdadu, lalu
celana ketat yang Apakah dengan kehormatan atau kenistaan memasang pelana di punggung bagal yang
sebab buku-buku sejarah selalu berbeda disangkanya kuda, maka bergeraklah
memamerkan pinggul pendapat dalam menafsir hormat dan nista. ksatria kita, menghunus sebilah pedang ke
Isabella dari Castilia telah menyapu orang- arah kincir angin yang dilihatnya sebagai
para perempuan tentu orang Moor terakhir dari Semenanjung raksasa. Lalu tawa pecah memenuhi langit
Iberia yang dianggap membangkang karena Eropa dan Renaisans berutang banyak pada
tidak akan pernah bersikukuh mempertahankan keyakinan tradisi ini karena imajinasi sekaya Don
mereka, sementara beberapa di antaranya Kisot di satu sisi ditambah kitab-kitab yang
berbahaya untuk terselamatkan lantaran menganggap tak ada dijarah dari perpustakaan orang Moor, lalu
yang salah kalau hanya sekadar bertukar melintas ke sudut-sudut benua, di sisi lain
diserang. Sebaliknya iman selama hati masih tetap memanggil telah membebaskan mereka dari tawanan
Tuhan lama. ketidakbebasan dan terutama kegelapan.
raksasa rakus atau Penaklukan Kembali itu belum sempurna Don Kisot boleh jadi sosok yang bang-
tanpa menghancurkan sumber dari mana kit dari puing sisa pembakaran kitab-kitab
ular culas yang segala pengetahuan yang membuat bangsa orang Moor lalu masuk dalam khayalan bekas
Moor berabad-abad larut dalam kebanggaan orang hukuman bernama Miguel de Cer-
mengambil tanah yaitu kitab-kitab berbahasa Arab. Untuk itu, vantes Saavedra –demikianlah sang penga-
Kardinal Agung Ximenenes de Cisneros rang mengakui dari mana dia beroleh ilham
ulayat minimal akan bersama Dewan Inkuisisi membakar hampir menulis karya agung itu hingga mengangkat
seluruh manuskrip Arab di perpustakaan derajat kesusasteraan berbahasa Spanyol ke
mendusin apabila bangsa Moor. puncak paling mulia dalam khasanah sas-
Setelah Penaklukan Kembali, bersama tra dunia modern sampai-sampai seorang
diganggu-gugat. sedikit manuskrip yang selamat hanya ka­ kritikus Perancis menyatakan inilah Injil
rena menyimpan sejumlah dalil mengenai Umat Manusia. Melalui Don Kisot, orang-
perbintangan, navigasi dan kartografi orang Barat pada masa itu dapat merasakan
kelautan, obat-obatan, dan teknik bedah, bagaimana nikmatnya tertawa sebagaimana
tinggallah Don Kisot yang tidak dapat hal ini berabad-abad telah terlebih dahulu
membedakan antara kawanan penyamun dicecap orang Arab baik lewat lidah Abu Na-
williamoellers.com
8
was yang jenaka maupun tuturan Syahrazad penyebab kemiskinan, atau pada ambisi diserang. Sebaliknya raksasa rakus atau ular
yang cerdik-cendikia. sejarawan gadungan yang berusaha menye­ culas yang mengambil tanah ulayat minimal
Dunia barangkali akan selalu kekurangan lamatkan kuburan dan silsilah nenek akan mendusin apabila diganggu-gugat.
penulis seperti Cervantes, sebaliknya dunia moyang dari mangsa masa silam dengan Teladan buruk tentang Don Kisot jenis
tidak akan pernah kekurangan orang-orang membangun museum dan warisan sejarah. ini tentu saja ada pada George W Bush atau
seperti tokoh rekaannya itu. Don Kisot tidak Malangnya mereka bahkan tidak tahu bagai­ Samuel P. Hutington, orang dari mana Bush
hanya cukup untuk sekadar mengenali mana caranya merawat batu nisan. Di atas Si Penakluk beroleh alasan ilmiah untuk
kenyataan tapi berani bertindak untuk semua itu, harus saya katakan, BRR adalah menyerbu negeri Babilonia. Sialnya gagasan
mengatasi kenyataan tersebut dan tentu saja alat reproduksi paling subur yang telah vandalis Hutington mengenai benturan
tidak lupa pula untuk tidak memamerkan melahirkan banyak sekali Don Kisot! peradaban terlanjur menjadi berhala di
gaya dan laku dalam bertindak. Tapi Don Kisot jenis pertama tak akan pernah kalangan orang sekolahan kita tanpa
masalahnya Don Kisot tak dapat menipu muncul di zaman penuh kegelapan. Karena sedikitpun berusaha menelaahnya sebagai
orang lain, bahkan keledai tunggangannya selain Don Kisot tidak punya cara untuk warisan mutakhir para Don Kisot.
sekalipun untuk percaya pada apa yang dia membebaskan orang-orang dari ketakutan Setelah kemasyuran Don Quixote isti-
lihat kecuali tentu saja oleh beberapa alasan segala khayalan, tentu akan buyar saat lah tilting at windmills (penyerbuan kincir
kawan seperjuangan yaitu Sancho Panza mendengar bunyi derap langkah serdadu. a­ngin) lahir belakangan sebagai se­­buah kon-
(semoga engkau dirahmati Tuhan kawan), Lalu, terkubur bersama sisa kantuk jaga sep, juga tak kalah tenar untuk menjelaskan
sebab apa yang dia kenali sebagai raksasa, malam. Atau pernah muncul tapi orang- watak ksatria-tua-berkuda-gadungan yang
ternyata terang pada mata semua orang orang tak punya cukup banyak suara untuk terjebak terutama oleh bayang-bayang keg-
adalah kincir angin tua belaka. menertawakannya. Sebuah kenyataan ba­ emilangan para ksatria pendahulu dalam
Setelah tiga tahun perdamaian orang- rang­kali punya cara-cara tertentu untuk menumpas musuh. Bayang-bayang keja­ya­
orang yang melihat raksasa tapi ternyata dapat dikenali, tapi kehadiran seorang Don an ini terus menghantui Don Kisot di masa
kincir angin atau menuduh pemain tonil Kisot dapat dengan mudah kita tahu hanya tenang untuk kembali dapat menumpas dan
yang riang gembira sebagai penyamun dari derai tawa orang-orang yang menyorak menumpas. Bahkan kalau musuh itu tak
bengis juga tak kurang jumlahnya di Aceh. tingkah-polahnya. ada, sang musuh layak dimunculkan dalam
Golongan pertama ialah orang-orang Golongan kedua ialah orang-orang yang khayalan, tapi apa yang terjadi adalah tinda-
yang menganggap bahwa metode harus terus membayangkan sesuatu yang rawan kan maha heroik yang konyol karena terus-
selalu lebih besar daripada masalah. tapi sesuatu itu tidak pernah benar-benar menerus menyerang sesuatu yang kosong,
Kebesaran metode telah membuat banyak ada. Untuk memuaskan khalayan atas mun­ maka jelaslah kenapa Don Kisot tak pernah
masalah karam sampai kita tidak ingat culnya keadaan bahaya, maka Don Kisot dapat mengalahkan musuh-musuhnya.
lagi mana pangkal dan dasar dari masalah terus berusaha untuk mencari berhala dan Don Kisot mungkin tak pernah benar-
sesungguhnya. Tapi, begitu seorang Don tukang sihir karena hanya dengan demikian benar berbahaya selama dia masih setia
Kisot lain bersama keledainya muncul dan dia tahu kapan harus memakai sekaligus menunggang bagal dan menganggap kin­
berusaha mengangkat kenyataan yang memamerkan baju zirah dan pedangnya cir angin tua sebagai musuh kecuali dari
karam, maka mengapunglah masalah itu. yang agung. ulahnya itu menerbitkan gelak tawa. Tapi
Tapi untuk satu hari saja karena esok metode Bayangan ketakutan membuat Don apa jadinya kalau Sancho Panza yang waras
yang dibawanya niscaya menenggelamkan Kisot harus jeli memilih musuh mana saja –tapi tak kehilangan minatnya untuk mem­
kembali masalah tersebut. yang aman bagi dirinya. Maksud saya kincir benarkan tindakan gila tuannya– suatu
Para Don Kisot jenis pertama ini angin dan segerombolan domba tentu tak waktu memberikan Don Kisot senjata pe-
misalnya dapat kita lihat dari laku para bakal mengaum apabila ditusuk sebilah musnah massal dan jutaan pasukan berku-
ahli ekonomi yang berusaha membebaskan pedang. Dalam hal ini celana ketat yang da? Tentang hal ini pada negeri Babilon
rakyat dari belenggu kemiskinan, tapi tak mema merk a n pinggul para dan Afghanistan kita tak akan pernah keku­
pernah melihat bahwa irigasi perempuan tentu tidak akan rangan pelajaran, dan mungkin sebentar
yang tak mengairi p e r n a h berbahaya untuk lagi Persia.
sawah bukan Atau dapatkah kita melupakan apa yang
sebagai faktor pernah terjadi di Aceh belum lama ini ketika
para Don Kisot dari Batavia dipercayai
menunggang kuda sekaligus diberikan
senjata mematikan? Pada suatu masa, Don
Kisot jenis ini mungkin akan
datang lagi ke Aceh.[a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 9


Luka Masih Tersisa
oleh maimun saleh
yuswardi a suud
FOTO: Jenni-Justiina Niemi/Crisis Management Initiative

Tiga tahun sudah perang punah. Banyak hal telah berubah, termasuk arti reintegrasi yang kini
Pasal-pasal perjanjian juga tak lagi sering dibaca. Korban perang pun hanya disebut dalam ang
10
3tahun
AC H DAMAI

i dipahami ‘uang basuh duka’. Badan Reintegrasi Aceh (BRA) mereguk kritik hingga amarah.
gka. Luka masa silam bagai luput perhatian.
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 11
B
icaranya ceplas-ceplos. Suaranya
lantang. Putroe, demikian wanita
42 itu biasa dipanggil, tak mampu
menahan intonasi suara saat
mengungkapkan kekesalannya. “Entah
sudah berapa kali saya didata, tapi rumah
dan toko saya yang dibakar waktu konflik
tak pernah diganti,” ujarnya dengan nada
tinggi saat ditemui ACEHKINI, pertengahan
Juli lalu.
Di kampungnya, Desa Alue Papeun,
Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara,
Putroe menjadi saksi sejarah. Ia ingat benar
ketika gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) menjadikan kampung itu sebagai
basis gerilya. Ia juga pernah beberapa kali
melihat bekas Panglima GAM wilayah Pase,
Sofyan Dawood, hilir mudik di sana.
Saat darurat militer diberlakukan
pemerintah, 19 Mei 2003 silam, kampung
di pinggang bukit itu dikepung Tentara
Nasional Indonesia. Naas, Putroe dicurigai
membantu GAM. Ia sempat ditahan di pos
tentara. Setelah ada yang menjamin, ia
dilepas. Malangnya, rumah dan tokonya
ludes dilalap api. Ia sempat mengalami
tindak kekerasan. “Ini masih ada bekas
luka di kaki saya saat diinterogasi,” ujarnya
sambil menunjukkan luka goresan seperti
bekas sayatan benda tajam.
Kini, masa-masa muram itu telah berlalu.
Tiga tahun sudah damai singgah di Alue
Papeun seiring ditorehnya tinta damai pada
Memorandum of Understanding (MoU)
antara Pemerintah Indonesia dan GAM
di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.
Putroe pun kembali menata hidup baru. menuntut aparat kejaksaan menyelesaikan tindaklanjut, bahkan mereka cenderung
Bermodalkan pinjaman seorang toke Cina di perkara pidana dugaan penyelewengan dana membalikkan fakta,” tukasnya.
Krueng Geukuh, kini ia berjualan kelontong rumah bantuan dari Badan Reintergrasi- Penyelewengan dana hanya satu soal dari
di ruko yang disewa di kampungnya. Damai Aceh (BRA). Aksi itu sempat rusuh. runyamnya proses reintegrasi Aceh. Komisi
Korban konflik tentu tak hanya akibat Hendra Budian, koordinasi aksi, ditetapkan untuk orang hilang dan tindak kekerasan
keganasan tentara. Tak sedikit korban sebagai tersangka karena memecah kaca (KontraS) Aceh, bahkan menganggap proses
keganasan pasukan GAM mengalami nasib jendela gedung aparat penegak hukum itu. penyaluran bantuan terkesan diskriminatif.
serupa, belum tersentuh bantuan. Warga Rahmat, koordinator korban, meradang Hingga penghujung tahun lalu, lembaga
yang terjepit di antara “pertarungan dua berang pada DPR Aceh, BRA dan kejaksaan. ini mencatat, korban pemerkosaan tak
gajah” itupun hanya bisa menanti. Ketiga lembaga itu mengakui adanya tersentuh bantuan.
Awal Juli lalu, ratusan korban konflik penyelewengan dalam proyek bantuan Alasannya sederhana, kesulitan data.
dari Bener Meriah dan Aceh Tengah rumah untuk korban konflik, namun tidak Untuk bisa mendapat bantuan, korban
mendatangi Kejaksaan Tinggi Aceh. Mereka segera menyelesaikan perkara. “Belum ada pemerkosaan harus memiliki surat ke­

Yang kita inginkan sebuah Saya membawa jiwa saya menjadi Mantan GAM berada di bawah satu
perdamaian abadi yang secara orang lokal sehingga bisa merasakan komando, semuanya mendukung
permanen mengakhiri pertikaian. penderitaan rakyat Aceh. perdamaian sesuai MOU Helsinki.

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO M. JUSUF KALLA MALIK MAHMUD


– Presiden RI – Wakil Presiden RI – Mantan Perdana Menteri GAM

12
3tahun
AC H DAMAI

“Jangankan tanah, bantuan apapun saya


tidak dapat,” ujar Umar, mantan ajudan
Panglima GAM wilayah Peureulak Ishak
Daud.
Padahal, di awal-awal perjanjian di­
teken, sejumlah pimpinan daerah sudah
mengalokasikan tanah untuk para kom­
batan. Di Bireuen, misalnya, Mustafa
Geulanggang yang waktu itu menjabat
bupati pernah sesumbar pihaknya sudah
menyiapkan 1.000 hektar tanah bagi GAM
dan masyarakat yang terimbas konflik.
Setiap anggota GAM dijanjikan mendapat
jatah dua hektar. “Ini sudah diprogram sejak
2004,” ujarnya. Sayangnya, hingga bupati
berganti, tak ada lagi kabar soal tanah itu.
Hal ini pernah diprotes oleh tim
pemantau perjanjian damai Helsinki
dari bekas perunding GAM. “Tidak ada
sama sekali peruntukan tanah untuk
eks-kombatan seperti tercantum di Nota
Kesepahaman.” Salah satu anggota tim
pemantau perjanjian damai itu adalah Nur
Djuli, yang kini duduk sebagai ketua BRA.
Persoalan reintegrasi hanya satu contoh
carut-marutnya implementasi perjanjian
damai. Kesulitan mendapatkan data korban
yang akurat, kucuran dana minim ditambah
aturan yang seringkali bertabrakan masih
menjadi tantangan menghadang.
Hal lain yang masih mengganjal adalah
soal Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM)
dan pembentukan Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi. Kedua institusi ini dinilai
penting untuk memberi rasa keadilan bagi
korban konfik.
terangan korban pemerkosaan konflik dari rumah. Upaya ke arah itu bukannya tak
camat. Sementara camat takut mengeluarkan Tiga tahun sudah masyarakat Aceh bebas dilakukan. Sejak awal tahun lalu, belasan
surat tanpa ada keterangan pihak kepolisian dari belenggu perang. Banyak kalangan aktivis HAM dari berbagai LSM di
dan komandum rayon militer (Koramil). masih mempertanyakan fungsi dan tolak Aceh dan Jakarta berkumpul di sebuah
“Sangat tak sensitif terhadap psikologi ukur keberhasilan BRA. Soalnya, program hotel di Sabang. Para pekerja sosial itu
korban pemerkosaan,” kata Hendra Fadli, lembaga ini hanya berkutat pada penyaluran saling bertukar informasi terkini sampai
Koordinator KontraS Aceh. dana. Padahal, perjanjian Helsinki mengevaluasi perjalanan perdamaian. Salah
Aliran informasi dana juga tak terang ke menyebut, sebagai bagian dari reintegrasi, satu kesimpulannya, “perdamaian tidak
korban. Hendra memberi contoh warga desa mantan kombatan akan mendapat alokasi memenuhi rasa keadilan bagi korban.”
Leubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, tanah pertanian yang layak serta jaminan Beranjak dari kesimpulan itu, para aktivis
Aceh Utara, hingga penghujung tahun lalu sosial yang pantas. Namun, hingga tiga lalu membentuk Komite Pengungkapan
mengaku belum menerima bantuan dari tahun setelah perjanjian diteken, soal tanah Kebenaran (KPK). Organisasi ini memiliki
BRDA baik dana diyat maupun bantuan ini tak ada kabarnya. empat kegiatan utama: sosialisasi, penguatan

Perundingan Helsinki tak selalu mudah, Sangat banyak uang mengalir ke Aceh Tujuan kita adalah agar orang
tapi saya dikelilingi orang-orang yang sehingga dibutuhkan pemerintahan Aceh bisa mendapatkan kembali
ingin menghentikan penderitaan Aceh. yang kuat untuk menjaganya. kebanggaan.
MARTTI AHTISAARI PIETER FEITH JUHA CHRISTENSEN
– Mediator Perundingan GAM-RI – Mantan Ketua Aceh Monitoring Mission -Direktur Interpeace di Aceh

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 13


Kalau ada tindak kriminal, jangan Pembangunan Aceh hanya dapat Kalau pemerintah pusat berusaha
dikait-kaitkan dengan GAM atau KPA. dijalankan bila situasi keamanan kita merusak perdamaian, berarti
Polisi harus mengusutnya. pelihara bersama. pemerintah sangat jahat.

SOFYAN DAWOOD IRWANDI YUSUF FARID HUSAIN


– Mantan Juru Bicara Militer GAM – Kepala Pemerintahan Aceh – Negosiator RI

korban, kampanye dan pembuatan draf organisasi ini berkesimpulan korban masih instrumen hukum itu sudah ada dan berlaku
Qanun Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi belum bisa memaafkan pelaku. ”Kalau kita untuk kasus di bawah tahun 2000. ”Bisa
(KKR). “Draf qanunnya masih dalam tahap lupakan, kezaliman akan berulang. Kami lewat ad-hock,” katanya memberi solusi.
uji akademis,” kata Hendra Fadli. berharap pemerintah mengadili seadil- Di sinilah masalahnya. Pasal 228
Sementara di sektor penguatan korban, adilnya,” kata Said Afdhal, seorang korban Undang-Undang Pemerintahan Aceh
organisasi ini memfasilitasi kongres kor­ asal Kabupaten Nagan Raya dalam sebuah menyebut, Pengadilan Hak Asasi Manusia
ban yang tergabung dalam Solidaritas kesempatan. di Aceh hanya berwenang menyelesaikan
Persaudaraan Korban Pelangaran HAM Celakanya, walau Undang-undang perkara pelanggaran hak asasi yang terjadi
(SPKP HAM). Menariknya kongres yang Peme­rintahan Aceh mengamanahkan sesudah undang-undang ini diberlakukan.
digelar di Saree, Aceh Besar, pada 20-23 pemerintah segera membentuk mekanisme Desakan soal pembentukan Komisi
juni 2007 silam, ini turut dihadiri sejumlah penyelesaian masalah-masalah pelanggaran Kebenaran dan Rekonsiliasi dan Peng­
perwakilan organisasi korban pelanggaran HAM, hingga tiga tahun MoU Helsinki, KKR adilan Hak Asasi Manusia di Aceh
HAM di Jakarta, Papua, Jawa Tengah serta belum juga terbentuk. kian nyaring terdengar. Akhir Juli
Timor Leste. Menurut Hendra, sebenarnya bila lalu, sejumlah akademisi dan tokoh
KontraS Aceh yang juga bergabung dalam pemerintah punya niat memenuhi rasa masyarakat urun rembuk mencari solusi
KPK bertugas menjaring aspirasi masyarakat keadilan bagi para korban, pengadilan HAM percepatan pembentukan kedua institusi
korban. Dari perjalanan mengelilingi Aceh, bisa saja digelar. Apalagi, menurutnya, itu. Berlangsung di Hotel Hermes Palace,
Banda Aceh, pertemuan itu menghasilkan
REALISASI PROGRAM-PROGRAM BRA sejumlah rekomendasi.
“Selama ini belum terlaksana,
pemerintah masih punya utang politik
REALISASI
kepada rakyat Aceh,” ujar jurubicara Forum
No. Kelompok Sasaran Target 2007 2007 Total Sisa Komunikasi dan Koordinasi (FKK) Desk
2005 2006
Thp I Thp II Aceh, Zainal Arifin.
Menurut Zainal, pihaknya sudah
A. Pemberdayaan Ekonomi mendorong Departemen Hukum dan HAM
1 Mantan TNA 3000 1,000 2,000 3.000 0 orang (Depkumham) untuk meminta fatwa kepada
Mahkamah Agung agar mempercepat
2 Tapol/Napol 2,035 0 1,500 535 0 orang pembentukan Pengadilan HAM dan Komisi
3 Masyarakat Korban Konflik 221 0 67 Kec 1.059 Org 0 Kec Kebenaran untuk Aceh.
Namun, Ketua Mahmakah Agung, Bagir
4 Kelompok lainnya             Manan, justru berkelit. Saat berkunjung
ke Aceh, akhir Juli lalu, dia menyatakan
  a. GAM non TNA 6,200 1,200 5,000 0 6.200 0 orang
bahwa wewenangnya ada di presiden.
  b. GAM Menyerah Pra MoU 3,204 500 2,704 0 3,204 0 orang “Soal pengadilan HAM, itu wewenangnya
pemerintah atau presiden. Tak ada hak saya
  c. PETA 6,500 1,000 3,000 1000 6.500 1500 orang memberi keterangan,” ujarnya.
Dosen Fakultas Hukum Universitas
Syiah Kuala, Saifuddin Bantasyam menilai,
1 Diyat 33,424 517 19,597 21.596 21.596 11.828 orang tolak tarik itu merupakan bentuk tak adanya
2 Rumah dibakar/dirusak 39,926 3,503 1,725 3.075 16.403 23.523 Unit kemauan politik dari pemerintah pusat. Itu
sebabnya, dia menyarankan Aceh perlu
3 Korban Cacat 14,932 0 550 1000 1.550 13.382 orang menempuh langkah politik pula. “Perlu
4 Pelayanan Medis 3 1 1 1 3 0 paket adanya inisiatif lokal untuk menyusun draf
Rancangan Undang-Undang Pengadilan
5 Beasiswa Anak Yatim 30.109 0 0 723 15.923 14.186 orang HAM di Aceh,” ujarnya.
6 Kegiatan Budaya 5 0 0 1 2 3 paket Tiga tahun perdamaian dalam penilaian
Sofyan Dawood, bekas jurubicara militer
GAM, masih menyisakan masalah, terutama

14
3tahun
AC H DAMAI

Jangan lagi ada gerakan bersenjata. Perdamaian yang telah tercipta dalam Proses damai bisa saja terkendala,
Kita harap, orang Aceh jangan ribut kehidupan masyarakat di Aceh tidak apabila dana reintegrasi tidak
sesama orang Aceh. boleh ternoda. disalurkan secara tepat.
MAHYUDDIN LETJEN (TNI) SUPIADIN A.S. AHMAD FARHAN HAMID
– Tokoh Aceh – Mantan Pangdam Iskandar Muda – Ketua Forbes DPR/DPD RI asal Aceh

perhatian terhadap para korban konflik dan pemerintah untuk merivisi UUPA sehingga diri, dia lari ke sawah. Polisi yang gregetan
mantan kombatan. “Kalau soal keamanan sejalan dengan MoU Helsinki. mengejar sembari melepaskan dua kali
tak ada yang serius. Memang sering terjadi Di luar soal utang politik yang masih tembakan peringatan. Pemuda berbadan
kriminal, tapi di daerah lain lebih tinggi tertunggak, sejumlah insiden antara kekar itu terjatuh dan mencoba melawan
jumlahnya,” kata dia seraya meminta pasukan pemerintah dan mantan pasukan dengan pisau saat seorang polisi menodong
polisi lebih serius mengatasi masalah aksi GAM yang tergabung di Komite Peralihan senjata. Esoknya, pihak Polsek kelimpungan.
kriminal. Aceh (KPA) masih menggores damai. Sebut Yang ditembak ternyata bukan Nasruddin
Meningkatkan ekonomi dan kese­ saja drama penembakan Nuril Anwar, melainkan Nuril Anwar, 24 tahun, anggota
jahteraan bagi masyarakat Aceh harus anggota KPA Tanoh Abee, penghujung KPA Tanoh Abee.
menjadi perhatian semua pihak. Sejauh tahun lalu. “Kapolres Aceh Besar berjanji menindak
ini, “belum ada jaminan untuk mantan Drama itu berlangsung tengah malam. tegas anggotanya bila terbukti menyalahi
anggota GAM dan korban konflik dalam Enam personil Polisi Sektor Lampakuek, prosedur. Biaya pengobatan korban di­
hal kesejahteraan. Banyak anak yatim yang Kuta Cot Glie, Aceh Besar, bersenjata laras tanggung pihak Polres,” kata Asiah, seorang
belum tertangani,” kata Sofyan kepada panjang SS1 dan empat colt mengejar aktivis HAM yang melakukan investigasi
ACEHKINI, awal Agustus lalu. Nasruddin, warga Lamsie yang kabur dari kasus tersebut.
Mantan Panglima GAM wilayah Pase itu tahanan. Di desa itu aparat berpencar. Peristiwa penghujung tahun lalu itu
juga berharap agar berbagai aturan turunan Dalam gulita, polisi laga cahaya senter merupakan salah satu dari tujuh kasus
Undang-undang Pemerintahan Aceh dengan seorang pria. Begitu wajahnya penembakan yang tak menyebabkan ke­
(UUPA) –meski beberapa bagian tak sesuai terlihat, seorang aparat langsung berteriak, matian sepanjang 2007. Tahun lalu, KontraS
MoU Helsinki— dapat segera diselesaikan. “Nasruddin!” Rekannya yang lain segera Aceh juga mencatat ada 15 kasus tindak
“Yang jelas, kita harus tetap komit dengan melepas tembakan. Peluru melukai penganiayaan terhadap masyarakat. Dan
MoU,” ujarnya seraya menyebut agar semua punggung kiri bagian atas pria itu. delapan kasus perampasan hak hidup.
komponen masyarakat Aceh mendorong Pria berambut cepak itu tak berdiam Yang paling heboh adalah bentrokan
antara anggota Front Pembela Tanah Air
(PETA) --yang rajin memburu gerilyawan
GAM di masa perang— dengan anggota KPA
yang berujung pada pembakaran kantor
KPA di Atu Lintang, Aceh Tengah, 1 Maret
2008. Akibatnya, lima anggota KPA tewas
terpanggang.
Saling curiga tampaknya masih
menyala. Padahal, pada 2006, mantan
GAM dan PETA pernah saling berangkulan
lewat upacara adat yang dinamai Deklarasi
Redelong. Pimpinan PETA Misriadi dan
Fauzan Azima, bekas panglima GAM
wilayah Linge, hadir di sana. ”PETA dan
GAM harus saling berangkulan,” ujar
Misriadi. Sayangnya, rujuk ala Redelong
belum menular ke daerah lain.
Itu sebabnya, Gubernur Irwandi Yusuf
saat masih menjabat sebagai perwakilan
senior GAM di Aceh Monitoring Mission
(AMM) pernah berujar, ”Damai itu bagus,
tapi jangan lupakan penyelesaian politik.”
Caranya? “Lewat komisi kebenaran dan
rekonsiliasi.”
Tiga tahun berlalu, damai masih
menyisakan luka.[a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 15


Yang (Masih)
Terhempas Perang

oleh fakhrurradzie gade

“Saya tak mau urus lagi proposal


bantuan. Ngapain, yang ada capek dan
habis uang saja. Bantuan tidak cair juga,”
kata Rasyidin, pasrah. Pria berusia 18 tahun
itu merupakan korban perang yang belum
memperoleh bantuan dari pemerintah.
Sudah empat tahun ini, dia hidup dengan
satu tangan.
Rasyidin hanya bisa pasrah. Warga Desa
Paya Lipah, Kecamatan Peureulak, Aceh
Timur, ini bukannya tak mencoba mengurus
bantuan. Ia sempat beberapa kali coba
peruntungan dengan mengirim proposal
ke Badan Reintegrasi-Damai Aceh (BRA),
lembaga yang mengurusi korban perang,
tapi – itu tadi — bantuan tak kunjung cair.
Mei lalu, Rasyidin sedikit punya ha­
rapan, saat pamannya, Muhammad Jafar,
meminta dia menyiapkan surat keterangan
rumah sakit, surat keterangan korban
konflik dari kepala desa setempat, dan surat
dari sebuah lembaga hak asasi manusia di
Aceh Timur.
Jafar lalu membawa proposal kepo­
nakannya ke kantor BRA pusat di Banda
Aceh. Tunggu punya tunggu, bantuan tak
juga cair. BRA malah minta Jafar mengantar
proposalnya ke BRA Aceh Timur. Ia
menyanggupinya.
“Katanya dana akan cair akhir Juli
atau awal Agustus ini,” kata Muhammad
Jafar, paman Rasyidin, kepada ACEHKINI,
pertengahan Juni silam.
Tak cukup mengadu ke BRA, Jafar juga
membawa nasib keponakannya ke Gubernur
Irwandi Yusuf. Tapi, gubernur hasil pilihan
KIRI-KANAN: DEDEK; HASBI AZHAR —ACEHKINI
16
3
tahun
AC H DAMAI

Rasyidin ketika
ditemui ACEHKINI
pertengahan Juli
lalu (kiri), dan awal
September 2007
(kanan).

rakyat pada 11 Desember 2006 silam, tak lacur, nasibnya masih sama seperti tahun Rasyidin.
bisa berbuat banyak juga. “Responnya, saya sebelumnya. Bahkan lebih parah setelah Entah siapa yang mulai, mereka lalu
disuruh tunggu bantuan dari BRA dulu. ayahnya, Ali Basyah, meninggal dunia, mengorek sambil memutar bagian bawah
Kalau juga tak dapat, nanti gubernur janji akhir 2007. benda berbentuk senter itu. Karena tidak
akan mau bantu,” jelas Jafar. Sepeninggal ayahnya, kondisi keluarga terbuka, benda – yang tak mereka ketahui
Tak muluk-muluk sebenarnya bantuan Rasyidin semakin memprihatinkan. Ber­ berbahaya itu— dihantam ke bangku
yang diharapkan Rasyidin. “Saya hanya sama abang dan adiknya, dia hanya bisa panjang tempat mereka duduk. Ledakan
butuh modal untuk bisa bekerja, biar tidak berharap pada ibunya yang menjadi peda- keras membahana.
mengharap belas kasih orang lain,” katanya gang kaki lima di Pasar Peureulak. Akibatnya, delapan bocah tergeletak
saat majalah ini kembali mewawancarainya “Saya mau mandiri. Sekarang yang saya bersimbah darah. Memang, tak semua anak-
pada Juni lalu di rumahnya yang lebih mirip butuhkan hanya modal agar bisa bekerja,” anak imenderita luka parah. Yang paling
gubuk: berdinding papan bolong, beratap kata Rasyidin. Suaranya tersendat-sendat. parah adalah Rasyidin dan Marlinda, bayi
rumbia, dan lantai tanah. Matanya berkaca-kaca. “Kondisi satu tangan berusia dua tahun. Selain tangan kanannya
Awal September tahun lalu, ACEHKINI membuat saya menderita, tidak bisa bekerja harus diamputasi hingga ujung bahu,
menurunkan laporan soal nasib mereka apa-apa. Coba kalau saya punya dua tangan, Rasyidin juga menderita luka di sekujur
yang terhempas perang. Rasyidin, bo­ utuh...” tubuh dan kakinya. Sedangkan Marlinda,
cah bertangan satu, menjadi seorang Perang jahanam memang selalu me­ ususnya harus dipotong karena tertembus
narasumber kami yang belum memperoleh nyisakan lara, bahkan untuk mereka yang serpihan tabung pelontar.
bantuan dana dari pemerintah. Setahun tak tahu arti perang. Perang itu pulalah yang Perang telah membuyarkan semua cita-
berlalu, di saat damai sudah berusia tiga telah merenggut tangan kanan Rasyidin cita Rasyidin. Padahal, bocah berkulit hitam
tahun, majalah ini kembali menurunkan pada suatu pagi menjelang siang, 5 April ini berharap bisa mengeyam pendidikan
cerita Rasyidin. 2004. Saat itu, desa di pesisir Timur Aceh tinggi, agar kelak bisa membahagiakan
Semula, kami berharap kehidupan itu sedang sepi. Para orang dewasa, laki- kedua orangtuanya. Tapi semua itu kini
ba­r u akan ditulis, yaitu cerita Rasyidin laki dan perempuan, sedang berkumpul tinggal kenangan. Ia tak berani berangan-
yang telah memperoleh bantuan. Tapi apa di lokasi tempat pemungutan suara untuk angan lagi. “Saya tidak berani sekolah lagi,
pencoblosan di desa tetangga, berjarak malu. Ada kawan-kawan yang mengejek
sekitar dua kilometer dari Paya Lipah. saya tangan buntung... Saya benar-benar
Saya tidak berani Saat itulah, Rasydin menemukan se­
buah benda hijau seperti senter tergeletak
tidak sanggup mendengarnya,” kata dia.
Rasyidin tak mau terus menerus jadi
sekolah lagi, malu. di pinggir sawah, tempat tank Marinir tanggungan ibunya. “Meudeh aneuk bi
terperosok sehari sebelumnya. Rasyidin bu mak, njoe mak bi bu aneuk. Meunye
Ada kawan-kawan juga menemukan 10 butir selongsong peluru mantong ubit laen (Seharusnya anak kasih
yang mengejek saya dan dua peluru tank aktif di sana. Menurut
warga, TNI meninggalkan tanknya di sana
makan orangtua, bukan sebaliknya. Kecuali
kalau saya masih kecil),” ujar Rasyidin. Ia
tangan buntung... dan melanjutkan patroli berjalan kaki. tak sanggup menahan kucuran airmatanya.
Saya benar-benar Rasyidin kemudian membawa pulang
benda itu dan memamerkan kepada se­
“Kalau ada modal sendiri, saya mau buka
usaha sama abang.”
tidak sanggup jumlah temannya. Layaknya anak-anak, Rasyidin hanya bisa menunggu pe­nuh
mendengarnya. mereka pun bermain-main dengan benda
tersebut di pekarangan rumah Zulkarnain
harap adanya secuil bantuan dari pemer-
intah. Entah sampai kapan penantiannya
Hasan, sepelemparan batu dari rumah berakhir. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 17


KOLOM

Aceh
Setelah
Tiga Tahun
Damai
Aceh akan selalu menghadapi kesulitan,
tak hanya karena bagian dari negara sedang berkembang,
dan tantangan untuk melanjutkan pembangunan

Perdamaian Aceh selama (damai). Perundingan tidak pernah ngontrol sendiri. Tetapi, yang jelas
tiga tahun terakhir telah menun- membahas tentang kekuasaan bagi itu bukan berarti merdeka atau pe-
jukkan hasil sangat luar biasa. GAM, tetapi menyangkut masa misahan diri.
Tentu pencapaian ini tak pernah depan harkat dan martabat rakyat Di tingkatan ini, GAM
terba­yangkan saat proses perund- Aceh untuk bisa maju. mulai melihat beberapa asumsi
ingan dilaksanakan pada 2005 atau Dalam putaran pertama dan fundamental tentang alasan
ketika perjanjian damai diteken, kedua, delegasi Indonesia tam­ mereka ingin merdeka dari
karena masih besar keraguan kese- paknya masih mengikuti naskah Indonesia. Mudah dimengerti
pakatan itu bakal berhasil. Bahkan, tertulis di Tokyo tahun 2003, keinginan berpisah dari Indonesia
sangat sulit dibayangkan perda- yaitu saat Perjanjian Penghentian di bawah pemerintahan Orde Baru
maian ini selama hari-hari penuh Permusuhan (Cessation of Suharto, yang korup dan brutal.
kegelapan pada era 2003 dan 2004. Damien Hostilities Agreement/COHA) Namun, setelah Presiden Suharto
Untuk meraih perjanjian damai, Kingsbury diakhiri akibat adanya ultimatum tumbang, dan demokrasi tumbuh
prosesnya tidak gampang akan pemerintah. GAM diminta di Indonesia, Aceh tetap di bawah
berhasil dan ini tak pernah ada Peneliti di School of menerima ‘otonomi khusus.’ Itu kontrol TNI.
jaminan. Dalam setiap putaran International and artinya menyerah –sesuatu yang Dengan terpilihnya Susilo
pembicaraan bisa saja gagal dan di Political Studies tak dapat dilaksanakan. Bambang Yudhoyono jadi presiden,
sejumlah kesempatan itu terjadi. Universitas Deakin, Masalahnya kemudian untuk pertama kali membuka
Beberapa kali selama perundingan, Melbourne. Tahun adalah bagaimana mendorong kesempatan bagi demokrasi Indo-
tim negosiator GAM meyakini bah- 2005, dia menjadi pembicaraan tetap berjalan, nesia, termasuk Aceh. Pertanyaan
wa proses tersebut akan gagal, dan penasihat politik GAM memelihara harapan tetap hidup kemudian muncul, untuk apa GAM
akhirnya mencari alternatif lain. dalam perundingan untuk mencapai hasil tanpa harus bertempur –kemerdekaan apa yang
damai di Helsinki.
Ancaman terhadap akan berha­ menyerah secara penuh. GAM diinginkan rakyat Aceh dan bila
silnya perundingan Helsinki ter­­jadi bersedia kompromi seperti sudah ini diputuskan, apakah mungkin
di hari-hari terakhir, yakni saat dilakukan selama pembicaraan mewujudkan tujuan itu dengan
muncul tak ada kesepakatan ten- CoHA di Tokyo. Tetapi, GAM tidak cara lain. Ketika ada alternatif lain
tang partai politik lokal di Aceh. Ini bersedia menyerah. terbuka, GAM juga mulai men-
sangat kritis karena basis bagi isi Terobosan nyata pertama ter- gubah cara berfikir tentang per-
keseluruhan perjanjian. Ini penting jadi ketika mediator, Maarti Ahti- juangan bersenjatanya.
dalam memperoleh hak yang sela­ saari, menggunakan satu istilah Negosiasi tak berarti apa-
yaknya. dalam bahasa Filandia pada media apa kalau tidak ada kompromi,
Komitmen GAM pada setempat yang kalau diterjemahkan dan itu jelas bahwa klaim GAM,
demokrasi bagi rakyat Aceh sebagai pemerintahan sendiri, lebih kendati tanpa merdeka, tidak
menjadi tak berarti tanpa baik daripada otonomi. Ahtisaari ada seluruhnya terwujud. Satu
kehadiran partai politik lokal mengatakan bahwa meski dia me- pertanyaan yang muncul adalah
karena itulah demokrasi makai kata alternatif, tapi maknan- seberapa besar cukup untuk
sebenarnya. Ini mengagetkan ya sama. Dia benar. ‘Otonomi’ ber- mencapai perjanjian. Jawaban
delegasi Indonesia, yang asal dari bahasa Yunani kuno, ‘auto’ untuk pertanyaan seberapa besar
sebelumnya telah menawarkan (sendiri) dan ‘nomos’ (hukum). cukup adalah 70 persen. Itulah
kekuasaan politik kepada GAM jika Itu artinya menentukan hukum yang tim perunding GAM mulai
mereka menandatangani perjanjian sendiri, atau memerintah atau me­ sepakati, di antara sesama mereka,

18
3tahun
AC H DAMAI

opsi 70 persen. MOU diimplementasi seluruhnya, pasar gelap.


Satu faktor kunci ’opsi 70 dan sesuai jadwal yang disepakati Sekarang, perekonomian
persen’ adalah kalau GAM di dalamnya, akankah kini rakyat terlihat mulai kuat, pedagang
memutuskan untuk menerima ini, Aceh menikmati lebih banyak melaksanakan usahanya dengan
maka itu harus sudah cukup. Apa kemakmuran dan perdamaian baik dan hanya sebagian kecil
pun yang diraih melalui proses berkeadilan dibandingkan yang tentara terlihat di jalanan.
perdamaian bahwa GAM dapat mereka rasakan selama ini. Polisi juga terlihat santai dan
mengharapkan – itu menjadi batu Sayang, banyak alasan melakukan pekerjaannya untuk
loncatan untuk beberapa hasil lain untuk memuaskan keprihatinan menjaga ketertiban dibandingkan
di tahapan berikutnya. di antara elit politik Jakarta, sebelumnya saat konflik
Ini pendirian yang membuat Undang-Undang Pemerintahan berkecamuk.
delegasi GAM membuat keputusan Aceh (UUPA) tak sesuai spirit Seperti di daerah lain, Aceh
memupus harapan merdeka. Ini seperti tertuang dalam MOU. akan selalu menghadapi kesulitan,
keputusan kritis, karena itu artinya UUPA mengurangi MOU sehingga tak hanya karena bagian dari
kelanjutan pembicaraan dapat ber- menjadi lebih dari opsi 50 negara sedang berkembang, dan
jalan dengan tingkat kegentingan persen. Jika ini ternyata sudah tantangan untuk melanjutkan
serius untuk menggapai tujuan. cukup, hanya adil saja. Banyak pembangunan. Kendati perang
Dengan menerima ide itu, tetap persoalan riil bahwa Aceh perlu telah menciptakan banyak
sebagai bagian dari Indonesia, melanjutkan usaha mengambil penderitaan, tetapi secara
GAM harus menerima keberadaan dari MOU yang telah diabaikan organisasi dan intelektual lebih
TNI, yang dapat diibaratkan bagai dalam UUPA. Apalagi malah UUPA mudah membangun masyarakat
menelan pil pahit. belum diimplementasikan dengan paskakonflik, dimana hal itu
Memorandum of seharusnya. ditandai dengan banyak anggota
Understanding (MOU) yang Selain itu juga ada beberapa GAM yang sudah dipilih untuk
mengakhiri perang 29 tahun bagian dalam MOU yang diganti melakukannya.
di Aceh tercapai sangat dekat pada menit-menit akhir, tanpa Tugas pemerintah tentu saja
untuk meraih hasil 70 persen, berkonsultasi dengan tim cukup berat dan perlu terus-
khususnya mengadakan demokrasi negosiator GAM, tapi pada sedikit menerus mendorong (bekas)
sesungguhnya untuk Aceh. Setelah kasus hanya disetujui oleh ketua anggota GAM untuk menjadi
tim, Malik Mahmud. Perubahan ini profesional, dari sebelumnya
antara lain tidak dimasukkan lagi para petempur atau pendukung
pelarangan kelompok-kelompok perjuangan bersenjata, selanjutnya
milisi dan penambahan jumlah menjadikan mereka sebagai politisi,
tentara dan polisi yang bertahan diplomat dan pemimpin.
di Aceh. Ini jelas perubahan Masyarakat internasional
mengecewakan dan saya yakin, juga menyambut baik kesuksesan
seharusnya itu tak perlu. Aceh, baik sebagai model proses
Apalagi perjanjian akan segera penyelesaian konflik secara damai
ditandatangani. maupun model rekonstruksi
Tetapi, perjanjian damai sudah demokrasi paskaperang. Ada
berhasil dengan baik. Begitupun banyak pihak di berbagai belahan
masih ada persoalan dalam dunia, dan sedikit saja di Jakarta,
implementasi, khusus menyangkut yang kini melihat Aceh sebagai
alokasi dana untuk memberi model demokrasi bagi daerah lain
tempat yang layak bagi bekas Indonesia dan penyelesaian konflik
kombatan GAM. Dalam hal ini, belahan dunia lain.
Jakarta belum berbuat sesuai MOU, Bagi saya, ini menjadi istimewa
dan itu bisa menciptakan masalah- dan satu penghargaan karena bisa
masalah yang sebenarnya tidak terlibat membantu dalam proses
perlu di Aceh. yang membawa perdamaian di
Kendati masih berlanjutnya Aceh dan kepada rakyatnya yang
berbagai persoalan, perjanjian saya tahu cukup baik dan memiliki
damai sudah berhasil dengan baik. kepedulian yang besar. Saya tak
Kunjungan saya ke Aceh akhir diizinkan masuk Indonesia dan
Desember lalu menyaksikan rakyat untuk melihat teman-teman saya di
yang bahagia dan cukup aman Aceh –kunjungan Desember silam
dibanding kunjungan saya tahun berakhir dengan penahanan—
2001 dan 2002. Kondisi waktu itu, adalah harga sangat kecil harus
kehidupan malam sesuatu yang dibayar meskipun sudah tiga tahun
mustahil. Yang ada hanyalah patroli perdamaian dirasakan oleh rakyat
tentara atau Brimob. Orang-orang Aceh, sahabat-sahabat saya.
takut keluar rumah. Perekonomian Saya sungguh-sungguh
berantakan, diperparah lagi aksi berharap rakyat Aceh akan dapat
pungutan liar. Sedangkan untuk menikmati perdamaian abadi, adil,
level yang lebih tinggi, terlibat sejahtera, makmur dan tumbuhnya
dalam dugaan korupsi dan bisnis kebebasan di masa mendatang. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 19


20
3
tahun
AC H DAMAI

Nakhoda dari Lahti


oleh FAKHRURRADZIE GADE

Tak kenal lelah, ia merintis perundingan antara GAM


dan Indonesia setelah CoHA gagal pada Mei 2003.
Awalnya ia berlagak sebagai broker speed boat.

Tanggal 26 Juni 2003, awal babak


baru dalam kehidupan Juha Christensen.
Di sebuah hotel Kota Stockholm, Swedia,
Juha menyiapkan presentasi di hadapan
sejumlah petinggi Gerakan Aceh Merdeka
(GAM). Yang hadir: Malik Mahmud Al
Haytar (perdana menteri), Zaini Abdullah
(menteri kesehatan merangkap menteri luar
negeri), dan Bakhtiar Abdullah (jurubicara),
Muzakkir Abdul Hamid. Setidaknya ada
delapan tokoh GAM yang hadir dalam
pertemuan di musim panas (summer) itu.
Di hadapan petinggi GAM, bekas dosen
Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi
Selatan, menyampaikan presentasi. “Saya
siapkan presentasi siapa saya, apa hubungan
saya dengan Indonesia, dan apa posisi
saya,” kata Juha dalam satu wawancara
khusus dengan ACEHKINI, akhir Juni lalu.
Karena kesibukannya yang sering bolak-
balik Indonesia dan sejumlah negara Eropa,
wawancara berlangsung di samping kolam
REPRODUKSI DARI MAKING PEACE/KATRI MERIKALLIO

renang Hotel Sheraton, Bandara Soekarno-


Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, saat
Juha sedang transit.
Juha lega. Pertemuan 3,5 jam itu
lancar. Itulah awal Juha bertemu pihak
GAM untuk merintis perdamaian dengan
Pemerintah Indonesia. Kedua pihak telah
berulangkali duduk di meja perundingan
dan melakukan gencatan senjata. Ujung-
ujungnya, perdamaian gagal di tengah
jalan. Sebulan sebelum Juha bertemu

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 21


Juha Christensen (dua dari kiri) bersama
wakil pemerintah Indonesia dan GAM.

petinggi GAM di Stockholm, pemerintah


baru saja memberlakukan Darurat Militer
akibat gagalnya perjanjian penghentian
permusuhan (CoHA) pada 18 Mei 2003.
Gagalnya perundingan yang difasilitasi
Hendry Dunant Centre, sebuah lembaga
swadaya masyarakat bermarkas di Jenewa,
Swiss, membuat Juha tergerak untuk
mem­bawa dua musuh ini kembali ke meja
perundingan. Aceh tak asing lagi bagi
Juha. Sejak awal 2000, Juha sibuk meneliti
Aceh. Berbagai bahan mengenai Aceh yang
diunduh via internet, seminar, makalah, pasukan perang ke Aceh pada 19 Mei 2003, untuk banyak orang,” kata Fauzi Gani pada
koran, dilahapnya. Kunjungan pertamanya menyusul gagalnya pertemuan Tokyo yang ACEHKINI yang menemuinya di kawasan
ke daerah perang Aceh terjadi pada Oktober direncanakan pada 1 Juni 2003. Bintaro, Jakarta, akhir Juni lalu. “Sama
2002. Dia malah ikut konferensi pers yang Para jururunding GAM di Aceh ditangkap saya pun dia tidak terbuka. Dia hanya bilang
digelar HDC, fasilitator perundingan, di saat baru keluar dari Hotel Kuala Tripa, mau jual kapal untuk Pak Jusuf Kalla.”
Hotel Kuala Tripa, Banda Aceh. hendak ke Bandara Sultan Iskandarmuda, Fauzi Gani pun tak tahu banyak apa yang
Berbekal pengetahuan tentang Aceh, Blang Bintang, untuk menghadiri pertemuan dibicarakan dalam pertemuan antara Juha
dia memberanikan diri menawarkan kon­ tersebut. Mereka – Sofyan Ibrahim Tiba, dengan Kalla. “Mungkin juga bicarakan
sep perdamaian kepada pihak GAM. Sebe­ Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe, soal perdamaian Aceh dan Indonesia,
narnya, sejak berakhir CoHA, Juha telah Teuku Kamaruzzaman, Nashiruddin bin karena Pak Jusuf Kalla kan dikenal sudah
berupaya mendekati tokoh GAM yang ting- Ahmed, dan Amni bin Ahmad Marzuki- menyelesaikan konflik Poso dan Ambon,”
gal di negeri Skandinavia. Nah, saat koran - diboyong ke Markas Polisi Daerah Aceh. kata dia.
Helsingin Sanomain, edisi 1 Juni 2003, Akhirnya, kelima orang itu divonis di atas Pertemuan dengan Kalla berlangsung
menurunkan artikel tentang kondisi Aceh 10 tahun penjara oleh pengadilan. di Kantor Menko Kesra di bilangan Medan
yang sedang berdarah-darah, Juha tak “Saya bilang saya percaya dialog harus Merdeka Barat Jakarta, medio Desember
buang waktu. Dia langsung menghubungi kita lanjutkan. Tentu ini sangat sulit, karena 2003. Sebelumnya, dia bertemu Farid Hu-
editor koran besar Finlandia itu dan mena­ tensi tinggi pendapat petinggi GAM terhadap sain, saat itu deputi Menko Kesra, yang juga
nyakan nomor kontak Jurubicara GAM, Pemerintah Indonesia,” sebut Juha. berasal dari Makassar. Juha mempresentasi
Bakhtiar Abdullah. Berbekal nomor kontak Proses untuk meyakinkan petinggi GAM tentang kapal teknologi tinggi produksi ter-
itu, Juha menghubungi Bakhtiar. berlangsung hingga enam bulan. Sepanjang baru Finlandia, yang memiliki kecepatan
“Dia bilang ok dan mereka mau mem­ kurun waktu Juni hingga Desember 2003, lebih 50 knot atau 100 kilometer perjam.
beri jawaban empat hari kemudian. Saya ada tujuh kali pertemuan antara Juha dan Menurut Juha, Indonesia yang merupakan
kemudian dipersilakan datang ke Stockholm GAM. Hampir saban pekan, Juha berkomu- negara kepulauan butuh kapal cepat untuk
dan kita bertemu selama 3,5 jam,” ujar nikasi dengan Bakhtiar dan Zaini. Kadang- mengatasi “masalah illegal logging dan
Juha. kadang melalui telepon atau berkirim surat black market.”
Usai pertemuan, Juha tak langsung elektronik. “Saya tanya apakah ada berita Bisnis perkapalan bukan tujuan utama
balik ke Helsinki. Ia terlebih dulu terbang ke dari Aceh atau berita dunia lain yang pent- Juha. “Kita bicara soal kapal hanya 25
Copenhagen Belanda untuk menghadiri satu ing. Kita bikin komunikasi,” kata dia. menit,” katanya seraya menyatakan bahwa
konferensi medis. Kala itu, Juha memang Setelah terbangun komunikasi dengan pertemuannya dengan Farid diperantarai
sedang menggeluti bisnisnya di bidang GAM, Juha memutuskan untuk mendekati oleh seorang kenalannya di PT PAL, yang
medis. Dari Copenhagen, Juha kembali lagi pemerintah. Desember 2003, Juha ke juga dari Makassar. Apalagi Farid terkesan
ke Stockholm. “Kita ketemu lagi. Dari situ Jakarta. Indonesia tak asing baginya. tak tertarik dengan presentasi tentang
mulai (ada keinginan untuk berunding) Sejak 1985, dia menjadi dosen luar biasa bisnis kapal. “Itu hanya undercover untuk
lagi,” sebut Juha. di Universitas Hasanuddin Makassar dan bertemu Jusuf Kalla,” kata Juha, tertawa.
Lagi-lagi, Juha presentasi. Memper­ tinggal di sana. Juha berteman baik dengan Di akhir pertemuan yang berlangsung
kenalkan diri dan konsep perundingan. Ahmad Fauzi Gani, duta besar Indonesia antara tanggal 9 dan 16 Desember 2003, Juha
“Saya bilang, saya dari sektor swasta dan ti- untuk Finlandia. Kepada Fauzi Gani, Juha akhirnya buka-bukaan soal kedatangannya
dak ada yang menyuruh saya bertemu tokoh meminta agar difasilitasi bertemu Menteri ke Indonesia. Gayung bersambut. Farid
GAM. Ini inisiatif saya,” ujarnya. Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat juga punya “tugas khusus” dari Kalla untuk
Kepada petinggi GAM di pengasingan, (Menko Kesra), Jusuf Kalla. mendekati GAM agar mau kembali ke meja
Juha menyampaikan siap memfasilitasi Tapi, Juha tak terbuka pada Fauzi Gani perundingan.
perundingan dengan Pemerintah Indonesia. soal keinginannya bertemu Kalla. Juha ha­ “Saya bilang ke Farid bahwa saya
Tak mudah meyakinkan GAM kembali ke nya bilang mau berbisnis speed boat dengan banyak kenal pimpinan GAM. Dia terkejut
meja perundingan. Pasalnya, saat itu baru Kalla, yang memang dikenal sebagai peng­ dan langsung lihat bahwa ini serius, karena
sebulan Presiden Megawati Sukarnoputri usaha sukses asal Makassar. “Kedatangan- saya tahu semua,” kata managing director
mengakhiri proses damai, dan mengirim nya agak dirahasiakan dan tidak terbuka sebuah perusahaan farmasi di Finlandia.
KIRI-KANAN: REPRODUKSI DARI TO SEE THE UNSEEN/FARID HUSAIN; DEDEK -ACEHKINI
22
3tahun
AC H DAMAI

“Dia mengerti bahwa saya tak ada agenda sudah membuat dia kecewa. Dia marah. sesuatu yang berhubungan dengan proses
lain. Ini untuk kemanusiaan.” Dia marah pada saya, dan marah pada perundingan. Jalan semakin terbuka.
situasi. Dia pukul meja,” ujar Juha. Tetapi, Apalagi, Jusuf Kalla sudah jadi wakil
*** kemarahan Farid akhirnya bisa diredam presiden. Sebelum ke Jakarta, Juha
setelah Juha mengeluarkan kartu terakhir, bertemu pimpinan GAM di Stockholm.
GEMPA yang meluluhlantakkan yaitu dia akan mempertemukan Farid Untuk menguji keseriusan pemerintah ingin
Bam, Iran, pada awal Februari 2004, mem- dengan Presiden Ahtisaari. berunding lagi, ada satu permintaan khusus
buat Farid harus terbang ke negeri Persia. Juha menelpon Tapani Ruokanen, pe­ dari mereka pada Juha, yaitu dia diizinkan
Setelah menyelesaikan misi kemanusiaan di mim­pin redaksi Suomen Kuvalehti, majalah bertemu perunding GAM yang ditahan di
Bam, Farid singgah di Helsinki dan bertemu berpengaruh di Finlandia. Ia punya hubung­ Penjara Suka Miskin, Jawa Barat.
Juha. Saat itu, Juha mengajak Farid berte- an dekat dengan Ahtisaari. Kepada Tapani, Juha memberitahu Hamid Awaludin,
mu tokoh GAM di Stockholm. Tapi gagal. Juha mengutarakan bahwa dia sudah maju yang telah jadi menteri hukum dan hak asasi
Menurut Juha, pimpinan GAM tak mau untuk mempertemukan dua musuh bebu­ manusia, dan Farid Husain. “Kaget semua
menemui wakil pemerintah, apalagi pejabat yutan ini di meja perundingan dan meminta pimpinan dan staf Suka Miskin. Kenapa tiba-
setingkat deputi menteri. “Belum waktunya, Ahtisaari memediasi pe­r undingan ini. tiba ada bule datang. Siapa orang ini, dari
belum bisa,” kata Juha, meniru ucapan “Juha bagus sekali. Kapan saja Anda mana. Dan ada perintah: ‘harus sediakan
seorang petinggi GAM yang menolak perlu, saya akan bantu Anda,” timpal Tapani, kamar, tidak boleh ada rekam, tidak boleh
bertemu Farid Husain. seperti ditirukan Juha. ada orang lain, jangan mengganggu.’ Satu
Farid jengkel bukan kepalang karena tak Pada hari Minggu, 15 Februari 2004, jam setengah dengan tiga orang ini,” kata
bisa bertemu petinggi GAM Swedia. Dia dan Tapani mempertemukan Juha dan Farid Juha, tentang pertemuannya dengan Tgk
tokoh-tokoh GAM hanya saling pandang Husain dengan Presiden Ahtisaari. Ini Muhammad Usman Lampoh Awe, Teuku
di lobi hotel. Usai pertemuan Juha dan tak lazim sebab Ahtisaari tidak pernah Kamaruzzaman dan Amni bin Ahmad
pemimpin GAM, Farid menggebrak meja. menerima tamu pada hari libur. Tapi waktu Marzuki. Esoknya, dia bertemu Muhammad
Dia memarahi Juha. Padahal, pertemuan memang ada hari itu karena esoknya dia Nazar (sekarang wakil gubernur) di Penjara
itu sangat diharapkan Farid. Sudah dua harus bertolak ke New York untuk satu Malang.
kali ia coba bertemu petinggi GAM. Tapi urusan penting di kantor PBB. Farid me­ Saat itu, GAM belum tahu siapa yang
selalu gagal. “Dia tidak mau memanggil laporkan kondisi pertemuan Ahad di Hel­ bakal memediasi perundingan dengan
saya (hadir dalam pertemuan),” kata Farid sinki itu pada Kalla. Akhir Februari, Kalla Indonesia. Juha sama sekali belum mem­
pada ACEHKINI, awal Juli lalu di Jakarta. dan Farid menghubungi Juha dan meminta berikan nama mediator kepada mereka.
“Saya marahi Juha. Saya gebrak mejanya,” pendapatannya soal Martti Ahtisaari. Juha baru menyebut nama Ahtisaari pada
ungkap Farid mengenang saat-saat dia Pertemuan antara Kalla dan Juha di pihak GAM tanggal 24 Desember, melalui
ditolak bertemu GAM. Jakarta berlangsung hampir dua jam. Ini selembar surat yang difax ke Malik Mahmud
Kemarahan Farid sempat membuat pertemuan yang cukup lama dirasakan Juha. dan Zaini Abdullah. Pasalnya, Ahtisaari
Juha gusar. Padahal, dia telah berencana “Saya rasakan sendiri meskipun saya orang baru menyatakan kesediaannya menjadi
mem­pertemukan bekas Presiden Finlandia yang banyak bicara. Saya menyampaikan mediator perundingan RI-GAM pada 23
Martti Ahtisaari dengan Pemerintah Indo­ argumentasi mengapa menurut saya begini, Desember.
nesia, Februari 2004. Tapi, itu belum dika­ begini, dan begini,” kata warga Lahti, Menurut Juha, perundingan harus di­
takan baik kepada pemerintah maupun Finlandia, ini. lakukan pada Januari 2005 karena Ahti­saari
pihak GAM. Juha punya keinginan agar pe­ Awal Desember 2004, Juha kembali tidak punya cukup waktu. Banyak tugas lain
rundingan kali ini dimediasi Ahtisaari yang ke Jakarta untuk mempersiapkan segala yang harus diselesaikannya. Tsunami yang
sudah dikenal mampu menyelesaikan se- meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember
jumlah konflik di berbagai belahan dunia. Juha Christensen dalam satu sesi wawancara 2004, mempercepat proses perundingan.
“Wah.. apa yang saya buat sekarang dengan ACEHKINI. Kedua pihak yang bertikai akhirnya sepakat
untuk memulai dialog damai pada Januari
di Helsinki, ibukota Finlandia.
“Sekarang kita punya kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan dan ekonomi,”
kata Juha. Yang lebih penting, tambahnya,
orang Aceh kembali memperoleh kebang-
gaannya. “Orang Aceh punya akar sejarah
panjang. Kini, akar sejarah itu dapat dirajut
kembali,” ujar Juha, yang menjadi tangan
kanan Ahtisaari selama proses perunding­
an berlangsung.
Saat implemetasi butir-butir perjanjian
Helsinki, Juha ikut berperan aktif di Aceh
Mo­nitoring Mission (AMM). Lalu, apa yang
membuatnya mau terlibat dalam upaya pe-
nyelesaian konflik Aceh? Kepada ACEH-
KINI, Juha buka rahasia: “Saya mungkin
punya otak untuk matematika dan bisnis.
Dalam hati, untuk kemanusiaan. Ada orang
suka main golf atau hobi lain. Jadi itu sep-
erti hobi, tetapi akhirnya menjadi tugas.”
Perjalanannya bagai nakhoda dari Lahti.[a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 23


24
3
tahun
AC H DAMAI

Ibarat Orang
asana penuh keakraban. Canda dan tawa
kerap hadir menyemarakkan kedua pihak
yang selama ini berbeda aliran politik. Per-

Pacaran
jalanan itu dimanfaatkan Farid untuk lebih
mendekati petinggi GAM. Dia berupaya
keras untuk meyakinkan Malik dan Zaini
soal komitmen pemerintahan Susilo Bam-
bang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dalam me-
nyelesaikan konflik Aceh secara damai.
“Dalam perjalanan itulah, saya banyak
masuk,” aku Farid saat ditemui ACEHKINI
oleh FAKHRURRADZIE GADE di kantornya di kawasan Rasuna Said
Jakarta Selatan, awal Juli lalu.
Farid mencoba menumbuhkan keper­
cayaan GAM terhadap Pemerintah Indonesia
selama perjalanan. Menurut Farid, Malik
sempat mempermasalahkan pernyataan
Wakil Presiden Jusuf Kalla di media, yang
menyebutkan orang Aceh takut sama orang
Makassar. Sebagai informasi, tiga tokoh
kunci perundingan yaitu Jusuf Kalla, Farid
Husain, dan Hamid Awaluddin merupakan
“geng Bugis.”
“Pak Farid, kenapa Pak Jusuf bicara
seperti itu,” ujar Malik.
“Teungku, saya kenal Pak Jusuf. Tak
mungkin beliau bilang begitu,” jawab Farid.
Agar Malik percaya, Farid langsung
mengambil telepon selular miliknya dan
menghubungi Kalla. Telepon kemudian
diberikan kepada Malik, sehingga keduanya
bisa berbicara langsung. “Saat kami berhenti
dan pergi ke WC, saya telepon Pak Jusuf
Kalla. Pak Malik dan Pak Jusuf ngobrol
bersama. Pak Jusuf bilang, itu biasa,
wartawan salah kutip,” ujar dokter bedah
itu. Perbincangan telepon itu mencairkan
hubungan Malik dengan Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Malik meminta supir
menghentikan laju Mercedez yang membelah
jalanan bersalju, agar mereka bisa buang air
“Farid,” kata Perdana Menteri empat perunding Indonesia dan Menteri kecil dan membeli kembang serta oleh-oleh
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Koordinator Bidang Politik, Hukum dan untuk Lisa, istri Juha Christensen. Usai
Mahmud, “saya percaya kamu. Tapi saya Keamanan, Widodo Adi Sucipto, memilih membeli kembang, mereka melanjutkan
belum percaya Jakarta.” pulang ke Jakarta, sedangkan Farid tetap perjalanan. Kesempatan itu digunakan
Farid tersentak. Belum lagi negosiator bertahan di Finlandia. Farid untuk kembali meyakinkan pihak
mewakili Indonesia itu memberi jawab, Di pagi yang dingin itu, delegasi GAM GAM agar menerima otonomi khusus yang
Malik berujar, “Saya belum percaya sama terdiri atas Malik Mahmud, Zaini Abdullah, ditawarkan pemerintah.
orang yang berbaju hijau.” M. Nur Djuli bertandang ke Lahti untuk “Teungku, terimakasih. Karena Teungku­
Orang berbaju hijau yang dimaksud bertamu ke rumah Juha Christensen, tokoh lah, kita semua sehat hari ini,” ujar Farid.
Malik Mahmud adalah TNI. Kecurigaan kunci di balik perundingan Helsinki. Malik “Kalau Teungku tidak ada di mobil ini,
Malik tak berlebihan. Beberapa kali proses mengajak Farid ikut serta. Nur Djuli tak belum tentu mobil akan berhenti, sehingga
perundingan selalu gagal dan ujung- semobil dengan Malik. Dia dan teman- kami tidak bisa buang air kecil.”
ujungnya pemerintah mengirim tentara ke temannya memilih naik sedan lain. Tindakan Malik memberhentikan
REPRODUKSI DARI MAKING PEACE/KATRI MERIKALLIO

Aceh untuk menumpas gerilyawan GAM. Farid semula ingin semobil dengan mobil digunakan Farid untuk meyakinkan
“Pemerintah sekarang adalah tentara perwakilan GAM lain, tapi Malik men­ bahwa GAM bisa mengendalikan negara
dan sipil,” ujar Farid coba meyakinkan cegahnya. Dia meminta Farid ikut dalam ini, jika mereka mau menerima tawaran
Malik. “Kalau Teungku tidak percaya, ayo mobil yang ditumpangi bersama Zaini otonomi khusus. “Kalau Teungku mau
bicara dengan Pak Jusuf Kalla.” Abdullah, koleganya yang menjabat Menteri ubah pemerintah,” kata Farid kepada
Dialog antara Malik Mahmud dan Farid Luar Negeri dan Menteri Kesehatan GAM. Malik, “Teungku harus masuk dalam pe­
Husain berlangsung dalam sebuah Mercedez Jadilah mereka bertiga dalam satu mobil. merintahan. Karena Teungku tidak mungkin
Benz saat menempuh perjalanan ke Lahti, Farid duduk di tengah, sementara Malik di mengubah jika berada di luar.”
kota kecil di pinggiran Helsinki, ibukota bagian kanan dan Zaini di kiri.
Finlandia, usai perundingan babak pertama, Perjalanan berjarak 100 kilometer, ***
pada 29 Januari 2005. Usai pertemuan, digambarkan Farid, berlangsung dalam su­
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 25
Farid Husain dikenal pandai Dalam upaya merintis hubungan dengan di lobi. “Dia jemput dan antar saya ke lobi.
melobi, padahal dia bukan seorang di­ tokoh-tokoh GAM, Farid sempat beberapa Kata sekretarisnya, seumur-umur saya baru
plomat. Juha menggambarkan sosok kali berusaha menemui pucuk pimpinan sekali ini ada yang begini. Semua orang
Farid sebagai orang yang tidak kenal kata tertinggi kelompok itu, Teungku Hasan di Aceh menganggap saya, orang yang bisa
menyerah. Pernah dua kali dia ditolak Tiro, di kediamannya di Stockholm, Swedia, dipercaya,” ujar Farid bangga.
bertemu Malik cs, tapi Farid tak langsung tapi selalu gagal. Dalam bukunya, Farid Menurut sekretarisnya, tulis Farid dalam
patah arang. Dia berusaha mendekati mengakui bahwa tidak semudah itu untuk bukunya, biasanya Hasan Tiro menunggu
mereka melalui lingkaran keluarga. Suatu dapat menjumpai Hasan Tiro. Pertemuan tamunya di kamar apartemennya. “Saya
ketika, Farid sengaja terbang ke Singapura Farid dengan deklarator Aceh merdeka dapat melihat senyum dan kegembiraan di
untuk bertemu Amir, abang kandung yang baru berhasil terwujud empat bulan setelah wajah Hasan di Tiro ketika kami akhirnya
sangat disegani Malik. Pada Amirlah, Malik Memorandum of Understanding (MoU) berjabat tangan. Ia mengenakan setelan
menitip semua anggota keluarganya saat Helsinki diteken. formal dengan jas berwarna coklat.
dia menetap di Swedia. Tak hanya keluarga Suatu hari bulan Desember 2005, Farid Perawakannya kecil, tetapi wibawanya tak
Malik, Farid juga menjumpai keluarga Zaini mendapat tugas bertemu Hasan Tiro, untuk hilang karena itu,” kenang Farid.
Abdullah di Desa Teureubue, Kecamatan mendiskusikan hal-hal yang sudah dicapai Sambil mencicipi makanan kecil, dalam
Mutiara, Pidie. setelah kesepakatan damai. Selain itu, dia suasana penuh keakraban selama dua jam,
“Tidak mungkin begitu saja bisa ketemu juga menyampaikan undangan dari Jusuf mereka berdiskusi banyak hal. Hasan Tiro
mereka. Saya ketemu bapaknya Zaini. Kalla pada Hasan Tiro untuk menghadiri berulang kali menitip pesan agar kedua
Saya bikin hubungan emosional dengan pertemuan segitiga antara pemerintah In­ belah pihak memelihara perdamaian dan
bapaknya,” beber Farid. donesia, Martti Ahtisaari –mediator proses jangan mencederainya lagi.
Tak cukup melobi GAM Swedia, Farid pe­r undingan Helsinki—dan pimpinan “Saya bilang, saudara-saudara kita di
juga bergerilya bertemu beberapa kalangan. GAM. Aceh ingin ayahandanya pulang,” tutur Farid
Menurut dia, ada lima faksi di tubuh GAM Farid menghubungi Malik untuk meng­ seraya menambahkan, yang penting dalam
yang harus ditemui untuk menemukan kata atur pertemuan dengan Hasan Tiro. Setelah perdamaian bersedia untuk kompromi dan
sepakat karena keputusan dalam kelompok mendapat lampu hijau, dia berangkat ke harus bermartabat.
gerilyawan itu diambil secara kolektif. Faksi Finlandia. Bersama Juha, Farid bertolak Ketika menyampaikan undangan dari
pertama adalah pasukan GAM di lapangan, ke Stockholm. Tiba di bandara, keduanya Kalla untuk menghadiri pertemuan segitiga
kemudian GAM Swedia, kalangan (aktivis) dijemput Malik dan sekretarisnya. Kemu­ di Filandia, Hasan Tiro meminta maaf
sipil, “dutabesar” GAM di sejumlah negara, dian, mereka bersama menuju apartemen tak bisa datang karena alasan kesehatan.
dan terakhir adalah para pemikir GAM tempat Hasan Tiro di Norsborg, Stockholm. Sebenarnya, dia sangat ingin hadir dalam
(think tank). “Saya dekati satu per satu Salju turun cukup deras, dan malam pertemuan tersebut, tetapi karena usianya
agar semuanya bilang iya, baru boleh mulai menjelang saat mereka dalam per­ sudah lanjut, dia sudah jarang keluar
ketemu,” ujar mantan dosen di Universitas jalanan ke kediaman Hasan Tiro. Pikiran rumah, sebut Farid dalam bukunya.
Hasanuddin itu. Farid melambung ke suatu hari akhir Farid Husain menggambarkan lobi-lobi
Farid juga terbang ke sejumlah negara Agustus 2003 saat menjejak kaki di untuk meyakinkan GAM dari berbagai faksi,
untuk bertemu “dutabesar” GAM, semisal kawasan itu. Tetapi waktu itu dia tidak tahu ibarat seorang pria yang sedang merayu
Fadhlun di Belanda, Yusra di Denmark. apartemen Hasan Tiro, karena banyaknya belahan jiwanya. “Ini seperti orang pacaran.
Pertemuan dengan para “dutabesar” ini, bangunan di komplek tersebut. Kita tidak bisa main paksa,” katanya sambil
kata Farid, terbilang sulit. “Mereka sampai Farid tidak ingat lagi Hasan Tiro tinggal tersenyum-senyum. [a]
menggebrak meja, mereka menceramahi di lantai berapa. Tetapi yang membesarkan
dan memaki-maki saya,” aku Direktorat hatinya, malam ketika mereka tiba di Farid Husain saat ditemui ACEHKINI
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen apartemen itu, Hasan Tiro turun menjemput di kantornya, Jakarta.
Kesehatan ini. “Tapi saya harus bersikap
tenang dan bertahan.”
Kepada para “dutabesar”, Farid bilang
bahwa dia simpati dengan perjuangan yang
sedang digelorakan. Dia kemudian menarik
garis sejarah pemberontakan Andi Aziz
dan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.
Menurutnya, orang Bugis sudah dua kali
melakukan pemberontakan terhadap re­
publik dan menginginkan kemerdekaan.
“Selama ini mati satu per satu kita punya
keluarga,” ujarnya mencoba meyakinkan
pihak GAM. “Sekarang mari masuk bersama,
kita urus negara ini. Buktinya, kami
sekarang sudah pegang pemerintahan.”
Usai meyakinkan para pentolan GAM di
pengasingan, menjelang penandatanganan
Pakta Damai di Helsinki pada 15 Agustus
2005, bersama Mahyuddin, seorang warga
Aceh yang dikenal dengan GAM lapangan,
Farid bergerilya ke hutan di pedalaman
Aceh Utara untuk menemui Jurubicara
Militer GAM Sofyan Dawood.
deDEK - ACEHKINI
26
3 tahun
AC H DAMAI

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 27


Usai Jamuan
di Sebuah Jambo
oleh fakhrurradzie gade, NURDIN HASAN dan Yuswardi a suud

Mahyuddin baru saja tiba di Esok hari, keduanya menuju rumah Jusuf
Jakarta dari Kuala Lumpur saat Wakil Pre­ Kalla di Jalan Haji Bau, Makassar. Kalla saat
siden Jusuf Kalla menghubunginya melalui itu menjabat Menko Kesra. Usai pertemuan
telepon selular. Di ujung telepon, Kalla itu, Mahyuddin dan Farid memulai “gerilya”
memberinya tugas khusus. “Mahyuddin, mulai dari Aceh hingga Malaysia, Belanda
kamu harus meyakinkan orang lapangan dan Swedia untuk bertemu tokoh GAM.
agar mereka setuju dengan perdamaian,” Mereka juga membangun jaringan dengan
pesan Kalla. tokoh-tokoh di Aceh, termasuk para
Tak buang waktu, Mahyuddin mencari panglima GAM dan aktivis gerakan sipil.
tiket pesawat tujuan Medan. Bersamanya Dari sekian banyak orang Aceh harus
ikut Farid Husain, negosiator Indonesia mereka temui, ada seorang yang tetap di­
di perundingan Helsinki. Dari Bandara kenang Mahyuddin sampai sekarang yakni
Sukarno-Hatta Cengkareng, Tangerang, Teungku Idi. Ia seorang lanjut usai yang
Banten, Mahyuddin dan Farid naik pesawat menetap di Desa Tungkop, Darussalam,
Garuda Indonesia penerbangan pertama. Aceh Besar. “Beliau pernah bilang kepada
Kepergian mereka, tanggal 10 Agustus 2005 saya dan Farid saat kami bertemu tahun
itu, ke Aceh, sangat rahasia. Mahyuddin 2003 bahwa suatu hari nanti, Aceh pasti
tak memberitahu siapapun tujuan kebe­ damai asalkan tidak ada pihak yang ber­
rangkatan mereka kali ini. Begitu juga Farid, khianat,” ujar Mahyuddin, yang ditemui
termasuk pada istrinya. ACEHKINI di Plaza Senayan, Jakarta, akhir
Sesampai di Bandara Polonia Medan, Juni lalu.
Mahyuddin dan Farid ketemu banyak tokoh “Teungku Idi ialah orang yang diberi
Aceh. Tapi keduanya bungkam. Dari Medan, kelebihan oleh Allah untuk melihat masa
mereka naik penerbangan khusus milik depan. Atas permintaan Farid, beliau per-
ExxonMobil, perusahaan minyak raksasa nah meramal bahwa Susilo Bambang Yu­
asal Amerika Serikat (AS) – yang menguras dhoyono dan Jusuf Kalla akan jadi presiden
isi perut bumi Aceh sejak awal 1970-an, dan Perasaan was-was menyelimuti ke­dua dan wakil presiden Indonesia jauh sebe-
mendarat di bandara Desa Nibong, Aceh “pelobi” ini. Apalagi, sepanjang perjalanan, lum pemilu 2004 digelar,” jelas Mahyud-
Utara. mereka menemukan puluhan pos TNI, Bri- din, sambil memperlihatkan “dokumen ra­
Dua kolega Mahyuddin telah menunggu mob, dan polisi. Mereka harus menempuh malan” tersebut.
dengan Kijang Innova. Mahyuddin dan jalan tikus berliku, untuk menghindari Pria asal Pidie ini mengaku, dia selalu
Farid dibawa ke Masjid Nibong, tak jauh pasukan pemerintah yang berjibun jumlah­ berharap agar Teungku Idi bisa melihat
dari bandara milik Exxon. Satu truk yang nya. Beruntung, selama perjalanan mereka damai di Aceh. “Namun, ternyata Allah
biasanya digunakan untuk mengangkut tidak dihentikan aparat. Menurut Farid, berkehendak lain. Pada hari Jumat, sebulan
batu dan pasir sudah siaga. Dengan truk setiap kali bertemu pos aparat, sang supir sebelum MoU Helsinki ditandatangani,
inilah mereka akan menempuh perjalanan langsung mengangkat tangan dan memberi Teungku Idi dipanggil oleh Yang Maha
sepanjang 50 kilometer untuk bertemu salam. Kuasa,” tutur Mahyuddin.
Jurubicara Militer Gerakan Aceh Merdeka Menurut Farid, perkenalannya dengan
(GAM) Sofyan Dawood. *** Mahyuddin semakin membuka jalan
Siang itu, Mahyuddin dan Farid bertemu men­dekati para tokoh GAM baik dalam
Sofyan Dawood di Pante Bahagia, sebuah Dua tahun sebelum perjalanan maupun luar negeri. Memang tak diragukan
bukti di pedalaman Aceh Utara. Agendanya, ke Pante Bahagia, Mahyuddin sudah hubungan Mahyuddin dengan tokoh GAM.
melaksanakan tugas Jusuf Kalla untuk mulai terlibat dalam menjajaki upaya Sampai-sampai Jusuf Kalla berujar pada
meyakinkan GAM lapangan, menerima perundingan kembali antara GAM dan Farid: “Dia itu bukan GAM, tetapi dia lebih
keputusan pimpinan mereka di Swedia yang Indonesia. Suatu hari, dia dipertemukan GAM daripada GAM.” Namun kepada
akan berdamai dengan Indonesia. “Kalau dengan Farid oleh Sutejo Juwono, sekretaris ACEHKINI, Mahyuddin menegaskan bahwa
orang lapangan tidak setuju perdamaian, menteri koodinator bidang kesejahteraan dirinya bukan anggota GAM.
ini bakalan repot,” ujar Kalla kepada rakyat (Menko Kesra). Perkenalan antara
Mahyuddin. Mahyuddin dan Farid berlangsung di Hotel ***
Perjalanan ke Pante Bahagia melintasi Sahid Makassar. Mereka menghabiskan
medan berat: jalanan berbatu dan ber­bukit. malam sambil bersantap ikan bakar. Kembali ke kisah perjalanan
KIRI-KANAN: DEDEK -ACEHKINI; MURIZAL HAMZAH -ACEHKITA.COM
28
3
tahun
AC H DAMAI

Mahyuddin dan Farid untuk bertemu


Sofyan Dawood. Sebelum mengirim “utusan
khusus”, Jusuf Kalla mengontak Sofyan.
Dia menanyakan apakah GAM lapangan
mendukung keputusan pemimpin mereka
di Swedia yang mau berdamai dengan
pemerintah. Apalagi dalam putaran terakhir
perundingan Helsinki, kedua pihak telah
sepakat untuk meneken Pakta Damai.
Sofyan menjawab, pihaknya pasti akan
mendukung apapun keputusan yang diambil
petinggi GAM di Swedia. Untuk menguji
komitmen Sofyan, Wapres mengirim Farid
dan Mahyuddin bertemu muka dengan
jurubicara militer yang juga Panglima GAM
Wilayah Pasee. Selama ini, antara mereka
telah terjalin komunikasi melalui telepon.
Kepada Kalla, Sofyan memberi jaminan
keselamatan Mahyuddin dan Farid mulai
dari bandara Exxon hingga bertemu
dengannya dan sampai mereka kembali ke
bandara. “Makanya, saya kerahkan pasukan
di sepanjang perjalanan yang mereka
lewati. Saya juga perintahkan pada pasukan
GAM bila ada kejadian tak diinginkan, berpakaian preman. Mahyuddin pernah Pak Jusuf Kalla ngobrol di telepon. Lalu
keselamatan Pak Farid dan Pak Mahyuddin bertanya pada Sofyan soal pengamanan. Sofyan menghubungi Muzakkir (Manaf)
harus diutamakan,” kata Sofyan. “Kalau diserang, apa akan tembus ke sini?” dan menyerahkan telepon pada Farid,”
Malah tanpa sepengetahuan Mahyuddin tanyanya. “Tidak,” jawab Sofyan pasti. ujar Mahyuddin, yang masih terlihat gagah
dan Farid, supir truk yang membawa Jawaban Sofyan membuat Mahyuddin meski sudah berusia 63 tahun.
mereka juga gerilyawan GAM, lengkap dan Farid bernafas lega. Belakangan, Sofyan Pertemuan di sebuah bukit berlangsung
dengan senjata. “Saya pesan kepadanya dan baru membongkar strategi pertemuan itu. akrab. Sofyan dan Farid terlibat perbin­
pasukan yang mengamankan perjalanan Dalam bukunya, Farid menulis, Sofyan telah cangan hangat. Sofyan menyuguhi mereka
bahwa keselamatan kedua orang itu adalah menyiapkan strategi evakuasi jika pasukan bersantap ketan kuning, ayam panggang,
prioritas utama,” kata Sofyan kepada TNI menyerang. Bahkan ia mengaku durian, rambutan, dan langsat, di sebuah
ACEHKINI, awal Agustus lalu. “menyesal” menyiapkan pertemuan di jambo. Farid mengaku makanannya ckup
Untuk mengelabui pasukan keamanan, sebuah ladang yang harus dicapai dengan lezat dan tanpa malu-malu, dia menyantap
Farid dan Mahyuddin menyamar sebagai mendaki. Apalagi untuk menuju tempat sampai kenyang.
toke pasir atau orang biasa sehingga aparat pertemuan, Sofyan dan pasukannya harus Usai bertemu Sofyan, Mahyuddin dan
tak curiga. Itu pula alasannya, kendaraan menempuh perjalanan selama tiga hari-tiga Farid kembali ke Desa Nibong, melalui
yang membawa mereka ke tempat penantian malam. rute dan truk yang sama. Perasaan mereka
Sofyan menggunakan truk pasir. “Jika “Saya tidak sadari ternyata Pak Farid lega. Tetapi, ketegangan masih tampak di
mereka pakai Innova, pasti curiga aparat,” orangnya besar dan gemuk. Jadi, ketika saya wajah kedua pria ini. Sesampai di Masjid
kata Sofyan Dawood. melihat Pak Farid berjalan dan berusaha Nibong, Mahyuddin mengajak Farid mera­
Sesuai perjanjian, ungkap Mahyuddin, menggapai sesuatu di jalan mendaki, sakan kelezatan rujak khas Aceh, sembari
perjalanan baru mendekati “tempat penan- saya langsung memberikan tangan untuk menunggu pesawat tiba di Bandara Ex­
tian” Sofyan, setelah mereka bertemu orang menolongnya. Saya juga segera kontak xonMobil. Agak lama mereka menunggu
bersepeda motor membawa jerigen. Benar teman yang berbadan lebih besar, sebab, pesawat, sehingga Mahyuddin kembali
saja, usai bertemu pembawa jerigen, mer- kalau ada apa-apa, saya tidak bisa membawa mengajak Farid makan di Lhoksukon,
eka tiba di lokasi pertemuan dengan Sofyan. lari Pak Farid yang berbadan besar. Tidak ibukota Aceh Utara.
Dua tamu dari Jakarta itu disambut dan kuat,” kata Sofyan. Di sebuah warung nasi, ungkap Mahyud­
dipeluk Sofyan. Benar-benar penuh keakra- Di ladang berbukit itulah, Mahyud- din, Farid terlihat mondar-mandir. Ia gelisah,
ban, layaknya teman dekat yang sudah lama din, Farid, dan Sofyan membahas soal sampai-sampai, Farid tak mau makan. “Saya
tak bersua. per­damaian antara GAM dan Indonesia. was-was juga, tapi bagaimana pun, ini kan
Sofyan mengaku telah mengenal Mah­ “Saya tanya pada Sofyan, apa GAM lapang­ kampung saya,” kata Mahyuddin.
yuddin sejak tahun 2001. Tapi perkenalan an mau menerima perdamaian?” ungkap “Ketegangan” sampai membuat Farid
hanya sebatas komunikasi melalui telepon Mah­y uddin. Jawaban Sofyan sama seperti salah tingkah. Dia hampir saja memberi
dan tak pernah bertemu muka. Jadi, per­ diberikan pada Kalla bahwa pasukan GAM kartu nama pejabat negara pada seorang
temuan di bukit Pante Bahagia dengan mendukung keputusan pimpinan mereka di polisi yang menegurnya. Untung saja, Mah­­
hembusan angin sepoi-sepoi adalah yang Swedia. yuddin melihat dan mencegahnya. Kete-
pertama mereka bertatap muka. Untuk meyakinkan Mahyuddin dan gangan itu membuat Mahyuddin menitip
Pengamanan di lokasi berlapis. Mah­ Farid bahwa pasukan GAM lapangan pesan pada Ali Jauhari, teman yang me­
yuddin memperkirakan, ada dua ratusan menerima perdamaian, Sofyan langsung nemaninya. “Kalau saya meninggal di sini,
pasukan GAM mengamankan kawasan menghubungi Panglima GAM, Muzakkir tolong bawa pulang jenazah saya ke Sigli,”
berbukit itu. Ada bersenjata lengkap. Ada Manaf. Kabar gembira ini juga disampaikan pesan Mahyuddin. “Tolong juga kasih kabar
berpakaian loreng, tak sedikit pula yang Farid kepada Jusuf Kalla. “Sofyan dan kepada keluarga saya di Jakarta.” [a]
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 29
KOLOM

Dame-dame
...peluru bisa membunuh seorang hingga mencabut beberapa nyawa,
tetapi berita mampu mem­bumihanguskan kampung
akibat pemberitaan provokatif.

“Aceh tak seksi lagi!” Awal- Aceh Merdeka. Agenda koh beude
nya ungkapan itu saya biarkan ber­ atau decomisioning dan relokasi
lalu begitu saja. Bukan saja tidak TNI/Polri yang berlangsung hingga
penting, tapi meluncur bu­kan dari akhir 2005 silam merupakan akhir
orang penting, apalagi berpenga­ dari proses eksplorasi berbagai
ruh. Tak lama kemudian saya peristiwa di Aceh. Yang terbaru
terhenyak juga dengan ung­kapan adalah proses pemilihan kepala
tersebut. Dalam benak saya sem- da­erah langsung yang digelar
pat berkecamuk antara ungkapan Desember 2006 silam.
selintas atau ungkapan yang sarat Bisa jadi “tak seksi” adalah
makna dengan memakai istilah se- asumsi jurnalis Aceh yang gemar
dikit nakal. Mukhtaruddin dengan berita tam tum atau
Saya berusaha mencari berbagai Yakub berita berbau rusuh. Sungguh
kesimpulan terhadap ungkapan itu. disayangkan, jika format berpikir peristiwa berdarah. Konon pula
Antara akal sehat dan daya imaji- Jurnalis Televisi. jurnalis Aceh terkontaminasi ada tragedi kemanusiaan yang
nasi saling berkecamuk. Memang dengan peristiwa ke­kerasan dan memancing emosi pembaca atau
tak terlalu lama menemukan jawa- tragedi kemanusiaan. Kekerasan pemirsa atau pendengar. Bisa saja
ban. Ternyata ungkapan “tak seksi” dan duka lara kerap jadi berita pemilik media berdalih, mereka
ter­kait dengan semakin sulitnya pilihan dan tak jarang muncul mene­rapkan jurnalisme empati
jurnalis menyuplai berita atau lapo- sebagai headline media. Tak heran untuk menggugah penonton atau
ran peristiwa ke redaksi mereka. jika ada yang menuding bahwa pembaca. Yang pasti jurnalis dan
Berita ringan atau soft news tak kantor media di Indonesia, bahkan media sudah bersalah mengeksploi-
menarik bagi majikannya. Apalagi, dunia, hanya tergiur dengan darah tasi nasib masyarakat. Nah, format
hard news banyak dipasok dari dan air mata. “Tanpa darah dan inilah yang te­ngah menggelayut
daerah lain. Sehingga muncul isti- air mata, bukan berita!” Demikian para pekerja pers sehingga muncul
lah “Aceh tak seksi lagi!” tudingan yang kerap dialamatkan istilah “Aceh tak seksi lagi!”
Alasan ini diperkuat asumsi pada media sebelum perjanjian Padahal, darah dan air mata
para senior salah satu media Helsinki. pasti melahirkan dendam. Istilah
elektronik. Mereka menganggap Benar saja, image ini yang men­ darah air mata disingkat menjadi
pemberitaan soal Aceh sudah jerumuskan para jurnalis terpatron ‘dam.’ Dam dalam terminologi Aceh
habis-habisan atau mencapai pada jurnalisme kekerasan sep- identik dengan dendam. Jika den-
klimaks ketika tsunami dan erti bunyi senjata atau bentrokan. dam dipelihara, bukan tak mung-
setahun perjanjian damai antara Pe­tinggi media pun sumringah kin Serambi Mekkah hanya tinggal
pemerintah Indonesia dan Gerakan saat ada gambar kerusuhan atau nama. Konon, unsur dam yang

30
3tahun
AC H DAMAI

jangan ‘Darah dan Air Mata penyanderaan GAM. Peristiwa


Anak Isteri’ atau ‘Darah dan Air menimpa para jurnalis ketika
Mata Anak Ibu.’ Tapi damai yang konflik dan pemberlakuan darurat
sesungguhnya. Juga bukan dame- militer adalah kenyataan pahit.
dame alias boleh lebih kurang. Darah dan air mata anak atau isteri
Bukanlah dame-dame sebagai begitu nyata ketika itu. Belum lagi
implementasi dari pelarian proses para pekerja kemanusiaan yang
hukum seperti yang disaksikan di senantiasa terancam jika kekerasan
jalan raya atau “jual-beli” seperti masih menjadi brand mark daerah
kasus BLBI yang melibatkan para Serambi Mekkah. Biarlah, Aceh ini
jaksa agung muda. Kalau damai menjadi Darul Salam atau negeri


dijadikan dame-dame, maka damai daripada Darul Harb atau
apa pun yang dilakukan untuk negeri perang.
menyelamatkan perdamaian sulit Begitu panjang episode
bisa bertahan lama. Muaranya, keke­rasan di Aceh. Sejak
Aceh bersimbah lagi pada konflik Jangan pemberontakan pertama meletus
yang saya yakini tak akan reda lagi. Desember 1976, hanya beberapa
Ikrar Lamteh yang pernah
sampai saat Aceh damai. Masa DOM yang
lahir pada 8 April 1957, merupakan jurnalis berlangsung pa­da periode 1989-
agenda dame-dame. Pemerintah melahirkan 1998 bukan masa yang indah.
Indonesia ingin meredam
pemberontakan Teungku
Muhammad Daud Beu­reu’eh
yang kecewa karena Aceh dilebur

kelompok
pendendam.
Kuburan tanpa nama bertebaran
di mana-mana. Pembantaian
nyaris menjadi hal biasa dengan
dalih penyelamatan negara.
dan digabung ke Sumatera Utara Demikian juga pasca pen­cabutan
pada 23 Januari 1951 oleh PM DOM periode 1999-2005. Ajang
Muhammad Natsir. Natsir bahkan pembantaian baru seperti Tragedi
mengumumkan secara langsung KKA dan pembantaian Arakundo
peleburan Aceh melalui RRI Banda atau kasus Bantaqiah. Maka saat
Aceh. Padahal, provinsi Aceh damai biarlah bersemi untuk
baru berusia setahun lebih yang selamanya bukan sejenak seperti
didirikan tanggal 17 Desember yang terjadi pada masa lalu.
1949. “Memang enak hidup tak da­
Bagi yang pernah merasa getir­ mai,” begitu sindiran anak-anak
nya kondisi mencekam, pahitnya yang sering terdengar. Bayangkan
berada di bawah bayang-bayang saja, bagaimana kehidupan malam
ketakutan, tak ada yang berharap bisa dinikmati tanpa rasa aman.
suasana demikian hadir lagi dan Tegasnya, kehidupan malam
meramaikan pemberitaan di Aceh. saat konflik bagai barang langka
Ingat, semua sudah lelah dengan yang tak bisa dibeli. Suasana
perseteruan dan skenario menjijik- mencekam, saling curiga dan tanpa
kan. Tak perlu berharap banyak tenggang rasa adalah bagian yang
dari pemberitaan kekerasan dan selalu mewarnai kehidupan warga
dibesar-besarkan, maka jurnalis bombastis. Karena konflik Aceh su- Aceh. Jika damai sudah tampak
pun tidak hanya memblow-up dam dah tak lagi jadi komoditi laporan di pelupuk mata, mengapa harus
tapi juga dendam. Artinya, damai menggiurkan. Bukan hanya untuk dilumuri lagi dengan kekerasan?
menjadi hal sangat sulit digapai. luar negeri, dalam negeri pun sudah Jurnalis bukan malaikat atau
Karena dam masih dipelihara bu- tak sudi. Jadi, berhentikan berpikir manusia setengah dewa. Sebagai
kan dijadikan pelajaran berharga bahwa berita ada jika kekerasan manusia biasa, dia tak kuasa
untuk memulai kehidupan baru. masih terjadi. mem­bendung kekerasan. Jangan
Jika fenomena ini dipelihara, Begitu lelah, jurnalis berada lupa, karya jurnalis jauh lebih
jangan salahkan masyarakat jika di bawah tekanan. Bukan saja, besar efek­nya daripada desingan
jurnalis nantinya akan menjadi oleh illegal, kelompok legal pun peluru. Jika peluru bisa membunuh
komunitas provokasi. Bahkan, le­ tak hen­tinya merongrong media. seorang hingga mencabut beberapa
bih sadis dicap provokator akibat Sudah banyak korban harta dan nyawa, tetapi berita mampu mem­
laporan kekerasan yang selalu jiwa. Tidak sadarkah kita pada bumihanguskan kampung akibat
disajikan lewat beritanya. Lalu, pengorbanan teman-teman jurnalis pemberitaan provokatif. Toh, masih
kemanakah nurani yang jadi yang telah mendahului. Sebut saja ada berita seksi lainnya. Jurna-
pijakan jurnalis membuat laporan Jamaluddin, kamerawan TVRI lis bisa memilih berita korupsi
sehingga bisa melahirkan dampak Banda Aceh yang ditemukan atau investigasi lebih mendalam
positif bagi kehidupan warga di tak bernyawa, Ersa Siregar yang lebih bermanfaat daripada
daerah ini. Jangan sampai jurnalis yang tertembak dalam kontak mengeksploitasi kekerasan. Na-
melahirkan kelompok pendendam. senjata. Juga Feri Santoro yang mun, terserah bagaimana jurnalis
Damai di sini bukanlah kepan­ hampir setahun berada di rimba menyikapi de­ngan arif. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 31


DAMAI DALAM BUKU

Agar Damai tak Lekang

oleh Nurdin hasan


FOTO: Jenni-Justiina Niemi/Crisis Management Initiative

Damai Aceh yang ditoreh di langsung dalam proses itu bersedia menulis Sewajarnya sejarah harus ditulis agar
Helsinki, Finlandia, patut dicatat dalam rekaman pengalaman pribadi. Selain bisa ide, pikiran, ungkapan, pengalaman, hasrat
sejarah, dengan tinta emas. Upaya meretas dijadikan kenangan dan pembelajaran, juga jiwa, harapan dan cita-cita bisa diketahui
perundingan yang telah mengubah wajah sebagai landasan memperkuat perdamaian, publik. Sejauh ini, tidak hanya Hamid
Aceh patut dipuji karena para pihak telah yang baru berusia tiga tahun. dan Farid yang telah merangkai kata-kata
menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di Memang, menulis sendiri realita yang dalam buku tentang upaya mewujudkan
atas segalanya, untuk mengakhiri masa- dijalani terkadang menimbulkan dilema- perdamaian di Aceh. Seorang jurnalis
masa penuh kelabu dan kelam. tis dan terkesan tak objektif. Itu pula yang Finlandia yang mengikuti dari dekat proses
Sejarah tak terjadi begitu saja, tapi dibuat. dialami Hamid Awaludin dan Farid Husain perundingan itu juga telah menuliskan
Begitu pula upaya menyelesaikan konflik – dua tokoh kunci di balik lahirnya kesepak- sebuah buku. Seseorang yang terlibat dalam
yang mendera selama hampir 30 tahun di atan damai Helsinki. Tetapi mereka berdua misi untuk merajut perdamaian sedang
Aceh ditempuh melalui jalan berliku. Tentu telah merangkai pengalaman untuk ditu- menyiapkan sebuah buku.
merangkai kembali perjalanan sejarah angkan dalam buku. Banyak rahasia tentang Begitu pula dengan Ahmad Farhan
mewujudkan perdamaian harus dibuat. liku-liku menjajaki upaya perdamaian yang Hamid yang menuliskan buku berdasarkan
Apalagi kalau orang-orang yang terlibat sebelumnya tertutup rapat jadi benderang. catatan pribadinya selaku anggota Dewan

32
3tahun
AC H DAMAI

dari Ingatan

Perwakilan Rakyat (DPR) meski sebagian dan GAM di Jenewa. Kajiannya meninjau khasanah dan pengetahuan tentang Aceh
kalangan sempat komplain tentang seba­ masalah keadilan dan hak asasi manusia. dari berbagai sisi.
gian isinya. Dalam buku yang berjudul Ada juga tulisan Kirsten E. Schulze, yang Dua buku yang ditulis pelaku perun­
“Jalan Damai Nanggroe Endatu,” Farhan mengupas tentang peran Aceh Monitoring dingan dari pihak pemerintah, ujar seorang
mengupas mulai dari memutuskan mata Mission (AMM) dalam mengawal imple­ aktivis yang selama ini getol mengumpul-
rantai kekerasan di Aceh, serangkaian mentasi perjanjian Helsinki. kan buku-buku tentang Aceh, “kesannya
proses dialog yang dilakukan Pemerintah Tentu banyak buku-buku, kajian-kajian, Indo­­nesia banget.” Jadi, alangkah lebih
Indonesia dan GAM hingga lahirnya dan laporan-laporan lain yang telah dan akan elok kalau ada perunding GAM yang menu-
Undang-undang Pemerintahan Aceh. diterbitkan tentang sejarah kontemporer lis liku-liku perjalanan merangkai perda-
Beberapa laporan tentang Aceh dalam dan perdamaian Aceh. Bukankah hasil yang maian. Sehingga ada perspektif lain dan ke-
bahasa Inggris juga ditulis sejumlah dicapai di Aceh dapat menjadi referensi seimbangan versi, bagaimana damai Aceh
pengamat dan akademisi. Misalnya, Edward bagi warga belahan dunia lain yang masih dirajut, karena dia bukanlah milik satu pi-
Aspinall –ahli dari Australia—yang menulis berseteru. Perundingan Helsinki melibatkan hak. Generasi mendatang bisa mengenang
untuk Henry Dunant Centre, lembaga dua pihak. Menulis kembali pengalaman momentum penting ini. Dengan begitu, da-
yang pernah menfasilitasi perundingan RI para pelaku sejarah akan memperkaya mai tak mudah lekang dari ingatan. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 33


DAMAI DALAM BUKU

Bagai
Mendidik
Anak
Mandiri
oleh Nurdin hasan

Satu perjalanan pulang politik langsung bagaimana perdamaian dibangun


penuh luapan emosional setelah tiga dalam keadaan dan situasi yang keras Dalam proses (perundingan)
dekade menetap di pengasingan luar negeri seperti Aceh.
dan menyaksikan tanah leluhurnya luluh- Mantan Presiden Finlandia Martti
kadang-kadang satu pihak tak
lantak diterjang bencana gempa bumi Ahtisaari hadir saat peluncuran buku yang memercayai anda, kadang-
dan tsunami dipaparkan mendetil dalam bercerita tentang kesuksesan luar biasa kadang pihak lain, dan
buku karangan jurnalis Finlandia, Katri hasil upaya mediasinya, yang hanya butuh
Merikallio. waktu tujuh bulan untuk mengakhiri kemudian kedua pihak mulai
“Di tengah semua kehancuran dan konflik hampir 30 tahun di Aceh. “Ini toleran pada anda lagi.
kehilangan, suasana hati dan semangat bukan kerja seorang,” katanya, seraya
tetap tinggi. Rakyat membuat batu-bata, menekankan bahwa apa yang dicapai di
menggali tambak, membikin boat. Orang- Aceh adalah kerja keras dan komitmen
orang duduk di kedai kopi hingga larut kedua pihak selama lima putaran Putaran pertama perundingan yang
malam, seolah tidak pernah ada perang,” proses perundingan di Helsinki untuk digelar di Königstedt Manor di Vantaa,
ujar Malik Mahmud, pemimpin Gerakan mewujudkan perdamaian. luar kota Helsinki, hanya sebulan setelah
Aceh Merdeka (GAM), dalam buku itu, Kabar tentang perundingan baru tsunami menerjang. “Perdana Menteri”
tentang perjalanan pulang pertamanya ke (antara Indonesia dan GAM) di Helsinki GAM Malik Mahmud bersama tim
Aceh pada April 2006. awal tahun 2005 disambut skeptis di perundingnya hanya tinggal menyeberangi
Buku “Making Peace – Ahtisaari berbagai belahan dunia. Tetapi, satu Teluk Bothnia yang memisahkan Swedia
and Aceh” bercerita secara detil proses peristiwa dahsyat telah memaksa dan Finlandia untuk bergabung dengan
perundingan antara Pemerintah Indonesia perundingan baru antara pemerintah Ahtisaari dan delegasi Indonesia.
dan GAM berlangsung, dan bagaimana Indonesia dan GAM – gempa bumi dan Sebelumnya, teluk itu telah diseberangi
perjanjian damai diimplementasikan. tsunami yang menewaskan sekitar 180.000 beberapa kali oleh konsultan Finlandia,
Versi bahasa Filandia diluncurkan orang dan 600.000 lainnya kehilangan Juha Christensen, yang berusaha menjajaki
pada Agustus 2006, bertepatan dengan tempat tinggal pada Ahad pagi, 26 (kembali) perundingan dan akhirnya
setahun Memorandum of Understanding Desember 2004. Bencana pula yang oleh membujuk Ahtisaari mengambil alih.
(MOU) Helsinki antara pemerintah dan sebagian kalangan dipandang sebagai Christensen dan istrinya, Liisa, keduanya
GAM. Sedangkan, versi bahasa Inggris pendorong utama perdamaian Aceh. peneliti bahasa, pernah menetap di
diterbitkan sebulan kemudian. Buku ini bercerita bagaimana seorang Indonesia sekitar 20 tahun silam. Ketika
Merikallio, yang bekerja sebagai Panglima GAM mengirim pesan singkat menjadi konsultan untuk kepentingan
jurnalis majalah politik mingguan terbitan pada pemimpinnya di Stockholm, Swedia: bisnis Finlandia di Indonesia, Christensen
Finlandia, Suomen Kuvalehti, menulis “Untuk apa lagi kita berperang?” GAM mulai mengeksplorasi sendiri bagaimana
proses perundingan Aceh dengan cukup segera menyatakan gencatan senjata sepi- caranya menjajaki perdamaian di Aceh.
menggemparkan, hampir sama seperti hak setelah tsunami, sementara tentara In- Kepada ACEHKINI yang
kisah-kisah petualangan. Pembaca donesia tetap memburu mereka. “Para pe- mewawancarainya di satu hotel dekat
seolah diajak ikut larut dalam ruangan tempur (GAM) tak bersenjata yang sedang Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng,
perundingan. Selain mengikuti dari mencari anggota keluarga, ditangkap atau Banten, akhir Juni lalu, Christensen
dekat momen-momen di balik negosiasi, ditembak di tengah kehancuran,” kisah menyatakan bahwa pelibatan Ahtisaari
Merikallio terbang ke Aceh untuk melihat Merikallio dalam bukunya. merupakan “kartu terakhir” yang
AK JAILANI
34
3tahun
AC H DAMAI

dikeluarkannya untuk meyakinkan pihak kalau mereka tidak segera merebut kesem- kerangka yang disiapkan untuk dibahas
GAM agar bersedia memulai kembali patan ini, mereka mungkin tak akan per- dengan para pihak, dan dalam kerangka
negosiasi dengan Indonesia. “Pimpinan nah bisa pulang ke rumahnya di Aceh, tapi tersebut tidak ada opsi merdeka.
GAM hanya mau berunding kalau ada akan meninggal di sini di Utara,” ujarnya. “Tugas saya adalah menciptakan secara
penengah,” ujarnya. Ketika utusan Komisi Eropa, Aldo keseluruhan bahwa kedua belah pihak
Dengan keahlian bahasa, Christensen Dell’Ariccia datang mengunjungi kantor dapat menyesuaikan diri satu sama lain. Ini
menjadi tangan kanan Ahtisaari selama Ahtisaari, pegawai CMI menyatakan artinya bahwa satu perjanjian tak dapat di-
proses perundingan berlangsung, dan padanya bahwa perundingan mulai bulan capai sebelum seluruhnya disepakati secara
kemudian anggota misi internasional Januari dan akan berakhir pada Agustus. mendetil,” jelasnya dalam buku tersebut.
yang dikirim ke Aceh untuk memonitor Dell’Ariccia tentu saja khawatir mendengar Buku ini benar-benar menempatkan Ahti-
pelaksanaan perdamaian. Anggota tim rencana itu, dan ia bertanya sejauh mana saari sebagai “pahlawan” karena keberha­
Ahtisaari lain berasal dari organisasi orang-orang di CMI mengetahui situasi silan misi diplomasinya.
independen, Crisis Management Initiative di Indonesia dan Aceh. “Kami tidak tahu Merikallio menulis bahwa orang-
(CMI), yang didirikannya tahun 2000. Indonesia, tapi kami kenal Ahtisaari,” orang yang mengikuti secara dekat proses
Sementara Kementerian Luar Negeri jawab seorang pegawai. negosiasi yang dipimpin Ahtisaari setuju
Finlandia mengirim peninjau. Kendati suasana perundingan sedi­ pada satu hal: “Dia mempunyai satu
Ahtisaari mempelajari dengan serius ngin udara di luar (ruangan pertemuan), kemampuan luar biasa untuk menciptakan
kegagalan proses perundingan sebelumnya, tulis buku itu, Ahtisaari menolak untuk suasana sehingga orang komit untuk
yaitu Perjanjian Penghentian Permusuhan berhenti. Kehadirannya dilukiskan bagai menggapai satu tujuan. Perasaan setiap
(CoHA) dan memilih strategi sendiri: terba- seorang kepala sekolah kuno yang berdiri orang dilibatkan dan kontribusi semua
tas dan ketat. Ahtisaari menekankan pada dekat meja menantang seorang anak untuk pihak dibutuhkan.”
kedua pihak bahwa dia tidak ingin mem- berterus-terang padanya. Sifat angkuh Ahtisaari sendiri mengakui betapa
buang waktu jika mereka tak serius dalam pahlawan perdamaian sehingga ia layak di- sulitnya meretas jalan untuk perdamaian.
perundingan. Dia juga menegaskan di beri nama panggilan: “Ayatullah Ahtisaari.” “Dalam proses (perundingan) kadang-
awal bahwa batas waktu bagi perundingan Dia terus-menerus menekan bahwa dosa kadang satu pihak tak memercayai anda,
adalah musim gugur (Agustus 2005). masa lalu tidak harus diomongkan, dan kadang-kadang pihak lain, dan kemudian
Dalam wawacara dengan Merikallio, mata harus menatap masa depan. kedua pihak mulai toleran pada anda
Ahtisaari mengakui bahwa dia harus ketat, Dasar pemikiran Ahtisaari (selama lagi.” Bagaikan guru, dia bandingkan
dan kadang-kadang keras. “Contohnya, proses perundingan) adalah bahwa “tidak perundingan dengan membesarkan anak,
saya katakan pada GAM sejak awal (pe- ada yang disepakati sampai semuanya dimana “tujuannya mendidik dia untuk
rundingan) bahwa saya tidak tahu kalau sepakat”  ikut menentukan sejak menjadi seseorang yang mandiri dan anda
ada negara yang mendukung mereka. Dan permulaan. Ia juga telah menyusun satu harus bisa melepaskan pegangan anda.” [a]
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 35
DAMAI DALAM BUKU

Menyatukan
Dua Hati
di Tepian Kali
oleh Nurdin hasan

Tengah malam, suatu hari, bulan bekerja karena pertimbangan perintah.


Maret 2002, dalam pesawat komersil Mendamaikan orang itu niatnya harus
dari Ambon ke Jakarta. Hamid Awaludin ikhlas. Jangan karena status.” Jawaban itu
terbangun dari tidurnya. Yusuf Kalla (JK) seolah tidak punya celah untuk didebat.
yang duduk di samping bertanya: “Hamid, Hamid mengangguk takzim.
masih ada energimu? Kita kan sudah Sejak “perintah” di ketinggian angkasa
selesaikan wilayah timur (konflik Maluku 30.000 kaki di atas permukaan laut, Hamid
dan Poso, red). Kamu siap ke wilayah barat, mulai mendalami Aceh, untuk meretas jalan
untuk selesaikan Aceh. Besok saya akan ke meja perundingan antara Pemerintah
koordinasikan dengan Menko Polkam, SBY Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka
(Susilo Bambang Yudhoyono) dan melapor (GAM). Bagaimana jalan penuh liku di­
ke Presiden Megawati (Sukarnoputri).” tempuh oleh “geng Bugis” bentukan Kalla
Jusuf Kalla saat itu masih menjabat Menteri hingga perjanjian damai ditandatangani
Koodinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 15 Agustus 2005 di Helsinki, dipaparkan
(Menko Kesra). secara gamblang dalam buku: “Damai di
Pertanyaan itu tak butuh jawaban. Aceh – Catatan Perdamaian RI-GAM di
Hamid menimpali: “Saya kan anak buah. Helsinki” karangan Hamid Awaludin.
Apa saja yang Bapak perintahkan, ya Hamid mengisahkan petualangannya
dilaksanakan.” Kemudian, Kalla berujar: bersama Farid – diperantarai Mahyuddin,
“Kalau begitu, kau siap-siap bekerja lagi orang Aceh, untuk melobi tokoh GAM.
dengan dokter Farid.” Farid yang dimaksud Oktober 2003, misalnya, mereka bertemu
adalah Farid Husain, deputinya di kantor Yusron – pentolan GAM dari Denmark—
Menko Kesra. Mata Hamid tidak mungkin di sebuah hotel sudut Kota Amsterdam.
terpejam lagi. Padahal, dia selalu sudah “Wajahnya bertampang bule, tapi karak­
terlelap sebelum pesawat lepas landas bila ternya sangat militan. Semua kalimat saya
bepergian. dijawab sinis dan menohok,” tulisnya.
Sebuah pertanyaan yang lama meng­ Hanya satu yang tak bisa dijawabnya ketika
gelayut di benak Hamid dilontarkan, yaitu Hamid bertanya: “Sudah berapa negara
tentang statusnya dalam misi perdamaian yang resmi mendukung Anda menjadi
yang diprakarsai Kalla. “Pak, perintah Bapak negara merdeka?”
tidak pernah disertai SK (Surat Keputusan) Selain Belanda, Hamid dan Kalla juga
padahal ini perintah resmi. Kenapa Bapak bolak-balik Jakarta-Batam dan Kuala
suruh saya selesaikan Ambon dan Poso Lumpur, untuk bertem para petinggi GAM
tanpa pernah saya diberi SK. Sekarang Malaysia. Beberapa kali Hamid kecewa
Bapak suruh saya urus Aceh, barangkali karena tak semua pertemuan yang telah
tanpa SK lagi.” disepakati berjalan mulus, karena sering
Jawaban Kalla menyentak hati Hamid. tokoh GAM tak muncul. “Ternyata, mereka
Dia sampaikan dengan tatapan mata hanya ingin menguji daya tahan dan
me­nusuk: “Hamid, orang yang bekerja kesungguhan kami,” tulis Hamid tentang
karena kemanusiaan tak memerlukan ingkar janji dari para petinggi GAM
SK. Orang yang bekerja karena SK, pasti tersebut.
KIRI-KANAN: REPRODUKSI DARI MAKING PEACE/KATRI MERIKALLIO
36
3tahun
AC H DAMAI


Dengan GAM di lapangan, upaya keluar barang sesaat,” kenang Hamid.
‘pendekatan’ juga ditempuh. Diperantarai Sebelum melangkah ke meja perun­
Gubernur Abdullah Puteh, tulis Hamid, Ju-
suf Kalla yang telah menjadi Wakil Presiden
dingan, Hamid memperoleh “bimbingan
khusus dan ujian” dari sang guru: Jusuf
Saya ingin sekali
berhasil berhubungan langsung dengan
Muzakkir Manaf, Panglima GAM. Hamid
menuliskan, dirinya pernah bebe­rapa kali
Kalla. Dalam bukunya, dia menceritakan
bagaimana delegasi pemerintah digenjot
de­ngan persiapan teknis. Kalla menjejali
menikmati
gulai kambing

mengantar ibu dan abang kandung Mu­ Hamid dengan berbagai bacaan tentang ala Aceh.
zzakir Manaf, Usman Manaf ke kediaman Aceh –mulai dari sejarah perjuangan
Wakil Presiden (Wapres) di Jalan Dipone- Aceh melawan Belanda hingga kondisi
goro, Jakarta. kontemporer. Baginya, mustahil berunding
“Suatu hari Januari 2005, tengah malam, tanpa mendalami masalah Aceh. Setiap
saya membawa mereka dengan JK ke Cikeas saat, Kalla mengecek perkembangan bacaan juru runding untuk memahami peta Aceh,
untuk bertemu Presiden SBY. Perjalanan yang diberikannya. terutama lokasi-lokasi yang dikuasai GAM.
tengah malam ini atas inisiatif JK. Karena “Di antara tak terbilang bacaan yang Suatu kali, tulis Hamid, dia dan Sofyan
ini perjalanan rahasia, kami menggunakan dijejalkannya kepada kami untuk dibaca, Djalil mendadak dipanggil ke Istana Wapres.
Kijang Innova yang disiapkan Wapres. Saya adalah tulisan Teungku Hasan Di Tiro yang Begitu membuka pintu dan belum sempat
semobil dengan JK, sementara Usman dan dibuat tahun 1950an. Tulisan itu menjadi duduk, Kalla langsung melontarkan sebuah
ibunya di mobil lain di belakang. Beriringan kitab kuning. ‘Pahami jalan pikiran Di pertanyaan: “MM itu inisial apa dan siapa?”
di tengah malam buta itu, kami menuju Tiro sebelum kamu berangkat ke meja Mendengar pertanyaan mendadak, Hamid
Cikeas. Sedianya, Abdullah Puteh ikut perundingan,’ kata Wapres suatu saat dan Sofyan langsung grogi. Menyaksikan
bergabung, tapi dia saat itu dalam tahanan kepada saya,” tulis Hamid. Belum habis kegugupan mereka, Wapres memerintahkan
KPK dan KPK tidak mengizinkannya untuk bacaan tentang Aceh, Kalla mengharuskan keduanya untuk pulang saja. “Kalian belum
siap berangkat berunding sebab inisial MM
yang begitu penting saja kalian sama sekali
tak tahu. Pulang saja dulu dan baca buku
lagi,” kata Kalla.
Tempaan terhadap delegasi pemerintah
tidak hanya membekali ideologi dan
orientasi perjuangan GAM, Wapres juga
memerintahkan mereka memahami profil
dua tokoh kunci GAM: Malik Mahmud,
Perdana Menteri GAM dan dr Zaini
Abdullah, Menteri Luar Negeri GAM. Bela­
kangan terbukti, perintah memahami bio­
grafi kedua petinggi GAM ternyata ampuh
–terutama saat perundingan di Helsinki.
Wapres malah melatih bagaimana Hamid,
untuk menatap kedua bola mata Malik.
Buku Hamid juga memaparkan kalimat-
kalimat yang diucapkan para perunding
kedua pihak, ya semacam notulensi per­
temuan. Tapi tetap ditemukan kelemahan
dalam buku yang diterbitkan oleh lembaga
Centre for Strategic and International
Studies (CSIS), karena pembaca disuguh­
kan beberapa kali pengulangan informasi.
Misalnya, suasana pertemuan dan ungkapan
perunding RI-GAM yang telah dipaparkan
sebelumnya, tapi kembali ditemukan hal
serupa pada halaman berikutnya. Ini terjadi
di banyak tempat, terutama ketika mulai
bercerita tentang proses perundingan.
Yang menarik adalah diungkapkan
tentang sejumlah kalangan di Jakarta,
menentang proses dialog dengan GAM,
termasuk sebagian petinggi TNI. Pihak
TNI, tulis Hamid, tak pernah melihat
GAM sebagai kelompok yang harus diajak
berunding, tetapi harus dimusnahkan.
“Itu tak sepenuhnya salah sebab hingga
perundingan berakhir, masih ada personil
tinggi TNI yang masih menggunakan kata
‘sikat’ dan ‘libas’ saja GAM,” tulis Hamid.
Namun, dukungan kuat terhadap

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 37


DAMAI DALAM BUKU

kebijakan dialog datangnya dari Panglima sesuai target yang ditetapkan Ahtisaari. kembali ke Aceh diungkapkan kedua tokoh
TNI, saat itu dijabat Jenderal Endriartono Dari sekian banyak butir perjanjian GAM ini saat menyusuri kali kecil itu. “Saya
Sutarto. Dia berujar: “Pak Hamid, Anda yang telah disepakati, agenda partai politik ingin sekali menikmati gulai kambing ala
jalan terus. Apa pun yang Anda minta dan lokal nyaris mengandaskan segala harapan Aceh,” kata Zaini.
butuhkan dari kami, TNI siap mendukung dan mimpi indah pada putaran terakhir. “Malik Mahmud tergugah oleh ke­
Anda demi kedamaian. Orang selalu mengira Masalah ini sengaja ditunda bahas dalam indahan luruhan salju di sekitar kami,
TNI tidak mau damai. Itu pemikiran yang putaran-putaran sebelumnya. Ada ungkapan rasa harunya bangkit. Ia berbicara lirih
tak logis. Prajurit kami kan banyak juga menarik dari Ahtisaari menyangkut hal ini. setengah berbisik: ‘Pak Hamid, saya sangat
yang meninggal dan cacat di sana. Mana ada Baginya, partai lokal bukan hanya identitas, merindukan sanak famili di Aceh. Saya juga
panglima yang tega membiarkan sebuah tetapi juga harga diri. “Coba Anda masukkan ingin sekali berdiri di pantai Aceh melihat
situasi yang bisa membuat para prajuritnya kaki Anda pada sepatu GAM dan rasakan perahu Bugis berlayar. Saya mencintai
tewas dan menderita?” bagaimana itu. Jangan Anda masukkan perahu Bugis. Dulu, orang tua saya di
Bahkan, tambah Hamid, saat perun­ kaki di sepatu Anda sendiri,” ujarnya. Singapura, memiliki perahu Bugis untuk
dingan sedang berlangsung, ada jenderal Dalam bukunya, Hamid Awaludin mengantar barang niaga. Setiap sore, saya
aktif yang bersuara sumbang tentang dialog yang bertindak selaku ketua tim delegasi naik perahu itu, ikut makan siang bersama
dengan GAM. “Panglima TNI mengumpulkan Indonesia menulis bahwa perundingan awak perahu asal tanah Bugis. Ia seperti
100 orang perwira tinggi TNI di Cilangkap. dengan GAM bukanlah sekadar adu taktik, membangkit keping-keping indah masa
Panglima TNI menegaskan, siapa pun strategi dan kompromi. Inti perundingan silamnya,” tulis Hamid.
anggota TNI yang mencoba menyoal proses ini justru pertarungan merebut hati dan Ungkapan suara hati kedua petinggi
perundingan damai Aceh, saya akan pasang simpati. Makanya selain negosiasi formal GAM seperti tertelan semilir hembusan
pistol di kelapanya dan akan saya ledakkan,” di meja perundingan, lobi dan pertemuan angin, tetapi maknanya menghujam di
tulisnya. sampingan gencar dilakukan sambil lubuk hati Hamid. Ia menangkap nada
menikmati indahnya taman dan bening sedan tercekat suara Malik. Air mata
*** aliran sungai dekat mansion. bening seperti mengambang di mata Malik.
Lobi itu dilakukan Hamid dengan “Perdana menteri yang biasanya cukup
Akhir Januari 2005, tanah Malik dan Zaini, atau antara Hamid dan tegar ini merogoh saku celananya, dan
Königstedt Mansion, Vantaa, luar kota Ahtisaari. Kadang-kadang, apabila lobi menarik sapu tangan lalu menyeka matanya
Helsinki, ditutupi salju tebal. Sejumlah Hamid terhadap Malik dan Zaini menemui yang sembab. Segala kegarangan di meja
mobil gelap memasuki gerbang dan parkir jalan buntu, Ahtisaari juga ikut nimbrung perundingan seperti luruh oleh kenangan
di halaman. Gedung milik pemerintah menapaki taman tepi kali. Dari lima putaran, kampung halamannya nan jauh,” tulis
Finlandia berdiri kokoh sejak abad 16. banyak hal diselesaikan dalam lobi informal Hamid.
Sekian lama, mansion megah itu menjadi di tepian kali. Kedekatan emosional antara Akhirnya, dua hati yang selama ham-
tempat pertemuan penting dan resepsi Hamid dan Malik terbangun di sini. pir 30 tahun berseberangan, berseteru,
kenegaraan. Tetapi, kini gedung tersebut Sambil menyusuri tepian kali, Hamid, disa­tukan dalam damainya nuansa ta-
menjadi tempat perundingan untuk mencari Malik dan Zaini berbicara dari hati ke hati man berhutan kecil dengan pohon-pohon
penyelesaian konflik Aceh –yang ribuan dan melepaskan semua atribut gengsi. subur yang dialiri sungai bening. Keasrian
kilometer jauhnya dan telah luluh lantak Mereka berusaha mencari celah kesepakat­ taman belakang mansion makin terlihat
dihumbalang tsunami. an, tanpa satu pihak pun kehilangan muka pada putaran terakhir perundingan seir-
Mantan Presiden Finlandia, Martti dan martabatnya. Yang pasti, tulis Hamid, ing ti­ba­nya musim gugur. Panasnya bara
Ahtisaari, bersedia menjadi mediator 80 persen masalah Aceh diselesaikan lewat permu­suhan dan kebencian, bagai luruh
perundingan. Tempat pertemuan diambil tepian kali itu. Debat di ruang perundingan oleh merdu kicauan burung dan terhanyut
ruang perpustakaan, yang panjangnya hanyalah formalitas. Kerinduan ingin permainya nuansa alam. [a]
hanya sekitar tujuh meter dan lebar lima
meter, di lantai satu. Meja perundingan
diatur berbentuk letter U. Hamid menyebut
“tapak kuda.” Ahtisaari dan fasilitator dari
Crisis Management Initiative – lembaga
yang didirikannya — duduk di depan.
Sebelah kanan adalah meja perunding
pemerintah dan di sebelah kirinya duduk
delegasi GAM. Begitu pertemuan dimulai,
Ahtisaari meminta kedua pihak untuk
sama-sama mengheningkan cipta bagi para
korban tsunami.
Selama perundingan, kenang Hamid,
delegasi GAM didominasi Nur Djuli dan
Nurdin Abdurrahman. “Tapi saya tahu
benar, ucapan-ucapan mereka adalah cer­
min keinginan Malik Mahmud dan Zaini
Abdullah. Di meja perundingan, Malik
berbicara hanya sekali-sekali saja. Bahkan,
Zaini Abdullah berbicara tak lebih dari
empat kali selama tiga hari perundingan,”
tulis Hamid. Seperti telah diketahui bahwa
dialog di Helsinki berlangsung lima putaran
KIRI-KANAN: REPRODUKSI DARI MAKING PEACE/KATRI MERIKALLIO; Jenni-Justiina Niemi/CMI.FI
38
3tahun
AC H DAMAI

Meretas
Saking rahasianya, dia tak memberi tahu
kepada istri tercinta akan misi penuh bahaya
ini. Sebelum berangkat ke Lhokseumawe,
Farid sempat menitipkan anak dan istrinya

Jalan
kepada Jusuf Kalla. “Pak JK (sebutan akrab
Jusuf Kalla, red) yang sebelumnya duduk
santai, tiba-tiba terhenyak mendengar
ucapan saya. Mungkin karena saya tidak

ke Helsinki
pernah bicara seperti itu sebelum ini,
kemana pun beliau menugaskan saya,” tulis
Farid.
Tujuan menemui Sofyan Dawood untuk
menanyakan tanggapan awak gerilyawan
di lapangan, kalau perunding RI dan GAM
sepakat berdamai, dalam bingkai Indone-
oleh Adi warsidi sia. Memang sebelumnya, antara Farid dan
Sofyan telah terjalin komunikasi. “Apapun
yang disepakati di Helsinki, akan kami du-
kung,” begitu kira-kira Sofyan menjawab.
Dalam pertemuan di sebuah gubuk, ada
durian dan rambutan yang rasanya manis
disuguhkan. Mereka juga menikmati nasi
ketan kuning dengan lauk ayam bakar.
Farid mengaku makan cukup lahap, tanpa
malu-lalu karena memang sedang lapar.
Sambil makan, mereka berbasa-basi tentang
keindahan alam sekitar.
Dalam buku itu, ada juga kisah bagaimana
Farid dan Juha Christensen yang berusaha
bertemu untuk menyakinkan petinggi GAM
semisal Malek Mahmud, Zaini Abdullah di
luar negeri dan para perunding GAM yang
Sebuah pengalaman tak lazim. dan Ambon, membuatnya dipanggil sang ditahan di penjara pulau Jawa. Banyak
Sisi lain dalam meretas perdamaian Aceh, karib, Jusuf Kalla, Wakil Presiden.  cerita lain tentang bagaimana komunikasi
dari amanah Jusuf Kalla sampai hawa Saat itu, Juni 2003, Kalla, masih Menteri dibangun dan kepercayaan diraih. Banyak
dingin Helsinki dan singgah di hutan- Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam cerita belakang layar yang disodorkan
hutan bumi Serambi. Demi menyelamatkan kabinet Presiden Megawati Sukarnoputri, sampai kemudian perdamaian itu ada. 
manusia dari angkara, upaya perundingan memanggil Farid. Dia diperintahkan untuk Begitulah pengalaman Farid tertuang
untuk menghentikan perang dijalankan menjajaki upaya perdamaian di Aceh. Farid dengan racikan dua editor. Alurnya gampang
dengan tekun meski jalan berliku harus tak menolak dan mulailah dia berusaha dipahami dan tak berbelit-belit. Juga ter­
ditempuh. membangun jaringan, mendekati tokoh- tuang secara lengkap siapa sebenarnya
Menulis Helsinki adalah sejarah. Perlu tokoh GAM. Belajar karakter orang Aceh, Farid, tokoh utama dalam lakon itu. Buku
sebuah kerja keras berbagai tokoh: Aceh naik gunung menjumpai pasukan GAM, juga dilengkapi dengan foto-foto pertemuan
dan Indonesia, untuk mengukirnya pada menyakinkan pejabat-pejabat gerakan Farid dengan para tokoh perdamaian
lembaran Memorandum of Understanding sampai berusaha berjumpa Teungku Hasan lainnya.
(MoU) yang lahir 15 Agustus 2005 silam. Ditiro, Wali Nanggroe Aceh. Kelemahannya ialah pada berulang-
Setelah gempa besar dan tsunami menggada Pengalaman Farid itulah yang ditulisnya ulangnya alur cerita. Kadang pada satu bab
Aceh, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan kembali dalam buku “To See The Unseen – awal, kisah telah tertuang, kemudian di­
Pemerintah Indonesia sepakat; hentikan Kisah di Balik Damai di Aceh.” Detil sampai sampaikan lagi pada bab-bab selanjutnya.
konflik. hal-hal kecil tentang jalan merintis damai Sepertinya penulis buru-buru menyele-
Tak seperti membalikkan badan, perang Aceh dipaparkan dalam buku itu. Maklum, saikan buku ini. Andai saja, semua cerita di-
yang berakar sejak lama itu dihentikan. Ada Farid adalah pemain utama. Malah, dia tuangkan tidak bertele-tele, seperti narasi,
beragam kisah, harapan dan perjuangan juga menjadi anggota delegasi pemerintah maka buku ini akan semakin baik dan me-
ditempuh menuju arah sana. Ada ke­ Indonesia dalam perundingan dengan GAM narik. Selain itu ada juga disisipkan bagian
percayaan yang dibangun hingga jalan di Helsinki. bagaimana upaya damai di Poso dan Ambon
ke ibukota Filandia pun tercapai, kendati Misalnya saja, bagian paling mende­ dirajut, meski tak ada kaitannya dengan
beribu lobang menghadang. Lorong-lorong barkan, cerita tentang bagaimana Farid Aceh.
jalan kota Amsterdam ditelusuri untuk menuju ke hutan pedalaman Aceh Utara Tapi, apapun, Farid telah menuliskan
membuka pintu dialog. untuk menjumpai Panglima wilayah Pasee idenya dengan sempurna. Banyak kisah yang
Satu di antara sekian banyak perintis –yang juga juru bicara militer GAM, Sofyan bisa dijadikan pelajaran untuk penyelesaian
jalur itu adalah Farid Husain, dokter yang Dawood, dua bulan sebelum damai ditoreh. konflik. Sangat layak dijadikan referensi
kini menjabat Direktur Jenderal Bina Ini tak diketahui publik: super rahasia. dalam melihat sisi lain dalam merajut
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Perjalanan diatur dari Jakarta, lalu mendaki perdamaian di Aceh. Karena menulis
Indonesia, Jakarta. Punya pengalaman bukit dan menyamar dengan ditemani Helsinki adalah sejarah untuk peradaban
dalam merintis upaya perdamaian di Poso Mahyuddin, orang yang dekat GAM.  Aceh.[a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 39


KOLOM

“Respect”
Damai Aceh
Refleksi Tiga Tahun MoU Helsinki

Kita berharap, tiga tahun perdamaian di Aceh juga menjadikan semua komponen
bisa mencapai stabilitas ‘emosi’ untuk bergerak, bersaing dengan fair...

Sadar maupun tidak, redaksi. Namun, penulis ingin Filsuf Immanuel Kant. Kant
muncul sebuah perasaan dilematis mengkaji dari perspektif lain dari punya analisis kata RESPECT
ketika harus menceritakan tentang tema yang diminta oleh redaksi. berdasarkan pada renungan
‘Aku’ dan ‘ke-Aku-an’. Ada yang pendeknya yang ia tulis tahun 1795.
berkecamuk dalam dua kutub, Euro, ‘Respect’ dan Perdamaian Tulisan itu berjudul “Zum ewigen
antara berbagi dan penonjolan diri. Saat menyusun tulisan Frieden” atau Menuju Perdamaian
Ini pula yang dirasakan penulis. ini, penulis dan publik peminat Abadi. Melalui gagasannya, Kant
Saat menyusun buku “To See The bola masih hangat dengan sajian mengajak kita untuk menjadi
Unseen, Kisah di Balik Damai di EURO 2008. Ada sebuah fenomena manusia yang baik, yang menaruh
Aceh’, misalnya, tidak ada niatan menarik dari jargon dan pesan respek terhadap orang lain, dan
sebelumnya untuk menuliskannya. yang dikampanyekan dalam EURO ‘patuh’ pada prinsip hukum
Karena semua yang dicatat secara 2008, yakni ‘respect’. ‘Respect’ Farid Husain moral. Melalui tulisan pendek
normatif itu adalah pengabdian dapat digunakan sebagai payung tersebut, Kant mengajukan usul
yang tulus dan ikhlas melalui yang menaungi begitu banyak Tim Perunding bagaimana perdamaian abadi dapat
pekerjaan sebagai Deputi Menko perbedaan,” kata Platini, pada MoU Helsinki. diwujudkan, bukan lagi sekadar
Kesra pada atasan penulis; Bapak pembukaan workshop bagi 16 retorika tetapi dimulai dari respek
Jusuf Kalla. Tetapi karena beliau asosiasi sepakbola yang ambil dan saling menghargai.
berkali-kali meminta penulis bagian di putaran final Piala Kant menjelaskan kalau
menyusun buku tentang proses Eropa seperti dilansir uefa.com. manusia berpikir rasional,
perdamaian di Aceh, dan penulis ”Ini adalah kata yang dipahami pasti tidak akan terjadi perang.
tidak mau mengecewakan beliau, oleh banyak bahasa,” tambahnya. Peperangan adalah tidak rasional,
akhirnya penulis mewujudkan Dengan kampanye ini, diharapkan tidak logis, tidak berdasar akal
penyusunan buku ini. Piala Eropa dapat menjadi sehat. Perang adalah sebuah
Pengalaman dilematis ini sebuah kompetisi besar tanpa kebodohan. Semakin dewasa dan
muncul kembali, ketika redaksi mengesampingkan nilai-nilai saling berakal sehat seseorang, dia akan
Majalah ACEHKINI menghubungi menghargai antar pihak-pihak yang semakin meninggalkan sifat brutal
penulis minta menulis opini terlibat dalam sepakbola. dan hobi perang.
pengalaman proses perdamaian Dalam praktiknya, kata Dan ternyata dalam EURO
damai di Aceh. Tak terhitung respect nantinya diharapkan akan 2008, walaupun ada gejolak kecil
e-mail, telepon dan pesan diresapi semua pihak agar terwujud dari beberapa supporter, terlihat
pendek (SMS) redaksi Majalah menghargai tim lawan, menghargai perdamaian dan keindahan dalam
ACEHKINI terhadap penulis yang wasit, dan menghargai perbedaan sebuah fair play. Kita saksikan
‘memaksa’ agar menulis opininya. yang lain atas dasar kemanusiaan. bagaimana Guus Hiddink memeluk
Karena dasar utamanya adalah Berkompetisi, bukanlah berkelahi. yuniornya, Marco van Basten, usai
demi menumbuhkembangkan Atas hal ini, penulis pertempuran yang menyesakkan
perdamaian abadi di Aceh, tak menemukan sebuah artikel dada antara Rusia-Belanda. Pun
kuasa penulis menolak permintaan yang pernah diwacanakan oleh terlihat para pemain Jerman dan

40
3tahun
AC H DAMAI

Turki saling bertukar kaus dan suatu resolusi, angkanya sekitar semua delegasi siap angkat koper
memberikan aplaus seusai laga 73,5%. Dan ada 51,2% konflik untuk pulang. Saat itu penulis
yang sangat menarik ditonton. yang cenderung menyebabkan mengatakan; “lebih baik kita
keruntuhan rezim politik. konsentrasi pada hal-hal yang
Damai Abadi di Aceh Mengacu pada riset ini, tentunya telah disetujui. Bukan pada yang
Pertandingan EURO 2008 Indonesia boleh berbangga hati tidak disetujui. Dan karena malam
menjadi perhatian dunia. Namun bahwa di tengah sejumlah negara sudah larut, sebaiknya kita akhiri
dalam beberapa bulan, perhatian tidak mampu (belum berhasil) dulu pertemuan ini. Mari kita
itu akan menguap. Berbeda menghasilkan resolusi, Indonesia tidur dan bermimpi indah untuk
dengan perdamaian di Aceh. mampu dan berhasil tanpa ada membuat yang terbaik dari apa-
Di tengah negara lain masih pihak yang merasa kehilangan apa yang kita setujui”.
menghadapi separatisme yang muka, lossing face. Dan ternyata, hal tersebut yang
hendak memerdekakan diri, Aceh Seperti dalam fenomena bola, menjadikan perundingan demi
yang berjuang untuk merdeka GOL bernama DAMAI menjadi perundingan, walaupun kadang
selama 29 tahun kini berdamai idaman semua pihak. Kalaupun ‘alot’, bisa berjalan lancar, dan
dalam pangkuan Negara Kesatuan ada yang tidak puas, semuanya kalaupun ada kebekuan, selalu
Republik Indonesia. Dunia memuji menerima dengan lapang ada solusi atau jalan tengah yang
dan memberikan apresiasi terhadap dada. Bagaimana caranya…? bermartabat. Ini karena hampir
hal ini. Simak sejenak kajian Seperti disebutkan Kant di semua yang terlibat, baik yang di
KOSIMO, sebuah lembaga riset atas bahwa perdamaian abadi meja perundingan, maupun yang
yang menyebutkan; dari tahun dapat diwujudkan dengan saling tidak, memiliki semangat yang
1945-1999 konflik yang terjadi di menghargai. Dalam bahasa lain, sama; DAMAI.
dunia menunjukkan bahwa 143 penulis menganalogikan saling Kini tiga tahun sudah damai
negara di dunia diguncang oleh 693 menghargai dengan sebuah berjalan. Layaknya manusia
konflik. keluarga. baru lahir, usia tiga tahun adalah
Dilihat dari upaya Dalam beberapa kesempatan proses anak mencapai emosi yang
penyelesaiannya, menurut dan tulisan, penulis mengatakan, ‘stabil’. Dalam sejumlah literatur
KOSIMO, konflik internal layaknya suami-istri yang telah disebutkan, manusia yang telah
cenderung tidak menghasilkan rujuk, MOU Helsinki menjadi berusia tiga tahun tidak mengalami
simbol dan momentum kembalinya lagi sebuah ledakan kemarahan
RI dan GAM dalam bahtera perahu (temper tantrum) yang sering
keluarga yang berkomitmen dialami oleh kebanyakan anak
untuk saling percaya, saling usia di bawah tiga tahun (seperti
mencintai, saling menghormati berteriak-teriak dan menangis
dan tidak menyakiti satu dengan keras-keras apabila kemauannya
yang lain. Istri harus memahami tidak dikabulkan).
peran dan kewajibannya serta Yang terjadi, sang anak justeru
tidak melakukan hal-hal yang mulai memahami persaingan.
menjadikan sang suami marah, Setiap hari mereka menemukan
benci, dikhianati, dan “kehilangan ukuran-ukuran baru dari diri
muka”. Begitupun sebaliknya. mereka. Anak-anak usia ini selalu
Kalaupun ada ketidakcocokan, mengukur dirinya terhadap
dan hal itu sebagai sesuatu yang anak-anak lain. Bahkan di usia
lumrah dalam rumah tangga, tiga tahun, anak sudah memiliki
sebaiknya diselesaikan dengan cara rencana-rencana, tujuan-tujuan,
elegan. Tidak perlu berteriak-teriak dan harapan-harapannya. Seorang
sehingga tetangga mengetahuinya, psikolog berkebangsaan Jerman,
yang mengakibatkan permasalahan Dr Hermann Scheuerer-Englisch
menjadi semakin runyam. menjelaskan, “Tentu saja anak
Hal ini sebenarnya sesuai ingin agar ia mendapatkan
dengan paragraf pertama dan pengalaman sebanyak-banyaknya
kedua preambul MOU Helsinki dan kesempatan untuk banyak
yang menyebutkan, Pemerintah mencoba.”
Republik Indonesia dan Gerakan Kita berharap, tiga tahun
Aceh Merdeka (GAM) menegaskan perdamaian di Aceh juga
komitmen mereka untuk menjadikan semua komponen
penyelesaian konflik Aceh secara bisa mencapai stabilitas ‘emosi’
damai, menyeluruh, berkelanjutan, untuk bergerak, bersaing dengan
dan bermartabat bagi semua. fair layaknya permainan bola
Penulis ingat sekali bagaimana untuk merencanakan sejumlah
perundingan Helsinki antara RI aksi menuju kesejahteraan untuk
dan GAM pada tahap I (Januari semua. SEMOGA.
2005) yang hampir deadlock Selamat Ulang Tahun
karena pembahasan gencatan Perdamaian, 3 Tahun MoU
senjata. Bahkan saat itu hampir Helsinki. [a]
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 41
Noda 2005
21 Agustus 14 Oktober

Merah
Seorang warga ditembak mati Pasukan TNI menembak empat
oleh lima anggota GAM di Pante anggota GAM, di antaranya ada
Ceureumen, Aceh Barat. Beberapa yang mengalami luka parah.
bulan kemudian, polisi berhasil

Usai
menangkap pelaku. 31 Oktober
Seorang anggota GAM tewas
28 Agustus dan rekannya luka parah karena
Kontak tembak antara TNI dan ditembak TNI di Idi Rayeuk, Aceh

Tinta
GAM terjadi 10 menit di Indrapuri, Timur.
Aceh Besar. Tidak ada korban jiwa
dalam insiden tersebut. 9 Desember
Sekitar 4.500 pengungsi korban
10 September konflik berkumpul di Bireuen dan

Damai
Dua personel TNI tewas ditembak Pidie. Kebanyakan tanpa bantuan,
di Baktiya, Aceh Utara. dan pulang berjalan kaki ke Bener
Meriah dan Aceh Tengah. Mereka
12 Oktober mengungsi untuk menyelamatkan

Ditoreh
Polisi menembak mati seorang diri dari konflik sejak tahun 2001.
anggota GAM di Darul Makmur,
Nagan Raya.

2007
1 Januari 21 Maret 23 April 23 Mei
Kantor KIP Aceh Tengah dibakar Warga Alue Dua, Nisam, Aceh Satu granat dilempar ke rumah Seorang tersangka perampok
petugas kebersihan kantor itu yang Utara, menganiaya empat anggota Wakil Walikota Lhokseumawe tewas dan satu lagi terluka dalam
mengaku dia membakar setelah TNI yang datang dan menginap di sehingga rumah rusak ringan. kontak tembak dengan polisi
menerima SMS yang menyuruhnya gedung sekolah tanpa melapor di Peudawa, Aceh Timur. Polisi
dengan imbalan Rp 20 juta. ke aparat desa karena dicurigai 24 April menyita sepucuk M-16 dan satu
agen intelijen. Keesokan harinya, Granat dilempar ke markas Brimob mobil.
16 Januari ketegangan makin meningkat di Banda Aceh, mengakibatkan
Dua prajurit TNI dan empat bekas saat militer menuding KPA tiga kendaraan rusak. 3 Juni
kombatan GAM berkelahi di pasar berada di balik penyerangan itu, Seorang bekas anggota GAM
Trumon Timur, Aceh Selatan. Ke- tapi KPA menyatakan campur 29 April dan keluarganya diserang
tika seorang polisi coba menghen- tangan mereka justru untuk Granat dilempar ke rumah bekas sekelompok orang di rumah, yang
tikan perkelahian, belasan mantan menyelamatkan personel TNI dari jurubicara GAM Sofyan Dawood mengakibatkan seorang anak
kom­batan lain ikut membantu pemukulan lebih parah. Untuk di Lhokseumawe, sehingga meninggal dunia.
temannya sehingga polisi dan dua meredakan ketegangan, Pangdam mengalami rusak ringan.
personel TNI babak belur. Empat menjamin anggotanya tak akan 15 Juni
orang ditangkap beberapa hari ke- membalas dendam. Meski ada 3 Mei Empat nelayan, termasuk dua
mudian. jaminan, dua hari setelahnya, Satu bom dengan penunjuk waktu anggota KPA, tewas ketika boat
sekelompok TNI kembali ke desa ditemukan dalam kolam di halaman mereka ditabrak kapal dari
11 Maret dan menganiayai belasan warga. rumah Ketua DPRK Pidie. Sumatera Utara di perairan
Warga mengeroyok delapan Langsa.
jamaah tabligh yang datang ke Lhok 27 Maret 14 Mei
Meu­­reubo, Sawang, Aceh Utara, Kantor KPA Lhoksukon, Aceh Sebuah ledakan merusakkan 16 Juni
dan menuduh mereka mengajar Utara, dibakar. gedung DPRK Bener Meriah, tapi Seorang guru SD dibunuh tiga pria
alir­an sesat. Warga curiga karena tak ada korban jiwa. di Pidie.
se­orang di antaranya bertato dan 3 April Mobil kampanye calon Bupati
ditemukan gambar porno dalam Sebuah kotak berisi granat aktif 15 Mei Bupati Bireuen, Nurdin
HP. ditemukan di luar kantor Bupati Granat dilempar ke Kantor Abdurrahman, ditembaki saat
Aceh Utara dan ada surat ancaman. Camat Bies, Aceh Tengah, yang sedang parkir tanpa penumpang.
Dalam kotak lain di depan kantor merusakkan gedung, tapi tak ada
Walikota Lhokseumawe ditemukan korban jiwa.
empat peluru, kain kafan dan juga
surat ancaman.

42
3tahun
AC H DAMAI

2006
Januari Maret 3 Juli 22 November
Terjadi sembilan penggalian Ratusan warga mendatangi Seorang bekas anggota GAM tewas Calon Gubernur Aceh Humam
kuburan oleh penduduk dan Mapolsek Peudawa, Aceh Timur, dan tiga lainnya terluka --termasuk Hamid dan rombongan diserang
menemukan 23 mayat yang memprotes penembakan seorang polisi-- dalam insiden bersenjata di sekelompok orang saat singgah di
diyakini korban pembunuhan di warga yang tak memberi uang Payang Bakong, Aceh Utara. Keude Peusangan, Bireuen. Bus
empat kabupaten. Kebanyakan pada polisi. Kantor diobrak-abrik yang ditumpangi rombongan rusak
mayat itu ditemukan dekat pos TNI dan sempat dibakar. Polisi yang 15 September parah diamuk massa dan atribut
di Lhokseumawe dan Aceh Utara. memburu massa memukul 17 Belasan orang yang diyakini bekas kampanye dibakar.
warga. anggota GAM merusak tujuh
17 Februari rumah di Labuhan Haji Timur, Aceh 11 Desember
Kantor Sentral Informasi 1 Mei Selatan. Aksi itu diduga karena Sebuah bom meledak di Sawang,
Referendum Aceh (SIRA) di Enam warga dipukul oleh Brimob mereka kecewa tak mendapat Aceh Utara, tanpa menimbulkan
Blangpidie, Aceh Barat Daya, yang ditempatkan untuk mengawal dana bantuan perumahan. korban jiwa. Bom kedua berhasil
dirusak sekitar 100 pendemo ExxonMobil di Nibong, Aceh Utara. dijinakkan.
yang dipimpin mantan ketua front Eksesnya, penduduk tiga desa 25 Oktober
antiseparatis. Seorang pengurus berdemo untuk meminta agar pos Seorang satpam Kantor Dinas
SIRA dianiaya. Brimob dipindahkan. Sosial memasang bendera Merah
Putih terbalik. Pada malamnya,
dia dipukuli seorang polisi. Dua
hari kemudian, korban meninggal
dunia.

2008
29 Juli 28 Agustus 1 Maret 27 April
Granat meledak di kantor Sebuah pesantren dibakar di Sekelompok orang menyerang dan Tujuh warga negara China dan
Wakil Bupati Bireuen yang Bambel, Aceh Tenggara. membakar kantor KPA Atu Lintang, seorang WNI yang sedang
mengakibatkan kerusakan, tapi Aceh Tengah. Lima orang tewas melakukan survey investasi diculik
tak ada korban jiwa. 4 September dan satu lagi terluka parah dalam kelompok bersenjata di wilayah
Kepala Tata Usaha SMA1 Kota insiden itu. Polisi telah menangkap Pinding, Gayo Lues. Para penculik
1 Agustus Bakti, Pidie, ditembak mati oleh para pelaku untuk diproses sesuai menuntut tebusan Rp 300 juta.
Bom meledak di gedung DPRK dua perampok. Gaji guru Rp 87 hukum berlaku. Semua korban dibebaskan dua
Aceh Tenggara yang merusakkan juta dibawa kabur pelaku. hari kemudian setelah setengah
bangunan, tapi tak ada korban 13 Maret tebusan dibayar.
jiwa. 7 September Mukhlis Gayo, mantan calon
Polisi menembak mati Kamaruddin Bupati Aceh Tengah, diculik di 25 Mei
14 Agustus bin Lek Yeh alias Si Teh dalam Takengon. Dia ditinggal pelaku Dua toko emas di Trienggadeng,
Kantor Bupati Aceh Tenggara penyergapan di Padang Tiji, Pidie. ketika dihadang blokade polisi di Pidie Jaya, dirampok enam pria
diserbu massa yang berusaha Korban diyakini otak serangkaian Bireuen. Dua penculik ditangkap. bersenjata api jenis AK-47 dan
menghentikan pelantikan 15 perampokan dan penculikan di pistol FN. 1,5 kilogram perhiasan
camat. Akibatnya, pelantikan para Pidie. 29 Maret emas dibawa kabur pelaku.
camat dilakukan sehari kemudian. Seorang anggota polisi militer
15 Desember Sertu Ujang Ardiansyah, ditembak 15 Juli
15 Agustus Kantor KPA Lawe Alas, Aceh mati oleh dua orang bersepeda Polisi menewaskan empat pria
Polisi menganiaya 12 orang –tujuh Tenggara, dibakar. motor di sekitar Stadion Lhong bersenjata AK-56 dan AK-47
di antaranya harus dirawat di Raya, Banda Aceh. dalam kontak senjata di kawasan
rumah sakit—dalam insiden di 27 Desember Beutong, Nagan Raya. Seorang
Desa Tanjong Beuridi, Peusangan Seorang warga, Badruddin, rekan mereka ditangkap.
Selatan, Bireuen. dibunuh kelompok bersenjata di
Sawang, Aceh Utara. Beberapa
25 Agustus saat kemudian, seorang anggota
Kantor Camat Bambel dan Badar KPA diculik dan disiksa oleh
di Aceh Tenggara dibakar. pengikut Badruddin.

27 Agustus
Sebuah gedung sekolah dibakar di
Semadam, Aceh Tenggara.

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 43


KOLOM

BRA dan
Tantangannya

K alau kita berbicara strategi dan program-program yang tidak membawa rasa marah
tentang “tantangan”, maka kita per- yang perlu dan sesuai. Pada tingkat apa lagi dendam dalam diri korban,
lu bicara lebih dulu tentang mandat awalnya, pihak-pihak yang disebut lebih-lebih lagi bagi masyarakat
dan kapasitas. Secara ringkas, man- dalam MoU itu, perlu menerima yang teguh beragama seperti orang
dat dan kapasitas BRA terbingkai bantuan segera untuk bisa melan- Aceh. Proses pemulihan mental
dalam ketentuan MoU Helsinki pas- jutkan hidup. Kalau kita banding- akibat tsunami di Aceh bahkan
al 3.2.3: “Pemerintah RI dan Peme­ kan dengan korban tsunami yang begitu cepat dan menyeluruh
rintah Aceh akan melakukan upaya sudah kehilangan segala-galanya, hingga mengherankan pakar-pakar
untuk membantu orang-orang yang maka korban konflik juga tidak jauh psikologi sosial di seluruh dunia.
terlibat dalam kegiatan GAM guna bedanya. Keduanya adalah korban Lain halnya dengan para korban
memperlancar reintegrasi mereka bencana, yang satu bencana akibat konflik yang menderita trauma
ke dalam ma­­syarakat. Langkah- M. N. Djuli perbuatan manusia sendiri (sering fisik dan mental berkepenjangan.
langkah ter­­­se­but mencakup pembe- disebut sebagai bencana sosial), dan Memberi bantuan materi harus
rian kemudahan ekonomi bagi man- Ketua Harian Badan yang satu lagi bencana alam. Bagi dimaksudkan sebagai pemula pro­
tan pasukan GAM, tahanan politik Reintegrasi Damai para korban, seorang anak yatim ses dan harus bisa diselesaikan
yang telah memperoleh amnesti dan Aceh (BRA). umpamanya, tidak ada beda bagi­ dalam waktu yang relatif singkat
masyarakat yang terkena dampak. nya apakah orang tuanya terbunuh (paling lama tiga tahun, tergantung
Suatu dana reintegrasi di bawah kena peluru atau tertimpa bangun­ pengadaan dana yang cukup dan
kewenangan pemerintah Aceh akan an dalam gempa. Akibat baginya tepat waktu).
dibentuk”. adalah sama, ia telah kehilangan Tidak demikian halnya dengan
Jadi pada dasarnya, mandat orangtua dan memerlukan bantuan proses reintegrasi mental yang pada
BRA adalah “melakukan upaya …” yang sesegera mungkin, sebelum ia dasarnya adalah menghilangkan
dan kapasitasnya adalah “suatu sanggup berdiri atas kaki sendiri. rasa dendam antara para pihak.
dana integrasi …”. Berlandaskan Karena itulah, seperti BRR, BRA Memang, reintegrasi mental tidak
mandat dan kapasitas inilah maka juga mempunyai program-program dapat dimulai tanpa penyelesai­an
timbul tantangannya, yaitu melak- yang bersifat fisik (membangun proses rehabilitasi fisik terlebih
sanakan kehendak Pemerintah RI rumah, membantu yang sakit dan dulu. Ini sudah dibuktikan oleh
dan Pemerintah Aceh untuk “mem- yang cacat, dsb.) mantan Ketua BRA pertama, yang
perlancar reintegrasi…”. Jadi pada dasarnya, BRA, yang mencoba melaksanakan usaha
Reintegrasi terbagi dalam dua walaupun kelahirannya berpunca rekonsiliasi masyarakat korban
jenis: fisik dan mental. Reintegrasi pada keputusan politik, adalah konflik yang melibatkan anggota
fisik adalah pengembalian mere­ pekerja sosial, melakukan kerja- GAM dan anggota milisi di Bener
ka yang sebelumnya telah keluar kerja bantuan kemanusiaan, dengan Meriah melalui pendekatan adat dan
dari lingkungan masyarakat untuk target yang jelas dan terbatas, yaitu agama, seperti kenduri peusijuek,
kem­bali hidup dalam masyarakat. yang berkaitan dengan konflik, sama dll. Walaupun peristiwa itu berlang-
Untuk itu diperlukan bantuan agar juga sifatnya dengan BRR yang skop sung sangat baik, namun effeknya
yang bersangkutan, seperti disebut- bantuannya terbatas pada korban ti­dak tahan lama, bahkan telah me­
kan dalam pasal 3.2.3 MoU tersebut gempa/tsunami. Namun terdapat nimbulkan kecaman masyarakat
di atas, bisa dengan segera memu- perbedaan besar antara dua badan korban konflik yang pada umumnya
lai hidup baru sebagai warga ma- ini dari segi target bantuan. Korban berpendapat: “bagaimana kami bi­sa
syarakat biasa dan mencari nafkah bencana alam terjadi dalam waktu saling bermaaf-maafan dan melu-
secara normal. Dalam menangani yang singkat dan mental trauma pakan apa yang terjadi sedangkan
tahap ini, BRA telah menyusun timbul bersifat keterkejutan (shock) rumah kami yang dibakar belum di-

44
3tahun
AC H DAMAI

ganti dan kami masih meringkuk di rang sedikit. Namun dalam penda- menggunakan yang Rp 6 juta untuk
tempat-tempat pengungsian, luka- naan, bukan saja tidak sampai 10% modal usaha, baru diberi Rp 4
luka kami belum diobati. Bagaima- dana BRR tetapi juga penyaluran- juta lagi. Sistem ini telah berhasil
na kami lupakan orang tua kami nya tidak langsung, sangat lambat “memaksa” kebanyakan penerima
dan anak-anak kami yang telah di- dan tersendat-sendat. dana, di beberapa wilayah hingga
bunuh, kaum perempuan kami yang Keterlambatan pencairan dana 80%, untuk menggunakan dana
diperkosa?” itu sebenarnya mempunyai dampak bantuan Rp 10 juta perorang itu
Karena itu, BRA dalam rencana yang luas: untuk modal usaha. Namun sifatnya
strateginya sekarang membagi pro­ • Pemberian bantuan/kompensasi masih secara individual dan terbatas
gram-program reintegrasi ke dalam kepada korban konflik ikut pada usaha-usaha kecil. Padahal
tiga tahap: Kompensasi, Pember- terlambat kalaulah mereka bisa digroupkan,
dayaan ekonomi, Pembangunan • program pengembangan eko­ akan mungkin kita buat usaha-
perdamaian (peace building). Ta- nomi korban konflik menjadi usaha besar seperti membuka lahan
hap kompensasi sebenarnya sudah terhambat pertanian, peternakan dan pabrik.
harus selesai di tahun pertama • data korban konflik belum final Sesungguhnyalah, masih ba­
(2006) atau paling lambat tahun (tidak bisa segera diselesaikan nyak yang harus dilakukan BRA dan
kedua (2007). Dalam tahun 2008 ini karena menunggu dana, bahkan keberhasilannya sangat tergantung
sepatutnya BRA sudah bisa melang- sebagian biaya yang cukup besar pada sistem pendanaan yang rasi­
kah ke tahap-tahap pemberdayaan untuk verifikasi data didapatkan onal. BRA siap dengan mekanisme-
ekonomi dengan mengadakan train- BRA dari bantuan donor asing mekanisme dan programming yang
ing-training ketrampilan dan meng­ seperti UNDP dan USAID), diperlukan untuk melaksanakan
adakan peluang perkerjaan. Tahun sehingga selanjutnya berantai sistem pemberdayaan ekonomi yang
2009, sepatutnya dimulai tahap kepada keadaan di mana: ketika 3.000 mantap yang akan lebih menjamin
peace building di mana kita harus a banyak data penerima ban­ kehidupan masa depan para mantan
menangani masalah-masalah yang tuan yang bukan berasal dari mantan kombatan dan korban konflik. Kita
lebih tinggi seperti pembentukan korban/ahli waris korban kombatan mempunyai pakar-pakar yang siap
Komisi Kebenaran dan Konsiliasi konflik (data tidak akurat). GAM disumbangkan oleh badan-badan
serta Pengadilan HAM; menangani a BRA kesulitan menentukan donor nasional dan internasional
masalah-masalah pembentukan prioritas penerima bantuan. menerima seperti SSPDA (Bappenas), UNDP,
Komisi Bersama Penyelesaian Klaim Waktu pendistribusian ban­ Rp 25 juta USAID, IOM, GTZ, KFW, FAO, UN-
untuk menangani klaim-klaim yang tuan menjadi lama. ORC, ILO, AUSAID, dan lain-lain-
tidak terselesaikan (MoU 3.2.6). a Data penerima bantuan
seorang, nya yang masih beroperasi di Aceh
Sayangnya, karena keterlambatan yang tidak akurat berpotensi para mantan untuk setahun dua lagi. BRA bah-
penurunan dana (pada waktu penu- memicu konflik baru di panglima kan sedang dalam diskusi intensif
lisan ini yaitu pertengahan bulan masyarakat dengan para stakeholders post con-
Juli 2008, 2/3 dana tahun 2007 • Adanya ketentuan bayaran
wilayah GAM flict resolution untuk kemungkinan
BRA dari Pemerintah Pusat masih bantuan berdasarkan by name membagi- pembentukan Multi Donors Fund 2
belum diterima. Oleh karena itu dan by address menyebabkan bagikan dana (MDF 1 mendanai BRR).
hingga kini dan bahkan sampai ta- tidak mungkinnya dibuat sistem BRA ingin menunjukkan bagai­
hun depan BRA akan masih belum pembayaran berkelompok secara tersebut ke­ mana kebijaksanaan mengguna­
bisa mengakhiri tahap kompensasi sistematik demi menghasilkan pada puluhan kan dana bantuan dengan rasional
untuk bisa melangkah maju ke ta- sesuatu proyek bersama yang ribu penerima adalah sangat menguntungkan.
hap pemberdayaan ekonomi yang akan membuka ruang kerja baru Contohnya, ketika 3.000 mantan
sebenarnya. Yang sudah jelas, dana bagi para korban konflik. sehingga kombatan GAM menerima Rp 25
tahun 2008 sudah mati sebelum la- Kelompok-kelompok pember- seorang hanya juta seorang, para mantan panglima
hir karena Pemerintah Pusat telah dayaan ekonomi hanya bisa dilak- wilayah GAM membagi-bagikan
memutuskan untuk tidak mem- sanakan sekiranya ada kesukare-
mendapat dana tersebut ke­pada puluhan ribu
berikannya karena tidak mungkin laan di kalangan penerima bantuan sedikit saja penerima sehingga seorang hanya
BRA menghabiskan dengan baik untuk menggabungkan diri dan mendapat sedikit saja, yang tidak
pendanaan ganda (450 milyar dari membuat sesuatu usaha bersama. mungkin digunakan untuk modal
2007 dan 600 milyar yang diajukan Bantuan menurut sistem individual usaha. Kecuali Pidie. KPA Pidie de­
BRA untuk 2008). Di sini juga terli- dan by name and by address menju- ngan cara sangat rasional mendapat-
hat perbandingan yang sangat ber- rus kepada penggunaan dana ban- kan persetujuan beneficieries di Pi-
beda dengan BRR. Bantuan dana tuan untuk keperluan konsumtif die untuk tidak membagi-bagikan
untuk BRR sangat cepat dan sangat dan bukannya modal usaha. uang tersebut tetapi diinvestir dalam
besar walaupun hanya terbatas un- sebuah usaha bersama. Kini usaha
tuk bencana yang singkat dan pada Pencapaian bersama ini mempunyai beberapa
umum­nya mengenai penduduk pesi- Walaupun dengan berbagai unit truk dan telah memenangi
sir. Tanpa mengecilkan kehancuran tantangan dan halangan, BRA beberapa tender kontrak berbagai
akibat tsunami, sepatutnya disa­ telah berhasil juga melaksanakan pembangunan infrastruktur BRR
dari bahwa bencana sosial konflik program-programnya dengan baik. dan pemerintah. Dengan demikian
berlangsung selama 30 tahun dan Dalam pelaksanaan pemberdayaan beneficieries akan menerima faedah
merata di seluruh Aceh. Kalau dip- ekonomi tahun 2007 umpamanya yang berterusan. Inilah satu contoh
ikir-pikir, tak ada rakyat Aceh yang BRA memberi dalam dua tahap: sistem pemberdayaan ekonomi yang
tidak terkena dampak konflik ba- 60% dan 40%. Mereka yang telah rasional dan berhasil. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 45


Membaca
Perjuangan
Bangsa Moro
oleh Imran MA

Lebar jalan beton itu 2,5 meter. Mujahid memilih bekerja selama tiga tahun
Hanya cukup dilalui satu mobil. Lalu dan baru pada akhir 1995, dia pulang
bersambung dengan jalan setapak. Di sisinya kampung di Basilan.
berjejer rumah, banyak yang kumuh. Lewat Sebagai anggota pejuang MNLF, ia selalu
jalan itulah saya menapaki perjalanan berhubungan dengan teman-temannya.
hingga tiba di satu rumah permanen bercat Karena memiliki kemampuan, baru dua
biru muda, berdiri kokoh, menghadap ke bulan di kampung halaman, tahun 1996, dia
selatan. dijemput untuk terlibat dalam perundingan
Rumah itu milik Abdul Mukarim Al- damai antara MNLF dan Pemerintah
Mujahid, 40 tahun, warga desa Tabuk, Filipina, yang berlangsung di Jakarta.
Isabella City, Basilan, Kepulauan Mindanao, Posisinya sebagai asisten tim. Perundingan
Filipina. Dia bekas asisten jururunding berjalan alot, Nur Misuari, pimpinan MNLF
MNLF (Moro National Liberation Front), menjadi ketua delegasi MNLF. Sedangkan
kelompok perlawanan di selatan Filipina. di pihak pemerintah dipimpin Fidel Ramos.
Pria hitam manis itu mempersilakan duduk. Hari Jumat, 30 Agustus 1996, kesepa­
Tak lama berselang, seorang anak lelaki katan damai ditandatangani kedua pihak,
menghidangkan teh dan penganan pisang disaksikan Presiden Soeharto, Sekretaris
goreng berbalut gula merah. Jenderal OKI Hamid Algabid, duta besar
Al-Mujahid mempersilakan minum dan negara anggota Komite Enam OKI, dan para
mencicipi hidangan yang telah tersedia, duta besar anggota ASEAN di Jakarta.
sembari menanyakan maksud dan tujuan Dari perundingan itu, semua berharap
kedatangan saya. Dia adalah anggota MNLF konflik yang sudah berlangsung 30 tahun
angkatan 1982, bertepatan dengan 10 tahun lamanya, dan telah menewaskan 120 ribu
umur organisasi pejuang kemerdekaan jiwa, segera berakhir. Dan Nur Misuari
bangsa Moro, yang didirikan pada 1972. entah sadar atau tidak, di belakangnya
Dua tahun bergabung dengan MNLF, dia sedang bertempur dua kelompok besar
dikirim belajar ke negeri Muammar Qhadafi. sempalan dari organisasi yang dipimpinnya,
Di sana, dia belajar sampai menyabet gelar karena perbedaan ideologi, watak, suku dan
sarjana. Selama bersekolah di Libya, Al- cara berjuang. MNLF pun pecah dalam dua
Mujahid banyak berkenalan dengan pejuang kelompok sempalan, MILF dan Abu Sayyaf.
seluruh dunia. Salah satunya, warga Aceh Menurut beberapa warga dan aktivis
yang juga belajar di sana. ”Ada kawan saya yang saya temui saat bertandang ke
dari Aceh, saat itu satu kelas sama saya,” Basilan, Maret silam, Misuari berasal dari
katanya. Sulu. Sementara pemimpin MILF Salamat
Pada 1992, dia menamatkan pendidikan. Hasyim (kini Murad Ibrahim) berasal dari
Karena diembargo PBB atas prakarsa Cota Bato, suku Iranun. Perbedaan suku dan
Amerika Serikat, Pemerintah Libya tak tanah kelahiran juga bagian dari penyebab
sanggup membiayai pelajar yang ingin perpecahan.
kembali ke negara asal. Akhirnya, Al- Salamat Hashim meninggal tahun
DARI ATAS: HEPINOY.NET; ARVIN C CHUA/PINOYCENTRIC.COM; ARKIBONGBAYAN.ORG
46
3tahun
AC H DAMAI

2003 dalam pertempuran dengan pasukan


Filipina. Dia dikenal sebagai pejuang
MNLF berideologi Islam. Karena berbeda
dengan Misuari, yang kekirian, dan ingin
Di desa-desa,
mendirikan negara Islam, pada 1997 dengan warga belum bisa
membawa pasukan dan anak mujahidin,
berjuang di bawah payung MILF.
hidup tenang.
Kelompok pejuang Abu Sayyaf yang Mereka menangis,
lahir tahun 1991 juga mau mendirikan
negara Islam di wilayah lebih kecil: Basilan karena keluarganya
dan Kepulauan Sulu, di bawah pimpinan banyak yang
ulama tasawuf Abdul Razak Bin Zalzalani
dari Kota Isabella, Basilan. Daerah ini mendekam dalam
banyak dihuni suku Samaa, Tauchung dan
Bajjoa. ”Perbedaan itu berpengaruh pada
penjara dengan
konflik mereka,” ujar Niel Murad, aktivis tuduhan teroris.
sipil bangsa Moro.
Walau banyak pihak meragukan
perdamaian yang dimediasi Indonesia, tapi
Pemerintah Manila tetap mengambil satu yang telah disepakati banyak terabaikan.
kelompok untuk diajak berdamai. Entah Sebagai contoh dalam perjanjian memuat
sengaja atau tertipu laporan intelijen, Manila sejumlah butir, seperti gerilyawan Moro
menganggap MNLF sanggup mengiyakan yang direintegrasikan ke pasukan militer
kedua kelompok itu. Namun ternyata tidak. Filipina sebanyak 7.500 orang, dengan
Kelompok sempalan mendapat tem­ rincian 5.750 personel bergabung ke militer
pat di hati rakyat setelah melihat hasil dan 1.750 orang jadi aparat kepolisian.
perundingan Misuari yang kacau balau. Namun kenyataannya, yang direkrut banyak
Kesepakatan damai itu diawali dengan dari luar pejuang, dan tidak setengah dari
dibentuknya Dewan Filipina Selatan untuk jumlah itu ditepati pemerintah.
Perdamaian dan Pembangunan (SPCPD). ”Pak Prof mungkin sudah sedikit beda,
Dewan dibentuk untuk mengawasi proyek karena seorang gubernur dan pasti dekat
pembangunan di 14 provinsi dan sembilan Istana Malacanang,” sebut Al-Mujahid
kota. SPCPD diketua Misuari. Dewan diplomatis. Pak Prof adalah sebutan akrab
kabinet bentukan Misuari banyak bukan di kalangan rekannya untuk Nur Misuari.
dari garis perjuangan. Sejumlah proyek Malacanang adalah tempat kediaman
yang dikerjakan bermasalah. Presiden Filipina.
SPCPD berjalan tiga tahun, kemudian Roda perdamaian berjalan terseok-seok.
disusul dengan pelaksanaan referendum Di tengah gagasan pembangunan, perang
untuk menentukan berapa provinsi ber- masih berlangsung. Dua kelompok terus
gabung ke wilayah otonomi Muslim Min­ bertempur untuk mencapai tujuannya.
danao. Misuari juga mencalonkan diri se- Kelompok Abu Sayyaf menghadang pasukan
bagai gubernur di wilayah otonomi muslim pemerintah di Kepulauan Sulu, sementara
dan menang. MILF bertahan 1 kilometer dari pasar Cota
Autonomous Region for Muslim Bato.
Mindanao (ARMM) ditetapkan tahun 1989, Kepulauan Mindanao tak banyak ber­
semasa Presiden Filipina dijabat Qurazon ubah pascadamai. Saat saya melintasi
Aquino. Yang termasuk dalam daerah jalan dari Cota Bato menuju Davao,
otonomi muslim hanya Tawi-Tawi, Sulu, terlihat sejumlah lembaga asing yang ikut
Lanao del Sur dan Maguindanao. Sudah tiga membantu pembangunan fasilitas publik di
jabatan disandang Misuari, sebagai ketua sana. Layaknya Aceh pascatsunami, banyak
MNLF, ketua SPCPD, dan gubernur wilayah pamflet nama pemberi bantuan bertengger
otonomi muslim. di sejumlah tempat. Tetapi, masyarakat
Kesenjangan antara pejuang semakin belum merasakan perubahan.
bertambah. Kabinet yang diangkat bukan Pemilihan gubernur baru akan dimulai
dari garis pejuang. Sebagian pemimpin dan pemerintah Misuari berakhir. Di
teras berjaya sendiri dengan mengisi jabatan tengah hiruk pikuk menjelang pemilihan, di
baru, dan jadi kontraktor, melupakan nasib kepulauan Sulu terjadi penyerangan hingga
kawan seperjuangan yang masih terlilit menewaskan 160 jiwa. Manila menuduh itu
kemiskinan. Korupsi merajalela. upaya mengacaukan pemilihan gubernur
Poin-poin perjanjian perdamaian ARMM baru dan Misuari dituding berada
di balik aksi tersebut. Manila menjagokan
Tentara NPA sedang rehat di hutan Mindanao Farouk Husin.
(atas); Pengangkutan umum di FIlipina Pascakejadian itu, Misuari berlabuh ke
Selatan (tengah); Unjukrasa menuntut Sabah, Malaysia, dengan tujuan hendak
penghentian perang di Mindanao (bawah). melarikan diri ke Timur Tengah. Namun,

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 47


polisi Malaysia mencokoknya di Pulau Pelegalan perampasan kepemilikan tanah
Jampiras, lepas pantai Sandakan, Sabah, semakin menjadi-jadi ketika Presiden
dan mengembalikannya ke Manila. Ferdinand Marcos menerapkan kebijakan
Tahun 2001, pengadilan menghukumnya land reform pada 1971.
dengan dakwaan membangkitkan kembali Kebijakan itu seharusnya membuat
perlawanan terhadap Manila di Kepulauan ada persamaan kepemilikan tanah dengan
Jolo. Tetapi, kini dia sudah diberikan ruang, tuan tanah yang menguasai Luzon dan
dan mendapatkan kebebasan bersyarat dari Kepulauan Visayas. Yang terjadi justeru
pengadilan untuk bertarung memperebut- pencaplokan tanah, dan penguasaan sektor
kan kursi gubernur dalam pemilihan yang ekonomi lainnya seperti kapal penangkap
akan berlangsung Agustus ini. ikan besar dan kapal penyeberangan yang
”Tidak tahu nasib Mindanao ke depan hampir semuanya dikuasai orang Manila
jika para pemimpin kelompok masih belum dan kaum transmigran yang dikirim ke
ikhlas demi tanah Moro,” kata Niel. wilayah ini.
Kemiskinan yang melanda masyarakat “Di sini siapa yang peduli, kapal hampir
Mindanao benar adanya. Saat saya ber­ semua milik orang Manila, dan kebun besar Ustad Almujahid, 40 tahun, mantan asisten
tandang ke pinggiran laut Kota Isabella, juga milik orang luar kampung kami. Kami jururunding MNLF.
Malamawi, rumah-rumah panggung kayu masih terjajah,” ujar seorang warga desa
berdempetan, di atas rawa-rawa. Tak ada Tupay. Manila didukung Amerika Serikat sibuk
toilet dan air bersih mengalir. Mesjid saja memburu dan menangkap orang-orang
terbuat dari batako, tanpa plasteran dan *** yang dicurigai.
terlihat sangat rapuh. Di desa-desa, warga belum bisa
Banyak pemuda memilih minggat ke Entah kurang percaya atau hidup tenang. Mereka menangis, karena
negeri jiran, atau Timur Tengah untuk pesimis dengan perjuangan MNLF dan keluarganya banyak yang mendekam dalam
mendapatkan pekerjaan. Yang tinggal di MILF, akan terjadi perubahan nasib penjara dengan tuduhan teroris. Kesedihan
kampung bekerja sebagai sopir Tri Cycle, dan bang­sa Moro, Abu Sayyaf bangkit dan itu bertambah karena mereka dihukum
melaut. Tidak sedikit anak-anak muda yang mengobarkan perlawanan di Basilan dan tanpa proses pengadilan. Secara keseluruhan
tak memiliki pekerjaan alias menganggur. Jolo. Kelompok yang dimotori kaum militan di Mindanao, saudara perjuangan mereka,
tersebut mendapat sambutan luar biasa MILF, sedang menghadapi Manila dalam
*** dari penduduk setempat. Namun setelah upaya merintis perdamaian. Beberapa kali
pemimpin spiritualnya Abdul Razak Bin upaya perundingan sebelumnya gagal.
Filipina yang berpenduduk lebih Zaljalani dana Ustad Sulaiman meninggal “Orang-orang di Manila memang cerdik
82 juta jiwa mayoritas beragama Katolik, dunia, masyarakat berpaling dan kelompok dan licik. Ada yang mereka ajak berkawan,
mencapai 75 persen. Khusus Mindanao, itu dianggap tidak bisa mewakili aspirasi tapi tetangganya dimusuhi dan diperangi,”
dihuni bangsa Moro, yang beragama Islam. mereka. ungkap Niel, dengan mata melotot dan
Masyarakat Islam semakin tersisih sejak Abu Sayyaf kocar-kacir. Bahkan, ko­ menatap jauh ke depan. [a]
tahun 1380 setelah berakhirnya kekuasaan mandan selanjutnya bergerak sendiri-
pemimpin-pemimpin Datuk atau Raja sendiri. Mereka dituduh terlibat serangkaian
Islam. penculikan dan pengeboman. Hingga Seorang anggota Pasukan khusus Amerika
16 Maret 1521, Spanyol merambah Fili- akhir­­nya daerah bekas basis kelompok Serikat memimpin latihan untuk Angkatan
pina dan mengkristenkan penduduk Islam itu dan yang memiliki keterkaitan dengan Bersenjata Filipina (AFP) di Semenanjung
di Kepulauan Luzon, sebelah utara. Di se- orang dituduh sebagai teroris. Pemerintah Zamboanga, Maret 2003.
latan, tentara Spanyol menghabiskan lebih
dari 375 tahun pertempuran dengan pasu-
kan Islam Mindanao-Sulu yang akhirnya
kesultanan Sulu takluk pada 1876. Tetapi,
warga Muslim tak pernah dapat ditakluk-
kan secara total.
Spanyol mengalihkan kolonial ke tangan
Amerika, kemudian Jepang. Baru tahun
1946, Filipina merdeka. Kebijakan terhadap
bangsa Moro sama saja, meneruskan ke­
bijakan kolonial. Namun semangat per­la­
wanan bangsa Moro tak sanggup diredam.
Pada 1936, Manuel Quezon, kepala
pemerintahan Filipina di bawah pemerintah
kolonial Amerika Serikat, membuat undang-
undang yang menyatakan tanah Mindanao
ialah milik publik atau negara.
Walau saat peraturan itu dibuat, Min­
danao belum bergabung sebagai bagian dari
Filipina, keputusan itulah yang kemudian
jadi dasar pembenaran pembelian murah
tanah-tanah kaum Muslim oleh warga
Katolik dari utara, terutama dari Luzon.
ATAS: IMRAN MA —ACEHKINI; BAWAH: EDWARD G MATENS/US NAVY PHOTO
48
3 tahun
AC H DAMAI

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 49


50
ACEHKINI Agustus 2008 | A1
Tim Konflik dan Pengembangan
Sejak 2005...

(Conflict and Development Team)


— di bawah Unit Sosial Bank Dunia Program Konflik dan Pengembangan Bank
kantor Jakarta— mulai bekerja di Aceh
sejak April 2005, tepatnya saat konflik Dunia Hingga 2010
belum sampai pada kesimpulan: selesai.
Awalnya, tim hanya membantu persiapan Aktivitas Pelaksana Mitra
pelaksanaan Program Percepatan Pelatihan Resolusi dan Mediasi Konflik NGO (ditentukan kemudian)
Pembangunan Daerah Tertinggal dan (CRT) Pelatihan Dasar
Khusus (P2DTK) atau Support for Poor Pelatihan Resolusi dan Mediasi Konflik NGO (ditentukan kemudian)
and Disadvantages Areas (SPADA), (CRT) Pelatihan Lanjutan
khususnya pendataan sumber daya Resolus Konflik: Dalam Konteks Paska NGO (ditentukan kemudian)
manusia, dan institusi di Aceh yang MoU Helsinki
berpotensi bekerjasama dengan P2DTK.
Bantuan terhadap Perempuan yang NGO Asia Foundation
Menjadi Kepala Rumah Tangga
Dengan tercapainya perjanjian damai
RI-GAM di Helsinki, Finlandia, telah Bantuan terhadap Integrasi Pengungsi NGO (ditentukan kemudian)
menjadi titik awal bagi tim —yang Program Radio Pemuda Aceh untuk WB Search For Common Ground
saat itu hanya diisi tiga staf; Patrick Mendukung Perdamaian
Barron, Muslahuddin Daud dan Samuel Strategi Kampanye Damai WB WB
Clark—untuk mengembangkan strategi Film Komedi tentang Perdamaian WB Forum LSM Aceh
kerja lebih komprehensif, menyikapi Program Pengawasan Media (Media WB (ditentukan kemudian)
perubahan status Aceh sebagai daerah Watch)
pascakonflik. Tujuannya ikut serta
Film Dokumenter tentang Reintegrasi WB Aceh Society Development
membantu terciptanya perdamaian abadi
di Aceh. Studi Analisis WB WB
Pusat Studi Resolusi Konflik dan NGO Universitas Syiah Kuala
Baik di Jakarta maupun dalam kunjungan Perdamaian
ke Aceh, Scott Guggenheim, Susan Forum Peneliti Aceh WB NGO-NGO
Wong, Sri Kuntari, dan Victor Bottini, Dukungan untuk Program BRA-PPK WB WB
intensif memantau kerja tim. Tiga tahun Inisiasi Transparansi Masyarakat NGO CEPA and ASD
telah berlalu, tim terlibat membantu
Proyek Mata Pencaharian Penanaman NGO (ditentukan kemudian)
Aceh. Perjalanan masih panjang,
Kedelai
setidaknya sampai strategi yang dibangun
sejak awal: berakhir tahun 2010.*** Lokakarya: Perkembangan Ekonomi Aceh WB ASD
di Masa Depan
Sejak 2005...

Program Psikososial di Bireuen dan Aceh NGO IOM


Utara (termasuk Mata Pencaharian)
Laporan Pemantauan Konflik di Aceh WB WB
(Bulanan)
Konflik di Aceh: Tiga Tahun setelah MoU WB WB
Helsinki
Penelitian tentang Pola Ekonomi Tradisional WB WB
Penelitian tentang Siklus Konflik di Dataran WB WB
Tinggi Aceh
Penelitian tentang Budaya dan Kemiskinan WB WB
Evaluasi Bantuan Reintegrasi Berbasis WB AC NIELSON
Masyarakat
Penilaian Pemegang Peranan terhadap NGO IOM
Proses Perdamaian (MSR)
Mata Pencaharian GAM WB AC NIELSON
Studi Pilkada WB WB
Keterlibatan Internasional dalam Proses WB WB
Perdamaian
Evaluasi Sosialisasi WB WB
APEA dan Laporan Kemiskinan di Aceh WB WB
Makalah tentang Reintegrasi di Aceh WB WB

A2 | www.conflictanddevelopment.org
diagnosa panjang
lahir dari
Lahir dari Diagnosa Panjang
Hampir tiga puluh tahun didera konflik, masyarakat Sebelumnya, Bank Dunia hanya memainkan peran
Aceh hidup dalam rasa takut dan keterpurukan mental yang terbatas dalam proses penyembuhan pascakonflik.
berkepanjangan. Hari-hari dilewati dengan jiwa
tertekan, di antara letusan senjata yang menyalak. Tak Di balik bencana selalu ada hikmah yang bisa dipetik.
terhitung korban jiwa dan harta melayang. Tsunami juga telah membawa hikmah bagi Aceh:
kesempatan untuk membangun kembali semua yang
Untunglah, bencana tsunami yang datang pada 26 telah hilang, termasuk damai. Namun, tentu saja,
Desember 2004 mengetuk hati kalangan Gerakan Aceh bantuan yang masuk ke Aceh juga membawa risiko
Merdeka (GAM) untuk kembali merajut perdamaian memicu konflik baru, bila bantuan tersebut tak
dengan Pemerintah Indonesia. Tsunami memang disampaikan secara merata dan transparan. Apalagi,
menjadi tonggak baru bagi upaya merintis damai perjalanan menyembuhkan diri setelah hampir 30
di Aceh. Delapan bulan pascatsunami, nun jauh di badan tahun berada dalam pusaran konflik merupakan
Helsinki, Finlandia, Pemerintah Indonesia dan GAM nonpemerintah sebuah proses panjang dan berat.
menoreh kesepakatan damai pada 15 Agustus 2005.
harus diberi
Bayangkan saja, mata pencaharian ratusan
Aceh bertasyakur ketika damai datang. Di mesjid- ruangan ribu penduduk Aceh terganggu selama konflik.
mesjid, warga bersujud syukur. Di sisi lain, bantuan untuk dapat Pembangunan fisik dan mental juga hancur berkeping.
internasional terus mengalir. Tsunami dan menuangkan Selain terhambatnya pengembangan ekonomi, yang
penandatanganan pakta perdamaian membuat mata jauh lebih penting adalah, ribuan bahkan ratusan ribu
dunia tertuju ke Aceh.
ide dan umpan penduduk mengalami trauma berkepanjangan akibat
balik atas deraan konflik.
World Bank adalah salah satu lembaga yang telah reintegrasi dan
berada di Aceh sebelum pakta damai diteken. pengembangan
Keberadaannya diikuti dengan kedatangan mantan Diagnosa panjang
Presiden Bank Dunia, Paul Wolfowitz, ke Aceh pada paskakonflik Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat
April 2006. Ini menunjukkan itikad baik Bank Dunia lahir dari sebuah diagnosa panjang. Penelusuran
yang akan memainkan peran aktif dalam mendukung terhadap program ini, mengidentifikasi prioritas-
perdamaian dan pengembangan pascakonflik. prioritas pengembangan yang dibutuhkan sebuah

ACEHKINI Agustus 2008 | A3


edisi perdana laporan pemantauan konflik di Aceh
(Aceh Conflict Monitoring Update atau ACMU).

Usaha analitikal dan operasional tim meluas setelah


penandatanganan MoU Helsinki. Tim, bersama
beberapa donor internasional, NGO, dan badan
pemerintah, mendirikan Tim Sosialisasi Aceh Damai.
Tim ini berfungsi untuk menghubungkan informasi
tentang MoU dan seluruh proses damai kepada
pemerintah, kelompok masyarakat, dan masyarakat
di seluruh Aceh. Maret 2006, tim merilis “Kajian
Mengenai Kebutuhan Reintegrasi GAM” yang berisi
informasi mengenai kebutuhan mantan kombatan
untuk bereintegrasi secara sosial dan ekonomi ke
diagnosa panjang
lahir dari

tengah masyarakat.

Pada saat bersamaan, Badan Reintegrasi-Damai


Aceh (BRA) terbentuk. Praktis setelah itu, badan
yang mengurusi reintegrasi ini meminta bantuan
teknis dari Bank Dunia untuk mengembangkan dan
melaksanakan program penyaluran bantuan bagi
korban konflik yang sedang dilakukan. Sebelumnya,
telah diputuskan, mekanisme dan jaringan fasilitator
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) milik
Pemerintah Indonesia akan ditingkatkan untuk dapat
melaksanakan pendekatan berbasis masyarakat, guna
mengidentifikasi korban konflik serta menyalurkan
daerah pascakonflik. Bank Dunia menitikberatkan bantuan.
tujuan pada: meningkatkan kualitas pengembangan
pascakonflik dengan menguatkan kepemilikan provinsi Akhirnya, mulai Agustus 2006 hingga Agustus 2007,
atas program reintegrasi dan memastikan bantuan program yang bernama “Bantuan Reintegrasi Berbasis
tersalurkan hingga ke kelompok-kelompok rentan; Masyarakat bagi Korban Konflik (dikenal juga dengan
menyediakan dukungan untuk peralihan dari perang program BRA-PPK) berjalan di 17 kabupaten di Aceh.
ke damai, dan permintaan dari luar ke pengembangan Hasilnya, dana sebesar US$24 juta telah tersalurkan
otonomi; mengawasi dan memonitor tren konflik kepada 211.500 rumah tangga yang ada di 1.724 desa
yang muncul; mengidentifikasi kesempatan untuk di Aceh.
intervensi; serta menyediakan informasi terkini
bagi para pembuat kebijakan dengan menggunakan Tim Konflik dan Pengembangan juga melakukan
peralatan analitikal. kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
Selain memperbaiki kualitas respon pascakonflik, kondisi daerah; seperti membantu Dinas Sosial dalam
Bank Dunia tetap mengevaluasi intervensi yang sudah menangani persoalan emergensi bagi korban konflik,
dilakukan dan mendokumentasi pelajaran yang telah membantu pemerintah Aceh dalam penilaian cepat
dipetik. Karena komitmen yang tinggi untuk ikut serta terhadap bencana banjir di delapan kabupaten di Aceh
membantu menjaga perdamaian, Tim Konflik dan pada Desember 2006 lalu yang kemudian digunakan
Pengembangan yang sebelumnya hanya tiga orang oleh Asian Development Bank (ADB) dalam
bertambah menjadi 17 personel. Mereka ditempatkan merehabilitasi dan merekonstruksi daerah banjir.
di Aceh dan bekerja mulai dari studi analitik hingga Dengan mengandalkan jaringan PPK, tim berhasil
program operasional. Tim berkomitmen mendukung melakukan survey seluruh desa di Aceh tentang
proses damai serta memperbaiki kualitas program Bank besarnya akibat dan kerusakan selama konflik.
Dunia di bekas daerah perang ini.
Persoalan pungutan liar dalam rehabilitasi dan
rekonstruksi yang dikeluhkan oleh BRR dan pelaku
Evolusi yang Matang rekonstruksi lain, juga direspon tim dengan membuat
Tim Konflik dan Pengembangan mulai berada di studi pungutan liar pada truk angkutan wilayah barat
lapangan sejak April 2005. Buah tangan pertama dan timur Aceh pada awal tahun 2006.
tim, berupa analisis dengan judul, “Kajian Dinamika Pertengahan 2006, tim melakukan proses perencanaan
Konflik dan Pilihan untuk Mendukung Proses Damai”. strategis untuk periode 2007-2010. Rencana strategis
Kajian ini diselesaikan hanya satu bulan sebelum ini berupa kerangka kerja untuk program operasional
damai. Penajaman di lapangan terus dilakukan. Setelah dan analitikal, dalam besaran-besaran yang lazimnya
analisis rampung, pada Januari 2006, tim ini melansir disebut komponen program.

A4 | www.conflictanddevelopment.org
Perjalanan Program melakukan serangkaian program untuk mencapai
Program penguatan perdamaian yang dilakukan Bank tujuan komponen pertama ini. Sebagai bagian dari
Dunia di Aceh, dibagi dalam empat komponen penting Tim, tim Sosialisasi juga membantu pemerintah dalam
berikut. menyebarkan pesan-pesan kunci tentang MoU serta
proses damai; dan turut menyediakan bantuan teknis
Bantuan untuk Program Reintegrasi kepada BRA dan Dinas Sosial Aceh selama pelaksanaan
Ini adalah komponen pertama, yang bertujuan untuk program BRA-PPK.
memastikan dan melancarkan pelaksanaan bagian
reintegrasi dalam MoU Helsinki (khususnya poin Begitu pula dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan
3.2.5-red). Program ini dilakukan lewat dukungan kelompok rentan. Tim Konflik dan Pengembangan kini
institusi pada BRA dan badan pemerintahan terkait. mendukung sejumlah program, diantaranya Program
Setidaknya ada tiga dasar pemikiran yang melandasi Penguatan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), dan
keputusan Tim untuk terlibat dalam program ini. membantu IOM dalam melaksanakan Program Bantuan
Pertama, meskipun pemerintahan lokal—pemerintah Langsung Kesehatan dan Psikososial (Direct Health and

diagnosa panjang
lahir dari
provinsi dan kabupaten—termasuk BRA, memiliki Psychosocial Assistance Program/DHPAP).
dana substansial yang disediakan untuk membantu
reintegrasi mantan kombatan dan menjawab Membangun Perdamaian dan Kemitraan
kebutuhan mereka yang terimbas konflik dan kelompok Perdamaian tentu tak bisa diwujudkan sendiri. Untuk
rentan, namun minus mekanisme pelaksanaan yang itu, komponen kedua program tim Konflik dan
efektif. Inilah yang membuat uang dan sumber daya Pengembangan bertujuan mendukung reintegrasi dan
dapat memperburuk masalah ketika semua dana yang pengembangan paskakonflik dengan membangun
dialokasikan dan telah digunakan ternyata tidak saling kemitraan dengan lembaga-lembaga lainnya. Ada
sesuai dan tak transparan. kebutuhan yang ingin diisi oleh komponen kedua
ini. Pertama, kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus
Kedua, berbagai hasil penelitian yang dilakukan lebih terkoordinasi dan tidak tumpang-tindih dengan
menunjukkan bahwa banyak mantan kombatan lembaga-lembaga internasional lainnya. Kedua,
berjuang mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan menyediakan ruang bagi lembaga-lembaga non-
uang setelah didemobilisasi. Para mantan kombatan pemerintah untuk mengekspresikan gagasasan dan
itu mungkin terpaksa menggunakan cara-cara yang pemikiran mereka terhadap kegiatan reintegrasi dan
terlarang untuk mendapatkan uang demi membiayai pengembangan pascakonflik. Terakhir, memastikan
keluarga. kelompok marjinal, seperti kelompok pemuda,
berpartisipasi dalam kegiatan reintegrasi dan
Ketiga, sebagian besar program reintegrasi terlalu fokus pengembangan pascakonflik.
pada reintegrasi ekonomi mantan kombatan, serta
tidak cukup menjawab kebutuhan kelompok rentan Tim telah mendukung beberapa kegiatan yang memberi
seperti janda, perempuan sebagai kepala keluarga, kontribusi atas tercapainya tujuan komponen ini.
yatim-piatu, dan mereka yang menderita trauma Pada November 2007, Tim mendukung Acheh Society
psikologis. Development (ASD)—yang dipimpin Tgk. Nashiruddin
bin Ahmed (eks-juru runding GAM)—untuk
Hingga kini, Tim Konflik dan Pengembangan telah menyelenggarakan lokakarya dimana perwakilan daerah
dan kabupaten, kelompok masyarakat sipil, dan donor
internasional, bersama-sama mendiskusikan strategi
berkelanjutan untuk pengembangan Aceh paskakonflik.

Saat ini tim juga mendukung program Aceh Youth


Radio yang memungkinkan reporter muda menjadi
agen perdamaian dengan mengangkat berbagai isu
perdamaian yang dihadapi sekarang ke dalam sebuah
ruang diskusi publik terbuka. Kelompok muda dan
pendengar lain memiliki kesempatan memberikan
tanggapan terhadap isu-isu yang sedang didiskusikan
dalam program radio tersebut. Tanggapan-tanggapan
tersebut pada gilirannya akan disampaikan kepada para
pengambil kebijakan.

Terakhir dari komponen ini, Tim telah menghimpun


perwakilan-perwakilan donor, pemerintah lokal, dan
kelompok masyarakat, bersama-sama melakukan
tinjauan ulang keseluruhan pelasanaan program
pascakonflik di Aceh melalui proyek penelitian “Multi-
stakeholders Review”. Diharapkan hasilnya mampu

ACEHKINI Agustus 2008 | A5


memberi manfaat dalam mengidentifikasi prioritas Perayaan
pembangunan dan menetukan perkembangan prsoses Beberapa proyek monitoring dan penelitian menjadi
tiga tahun
damai Aceh pada masa depan. bagian dari komponen ini. Contoh utamanya adalah
MoU Helsinki Laporan Pemantauan Konflik di Aceh (ACMU)
Membangun Lembaga Lokal menandai yang dikumpulkan dan dipublikasikan tim dalam
Komponen ketiga program bertujuan untuk tonggak bahasa Indonesia dan Inggris setiap bulan. Beberapa
mendukung peralihan dari pengembangan proyek analitikal utama lainnya masih sedang dalam
paskakonflik dan paskabencana di Aceh melalui
utama ke arah pengerjaan, termasuk evaluasi program BRA-PPK,
pengembangan lembaga lokal. Hal ini bisa dicapai perdamaian kajian tindak lanjut reintegrasi ekonomi mantan
dengan memperkuat hubungan dan sinergi program- dan kombatan, serta studi Pilkada dan pemerintahan di
program rekonstruksi paskakonflik dan paskatsunami pengembangan Aceh.
serta membantu pemerintah dalam pengelolaan
dan penggunaan sumber daya otonomi khusus berkelanjutan Di saat yang bersamaan, Tim Konflik dan
untuk pengembangan Aceh yang berkelanjutan. di Aceh Pengembangan menilai adanya kebutuhan untuk
diagnosa panjang
lahir dari

Untuk mencapai tujuan ini, Tim Konflik dan memperkuat kapasitas lembaga lokal untuk
Pengembangan bekerja dengan tim lain di Bank Dunia menghasilkan penelitian berkualitas tinggi dan mandiri
untuk memonitor dan melacak pengeluaran untuk di masa depan. Untuk itu, tim sedang mencoba
rekonstruksi paska konflik dan tsunami. membangun bekerja sama dengan Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah) untuk mendirikan pusat penelitian
Lebih jauh lagi, tim juga sedang mengembangkan yang dipersembahkan untuk studi pengembangan
program pelatihan resolusi dan mediasi konflik politik dan ekonomi paskakonflik di Aceh.
untuk banyak program pengembangan yang
dilaksanakan Pemerintah RI, seperti Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Rencana ke Depan
Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Khusus Kini MoU Helsinki telah memasuki usia ketiga.
(P2DTK). Pada akhir 2008 hingga 2009, pelatihan yang Dinamika politik dan ekonomi di Aceh tumbuh begitu
sama akan diberikan kepada sejumlah kepala desa di cepat, dan diharapkan terus begitu di masa datang.
Aceh. Tim Konflik dan Pengembangan pun dituntut untuk
memahami pergeseran kebutuhan Aceh yang mungkin
Menyediakan Informasi dan Analisa Terkini terjadi. Sehingga strategi dan program yang dibangun
Komponen keempat dan terakhir program Tim menghasilkan model bantuan teknis, keluaran
Konflik dan Pengembangan bertujuan untuk program, atau produk analitikal yang berkontribusi
dapat berkontribusi memberikan informasi dalam positif dalam pengembangan paskakonflik yang
pembuatan keputusan dengan menyediakan berkelanjutan.
dokumentasi situasi Aceh yang sedang berjalan dan
terkini serta evaluasinya. Informasi dan analisis Namun begitu, menyediakan bantuan kelembagaan
terkini dan akurat tentunya bisa membantu pembuat kepada BRA dan lembaga pemerintahan lokal lain
kebijakan mengambil keputusan berdasarkan informasi tetap akan menjadi prioritas utama. Tim sedang
terkini. Pemerintah dan pelaku internasional dapat mencari cara bagaimana membantu dinas-dinas
menarik pelajaran “mana yang masih berlaku dan pemerintahan, serta lembaga legislatif provinsi dan
mana yang tidak” dalam situasi paskakonflik. kabupaten. Melalui proyek penelitian kolaborasi seperti
MSR, tim juga berharap dapat memberikan landasan
kerja bagi pihak multidonor dalam mendukung
perdamaian dan pengembangan yang berkelanjutan di
daerah-daerah yang terimbas konflik lainnya di masa
mendatang.

Pekerjaan tersisa lainnya adalah mencari strategi


yang tepat untuk menyebarluaskan produk-produk
analitikal yang sudah dihasilkan kepada masyarakat,
dan juga kepada para pemangku kepentingan di
berbagai tingkatan. Menanti hadirnya strategi
tersebut, Tim menyediakan akses bagi publik untuk
mendapatkan salinan produk analitikal tersebut pada
situs resmi Tim Konflik dan Pengembangan www.
conflictanddevelopment.org.

Hasil kerja Tim melalui proses diagnosa yang panjang


ini terus akan berlanjut dalam upaya membangun
kembali Aceh secara damai, menyeluruh, dan
bermartabat. Semoga! ***

A6 | www.conflictanddevelopment.org
Pilkada dan
“ Jika politik lokal
terus dijalankan
dengan sistem patronase,
akan menghalangi warga
sehingga tak dapat
“ Dampak
terhadap
menikmati hasil
pembangunan di Aceh. Demokrasi

terhadap Demokrasi
P Pilkada dan Dampak
emilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh dan apalagi yang perlu dilakukan. Penelitian ini
pada 2006 dan 2007 adalah proses lanjutan memperhatikan praktik politik serta potensi konflik
Memorandum of Understanding (MoU) (baik yang ada kekerasaan maupun tidak) saat
Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan Pilkada. Metode yang dipakai adalah pemantauan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pilkada yang digelar berita koran (newspaper monitoring) dan studi
serentak untuk tingkat provinsi dan 19 kabupaten/ kualitatif di lapangan. Fokusnya di Pilkada tingkat
kota bisa dikatakan sangat berhasil karena memenuhi kabupaten. Hasilnya sebagai berikut:
syarat ‘bebas, adil, dan damai’ yang merupakan tolak
ukur pemilihan dalam sistem demokrasi. 1. Pelaksanaan Pilkada secara institusional.
Walaupun tak ada manipulasi hasil Pilkada secara
Tetapi, membangun perdamaian berkelanjutan di besar-besaran, pengawasan terhadap prosedur
Aceh juga memerlukan pengelolaan persaingan tidak dilakukan secara efektif, penanganan
politik efektif antara elit-elit Aceh serta pembentukan keluhan dan sengketa kurang efektif, dan
‘good governance’ dan kebijakan pembangunan yang prosedur berkaitan dengan pendanaan kampanye
tepat. tak dilakukan. Akibatnya, muncul sejumlah
sengketa paska-Pilkada, dan meniadakan
Bank Dunia meneliti Pilkada Aceh guna menilai mekanisme akuntabilitas yang seharusnya jadi alat
seberapa jauh keberhasilannya dalam hal ini pengawasan pemerintahan baru.

ACEHKINI Agustus 2008 | A7


2. Strategi berkampanye dan mobilisasi. Strategi mengakibatkan peningkatan tekanan dan
kampanye tak bergantung pada program-program keretakan di tubuh GAM sendiri.
kebijakan atau kebijakan partai, melainkan lebih
memakai tim sukses yang menyebarkan patronase Sebagian dari masalah-masalah ini sangat mirip
dan janji-janji. Karena itu, pemenang Pilkada dengan yang terjadi di wilayah lain di Indonesia saat
cenderung memiliki utang, baik finansial atau Pilkada. Tapi tingkat bahayanya lebih besar dalam
politik, yang barangkali dilunasi lewat tindakan- kasus Aceh, karena konteks politiknya rentan (dengan
tindakan yang akan mengancam good governance. konflik, trauma, transisi GAM, tingkat kemiskinan
3. Perilaku pemilih. Perilaku pemilih lebih dan korupsi yang tinggi, dan gerakan untuk
ditentukan afiliasi atau kemungkinan memekarkan wilayah dari Aceh).
mendapatkan bantuan dari calon tertentu,
daripada platform politiknya. Warga Aceh bisa Jika politik lokal terus dijalankan dengan sistem
dikatakan sangat sinis terhadap pemerintah, patronase, akan menghalangi warga sehingga tak
dan menduga bahwa program dan bantuan dapat menikmati hasil pembangunan di Aceh.
pemerintah disalurkan karena kedekatan terhadap Keluhan dan sengketa terus muncul, dan dapat
pejabat, bukan sesuai kebutuhan. menjadi landasan untuk memobilisasi warga oleh elit-
4. Dinamika politik pasca-Pilkada. Metode elit yang kecewa.
berkampanye telah memperkuat hubungan yang
mendorong penyaluran sumber daya pemerintah Jadi, ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat
lewat sistem patronase. Ini halangan besar politik yang sifatnya demokratis, agar perdamaian
terhadap terciptanya good governance, dan telah berkelanjutan bisa digapai. Laporan dari penelitian
menimbulkan konflik politik di kalangan elit ini menawarkan sejumlah rekomendasi mengenai
lokal ketika harapan mereka atas pembagian bagaimana meningkatkan lagi pelaksanaan Pilkada,
tidak dipenuhi. Tekanan terhadap pemenang menghalangi aliran patronase, dan memperkuat
Pilkada dari latar belakang GAM untuk membalas politik dengan kebijakan yang jelas. Ini tentu penting,
dukungan politik dengan proyek atau jabatan mengingat Pemilu 2009 kian di ambang pintu. ***
terhadap Demokrasi
Pilkada dan Dampak

r e k o m e n d a s i
Jangka Pendek: Memperbaiki Pilkada Jangka Panjang: Memperkuat Demokrasi

Memperkuat wewenang Panitia Pengawas Membuat lembaga/atau organisasi dengan tugas


Pemilihan Umum (Panwaslu) supaya mengurangi untuk terus-menerus memantau proses tender
ketergantungannya terhadap Komisi Independen kontrak-kontrak pemerintah
Pemilihan (KIP).
Memperkuat kapasitas teknis dari partai-partai
Memperbaiki dan meningkatkan pola penyelesaian lokal dan nasional untuk mengembangkan dan
perselisihan dan pelanggaran dengan cara menjelaskan kebijakan sosial dan ekonomi.
mengklarifikasikan sanksi kalau lembaga terkait
tidak melanjutkan penanganan kasus yang Memfasilitasi transparansi dan pemantauan pada
dilaporkan, dan dengan meningkatkan transparansi proses-proses administrasi pemerintahan yang
dari penanganan kasus. kadang disalahgunakan untuk membalas jasa
kepada pendukung politik.
Memperketat regulasi pendanaan kampanye
dan menciptakan prosedur yang lebih efektif Mengembangkan jurnalisme investigatif yang
untuk memonitor dana kampanye, termasuk independen.
meningkatkan kapasitas masyarakat sipil untuk
melakukan monitoring tersebut. Mendukung adanya konsultasi-konsultasi publik
mengenai perancangan kebijakan-kebijakan baru
Memperjelas definisi ‘politik uang’ dan oleh pemerintah daerah.
menyosialisasikannya kepada masyarakat.

Memperbanyak diskusi-diskusi kebijakan selama


periode kampanye.

A8 | www.conflictanddevelopment.org
Warisan
Positif
Dibantu pendanaan dari Bank Dunia, IOM
melanjutkan program ini dengan memperluas wilayah
kerja yang mencakup 50 desa tambahan di Bireuen

Sebuah
dan Aceh Utara. Program lanjutan yang dimulai sejak
November 2007 silam diberi nama Program Bantuan
Kesehatan dan Psikososial Langsung Tahap II.

Sedikit berbeda dengan program tahap awal, fokus

Konflik
utama kali ini adalah memperkuat hubungan antara
program dengan sistem kesehatan publik yang meliputi:
pelatihan bagi pekerja kesehatan yang bertanggung
jawab pada layanan kesehatan jiwa, Perawat Kesehatan
Jiwa Masyarakat (PKJM); membangun kerjasama
formal dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Deraan konflik hampir 30 tahun di Aceh telah Puskesmas; serta mendidik penerima manfaat program
mewariskan masalah kesehatan jiwa akut pada untuk dapat meningkatkan akses ke sistem kesehatan
masyarakat yang terimbas. Ini tantangan besar dalam publik. Usaha ini telah membuahkan hasil positif yang
usaha pemulihan dan pengembangannya. Sejumlah bisa dilihat dari alokasi dana Pemerintah Kabupaten
kajian yang dilakukan International Organization for Bireun kepada Dinas Kesehatan setempat sebesar
Migration (IOM) dan Department of Social Medicine, US$30.000 untuk meningkatkan pelayanan psikososial
Universitas Harvard, tahun 2006 dan 2007 menemukan kepada masyarakat.
tingginya penderita trauma akibat pengalaman era
konflik. Di sisi lain, peralihan fokus program tidak serta-merta
mengabaikan kepentingan para korban trauma konflik
Dampaknya, banyak penduduk menderita penyakit fisik sebagai penerima manfaat program. Sampai Juni 2008,
maupun kejiwaan yang serius. Untuk menggambarkan sebanyak 2.523 individu dari 26 desa di Bireuen dan
betapa besarnya masalah ini, ditemukan bahwa 65% Aceh Utara telah menerima perawatan dan 702 pasien
dari 596 responden dinilai memiliki gejala depresi dan lagi telah mendapatkan perawatan rutin dan layanan
34% mengalami gangguan stress pasca-trauma (post- tindak lanjut bekerja sama dengan PKJM yang ada di
traumatic stress disorder/PTSD). Angka tersebut mirip puskesmas.
gambaran konflik seperti terjadi di Afghanistan dan
Kosovo. Bank Dunia bersama IOM dan Harvard Medical
School juga membawa program ini selangkah lebih
Sulit untuk memulihkan penderita kesehatan jiwa maju. Menurut para ahli kesehatan jiwa, bahwa layanan
seperti PTSD dengan fasilitas yang minim dan kesehatan jiwa dan dukungan mata pencaharian adalah
terbatasnya akses. Belum lagi kalau berbicara tentang dua hal yang saling mendukung dan menguntungkan.
psikolog yang tersedia hanya tiga orang pada 2007, Untuk menguji teori ini, Bank Dunia dan IOM
sementara penduduk Aceh tidak kurang dari 4 juta jiwa. membangun komponen dukungan mata pencaharian
dalam program ini. Tentu diharapkan pemberian

Konflik
Warisan Sebuah
Mengisi jurang antara kebutuhan dan persoalan dukungan mata pencaharian disertai pelatihan dapat
yang begitu besar, tahun 2006 IOM dan Harvard menghasilkan sesuatu yang positif bagi kesehatan jiwa
mengembangkan program untuk memberikan bantuan para korban trauma akibat konflik berkepanjangan.***
layanan kesehatan jiwa dan psikososial bagi masyarakat
pedalaman lewat penyebaran tim penjangkau bergerak
(mobile outreach teams).

Program Bantuan Langsung Kesehatan dan Psikosial


(Direct Health and Psychosocial Assistance Programme/
DHAPP) ini telah menjangkau 25 desa di lima
kecamatan, Bireuen. Dari 1.751 pasien yang ditangani,
ditemukan bahwa 581 orang telah didiagnosa menderita
gangguan kesehatan jiwa. Mereka telah pula mendapat
pertolongan lanjutan dari tim penjangkau bergerak.

Meskipun konsep program awal yang dikembangkan


cukup efektif, tapi masih perlu ditingkatkan untuk
menjangkau para penderita gangguan kejiwaan di
daerah lain. Begitu juga dengan sistem kesehatan publik
harus mampu menyediakan pelayanan kesehatan jiwa
dan psikososial.

ACEHKINI Agustus 2008 | A9


Setahun
MoU...
S
egera setelah MoU damai RI-GAM ditandatangani,
Bank Dunia melalui Tim Konflik dan Pengembangan,
bersama sejumlah lembaga internasional lain—seperti
USAID, UNDP, IOM, dan Unicef—menggandeng
kedua pihak membentuk kelompok kerja yang berfungsi
merancang kegiatan sosialisasi perdamaian. Kelompok kerja ini
kemudian dikenal dengan Tim Sosialisasi Aceh Damai (TSAD).
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah untuk menyampaikan
isi MoU serta informasi perdamaian lain secara cepat dan
akurat kepada seluruh masyarakat Aceh.

Selama kurun waktu ini, Bank Dunia—baik sendiri maupun


bersama lembaga lain—memperkuat proses perdamaian melalui
sejumlah kegiatan yang menempatkan masyarakat dan elemen
lainnya sebagai penerima manfaat kegiatan tersebut.

Kegiatan antara lain: membentuk Tim Sosialisasi Gabungan


Kabupaten; mencetak dan mendistribusikan poster, stiker, dan
spanduk yang berisi pesan-pesan perdamaian; mengembangkan
program teater komunitas yang menawarkan proses teatrikal
sebagai sarana pembelajaran penyelesaian konflik yang
mungkin terjadi di tengah masyarakat; melaksanakan program
Peace Diaries untuk mendorong proses reintegrasi kepada
mantan kombatan dan masyarakat setempat melalui kegiatan
pemotretan, presentasi hasil-hasil karya mereka, serta pameran
foto; dan menggelar kompetisi pembuatan slogan-slogan
perdamaian.

Di luar penyelenggaraan semua kegiatan ini, pembentukan


TSAD memberikan secuil catatan kecil dalam proses
membangun perdamaian. Kehadiran tim ini telah menjadi
ruang alternatif yang penting bagi RI dan GAM untuk
memperkuat rasa saling percaya yang selama ini begitu rapuh
akibat deraan konflik.
sosialisasi

A10 | www.conflictanddevelopment.org
Di Tahun
Kedua
MoU...
S
eiring terbangunnya kerjasama
antara Badan Reintegrasi-Damai
Aceh (BRA) dengan Tim Konflik
dan Pengembangan World
Bank, secara perlahan fokus sosialisasi
perdamaian yang dikembangkan
sebelumnya mengalami pergeseran.

Memasuki tahun kedua MoU, dukungan


sosialisasi dititikberatkan pada
membangun strategi sosialisasi program
unggulan BRA: “Program Bantuan
Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi
Korban Konflik”. Informasi mengenai
mekanisme program, para penerima
manfaat, serta penggunaan dana bantuan,
merupakan pesan-pesan kunci yang
disampaikan kepada masyarakat dalam
kegiatan program ini.

Pesan-pesan kunci kemudian disampaikan


melalui sejumlah media seperti poster,
drama radio, pemasangan iklan “tanya-
jawab” di surat kabar, leaflet, dan buku
manual. ***

MoU Tiga Tahun,


Sosialisasi Perdamaian Tetap Berlanjut

M
eskipun pemberian bantuan berpartisipasi dalam proses reintegrasi dan
teknis kepada BRA berakhir, perdamaian. Wilayah program ini meliputi
sosialisasi

World Bank tetap konsisten Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh
melanjutkan proses penguatan Barat Daya, Aceh Tamiang, Aceh Timur,
perdamaian melalui kegiatan sosialiasi Aceh Utara, Bireun, dan Aceh Tengah.
perdamaian. Satu kegiatan yang saat ini
mulai berjalan adalah “Aceh Youth Radio Tidak berhenti di sini, sejumlah kegiatan
Program”. Salah satu tujuan yang ingin lain telah pula dirancang, dan kini tengah
dicapai dari program ini adalah menyediakan memasuki tahap persiapan sebelum
ruang bagi pemuda Aceh untuk dilaksanakan dalam waktu dekat. ***

ACEHKINI Agustus 2008 | A11


A12 | www.conflictanddevelopment.org
...usaha pembuktian
anak Tarmizi yang hilang
berujung pada DNA... hal. 53

Nanggroë
Kereta
Tiba Tahun
Berapa.
Meski kereta
api Aceh hampir
rampung, proyek
ini terseok-seok.
Nada pesimistis kian
nyaring. Kenapa
warga tak percaya?

oleh YUSWARDI A. SUUD tampak mentereng. Di bagian kepalanya, Itulah kereta api yang akan diboyong ke
Laporan: Dini Mawuntyas (Madiun) lima pekerja berpakaian biru tua sibuk Aceh. Dipesan oleh Dirjen Perkeretaapian,
memasang jaringan kabel hitam. kereta itu rencananya dikirim ke Aceh
Berwarna biru dipadu putih Setiap gerbong punya tiga pintu masuk September nanti. Secara fisik, gerbong ter­
dan garis oranye di bagian kepalanya, di kedua sisinya. Melongok ke dalam, kursi sebut telah siap pakai. “Semua telah selesai,
DINI MAWUNTYAS —ACEHKINI

gerbong kereta itu berdiri gagah di Gudang fiber warna biru dipasang berjejer rapi di sisi tinggal menunggu engine (mesin) saja,” ujar
Pengecatan II milik PT Industri Kereta Api kiri dan kanan. Posisinya saling berhadapan. Muhtarom, juru bicara PT. INKA.
Indonesia (INKA), di jalan Yos Sudarso Di langit-langit, tempat pegangan tangan Untuk urusan mesin, kata Muhtarom,
71, Madiun, Jawa Timur. Pertengahan Juli terpasang bergelantungan. Warnanya yang butuh waktu lama. Sebab, barangnya harus
lalu, ditimpa cahaya matahari siang, dua abu-abu senada dengan lantai serta dinding dipesan dari luar negeri. Beda dengan
gerbong kereta api itu berkilat-kilat dan bagian dalam gerbong. bahan baku baja yang tinggal pesan di

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 51


pabrik baja Krakatau Steel. Untuk mesin
diesel dan rem saja, PT Inka memesan
dari Jerman, Perancis, dan Singapura.
Soalnya, hingga kini, belum ada industri
lokal yang bisa membuat mesin kereta.
“Untuk mendapatkan engine, paling cepat
tujuh bulan setelah dipesan,” ujarnya. Ia
memperkirakan, mesin akan tiba bulan ini.
Inilah kereta api masa depan Aceh.
Berkapasitas 80 kursi dan memuat 200
penumpang berdiri, kereta itu jenis Kereta
Rel Diesel Indonesia. Dari namanya dapat
ditebak, kereta itu digerakkan mesin diesel.
Kereta jenis ini biasanya melayani rute jarak
pendek, sekitar 20 hingga 100 kilometer
dengan kecepatan maksimum 120 kilometer
per jam. “Jika bantalan beton, kecepatannya
bisa tinggi. Kalau bantalan real masih kayu,
tidak bisa optimal,” ujar Muhtarom.
Muhtarom tidak tahu pasti berapa nilai ia menjalani pekerjaan dengan sukacita. melihat pekerja merampungkan rel di
kontrak untuk pemesanan kereta untuk “Seharusnya saya sudah jadi pegawai, tapi depan pos ronda yang sudah menjadi
Aceh. Namun, kata dia, kereta dengan jenis pemberontakan PKI keburu meletus,” tempat tinggalnya. Empat bulan berlalu,
KRDI berharga sekitar Rp 5,6 miliar tiap ujarnya saat ditemui ACEHKINI. rel itu rampung dua bulan silam. Meski
satu gerbong. Dia juga mengaku tak tahu Menatap rel yang baru dibangun, pria 60 semangatnya menyala, dia tak percaya
persis sudah berapa persen dana yang sudah tahun itu membayangkan ketika Gunung- kereta api akan kembali beroperasi dalam
dibayarkan. gunung Rembang dan Padang-padang Rika, waktu dekat. ”Hana jidong bak atee. Hana
dua kereta yang pernah berderak di Aceh, yakin lon,” ujarnya. Ia bahkan tak percaya
*** masih beroperasi mengangkut orang dan ketika diberitahu kereta hampir rampung.
barang dagangan ke tempat tujuan. Ia ingat Nuriman punya alasan untuk rasa
Sore menjelang malam ketika benar ketika saban Sabtu malam, bersama pesimistisnya. Era Presiden Habibie pada
Nuriman menatap rel kereta api yang teman-temannya menunggu kedatangan 2000-2002, ia sudah melihat pekerja
mem­­bentang di hadapannya di kawasan kereta dari Matang Kuli. Pengkolan kereta membangun rel kereta di kampungnya
Batuphat, Lhokseumawe, pertengahan Juli jadi pilihan, sebab, kereta tak bisa melaju hingga sebagian Kabupaten Bireuen.
lalu. Dari tempat duduknya, pada sebuah cepat. “Malam Minggu saatnya mencuri Namun, kereta tak kunjung berderak.
pos ronda di pinggiran rel, lelaki tua itu ram­butan yang diangkut dari Matang Selain itu, sampai saat ini, ia belum melihat
seolah membaca perjalanan hidupnya di Kuli,” ujarnya sambil terkekeh. Kereta satu jembatan pun yang telah rampung.
atas rel. yang berjalan lambat membuat aksi itu Sedangkan jembatan lama, telah lama
Hidup Nuriman memang tak terpisahkan tak menemui hambatan. Ia tak mengambil dijual. “Untuk bangun jembatan itu butuh
dari kereta api. Sejak tahun 1960-an, hidup­ banyak, cukup beberapa karung untuk waktu lama, tidak bisa sekejap,” ujar pria
nya bergantung pada transportasi massal dilahap bersama sambil menghabiskan sebatang kara itu.
itu. Dia pernah menjadi kerani alias penjaga malam panjang. Nada pesimistis juga datang dari Bus­
loket karcis kereta di stasiun Batuphat Kenangan itu pula yang menumbuhkan tamam, seorang supir truk trayek Banda
kala itu. Meski berstatus pegawai honor, semangatnya ketika enam bulan lalu Aceh – Medan. “Ini seperti pungguk me­
rindukan bulan. Kami menganggap ini pura-
pura,” ujarnya saat menemani Nuriman.
Sikap pesimis itu muncul setelah melihat
di banyak tempat, toko-toko dan rumah-
rumah berdiri di atas bekas rel kereta
api. Ia juga pernah menyaksikan warga
menolak pindah ketika kontraktor datang.
“Mereka baru mau pindah kalau kereta
sudah pasti beroperasi. Apalagi, kontraktor
tidak ada yang berani jamin bahwa kereta
akan langsung beroperasi setelah mereka
pindah,” ujarnya.
Di balik sikap pesimisnya, Bustamam
sebenarnya sangat berharap kereta api
segera beroperasi. Selain harganya murah,
seumur hidup pria 30 tahun itu belum
pernah naik kereta api.
DINI MAWUNTYAS —ACEHKINI

***

“Atjeh Tram” di atas jembatan “Demmeni”


di Kutaraja (Banda Aceh), sekitar tahun
1895. Sumber foto : KITLV Leiden, 27493

52
Keinginan menghidupkan kembali ANAK HILANG

Harapan
kereta api Aceh setelah ‘mati suri’ sejak akhir
1970-an memang telah lama muncul. Sejak
1999, masa pemerintahan Presiden Habibie,

Terakhir
pekerjaan itu sudah dilakukan. Namun,
perang yang berkecamuk menghadang.
Nah, pascatsunami dan perjanjian damai,
ide itu hidup lagi: membangunkan kereta
api Aceh dari tidurnya.
Ceritanya, tiga pekan setelah tsunami,
Jean Pirre Loubinoux datang ke Aceh. Bos
pada DNA.
perusahaan perkeretaapian pemerintah
Prancis, De Societe Nationale des Chemins de
Upaya pembuktian
Fer Francais, itu lalu menyodorkan proposal anak Tarmizi dan
bantuan. Mantan Menteri Perhubungan
Hatta Radjasa mengatakan, bantuan itu 100 Suryani berujung pada
persen dari pemerintah Prancis. Namun,
entah bagaimana, belakangan Prancis tes kode genetik. Ada
hanya terlibat di perencanaan. Walhasil,
pemerintah jalan sendiri. kemiripan lain antara
Kepala Dinas Perhubungan Aceh,
Yuwaldi Away, mengatakan, pihaknya sang idola cilik Riko
bersama Satker Kereta Api yang dikirim
khusus dari Jakarta sedang bekerja keras Anggara dengan buah
merealisasikan kereta api. Tahun ini, 13
kontraktor rekanan dilibatkan.
Rel kereta api Aceh yang sudah dibangun di
Batuphat, Lhokseumawe.
hati mereka yang
Masalahnya pun terbentang luas: mulai
dari tanah PJKA yang sudah dipakai warga, rel yang dipasang pada 2001 terpaksa hilang saat tsunami
hingga peralihan trase di beberapa tempat.
”Tapi kita tetap berpikir bahwa kalau itu
dibongkar dan diangkut ke Batuphat. “Yang
lama tidak bisa dipakai karena ukurannya menghumbalang.
memang aset kereta api, ya, kita bangun kecil. Jadi terpaksa dipindahkan,” ujarnya.
kembali di situ. Kereta api bukan seperti Untuk menyelesaikan jalur kereta api
jalan raya biasa yang bisa dipindah ke sana mulai dari Banda Aceh hingga ke perbatasan
ke sini, harus lurus,” ujar Yuwaldi saat Sumatera Utara sepanjang 586 kilometer,
ditemui di kantornya pertengahan Juli lalu.
oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI
diperkirakan butuh duit 12 trilyun. Setiap
Urusan tanah memang persoalan utama kilometer, uang yang diserap sekitar 15 Pertengahan Juli lalu adalah
yang menghadang. Di banyak tempat, milyar. Nah, pada 2007, 108 milyar sudah saat paling mendebarkan bagi Tarmizi dan
tanah PJKA bekas kereta api telah dipakai terpakai. Tahun ini, disediakan anggaran Suryani. Pasangan suami istri itu tak mampu
warga. Ada yang berumah di atas bekas rel, 63 milyar. Pada 2009, jumlahnya kian membendung rasa tegang yang membalut
beralih fungsi menjadi toko hingga dipakai mengecil, menjadi 47 milyar. Hitung saja pikiran mereka. Saking tegangnya, bruk…
instansi lain. Di Lhokseumawe, ada markas butuh waktu berapa lama jika dalam tiga Suryani sempat jatuh pingsan. “Sepertinya
TNI yang terkena pelurusan trase kereta. tahun saja dana yang dikucurkan, melalui istri saya sedikit stres sehingga pingsan.
”Dengan TNI kemungkinan dilakukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Ditambah lagi kondisi fisik yang lelah dan
tukar guling,” ujarnya. Ia berharap, instansi (APBN), tak sampai 10 persen. kurang istirahat,” ujar Tarmizi.
yang terlanjur memakai tanah PJKA segera Itu sebabnya pembiayaan kereta di­ Hari itu, di Rumah Sakit Cipto
mengembalikan. bagi dua zona. Untuk rute Banda Aceh Mangunkusumo, Jakarta, mereka men­
Menurut Yuwaldi, kereta yang dibangun – Lhokseumawe akan dibiayai dari APBN, jalani tes kecocokan kode genetis, yang
adalah kereta api masa depan dengan sisanya diharapkan dari investor. Sejauh lazim dikenal tes DNA. Yang diuji adalah
jalur rel yang lebih lebar dari biasanya. ini sudah ada calon investor dari beberapa kecocokan kode genetis antara Tarmizi,
Masalahnya, perencanaan kereta api dari negara yang mensurvei kelayakan seperti Suryani dan Riko Anggara, seorang peserta
Jakarta menggunakan trase lama. Fakta di Malaysia, China dan Prancis. ”Yang tertarik Idola Cilik, ajang pencarian bakat  di
lapangan, trase lama ada yang sudah mepet banyak, tapi realiasinya belum,” ujarnya. RCTI. Proses pemeriksaan hanya satu jam.
dengan pagar orang, ada pula yang sudah Itu sebabnya, Yuwaldi tak berani pasang “Saya dan Riko diambil sampel darahnya,
jadi jalan raya. Di Bireuen, trase kereta target kapan proyek ini selesai. ”Saya kira sementara istri saya diambil cairan dari
tidak memakai jalur lama. ”Bupatinya sudah sepenggal-sepenggal aja dulu diselesaikan, dalam mulutnya,” ujar Tarmizi lagi.
setuju,” ujar Yuwaldy. nanti diteruskan lagi. Kalau kita targetkan, Pemeriksaan kecocokan kode genetis ini
Yuwaldy yakin kereta akan mulai kita gak ada duitnya bagaimana pasang adalah babak lanjutan dari upaya Tarmizi
berderak awal 2009. ”Target saya, untuk target. Permasalahannya juga cukup ba­ – Suryani untuk membuktikan siapa Riko
tahap pertama, rute Cunda-Simpang Mane, nyak,” ujarnya. sebenarnya. Sebelumnya, Mei silam, mereka
Aceh Utara, sudah bisa beroperasi,” ujarnya. Dengan situasi seperti itu, wajar saja bertemu Riko di studio RCTI.
Caranya, karena jarak tempuh tergolong jika Bustamam, supir truk di Batuphat itu, Meski saat itu Riko mengaku bukan anak
pendek, akan dipakai sistem komuter dengan berani bertaruh dengan rekannya, ”potong Aceh, pasangan suami istri asal Neuheun,
DEDEK —ACEHKINI

memakai dua kepala di ujung gerbong. leher saya jika 10 tahun lagi kereta ini Aceh Besar, ini menyakini bocah itu adalah
Dimulai pada 2007, pengerjaan rel kereta berjalan.” Jika bisa bernyanyi, ia mungkin anak mereka: Rahmat, yang hilang saat
mulai terlihat di sejumlah tempat di kawasan akan memelesetkan lirik lagu Iwan Fals, ”... tsunami menerjang. Selain kemiripan
Aceh Utara dan Bireuen. Di Peusangan, kereta tiba tahun berapa...” [a] wajah, tiga tanda luka di tubuh Riko sama

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 53


Rico Anggara bertemu keluarga Tarmizi
di Gedung RCTI, Jakarta Barat.

awasan, dan ini adalah upaya, hasilnya


belum ada,” ujarnya.
Di Aceh, jelang empat tahun pasca­
tsunami, dilaporkan sekitar 200-an  anak
korban tsunami masih terpisah dari orang
tuanya. Mereka tersebar di sejumlah daerah
di Indonesia. Saat ini, Pemerintah Aceh
terus berupaya memulangkan mereka ke­
pada keluarganya. Tapi, sejauh mana upaya
tersebut tak pernah terdengar ke publik.
“Sekarang kami hanya pasrah, semua
kami serahkan kepada Allah, kalau memang
anak kami masih hidup, kami selalu berdoa
agar kami bisa segera dipertemukan. Jika
anak kami memang sudah kembali ke
sisiNya, kami hanya berharap bisa diberi
petunjuk, hanya itu harapan kami sekarang,”
papar Tamizi, saat ditemui di rumahnya
di perumahan Cinta Kasih Budha Tzu Chi,
Neuheun, Aceh Besar, akhir Juli lalu.
Kini, harapan Tarmizi hanya bergantung
pada hasil tes DNA. “Apapun hasilnya, kami
terima,” ujarnya sembari memandang anak-
anak yang berlarian dengan kaki telanjang
persis dengan Rahmat. Sebaliknya, orang terkejut melihat perilaku Riko yang sama di halaman rumahnya.
yang mengaku keluarga Riko di Jakarta persis dengan anaknya. Saat itu, Riko sibuk Di sejumlah tempat, uji DNA berhasil
bersikukuh anak itu adalah cucu mereka. mencubiti pipinya yang akan disuntik untuk menyatukan keluarga yang terpisah. Sri­
(ACEHKINI, edisi Juni 2008). diambil darahnya. “Anak saya pun  selalu lanka punya kisah sukses soal ini. Di sana,
Akhirnya, ditempuhlah jalan tengah: mencubiti bagian tubuhnya yang akan tes DNA berhasil menyatukan kembali
tes DNA.  Dibantu Pemerintah Aceh, disuntik, agar tak terasa sakit. Dulu dia pasangan Murugupillai dan Jenita Jeyarajah
dan Komisi Perlindungan Anak Daerah, selalu mencubiti bagian pantatnya, kalau dengan bayi mereka yang hilang digulung
pasangan Tarmizi-Suryani pun kembali ke hendak disuntik dokter,” kenang Tarmizi. tsunami.
Jakarta untuk melakukan uji  DNA. “Kini Usai pengambilan sampel darah, dokter Pada Februari 2005, pengadilan Kal­
kami sudah lega, meskipun belum mendapat bilang, golongan darah mereka bertiga sama munai, Srilanka, memutuskan pasangan itu
jawabannya, karena semua ikhtiar sudah yaitu golongan darah A. adalah orang tua sah jabang bayi. Keputusan
kami lakukan,” jelas Tarmizi. Anwar, Pengurus Komisi Perlindungan uji DNA dilakukan setelah sembilan pa­
Memang, hingga saat ini tes DNA masih Anak Indonesia Daerah (KPAID) Aceh, sangan  mengaku sebagai orang tua si bayi.
tercatat sebagai metode paling mutakhir mengaku tak bisa berkomentar banyak Para ‘orang tua’ itu muncul setelah foto
dalam mengungkap jati diri seseorang. terkait hasil pemeriksaan Tarmizi-Suryani sang bayi  yang ditemukan dalam kondisi
Setelah ditemukan pada 1984 oleh pakar dan Riko. “Kami hanya melakukan peng­ sehat walfiat muncul di sejumlah media
genetika Universitas Leicester Inggris, setempat.
Profesor Alec Jeffrey, tes DNA menyodorkan Sengketa itulah yang mendorong hakim
data akurat karena pangkalnya adalah Moahaidein untuk menguji DNA pasangan
karakteristik khas setiap manusia. Manusia Jeyarajah dan sang bayi. Takdir seolah telah
tersusun dari sekitar tiga puluh miliar kode digariskan. “Laporan DNA menyebutkan
genetika yang disebut deoxyrubo nucleic pasangan Jeyarajah memang orang tua
acid (DNA). Secara kimiawi, kode-kode kandung Bayi 81,’’ sang hakim menegaskan.
ini merupakan rangkaian pasangan basa Bayi 81 adalah nama si anak yang dilakap
thymin, adenin, guanin, dan cytosin. oleh dokter.
Akibatnya, tak seorang pun, sepanjang Saat keputusan itu dibacakan, mata
sejarah, memiliki kode DNA yang benar- pasangan muda itu serentak berlinang.
benar identik. Namun, secara permanen, Keduanya memeluk dan menciumi si orok
ada kesamaan kode bagi manusia yang berulang kali. “Lihatlah, dia sangat bahagia.
memiliki hubungan kekeluargaan. Kesa­ Dia mengenali aroma tubuh orang tuanya,”
maan ini terjadi secara kontinyu dan ujar Murugupillai dengan paras bungah.
bersifat prinsipil. Pengunjung pengadilan menyaksikan
Untuk menguji identitas seseorang, mi­ adegan itu dengan terharu.
Akankah kisah sukses pasangan Srilanka
NURDIN HASAN —ACEHKINI

sal­nya cukup diambil 40 hingga 100 sekuen


rantai kode genetika keluarga terdekatnya, terulang pada Tarmizi dan Suryani? [a]
biasanya ayah atau saudara kandungnya.
Jika nyaris identik atau banyak sekali yang
sama, jati diri seseorang dapat dipastikan. Rico datang bersama keluarga ketika bertemu
Saat pemeriksaan, lagi-lagi Tarmizi dengan keluarga Tarmizi.

54
JALAN MENUJU 2009

Dari
Merdeka
hingga Isu
Syariat.
Strategi partai lokal
memenangkan
pemilu. Metodenya
masih dianggap
monoton.

oleh YUSWARDI A SUUD dan JAMALUDDIN sigap. “Mereka (tim sukses) sudah tahu “Jadi di sinilah basis modal saya mendirikan
penyebab kegagalan. Sekarang, kami punya partai ini,” jelasnya.
“Uang banyak di Aceh, tapi kiat tersendiri untuk meraih kemenangan Politisi nasional yang pulang kampung
orang  mau sekolah susah. Kita ingin bersama PAAS,” katanya. untuk mendirikan partai tak hanya Ghazali.
men­jadikan masyarakat Aceh benar- Ghazali bukan wajah baru di kancah Ahmad Farhan Hamid, anggota DPR RI
benar merdeka.” Kalimat itu muncul dari politik nasional. Sejak 1992 sampai 2004, dari Partai Amanat Nasional (PAN) tak mau
Ghazali Abbas Adan, Ketua Partai Aceh dia anggota MPR dan DPR RI. Kegagalan ketinggalan kereta. Menggandeng sejumlah
Aman Sejahtera (PAAS). menjadi Aceh-1 membuat dia dan bekas tim politisi, ia mendeklarasikan Partai Bersatu
Jangan salah sangka, Ghazali tak ber­ suksesnya memikirkan langkah baru. Saat Atjeh (PBA). Selain orang PAN, partai ini
maksud memisahkan Aceh dari Indonesia, kran partai politik lokal dibuka, mereka juga dinakhodai mantan pengurus Golkar.
namun ”merdeka dalam beribadah, sejahtera satu suara: membentuk PAAS sebagai Sebut saja Abdullah Basyari, mantan ang­
dalam hidup dan aman dalam ketakutan, wadah baru. Meski begitu, tak berarti gota DPRD Aceh Utara yang duduk sebagai
termasuk memakmurkan masyarakat,” partai ini tertutup bagi yang lain. “Semua wakil ketua PBA.
sambung mantan Abang Jakarta itu. bisa bergabung karena partai ini untuk Mengusung isu persatuan, partai ini
Ghazali Abbas Adan boleh saja gagal orang Aceh. Kalau mereka senang dengan ingin menyatukan berbagai suku di Aceh.
dalam perebutan kursi gubernur Aceh pada PAAS, apa pun sukunya silakan bergabung,” Menurut Muhammad Saleh, selama ini
pemilihan kepala daerah, 11 Desember 2006 ajaknya. Aceh bukan tak bersatu namun terbagi
silam. Namun, semangatnya berkiprah Ghazali yakin benar, dirinya punya dalam banyak etnis seperti Gayo, Alas, dan
di dunia politik tak pernah luntur. Kini, ba­nyak pendukung di pedesaan. Suara Aneuk Jamee.
bekas Ketua Partai Bintang Reformasi itu
DEDEK —ACEHKINI

pemilihnya saat bertarung dalam perebutan “Ini yang kita rangkum dalam Partai
kembali naik panggung dengan mendirikan kursi gubernur, akan dijadikan basis untuk Bersatu Atjeh, bersatu dalam bingkai ke­
Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS). Kalah mendulang suara PAAS. Mereka ikhlas acehan yang multietnis,” ujar Sekretaris
merebut kursi gubernur, membuatnya kian memilih tanpa harapan macam-macam. Jenderal PBA, yang juga pemimpin redaksi

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 55


lain. Ketika orang melakukan syariat bukan PBA juga mengaku tidak mendapat
karena takut kepada polisi syariat atau suntikan dana dari donator. “Semua kita
pamong praja, tetapi karena rasa cinta dan bangun sendiri. Kita ingin pemilu ke depan
...partai lokal malu,” ujar Teungku Nurkhalis, Ketua PDA
di kantornya di Lambhuk, Banda Aceh.
berjalan dengan damai, tanpa intimidasi,”
ujar Saleh. PRA dan PAAS setali tiga uang.
harus lebih Itu sebabnya, dia ingin pendidikan agama Kata Rahmat Jailani, pihaknya mewajibkan
kreatif dibanding diberi porsi yang sama dengan pendidikan
umum.
setiap anggota menyetor Rp 3.000 setiap
bulan. Hal serupa juga datang dari juru
partai nasional Meski menargetkan suara dari para bicara Partai Aceh, Adnan Beuransyah.
dalam hal santri, Partai Daulat yang berlambang
menara masjid dan kopiah meukutop ini
“Dananya berasal dari anggota,” ujarnya.
Pengamat pemasaran politik, Fakh­
membangun memberi peluang kepada siapa saja untuk rurrazi Amir menilai partai lokal harus
bergabung. Syaratnya: harus mengokohkan lebih kreatif dibanding partai nasional
citra... syariat Islam. dalam hal membangun citra partai. Seperti
Dengan isu serupa, adu strategi men­ halnya penjualan sebuah produk, kata dia,
dulang dukungan tampaknya tak ter­ partai harus punya sesuatu yang khas untuk
elakkan. PRA telah mulai menggelar ditonjolkan.
diskusi dan serangkaian pertemuan dengan “Saya melihat strategi yang dipakai
masyarakat. “Saya yakin sekarang, hanya masih menggunakan cara-cara lama
PRA yang mampu menawarkan program lewat kampanye dan penyebaran spanduk
tabloid Modus ini. Itu sebabnya, partai ini yang jelas di hadapan rakyat. Ini sebagai atau kaos. Harusnya, ada cara yang lebih
tidak menjadikan isu pemekaran Aceh solusi dan salah satu jalan memenangkan inovatif,” ujar dosen Fakultas Ekonomi
menjadi ALA-ABAS untuk mendulang suara pemilu,” ujar Rahmat. Universitas Syiah Kuala ini.
dari barat dan selatan Aceh. Sedangkan, Taufik Abda memilih untuk Meski di lapangan harus adu strategi,
Terbukanya kran partai lokal tampak merendah. “Kita belum membuat pemetaan namun hampir semua partai menginginkan
menarik minat para politisi lama untuk ikut bagaimana strategi ke depan. Pendukung pemilu berlangsung damai dan demokratis,
berebut suara menuju gedung dewan. Kita kita bukan saja dari aktivis SIRA, tapi juga tanpa intimidasi. Soal ini, meski pemilu baru
tahu, enam partai lokal bakal bersanding ada dari berbagai elemen masyarakat,” tahap pemanasan, sempat terjadi sejumlah
dengan 34 partai nasional di Pemilu 2009 jelasnya. insiden di daerah. Di Pidie Jaya, misalnya,
nanti. Mereka adalah Partai Rakyat Aceh Bicara strategi pemenangan, tentu tak kader Partai Aceh sempat gontok-gontokan
(PRA), Partai Aceh (PA), Partai Daulat Aceh terpisah dari soal duit. Butuh dana besar dengan kader Partai Keadilan Sejahtera.
(PDA), Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS), untuk mendirikan partai hingga ke tingkat Untungnya, kasus itu dianggap selesai.
Partai Bersatu Atjeh (PBA), dan Partai Suara kecamatan. Darimana sumber duitnya? “Intimidasi untuk masyarakat masih
Independen Rakyat Aceh (SIRA). Dari enam Hampir sebagian besar partai lokal tak berat. Masih ada hamba Allah yang memaksa
partai itu, wajah-wajah lama masih muncul, terbuka soal ini. PDA yang mengaku sebagai memilih satu partai yang dia senangi. Kita
jika tak ingin disebut mendominasi. Ada miskin, menyiasatinya dengan melibatkan ingin pemilu damai, tanpa intimidasi.
yang semuanya wajah baru, ada pula pengurus daerah. Masing-masing daerah Partai kita berangkat dari politik beradab,
campuran lama dan baru. diminta mengeluarkan dana sendiri un­ kami akan malu jika menang dengan cara
SIRA dan PRA boleh disebut pemain tuk cetak bendera dan hal-hal lain yang tak sewajarnya. Orang beriman pasti ada
baru di jalur ini. Sebelumnya, para pentolan diperlukan. “Mencetak AD/ART saja kita urat malunya kan,” sebutnya. [a]
kedua partai ini adalah aktivis jalanan. masing-masing memperbanyak sendiri
“Kami ingin menjadikan PRA sebagai lan­ setiap daerah,” ujar Nurkhalis.
jutan perjuangan mahasiswa pada 1998,”
ujar Rahmat Jailani, seorang pengurus
PRA.
Mencuat lewat aksi pawai referendum
tahun 1999, SIRA yakin punya basis massa di
daerah. “Kita ingin menjadikan masyarakat
Aceh lebih sejahtera dan makmur,” ujar
Taufik Abda, sang ketua partai.
Tak beda dengan partai nasional, isu
kesejahtaraan tampaknya juga menjadi
‘jualan’ utama partai lokal. Simak saja
tekad PRA: membentuk keadilan sosial
dan ekonomi politik serta menghentikan
kemiskinan dan kebodohan. Caranya, mem­
plot anggaran yang besar ke persoalan
kesehatan dan pendidikan. PRA juga ber­
mimpi membuka lapangan kerja lewat
industri pemerintahan.
Isu yang beda datang dari PDA. Partai
YO FAUZAN—ACEHKINI

yang didirikan kalangan pesantren ini


mengusung isu syariat Islam sebagai modal
untuk memajukan Aceh. Lewat isu syariat,
partai ini yakin akan meraup banyak suara.
“Kita menginginkan beda seperti daerah
56
JALAN MENUJU 2009 jadi bupati kabupaten berjuluk petro dolar

Jelang Pemilu di Basis Gerilya.


itu. Ilyas menang telak di sana. Begitu pula
dalam pemilihan gubernur, Irwandi Yusuf
dari GAM juga mendominasi perolehan
Warga daerah bekas perang menyongsong suara. “Lebih baik kita pilih gubernur kita
sendiri,” celutuk seorang pria dari dalam
pemilu. Dikuasai bekas pemanggul senjata warung.
Di luar pemilihan kepala daerah itu,
Pemilu sudah lama tak singgah di Alue
Papeun. Pada pemilu-pemilu sebelumnya,
saat Indonesia hanya punya tiga partai,
Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) silih berganti menang di kampung itu.
Saat pemilihan presiden 2004, warga Alue
Papeun tak memilih. Padahal, di belahan
lain Aceh, pemilihan tetap berlangsung.
“Soalnya waktu itu ada seruan boikot dari
mahasiswa yang tergabung di SIRA (Sentral
Informasi Referendum Aceh) dan GAM,”
ujar Jailani.
Itu cerita dulu. Kini, kedua kelompok itu
telah berubah menjadi partai politik lokal.
Anehnya, belum ada bendera Partai SIRA
yang berkibar di sana. Kenapa? Simaklah
jawaban seorang bekas anggota GAM
di sana. Lelaki hitam yang tak bersedia
namanya disebut dengan alasan hirarki
partai itu mengatakan, pernah ada anggota
Partai SIRA yang datang ‘minta izin’ untuk
masuk Alue Papeun dengan alasan untuk
saling mendukung. Namun, entah kenapa,
oleh YUSWARDI A SUUD dan IMRAN MA silam. Itu sebabnya, saat darurat militer, hingga pertengahan Juli lalu belum ada
Alue Papeun jadi target pengepungan. markas Partai SIRA di sana. Walhasil,
“Syahid ulon gata geulantoe, Empat tahun berlalu, Alue Papeun tak hanya bendera Partai Aceh yang berkibar.
gadoh nanggroe pat tamita.” banyak berubah. Kecurigaan terhadap Kehadiran partai lokal memberi
(Saya meninggal anda pengganti, pendatang juga belum pupus. Saat harapan baru bagi warga Alue Papeun.
hilang negara ke mana dicari) ACEHKINI tiba di sana, sekelompok pemuda Jailani berharap, partai pemenang pemilu
yang sedang duduk di sebuah warung kopi dapat memperjuangkan perbaikan jalan
Kalimat itu terketik rapi pada mengawasi dengan tatap mata curiga. Di menuju ke kampungnya. “Kami paham
secarik kertas. Di bawahnya, ada lambang depannya, terpakir sebuah mobil Suzuki prosesnya tak semudah membalik telapan
Partai Aceh. Paling bawah ada tanda tangan Vitara model baru yang tertempel logo Partai tangan, tapi tolong pikirkan juga nasib kami
Geusyik Dawoed, Mukim Cut Mala. Ker- Aceh, partai yang didirikan bekas anggota di pedalaman ini,” ujarnya.
tas-kertas itu tertempel di hampir seluruh GAM. Mereka juga sempat memeriksa kartu Harapan serupa datang dari seorang
pertokoan Desa Alue Papeun, Kecamatan pengenal wartawan majalah ini. “Sekarang perempuan yang akrab disapa Kak Putroe.
Nisam Antara, Aceh Utara. Di beberapa banyak intel berkeliaran di sini,” ujar seorang Pemilik toko kelontong di Alue Papeun itu
toko, bendera Partai Aceh berkibar meng­ dari mereka yang mengaku pengurus Partai berharap pemerintah turun ke kampungnya
angkasa. Tak tampak satu pun bendera par- Aceh setempat. Hari itu, mereka sedang sehingga tahu kondisi ril masyarakat
tai lain. mempersiapkan kantor partai di sana. pedalaman. “Partai apapun boleh menang,
Terletak 28 kilometer dari ibukota Pembentukan Partai Aceh oleh bekas tapi pedulilah pada nasib kami. Jangan
Kecamatan Nisam, Alue Papeun hanyalah pemanggul senjata disambut baik warga Alue hanya kesini saat kampanye setelah itu tak
desa kecil yang dikelilingi hutan belantara. Papeun. Jailani, 36 tahun, mengaku senang muncul lagi,” ujarnya.
Untuk sampai ke sini, pertengahan Juli lalu, dengan pembentukan itu. Dia ingat benar, Ia mengaku kepercayaan pada
mobil yang membawa ACEHKINI merayap saat konflik masih membara, banyak warga pemerintah sudah menipis. Sebab, ia sudah
menaiki bukit menanjak. Bongkahan batu yang menjadi korban kekerasan tentara bila kenyang dengan janji manis. “Saat baru
berserak di sekujur jalan. Di kiri kanan menemukan bendera GAM berkibar. Kini, damai, katanya rumah saya yang sempat
jalan penuh belukar dan kebun-kebun yang setelah lambang bulan bintang berganti dibakar waktu konflik akan dibangun lagi,
tak terawat. dengan tulisan ”Aceh”, bendera itu berkibar tapi sampai sekarang belum dibangun juga,”
Meski terpencil, desa yang terletak di setiap toko. ujarnya.
di pinggang bukit ini menyimpan sejuta Meski begitu, saat ditanya apakah akan Ia pun sempat menjadi korban keganasan
cerita lara. Inilah desa yang pernah mencoblos Partai Aceh, Jailani dengan operasi militer. Namun, saat ditanya lebih
menjadi basis gerilya pasukan militer diplomatis menjawab, ”belum bisa kita jauh, Kak Putroe memilih bungkam dan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Di sini tentukan sekarang, bisa jadi iya, bisa hanya memperlihatkan luka bekas sayatan
DEDEK —ACEHKINI

pula, Sofyan Dawood yang saat itu menjabat tidak.” Saat pemilihan Bupati Aceh Utara, pisau di kakinya. “Kenangan itu terlalu
Panglima GAM wilayah Pasee menerima beberapa waktu lalu, Jailani – yang sehari- pahit. Jangan lagi tipu kami,” ujarnya.
sejumlah wartawan, sebulan menjelang hari bekerja sebagai petani— memilih Ilyas Harapan sederhana dari bekas basis
pemberlakuan darurat militer pada 2003 Pasee, petinggi GAM asal Nisam yang kini gerilya. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 57


KOLOM | JALAN MENUJU 2009

Perdamaian
dan
Demokrasi
Desingan peluru, kekerasan terhadap perempuan independen dalam Pilkada di seluruh Indonesia.
dan anak, KTP Merah putih, ceceran darah segar Perjuangan dan inspirasi yang datang dari Aceh, telah
serta rasa takut, merupakan satu kenangan pahit di melahirkan hasil gemilang. Dimana kini undang-
masa darurat militer. Gambaran kelam tersebut, telah undang telah membolehkan seluruh nusantara ini, ada
menjadi kenangan dan sejarah pahit dalam dinamika calon independen untuk Pilkada bupati/walikota dan
kehidupan rakyat Aceh. Lembaran suram telah gubernur.
berakhir seiring datangnya perdamaian yang diukir Wajah baru dalam politik yang juga tak dimiliki
dari kota penuh bangunan megah berarsitek komunis daerah lain adalah partai politik lokal (Parlok).
kuno, yaitu Helsinki, Filandia. Di bawah cuaca sejuk, Keberadaannya dalam UU PA dan PP Parlok telah
akibat dipenuhi salju, para pihak bertikai, Pemerintah menempatkan Aceh sebagai daerah model politik dan
RI dan GAM juga menunjukkan kesejukan hati seputih demokrasi baru. Keberadaan Parlok di Aceh akan
salju untuk menyatakan kesepakatan damai, yang Thamren melahirkan pemerintahan desentralistik pemerintahan
kemudian dikenal dengan MoU (Memorandum of Ananda daerah dan pusat. Desentralisasi pemerintahan pusat-
Understanding) Helsinki. daerah yang diharapkan paskakejatuhan Orde Baru
Dalam usia tiga tahun MoU Helsinki telah menjadi Sekretaris Jenderal belum berjalan maksimal mengingat masih kuatnya
senjata ampuh untuk mengubah satu kehidupan yang Dewan Pimpinan sentralistik kepartaian. Kehadiran Parlok diharapkan
penuh konflik dan kebencian, menuju sebuah kondisi Pusat Partai Rakyat mampu memutuskan sentralistik kepartaian dan
damai dan penuh rasa cinta untuk membangun Aceh (DPP-PRA). mampu menjalankan desentralisasi pusat-daerah
tatanan masyarakat Aceh baru. secara profesional dan efesien.
Berbagai hal telah disepakati dalam MoU Helsinki Parlok sebagai wajah baru demokrasi di Aceh
dan untuk menjadikan MoU lebih kuat secara hukum juga sangat berpotensi menjadi inspirasi baru bagi
yang akan berlaku di Aceh, para pihak bersepakat untuk demokrasi politik daerah lain di Indonesia. Tapi
membuat Undang-undang Pemerintahan Aceh sebagai inspirasi tersebut akan menjadi sirna bila Pemilu
payung hukum dalam penyelenggaraan pemerintah legislatif 2009 di Aceh yang diikuti oleh enam parlok
Aceh. Walau payung hukum tersebut masih banyak hal tidak berlangsung dalam suasana demokratis dan
belum mencakup apa yang telah disepakati para pihak damai. Artinya Pemilu 2009 harus berlangsung dalam
dalam MoU Helsinki, namun keberadaan payung suasana damai dan kondusif. Semua parpol baik
hukum tersebut, sedikit banyaknya telah mengubah parlok maupun parnas harus menjadikan perdamaian
wajah perpolitikan Aceh. sebagai sesuatu yang paling tinggi dan harus kita jaga
Secara politik UU PA telah melahirkan berbagai bersama.
produk baru, salah satunya adalah ada calon Kalau Pemilu 2009 masih berlangsung seperti
independen dalam Pilkada tahun 2006. Itu yang Pemilu legislatif 2004, dimana teror, intimidasi dan
pertama di Indonesia. Kesuksesan tersebut, telah tingginya rasa takut, maka Pemilu 2009 tak ada
menginspirasikan daerah lain di nusantara dan bedanya dengan Pemilu di masa konflik. Hal ini akan
pihak prodemokrasi untuk memperjuangkan calon menjadikan wajah politik Aceh yang mulai menuju

58
gerbang demokrasi, kembali terjebak dalam lorong mahal, maka carilah partai yang memiliki program,
sempit demokrasi. membuat pendidikan menjadi gratis. Jika rakyat
Rakyat Aceh sudah lelah dengan konflik. Cukup melihat orang miskin tidak bisa berobat, karena
sudah tahun 2004, mereka dipaksa untuk mencoblos kesehatan mahal, carilah partai yang memiliki program
partai tertentu. Cukup sudah rakyat Aceh merasakan kesehatan gratis. Begitu juga, jika mereka selama ini
pukulan untuk memilih gambar tertentu. Biarkan merasa pengangguran begitu banyak, karena tidak
dalam suasana damai ini, rakyat Aceh menentukan tersedianya lapangan kerja, maka carilah partai yang
pilihannya untuk menuju Aceh baru yang mandiri dan membuka lapangan kerja, melalui pendirian pabrik
modern. milik pemerintah daerah.
Kita harus optimis kalau Pemilu 2009 akan Jika rakyat Aceh merasakan kekayaan alam Aceh
berlangsung demokratis dan jauh berbeda dari kondisi yang melimpah ruah, namun tidak pernah dinikmati
Pemilu 2004. Optimisme ini didasari dengan adanya rakyat, carilah partai yang memilik program, rakyat
semangat bersama untuk menjaga perdamaian abadi berdaulat terhadap sumberdaya alam, khususnya
di Aceh. Secara teori Pemilu 2004 pantas tidak sumberdaya energi dan pertambangan lain. Begitu
demokratis, karena berlangsung di era konflik —yang juga jika kaum perempuan merasa ada diskriminasi,
penuh teror dan intimidasi. Namun, Pemilu 2009 maka carilah partai yang memperjuangkan hak-hak
harus berlangsung demokratis dan dimenangkan perempuan.
rakyat —karena digelar dalam kondisi damai. Kalau rakyat Aceh menginginkan Aceh baru
Di sisi lain, teori di atas akan terbantahkan jika yang berbeda dengan Aceh lama, pilihlah partai
ada partai politik haus kekuasaan, untuk kepentingan yang memiliki program Aceh baru. Jika rakyat
pribadi dan kelompoknya. Ketika kepentingan pribadi menginginkan Aceh penuh dengan korupsi, pilihlah
dan kelompok telah mengalahkan kepentingan rakyat, partai yang kadernya sudah sering korupsi. Begitu
cara-cara tak demokratis dan mengancam perdamaian seterusnya, sehingga rakyat benar-benar bebas dan
tetap akan menjadi pilihan bagi partai tersebut untuk damai dalam menentukan pilihan tanpa paksaan dan
memenangkan Pemilu 2009. Untuk menutupi tindakan rasa takut sebagaimana terjadi tahun 2004 lalu.
tersebut, berbagai argumentasi kenapa mereka harus Kalau ini yang dilakukan rakyat Aceh, menentukan
menang saat ini dan kenapa mereka menghalalkan pilihan sesuai kebutuhan mereka, bukan karena
segala cara untuk menang akan mereka khutbahkan di paksaan dan intimidasi, maka perdamian abadi dan
hadapan rakyat Aceh. Malah sosialisasi apa yang akan proses demokrasi akan terus terjaga. Pilihan partai
mereka lakukan jika mereka menang mereka lupakan. politik seperti di atas telah menghindari kita dari
Dan esensi kampanye sebagai pendidikan politik tidak pilihan karena fanatik terhadap simbol, dan telah
lagi mereka gubris sama sekali. menjadikan rakyat sebagai pelaku, bukan objek, dari
Apapun kemungkinan yang akan terjadi pada politik.
Pemilu 2009, tetap masih bisa diantisipasi oleh rakyat Pemilu 2009 nantinya akan menjadi penentu
Pemilu 2009 Aceh. Menjaga perdamaian adalah kepentingan akan kelanjutan perdamaian di Aceh. Jika pemilu
nantinya semua rakyat, sedangkan memenangkan partai berlangsung secara damai dan demokratis, maka
politik tertentu adalah kepentingan orang tertentu perdamaian akan terus abadi di Aceh. Namun bila
akan menjadi yang tergabung dalam partai tertentu. Kecuali partai sebaliknya, perdamian di Aceh akan berada di
penentu akan tersebut memiliki program politik yang jelas-jelas ujung tanduk. Idealnya perdamaian dan demokrasi
kelanjutan memihak kepada rakyat. akan berjalan beriringan. Karena tak mungkin ada
Pilihan rakyat terhadap partai politik merupakan demokrasi tanpa perdamian, begitu juga sebaliknya
perdamaian hak rakyat, dan biarkan rakyat memilih sesuai tidak mungkin akan lahir perdamaian tanpa ada suatu
di Aceh keinginan mereka. Jika mereka melihat pendidikan proses yang demokratis.[a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 59


Esai Foto

Cita-cita
Sepenggalan
Galah
Foto : Chaideer Mahyuddin
Teks : Maimun Saleh

S
iang itu alam tak ramah, arus sungai deras dan langit
mengirim rinai hujan. Rahmad Wahyuli, 13 tahun,
menombak sungai dengan galah, mengayuh rakit ke
seberang. Puluhan tahun, rakit-rakit yang terikat pada seutas
kabel mengantar warga Pulo Teungoh, Kecamatan Pantee
Ceureumen, Aceh Barat, ke dunia seberang. Di atasnya, di
pusaran arus menderas, mereka membangun hayalan. “Saya
ingin menjadi guru,” ujar Rahmad, seraya mengusap peluh
dengan ujung baju kumalnya.

60
Inilah jalan bagi anak imum masjid Pulo
Teungoh menuju cita-citanya. Di desa
ini, hanya Rahmad yang mampu merajut
pendidikan tingkat menengah pertama.
Pesantren Serambi Mekkah, Meulaboh,
tempat ia menimba ilmu, terpaut 15
kilometer arah selatan desa.

Warga Pulo Teungoh bukannya tak


terfikir menyekolahkan anak-anak
mereka. Tapi apa daya, tak ada jembatan
menuju seberang. Aktifitas warga sangat
bergantung dari seutas kabel yang nyaris
seusia Rahmad.

Pilihan lain, membelah sungai dengan


menumpang rakit yang hanya ada tiga.
Tapi, kala banjir bandang dan musim
penghujan datang, rakit-rakit itu hanya
menjadi pajangan, tak berguna. “Andai ada
jembatan, mungkin kami bisa menyambung
cita-cita anak kami,” kata seorang warga
sesaat usai turun dari rakit.

Suaranya mirip nyanyian: rindu pada


sepotong jembatan yang melintang di
atas sungai. Jika kelak jembatan berdiri,
mungkin Rahmad akan berteriak, ”Inilah
titian menuju cita-cita.”

Toh, ini bukan zaman awal kemerdekaan,


saat jembatan masih barang langka.
Di Pulo Teungoh, merdeka bermakna:
sepotong sungai, sebuah rakit, seutas kabel
dan sebatang galah. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 61


62
Gaya
Hidup
MODE KULINER OLAHRAGA HOBI KESEHATAN KECANTIKAN
yang tua yang dicari... hal. 65

KECANTIKAN

Menjadi oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI


Perempuan bertubuh mungil itu sibuk
sambil tersenyum bahagia.
Salon dan spa Martha Tilaar di Simpang

Cleopatra
Lima, Banda Aceh, hampir setiap hari
membolak-balik lembaran daftar paket kedatangan tamu untuk urusan kecantikan:
perawatan tubuh yang ada di resepsionis. mulai anak baru gede, calon pengantin baru

Sehari. Spa
Matanya menelusuri satu demi satu paket hingga wanita paruh baya.
yang ditawarkan. “Saya perlu perawatan Aroma jejamuan dan herbal yang khas
intensif menuju pernikahan,” ujarnya. menyeruak dari seluruh ruangan salon
Dengan penuh senyum, sang petugas Martha Tilaar memang bisa membuat
hingga gurah aura pun menunjukkan paket perawatan menuju pikiran sejenak melayang. Ibarat Ratu
pernikahan. “Ini paket paripurna, mbak, Cleopatra,  para pelanggan pun dimanjakan
menjadi tren baru.
HASBI AZHAR—ACEHKINI

selama dua bulan,” ujar petugas tadi. Tanpa dengan layanan pijat dan perawatan
ragu, sang perempuan bertubuh mungil, kecantikan yang paripurna. “Ruangan ini
Masih dianggap langsung memilih paket yang sesuai dengan memang sengaja dirancang sedemikian
kebutuhannya. “Pernikahan saya akan rupa, mulai dari musik hingga wewangian
mahal. berlangsung awal Agustus nanti,” ujarnya yang mengandung aroma terapi, sehingga

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 63


meski baru masuk di pintu, para pelanggan
sudah menemukan kenyamanan,” sebut Eya
Sofia, supervisor Salon dan Day Spa Martha
Tilaar Pante Pirak Banda Aceh.
Kenyamanan saat menjalani proses
relaksasi yang dikenal dengan istilah spa,
memang membuat kondisi emosional jiwa
menjadi lebih tenang. Wajar saja, jika ada
sebagian orang rela merogoh kocek untuk
urusan ini. Selain memberi efek perawatan
fisik, kegiatan spa juga memberi ketenangan
jiwa dan mental.
Di Banda Aceh, bisnis spa memang
belum melaju pesat seperti layaknya
kota-kota besar lain. Meski begitu, kini
beberapa layanan spa baru muncul. Tren
spa mulai meningkat pasca tsunami lalu.
Banyaknya orang asing dan penduduk luar
Aceh yang berdomisili di Aceh, khususnya
Kota Banda Aceh, membuat sejumlah salon
yang menyediakan fasilitas Spa, semakin
diminati banyak orang. Salah satunya, ya
salon kecantikan Martha Tilaar. Di sini,
pelanggannya meningkat hingga 70 persen
sejak 2005 lalu. “Rata-rata pelanggan kita
kebanyakan pendatang, namun tidak sedikit jelas, seperti isteri gubernur, ibu pejabat, tempat kecantikan, perawatan tubuh,
juga warga kota Banda Aceh, mungkin kini anggota dewan hingga ke pegawai negeri kesehatan, kebugaran dan kenyamanan.
mereka merasa lebih paham, pentingnya sipil yang berkantong tebal. “Tapi sekarang, Lebih jauh, spa telah menjelma menjadi
perawatan kulit dan tubuh,” sebut Eya. anak-anak ABG pun, sering mendatangi gaya hidup kaum perkotaan.
Bahkan tak jarang seorang bisa menge­ salon, minimal untuk perawatan kuku Banyak manfaat yang diperoleh dari
luarkan biaya ratusan ribu hingga jutaan dan rambut,”  jelas Eya, dara asal Banda kegiatan ini. Mulai dari menghaluskan,
rupiah, hanya untuk perawatan paripurna Aceh yang sudah 5 tahun bergelut di dunia mengencangkan kulit, hingga mengendurkan
sejenis mandi spa sensual plus facial dan perawatan tubuh ini. urat syaraf. “Menjalani terapi spa, adalah
hair spa, atau untuk paket mandi spa body Secara umum spa adalah rangkaian di mana kita bisa merasa rileks, tubuh dan
countor plus facial lifting, creambath hingga kegiatan berendam, mandi air panas dan pikiran menjadi segar, kembali energik dan
manicure dan pedicure. uap, serta pemijatan, plus perawatan khusus bertenaga serta membangkitkan suasana
Sebelumnya, sebut Eya, pelanggan dan pada tubuh. Ya, spa identik dengan terapi hati yang riang gembira, apalagi tuntutan
konsumen Spa, bisa teridentifikasi dengan air. Dalam perkembangannya, spa menjadi pekerjaan di lapangan semakin tinggi,”

Gurah Aura Klinik Tradisional


Memperoleh kecantikan tubuh, kini sudah menjadi hal
utama bagi setiap kaum hawa. Tidak cukup hanya spa atau
lulur­an saja, sejumlah perempuan, pun sering mendatangi
klinik kecan­tikan tradisional, hanya untuk memper­tahankan
kemolekan tubuh, kecantikan wajah, hingga aura inner beauty.
Nadia, misalnya. Sudah beberapa bulan ini,wanita 32
tahun itu menjadi pelanggan klinik kecantikan Ajeng Imas
Adawiyah. Sebuah klinik kecantikan berlokasi di jalan
Soekarno Hatta, Banda Aceh. Berbekal mahar Rp 500.000,-
Nadia kini rajin menjalani terapi kecantikan. Nadia ingin aura
inner beauty memancar bak bintang kejora. Tak hanya itu,
kulit wajah putih dan mulus juga menjadi sasarannya. “Saya
lebih nyaman saja menjalani terapi tradisional ini, tak hanya di
terapi secara mental, tapi juga kita harus rajin mengkonsumsi Kulit putih wajahnya, nyaris tidak mencerminkan usia Hajjah
jamu-jamu tradisional untuk menjaga kecantikan,” katanya. Ajeng Imas Adawiyah, yang sudah kepala 6. “Saya hanya
Namun, Nadi juga mengaku, kalau dirinya juga suka membantu, setiap orang punya aura kecantikan masing-
berkunjung ke salon yang memiliki layanan facial dan spa. masing, yang penting jiwa ikhlas dan bersih, maka itu sudah
HASBI AZHAR —ACEHKINI

“Sesekali ya ke salon juga terutama untuk cuci muka (facial), merupakan kecantikan,” terang sang Hajjah asal Pasundan itu.
dan juga ikut senam sehat di Blang padang,” ujarnya sambil Perempuan memang identik dengan kecantikan dan
tergelak. kemolekan. Sekarang tinggal anda yang memutuskan, ingin
Sang empunya klinik pun bisa diadu dengan anak muda. cantik dengan gaya yang mana. ***

64
ungkap Yenni Marlinda, seorang presenter HOBI
televisi di Banda Aceh.
Menurut Yenni, dirinya nyaris me­
wajibkan tubuhnya untuk mendapatkan spa
setiap bulan, meski tidak ada budget khusus
Yang Tua yang Dicari.
untuk itu. “ya itu tadi, selain mendapat
efek perawatan, juga bisa mengurangi stres
dalam pekerjaan,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Cut
Su­khairiah, seorang raporter televisi di Ban-
da Aceh. Bagi Cut, terapi spa sangat mem­
bantu dirinya menjalankan aktifitas di luar
ruangan. “Meski harus mengeluarkan isi ko-
cek dalam jumlah besar, sesekali, pera­watan
ini harus dijalankan, apalagi jika kita tidak
mendapat cuti dari kantor, rasa jenuh bisa
dihilangkan melalui kegiatan spa,” katanya.
Selain itu, spa ternyata juga meringan­
kan gejala migrain dan asma, menurun­
kan tekanan darah tinggi dan hipertensi,
mengu­rangi insomnia, stres dan kelelahan,
mengembalikan keseimbangan alami tu­
buh, mencapai kebahagiaan, percaya diri
dan kreativitas serta memperlambat proses
penuaan.
Spa bukan hanya untuk merawat tubuh
namun termasuk perawatan jiwa. Sifat yang
dimiliki terapi spa ini termasuk dalam salah
satu perawatan holistik; dari rambut hingga
ujung kaki.
Untuk kenyamanan dan pemenuhan
kebutuhan pelanggan, kini salon dan day
spa Martha Tilaar pun mulai menyediakan lain yang juga mengendarai sepeda yang
oleh DASPRIANI Y ZAMZAMI
rangkaian mandi kopi dan mandi coklat. sama. Setelah ngobrol ternyata kami punya
“Ini memang produk layanan baru yang PRIIITTT... suara peluit memecah kesukaan yang sama,” kisah Said Zahir.
kami tawarkan, keunggulannya, kedua keheningan. Bandul jam sudah menunjuk ke Bak semut menemukan tumpukan gula.
produk ini cocok untuk terapi relaksasi dan angka tujuh. Karena hari Minggu, suasana Seiring perjalanan sang waktu, Said tak lagi
mengencangkan kulit. Simpang Jam jalan Teuku Umar, masih sendiri mengayuh ontel. Hingga akhirnya,
Sensasi mandi kopi dan mandi coklat terlihat sepi. Februari 2008, Said dan kawan-kawan
tidak hanya pada cita rasanya saja, namun Sesosok laki-laki dari kejauhan terlihat pun mengukuhkan satu perkumpulan yang
juga kehangatan dan aroma yang diberikan melambai tangan sambil terus membunyikan disebut Komunitas Gari Awak Awai. Said
pada saat tubuh dibalur dengan reramuan peluit miliknya. Dengan topi koboi di kepala, pun dinobatkan sebagai Sekretaris Jenderal
kopi atau coklat. Selain memberikan ke­ sambil mengendarai ontel alias sepeda tua, Komunitas Gari Awak Awai (GAA).
nyamanan pada tubuh, menfaat kopi dan lengkap sudah penampilannya ala meneer Kata Gari, sebut Said, merupakan akro­
coklat ini juga dapat mengencangkan dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) nim dari gabungan awak rawat itangen. “Jadi
menyegarkan kulit. era tahun 40-an lalu. filosofinya bukan sekadar hobi atau menjaga
Cukup merogoh kocek sebesar Rp 230 Srrttt.... dengan lincah dia memarkir kesehatan, tapi juga untuk melestarikan
ribu untuk coffee lemon treatment (mandi se­pe­danya di depan sebuah warung ke­cil, sejarah sepeda yang sudah lama ini,” jelas
kopi) dan Rp 240 ribu untuk chocolate Rose persis di perempatan Simpang Jam Banda Said, yang kini sudah mengoleksi tiga ontel
Treatment (mandi coklat), maka anda pun Aceh. Baru ada lima sepeda yang terparkir. merek Gazielle dan Valuas ini.
sudah bisa merasakan keanggunan Cleo- Cerita punya cerita, warung kecil yang me- Kegiatan berkumpul juga untuk mem­
patra, sang ratu Mesir yang kecantikannya nyajikan kopi dan nasi gurih ini, sudah di- perkuat tali silaturahmi dan kekeluargaan.
tenar di seantero jagat. nobatkan sebagai markas tempat berkumpul “Kita lihat sekarang perkembangan zaman
Namun, tak semua penggemar spa mau bagi pencinta sepeda ontel di Banda Aceh. sudah sangat maju. Kalau tidak dengan cara
mengeluarkan uang sejumlah itu untuk Suasana warung pun semakin hangat. ini, maka kita akan susah berhubungan dan
urus­an perawatan diri, apalagi bagi yang Memang ada yang baru di Banda Aceh, berkomunikasi antarsesama teman. Dengan
berpenghasilan pas-pasan. Hasmili, 42 terkait keberadaan sepeda ontel. Bahkan ada adanya perkumpulan ini juga menambah
tahun, misalnya. Perempuan yang sehari- juga yang sering menyebutkannya sepeda kerabat,” jelasnya.
hari bekerja sebagai pegawai negeri sipil janda. Entah kenapa disebut sepeda janda. Tak mau kalah dengan Said, Ahmad
CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI

ini membeli peralatan spa dan melakukan mungkin dulu banyak janda menggunakan Abdullah, 50 tahun, seorang pengusaha di
perawatan sendiri di rumah. Meski hasilnya sepeda ini. Tak diperoleh jawaban sampai Banda Aceh pun punya kisah. Bertahun-ta-
tak sama persis dengan di salon, ia cukup sepeda ini dilakap kata janda di ujungnya. hun berburu ontel hingga ke pedalam­an Bi-
puas. “Spa di salon terlalu mahal buat saya. “Awalnya sekadar menyalurkan hobi. reuen, Ahmad telah punya delapan sepeda
Pernah ke salon tapi hanya sesekali, karena Kebetulan ada sepeda peninggalan orangtua, tua berbagai merek. Di antaranya Rally
biaya yang mahal,” katanya. Anda pilih yang jadi setiap minggu saya berkeliling. Pas lagi produksi tahun 1957 dan Gazielle buatan
mana? [a] jalan-jalan bertemu pula dengan orang tahun 1953. “Mencari sepeda ontel seka-

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 65


rang lumayan susah. Kalaupun dapat, har- di kota Banda Aceh memang sedang di­ an,” ujarnya. Dia membantah kegandrung­
ganya mencapai 2-5 juta. Bahkan ada yang gandrung. Selain komunitas ontel, ada pula annya bersepeda hanya meng­ikuti trend
menawarkan hingga 15 juta,” katanya. komunitas bersepeda lain yang merupakan gaya hidup.
Kisah menakjubkan ternyata juga gabungan orang-orang berusia muda dan Ada banyak program yang dilakukan
di­miliki Sukrianto, seorang pegawai pe­ produktif, seperti Aceh Bicycle Community para penikmat sepeda, seperti ikut mem­
merintah di Banda Aceh. Bayangkan, (ABC), Pedal (Pencinta Sepeda dan Lintas promosi hidup sehat, tempat wisata
Sukrianto masih memiliki ontel merek BSA Alam) dan GJPS (Gank Jurnalis Pencinta –terutama mengunjungi situs sejarah,
yang berusia 80 tahun. Lambang dua senjata Sepeda). pegunungan, serta ikut mengampanyekan
laras panjang di batangan stang sepeda, Seorang anggota GJPS, C. Mahyuddin, program menjaga lingkungan. Hebatnya,
menunjukkan bahwa ontelnya pernah ikut mengaku kegandrungannya bersepeda di­­ beberapa pencinta sepeda justru meng­
andil dalam perang. awali karena hobi. “Tapi, kemudian manfaat gunakan sepeda sebagai kendaraan pe­
“Ini pernah digunakan oleh serdadu yang dirasakan banyak. Selain kesehatan, nunjang aktifitasnya sehari-hari, mulai dari
dalam perang dunia pertama. Ini diproduksi juga ikut berpartisipasi menjaga lingkung­ jalan-jalan hingga masuk kantor. [a]
tahun 1923. Bahkan ada satu sepeda lagi
yang sedang dalam pencarian saya, yang
hanya diproduksi dua unit di dunia untuk
serdadu Inggris,” ujarnya.
Setiap minggu puluhan anggota
komunitas Gari konvoi bersepeda di
kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. “Rute
yang kita pilih selalu di arah pinggiran kota
dan pedesaan, selain udaranya segar, juga
sambil mencari sepeda lagi untuk tambahan
koleksi,” katanya. 
Ngomong-ngomong masalah koleksi,
Sukrianto memang baru punya satu se­
peda, tapi umurnya cukup tua. Apung (49),
seorang anggota lain, memiliki sepeda
bermerek Ruth yang juga berumur tua.
CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI

Ontelnya diproduksi tahun 1928. Pasangan


suami-isteri Syarifuddin dan Amna Rahmi,
warga Kelurahan Neusu, telah punya tujuh
sepeda tua. “Kami suka ganti-ganti sepeda
tiap minggu,” ujar Amna, dengan senyum
simpulnya.
Setahun terakhir, gerakan bersepeda

66
Seni &
Budaya
TRADISI SASTRA ADAT MUSIK FILM BUKU

MUSIK

Menyantap Denting Nada. Empat tahun ‘mati suri’,


jazz di Aceh hidup lagi. Sebelumnya perang dan tsunami menghalau
rencana para musisi.
oleh MAIMUN SALEH Di pentas tanpa gemerlap cahaya lampu diujung khanduri jazz. Khanduri dalam
dan dekorasi, gadis 25 tahun itu berbandana bahasa Aceh berarti pesta santap bersama.
Daniel E Perell tak tahan sekedar duduk merah. Ia setengah menari. Tangannya Tak seluruh yang tampil malam ini
diam di podium. Malam kian larut, saat dia digerakkan menyerupai ombak dan menarik para ‘jagoan’. Khanduri menjadi ajang uji
mulai menggoyangkan kepala, kaki, dan pelan mic yang seakan mengincar bibirnya. kebolehan. Ayi misalnya. Ini kesempatan
bertepuk tangan untuk para pemain piano, Puluhan penonton yang berada di sisi kiri pertamanya berada di depan khalayak
bass, guitar, clarinet dan saxophone. Di panggung, spontan berdiri, melantunkan melantunkan lagu dengan musik jazz.
CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI

atas panggung, suara bening Ayi Puspita lirik lagu dan berdendang bersama. Tak Bekal mahasiswi magister Fakultas
Handayani melantunkan lagu milik The hanya muda-mudi Aceh dalam kerumunan Ekonomi Unsyiah ini, hanya sempat ikut
Groove berjudul, ‘dahulu’. itu, tapi juga para bule yang bekerja di NGO les tiga bulan dan latihan rutin selama
asing. empat bulan. Jazz dikenalnya dua tahun
“Hari ini saat yang kunanti” “Ini kesempatan baik untuk musisi Aceh silam dari pentolan komunitas Musik Aceh
“Satu malam bertemu denganmu” mengekspresikan musiknya,” kata Parell, Sinergi Tradisi Modern Orkestra (Maestro).
“Tiada pernah coba kau lupakan” pemuda asal Boston, Amerika Serikat, “Waktu itu saya sedang nyanyi di Hermest

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 67


Place diajak gabung bang Momok (Moritza empat lagu hit Indonesia saat ini. Selebihnya, jung di tempat yang sama. Inilah khanduri
Thaher, red),” kata Ayi. lagu mancanegara. pertama yang digelar selepas tsunami.
Walau didominasi anak muda, malam “Luar biasa. Biasanya pendengar musik Khanduri jazz sendiri sebenarnya
itu, pertengahan Juli lalu, bukan milik muda- di Aceh paham lirik baru menyelami merupakan agenda tahunan yang diren­
mudi. Tak hanya lagu hit yang digemari musik, tapi tadi penonton bisa menikmati canakan komunitas. Khanduri digelar
kawula muda saja dilantunkan. Bahkan instrumen,” kata Deni Syukur, pemain pertama sekali, Februari 2004 di Hotel
sajian pembuka, Taloe Band membawa lagu Guitar, Virtual Duo. Kuala Tripa dengan sokongan Radio Prima
meusare-sare dan jala-jala. Ada pula lagu Ini memang bukan kenduri yang FM. Namun konflik dan tsunami, menghalau
nyawoung yang dibawa Mujiburrizal. jamak dilakukan masyarakat Aceh. Tak rencana para musisi untuk melaksanakan
Jazz memang bukan jenis musik yang ada gelimangan makanan, yang ada hanya khanduri tiap tahun.
akrab di telinga masyarakat Aceh. Namun nada. Tiket seharga Rp 55.000, memang Empat tahun kemudian, khanduri
penonton tak beranjak dari podium sebelum terbilang mahal untuk ukuran pagelaran bersama menyantap denting nada hidup
acara selesai, pasalnya dari 25 penampilan musik bertaraf lokal, namun tiket habis. lagi. Hasilnya, ya itu tadi, lahirlah jazzer
enam di antara merupakan lagu daerah dan Gedung Sultan II Selim, Ruang Conference, baru semacam Ayi Puspita. Bahkan, itu juga
Aceh Community Centre yang berkapasitas menjadi arena unjuk gigi bagi yang pernah
300 pengunjung penuh. Sebagian penonton melenggang di pangung kelas internasional.
rela duduk di tangga dan lantai. Reza Indria, bersama Maestro misalnya.
Khanduri jazz ketiga ini dimeriah Tahun 2005, turut memeriahkan Festival
Moritza Thaher Combo, Virtuo II, Maestro, Jazz Internasional di Stadion Raja Ali Haji,
Taloe Band dan Sekolah Musik Moritza Jazz Pekan Baru, Riau. Kala itu, ia memainkan
Band seluruhnya band lokal. Dalam waktu perkusi sekaligus vocal.
tiga jam acara penonton di suguhi jenis Bagi lajang yang lebih dikenal sebagai
smoot, swing, fusion, etno, sampai modern pegiat sastra ini, khanduri merupakan
jazz. malam perpisahannya dengan Maestro.
Acara ini diselenggarakan Radio Antero, “Aku mau kuliah di luar negeri,” kata Reza. CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI; KIRI ATAS: YO FAUZAN -ACCEHKINI

Sekolah Musik Moritza, Rumah Musik Ia memilih melantunkan sweet song.


Cibloe dan Komunitas Maestro. Sukses Mendadak suasana menjadi romantis.
merebut perhatian masyarakat, para musisi
bersepakat khanduri akan dilaksanakan “let me go home”
saban bulan. “Tentu dengan hidangan yang “It will all right”
lebih beragam,” tulis Moritza Thaher dalam “I’ll be home tonight”
pernyataan persnya. “I’m coming back home”
November tahun lalu, khanduri jazz
menghadirkan Lou G Band-asal Belanda. Kala lagunya Michael Buble berjudul
Band yang beranggotakan Lou Guldemond home dinyanyikan, keriangan tak hanya
(guitar/vocal), Arjen Mooijen (keyboard), terjadi di sisi kiri panggung tapi juga di
Tom Beek (saksofon), Sandra Sahupala tangga dan podium, bahkan mulai terdengar
(perkusi/vocal), Boudewijn Lucas (bass), suara gadis belia histeris. Lagu itu seakan
Danny Sahupala (drum) dan Marylayne Sa- menegaskan satu hal: jazz kembali hidup di
hupala (vocal), menghibur ratusan pengun- nanggroe. [A]

68
Pelesir
WISATA PERJALANAN ANGIN SEGAR

PERJALANAN

WISATA

Menanti Rhien di Banda. Panorama malam di Jembatan Pante Pirak,


Satu jalan dua untung; wisata dan jalan Banda Aceh.

raya. Mawardy membawa Rhien ke Banda. Prancis itu begitu membekas di benaknya.
Sejak menjadi penjabat Walikota Banda
Menghabiskan duit puluhan milyar. Aceh, “saya sudah tiga kali ke sana,” ujarnya
kepada ACEHKINI, pertengahan Juli lalu.
oleh MAIMUN SALEH dan JAMALUDDIN sekadar bercengkrama di cafe-café yang Rhien tak hanya membelah Paris. Sungai
CHAIDEER MAHYUDDIN -ACEHKINI

bertebaran di pinggiran sungai. Kala malam ini menjalar dari timur laut Switzerland
Sejauh pandang, pasir putih tiba, temaram lampu ‘menyiram’ beningnya sampai Netherland. Sedikitnya melintasi
membentang. Bila tak ada kapal melintas, air. sepuluhan negara Eropa. Panjangnya
arus nyaris tak beriak. Saban musim panas, Mawardy Nurdin terkesima menatapnya. mencapai 820 mil (1.320 kilometer),
ramai khalayak tiduran di pasir sekedar Meski bertabur pasir, dia tak sedang berdiri sebagian besar masuk wilayah Jerman. Di
‘membakar’ kulit dengan sinar mentari. di pantai, melainkan pinggiran sungai. Jerman, Rhien diapit 26 kastil kuno. Selain
Sebagian lainnya jogging, bersepeda atau Pemandangan di tepian sungai Rhien, Paris, tujuan wisata, sungai ini juga dijadikan jalur

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 69


transportasi. Di Eropa, inilah jalan raya air
terbesar.
Sejak pandangan pertama, Mawardy
sudah ‘jatuh hati’ pada Rhien. Menatap
sungai yang namanya berarti ‘arus gusar’
itu membuatnya teringat Pante Pirak
di kampung halaman. “Saat menjadi
Pj Walikota saya sudah berniat ingin
menjadikan Banda Aceh Water City seperti
Paris.”
Mawardy tak sekadar berniat. Begitu
menjadi walikota, dia langsung cari akal
sambil putar otak, mewujudkan ‘mimpinya’.
Untuk urusan mengumpul uang, dia
memutuskan bekerja sama dengan
Community Development Initiative for
Asia. Konsultan asal Manila itu ditugaskan
mencari donor.
Germany Technical Assistance (GTZ),
sebuah lembaga asal Jerman, diminta
membuat master plan dan membantu
penataan kembali daerah aliran sungai
dengan membangun waduk di Keumireu, depan hotel Lading. Di sana, akan ada Sungai Rhien dengan latar Belakang kota
Aceh Besar. Waduk ini untuk menghalau restoran terapung. Koln, Jerman.
sampah, semisal pohon pisang yang sering Sungainya sendiri akan menjadi ‘jalan
melintasi Krueng Aceh di musim penghujan. raya’. Ini untuk mengurangi kemacetan jalan Surabaya, Panterik sampai Pango di Ulee
Fungsi lainnya untuk mengurangi keruhnya darat. Warga bisa menikmati perjalanan Kareng. “2008 ini sudah ada jogging track
air. dengan menggunakan kapal. Urusan dan untuk bersepeda dari Peunayong
Seperti Rhien, Krueng Aceh juga pengadaan kapal diserahkan pada Badan sampai Beurawe,” kata Mawardy.
membelah kota. Bedanya, Rhien saban Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD- Tak sedikit belanja yang telah digelontor
waktu dilintasi perahu wisatawan, sedang Nias. Februari lalu, kapal ini sudah diterima untuk mempercantik Krueng Aceh. Menurut
Krueng Aceh dilintasi tumpukan sampah. pemerintah kota. Mawardy, sudah habis anggaran Rp 7 milyar.
Walau begitu, Mawardy menganggap ACEHKINI sempat menelusuri rupa Sementara yang dibutuhkan mencapai
Krueng Aceh jauh lebih bersih dibanding kapal. Namun walikota dan Ramli Rasyid, puluhan milyar. Pembuatan jogging track
sungai kota-kota lain di Indonesia. Apalagi Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, saja butuh duit Rp 2,3 milyar.
Krueng Aceh punya sejarah gemilang. tak sekata. Menurut Mawardy ada di dinas, Warga Pango Raya, Kecamatan Ulee
Persis seperti Rhien, kelak Krueng Aceh sementara Ramli menyatakan sudah ada di Kareng, Banda Aceh, tak sabar menanti
akan dibangun jalan setapak untuk jogging dermaga Ule Lheue. Disusul ke Ule Lheue, realisasi rencana ini. Pasalnya, hingga kini
atau sekadar menikmati aliran sungai sambil eh, barangnya tak terlihat. Sejumlah warga desa ini tidak tersentuh angkutan umum.
berjalan kaki. Ditanami bunga, dipasangkan setempat mengaku tak pernah melihat ‘kapal Untuk bisa mengakses angkutan, warga
lampu dari jembatan Peunayong sampai tamu’ lempar sauh. Tapi, Ramli bersikukuh harus ke Ulee Kareng yang jaraknya dua
jembatan simpang Surabaya. Juga ada jalan kapal itu ada. “Saya sudah beberapa kali kilometer. 
untuk bersepeda. melihat dan bagus,” ujarnya. “Kalau tidak ada kendaraan, sulit.
Tak hanya menyolek, beberapa titik Terlepas dimana kapal itu saat ini, Kalau ada angkutan sungai lebih memper­
di bantaran sungai juga akan ada wisata pemerintah kota sedang membangun mudahkan kami,” kata Syamsul, 55 tahun,
kuliner. Termegahnya, ditempatkan di dermaga Lampulo, Keudah, Simpang seorang warga. Dia berharap pemerintah
mengizinkan warga membuka warung
untuk berdagang di bantaran sungai.
Erwin, 38 tahun, warga Pango Deah,
BAWAH: CHAIDEER MAHYUDDIN —ACEHKINI; ATAS: peterandjess.nomadlife.org
Ulee Kareng, angkat jempol ke pemerintah.
Soal wisata air, tak begitu menarik
perhatiannya. Namun transportasi begitu
diidamkan. “Kalau bisa dilengkapi fasilitas
yang cukup seperti sarana kebersihan dan
terminal. Pelayanan yang baik dan aman,”
harapnya.
Mawardy optimis ‘mimpinya’ akan
terwujud. Hanya satu yang mengganjal,
apalagi kalau bukan sampah. “Masyarakat
membuang sampah dan menghadapkan
tempat membuang hajat ke sungai,” ujarnya.
Ehem, yang ini tentu saja bukan hasil adopsi
dari Paris. [a]

Pemandangan Krueng Aceh malam hari dari


jembatan Peunayong.

70
Sains

Kotak oleh MAIMUN SALEH dan JAMALUDDIN


Ruang guru Sekolah Dasar 67
muridnya.
Dalam kotak pensil itu ada dinamo
kecil yang disambungkan dengan kabel

Pensil
Community School Percontohan Banda ke baterai lima volt, dikait pula sebilah
Aceh sempat geger. Seisi ruangan bingung. tembaga. Bagian luar kotak ada beker
Entah dari mana asalnya, mendadak sepeda. Konsepnya sederhana: bila

Penanda
terdengar dering bel sepeda. Seseorang tembaga bergetar, maka bel sepeda
tak sengaja menyenggol meja Marhumah, akan terus berdering. Menariknya, alat
tenaga pengajar di situ. “Ini alat peringatan dirancang untuk ditempel di dinding untuk

Gempa.
gempa,” jelas sang ibu guru tersenyum. mencegah “salah bunyi” seperti kasus
HASBI AZHAR —ACEHKINI

Siang itu, ia terpaksa memperkenalkan tersenggol tadi.


kotak pinsil plastik berukuran 20 cm x 10 Namun Mikram dan Marhumah
cm yang sebelumnya diletakkan dalam laci kukuh menolak membeberkan detail cara
mejanya. Alat peringatan gempa itu karya kerja alat ini. Pasalnya, ia takut ketahuan
Muhammad Mikram, 10 tahun, seorang ‘saingan’ di perlombaan sains mendatang.

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 71


Maklum, saban perlombaan, Mikram selalu paralon. Di dalamnya berisi  baterai kecil
menyabet jawara. yang disambung ke dinamo dengan wayer
Proses perakitannya sendiri memakan Karena di Aceh sering listrik. Kawat seukuran lidi dipilin-pilin
waktu sebulanan. Mikram sempat menyerupai pegas, inilah bagian yang
menggunakan timah, kuningan, besi terjadi gempa, lalu bersentuhan dengan telur.
bahkan almunium untuk picu. Namun terfikirlah kita bagaimana Bocah yang bercita ingin menjadi guru
akhirnya dipilih tembaga sebab dinilai ini bukannya tak menghadapi aral saat
responsif.
membuat sesuatu yang berkarya. Ia kerap tak teliti. Kabel-kabel
Belakangan ini Marhumah memang sederhana dan berguna sering putus dibuatnya. Walau sering gagal,
semakin akrab dengan Mikram. Hubungan untuk orang banyak... tapi Mikram tak berputus asa.
keduanya terjalin sampai di luar jam Dalam perlombaan kreatifitas
sekolah. Bocah pendiam itu sering antarsekolah dasar sekota Banda Aceh,
bertandang ke Marhumah, menuntut alat yang membangunkannya bila terlelap. alat pengocok telur milik Mikram juga
penjelasan mengapa kotak pinsilnya lambat Keinginan itu bersahut. Di sekolah, menjadi juara. Dewan juri dan pengunjung
berbunyi dan tak bersuara deras. sejumlah guru asyik membahas alat apa terkagum-kagum sebab Mikram merakit
Marhumah tak ikut campur tangan yang akan diikutkan lomba. “Karena di ulang karyanya di hadapan khalayak.
urusan kotak ‘pinsil ajaib’ ciptaan Mikram. Aceh sering terjadi gempa, lalu terfikirlah Kala itu, banyak peserta dari sekolah lain
Ia hanya membimbing saja. Sempat kita bagaimana membuat sesuatu yang membawa karya yang telah dirakit.
anak pasangan Zukifli dan Musrianum sederhana dan berguna untuk orang Karya Mikram ini memang tak kuasa
mengeluhkan kotak pinsilnya tak bekerja. banyak,” terang Marhumah. melumat lebih dari dua telur sekaligus.
“Tapi, Mikram tekun mengulang kembali Sebenarnya, karya Mikram tak Pasalnya, baterai yang dipakai ukuran
sampai berhasil,” puji perempuan yang hanya alat peringatan gempa. Ia pernah kecil. Untuk mengocok dua telur saja
akrab dipangil bu Mar ini, awal Juli lalu. membelah bola plastik lalu dibuatnya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Mikram bukan kutu buku. Ia hanya menyerupai baling-baling, dikaitkan ”Ini sebagai antisipasi kalau kalau listrik
hobi mengotak-atik rongsokan barang dengan dinamo dan berenergi baterai. padam,” kata Marhumah.
elekronik. Nah, suatu ketika di sekolah ia Mikram menamai ‘mainan’ karyanya Achmad Ghazin, Kepala SD 67,
mendapat pelajaran bagaimana mengubah dengan sebutan, “baling-baling helikopter”. berharap pemerintah Aceh menggelar
energi listrik menjadi energi gerak. Maka Dalam perlombaan tingkat gugus agenda tahunan kompetisi sains.
semakin asyiklah dia bermain-main antarsekolah dasar, baling-baling Perlombaan ini diyakini memicu semangat
dengan dinamo, baterai dan kabel. ini menjadi jawara. Inilah awal mula pelajar berkreatifitas. “Kalau bisa
Pada seorang guru, Mikram berkisah. Marhumah ‘jatuh hati’ pada kemampuan pemerintah membantu mempromosikan
Ia membuat alat itu karena takut gempa. Mikram. Kedekatan keduanya berlanjut dan mematenkan karya pelajar,” harapnya.
Pengalaman gempa yang disusul tsunami sampai kemudian diluncurkan alat Sebuah harapan tak berlebihan. Sebab, jika
tiga tahun lalu cukup membekas di pengocok telur. terwujud, Mikram akan tercatat sebagai
benaknya. Ia khawatir gempa terjadi saat Alat pengocok telur karya Mikram penemu kotak pensil penanda gempa di
tertidur. Lalu terfikirlah untuk membuat hanya berukuran kecil. Terbuat dari pipa usia 10 tahun. [a]

72
Alam
LINGKUNGAN SATWA

LINGKUNGAN

Balas Budi
Ranger
Gerilyawan.
oleh FAKHRURRADZIE GADE

Empat bekas
gerilyawan GAM
memilih menjadi
FAKHRURRADZIE GADE —ACEHKINI

penjaga hutan.
Ini aksi balas budi
mereka.
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 73
Dari kejauhan raungan chainsaw Amiruddin bekerja di PT Guruti. Hanya lima inci dengan menggunakan kombeck:
terdengar silih berganti. Perlahan M Nasir sebentar di sana, dia harus menganggur. mobil off roader jenis hardtop.
CM, Abdullah, dan Bakhtiar mendekati Pasalnya, PT Guruti tutup dan merumahkan Solihin mengaku kayu itu pesanan
sumber suara. Mereka berjalan kaki semua karyawannya. seorang anggota polisi yang bertugas di
menyusuri jalan setapak yang digunakan Bermain kayu memang menggiurkan. Polres Langsa. “Ini kayu dia. Kalau ada apa-
para penebang liar untuk mengangkut kayu. Kayu bisa menjadi pundi-pundi rupiah. apa dengan kayu ini, saya diminta melapor
Saat sudah mendekati sumber suara sinsaw, “Dalam satu ton kayu yang saya belah, saya ke dia,” kata Solihin kepada tim BPKEL.
mereka berhenti. Mengendap. Setelah dapat satu juta rupiah,” kata Amiruddin. Sore itu, Sabtu (14/6), tim BPKEL
memastikan asal suara, mereka kembali Saat ketangkap basah tim yang dipimpin yang dipimpin Ivo Lestari dan Teungku
menyusuri tebing gunung yang dipenuhi Nasir, Amiruddin sedang menggunduli Nasir CM berhasil menangkap satu unit
kayu bekas perambahan hutan. Dengan hutan atas suruhan Najib, warga Alue Teh. kombeck sarat muatan kayu yang hendak
sigap mereka menerobos ranting dan “Pak Najib mau buka lahan,” kata warga dilansir ke perkampungan penduduk.
dahan kayu. Tak berapa lama, pengendapan Lorong IV itu. Sayang, baru dibawa sekitar seratus meter
membuahkan hasil: aha, dua penebang kayu Amir tak sendiri merambah hutan Bukit dari lahan penebangan liar, kombeck yang
berhasil “diamankan.” Lalang. Tak berapa jauh dari lokasi Amir dikemudikan Sunardi kepergok tim BPKEL.
Amiruddin dan Feri nama para penebang menebang kayu, Suparman, warga Alue Teh, Mobil kombeck milik Kepala Desa Alue
liar tadi. Mereka menebang kayu di Bukit menari-narikan sinsaw-nya di atas kayu Teh ini –berserta kayunya—digelandang
Lalang, Desa Alue Teh, Kecamatan Birem berukuran besar. Dia hanya seorang diri. ke Markas Kepolisian Sektor Birem
Bayeuen, Aceh Timur. Menebang kayu di Parman mengaku menebang kayu untuk Bayeun. Empat penebangnya juga dimintai
Bukit Lalang sebenarnya sangat berbahaya. kebutuhan pembangunan rumahnya. “Saya keterangan dan ditahan di Mapolsek itu.
Pasalnya, pegunungan Bukit Lalang-lah hanya menebang untuk keperluan material “Saya berani main kayu karena katanya
yang selama ini menjadi penyangga serapan rumah,” ujarnya lugu saat disidak ranger mau bertanggungjawab. Dia bilang, kalau
air bagi hulu Sungai Langsa. Tim Monitoring Mitra Badan Pengelola ada masalah dengan kayu ini panggil dia,”
Bukan kali ini saja Amiruddin dan Feri Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL), kata Solihin.
ikut menggunduli hutan di kawasan Bukit pertengahan Juni silam. Husni memesan tiga ton kayu jenis
Lalang. Sebelumnya, mereka juga pernah Lagi-lagi, pembukaan lahan menjadi Sembarang pada Solihin. Pada awalnya
menebang kayu di sini dengan alasan untuk alasan para penebang liar menggunduli Solihin ogah meladeninya. “Saya sudah
pembukaan lahan. Saat tim yang dipimpin hutan Alue Teh. Penebangan hutan di bilang kalau saya tidak sanggup memenuhi
Nasir menyergap, Amiruddin tengah sibuk sana melibatkan banyak kalangan: polisi, ordernya. Tapi dia bilang, kalau ada masalah
membelah kayu jenis Sembarang. tentara, perangkat desa, warga, hingga bilang saja ke dia,” ujar Solihin, 28 tahun.
Pemuda kelahiran 32 tahun silam ini mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Solihin bukannya tak tahu kalau
menjadi penebang kayu sejak enam tahun Saat tim BPKEL menginspeksi kawasan Pemerintah Aceh telah mengeluarkan
silam. Usai menamatkan pendidikan di itu, para penebang mengaku bahwa mereka kebijakan moratorium logging atau jeda
SMA Seureuway, Aceh Tamiang, Amiruddin menebang kayu karena telah mendapat tebang hutan. Tapi fulus yang diraup dari
memilih bekerja sebagai penebang kayu. restu dari aparat. Solihin, warga Lorong I, bermain kayu menggodanya. “Saya tahu ini
Mulanya dia hanya menjadi kernet. menurunkan 37 lembar papan berdiameter dilarang,” katanya pelan.
Pengalaman menempanya untuk pandai Kapolsek Birem Bayeun Inspektur
mengendalikan sinsaw yang beratnya Satu Eliadi mengaku sering berburu para
mencapai 25 kilogram. Sebelumnya, penebang liar. Tapi sejak dua tahun lalu
bertugas di sana, belum satu penebang pun
berhasil ditangkapnya. Saat tim BPKEL
menangkap Solihin beserta tiga penebang
kayu lainnya, Iptu Eliadi sedang berada di
rumah Kepala Desa Alue Teh. “Sebenarnya
kita sering razia, tapi asal kita naik selalu
bocor (informasinya),” aku Eliadi.

***

Pada Februari 2007, Pemerintah


Aceh membentuk Badan Pengelola Kawasan
Ekosistem Leuser untuk menjaga kawasan
hutan seluas 2,6 juta hektar yang sudah
terancam. Keputusan Gubernur Aceh
Irwandi Yusuf membentuk BP-KEL ini
diikuti dengan mengeluarkan instruksi jeda
tebang hutan pada 6 Juni 2007. Inilah yang
kemudian dijadikan landasan BP-KEL untuk
menggandeng mitra lokal untuk menjaga
hutan di sejumlah kabupaten kritis.
Di Aceh Timur, Langsa, dan Aceh
Tamiang, BP-KEL menggandeng Mata Hate,
sebuah LSM lokal yang dibentuk sejumlah
mahasiswa dan aktivis sipil. Belakangan,
empat bekas anggota Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), yaitu Muhammad Nasir
FAKHRURADZIE GADE —ACEHKINI
74
keberadaan tim yang naik ke Bukit Indah
sudah terlebih dahulu diketahui para
penebang liar. “Mereka memakai mata-
mata di sepanjang jalan yang kita lalui,”
kata Nasir.
Untuk menyiasati pengendusan mereka
tidak diketahui penebang liar, biasanya
Nasir cs menyamar. Kadang-kadang mereka
berkedok sebagai pengusaha yang mau
membeli lahan untuk perkebunan sawit
atau karet. “Biar mereka tidak curiga,” kata
Nasir.
Sayang, kerja keras para penjaga hutan
ini tak mendapat perhatian cukup dari
pemerintah. Menurut Ivo Lestari, mereka
C.M., Abdullah, Bakhtiar, dan Ramli Abbas, menangkap kayu ilegal,” kata Nasir. tidak mempunyai biaya operasional saat
bergabung menjadi relawan penjaga hutan. Menurut dia, kayu-kayu itu kemudian beroperasi mengendus penebang liar. Selama
Mereka disebut ranger! diserahkan kepada aparat kepolisian. ini, kata Ivo, para ranger bekerja tanpa
Keinginan bergabung menjadi penjaga Sayang, kasus ini kemudian mengendap pamrih. “Utang mereka sudah menumpuk.
hutan merupakan panggilan nurani. begitu saja. “Kita tidak tahu kenapa,” kata Paling banyak utang di bengkel, karena
Bakhtiar, seorang ranger, mengaku sudah Ivo Lestari, Koordinator Mata Hate. mereka harus memperbaiki sepeda motor
saatnya mereka terlibat dalam menjaga Pascapenangkapan kayu itu, tim Nasir yang rusak setelah operasi kayu,” katanya.
kelestarian hutan Aceh dari tangan-tangan cs tidak leluasa lagi bergerak di kawasan “Mereka juga tak digaji oleh negara...”
jahil para cukong dan penebang liar. Apalagi, Bukit Indah. Pasalnya, wajah-wajah para Tetapi, Nasir, Abdullah, Bakhtiar, dan
selama bertahun-tahun Bakhtiar bergerilya penyelamat hutan ini sudah ditandai warga Ramli Abbas tetap pada tekad agar hutan
di pegunungan Aceh Timur dan Langsa. dan penebang liar. Upaya ACEHKINI dan Aceh terjaga untuk menyangga bumi tak lagi
“Kita ingin hutan Aceh tetap lestari,” kata Nasir cs menelusuri jejak penebang liar di murka. Hitung-hitung, ini adalah balas budi
Nasir. Bukit Indah, pertengahan Juni lalu, gagal terhadap hutan yang telah menjaga mereka
Masih segar dalam ingatan Nasir cs pada meski dilakukan malam hari. Pasalnya, selama bergerilya di masa perang. [a]
Desember 2006, dua tahun setelah tsunami
menghumbalang Aceh, banjir bandang
menerjang Aceh Tamiang. Sedikitnya 72
warga tewas dan lebih 120 ribu warga
mengungsi akibat banjir besar tersebut.
Ribuan kubik kayu log hasil penebangan liar
diangkut air menerobos permukiman warga,
menjadi malapetaka yang menenggelamkan
perkampungan.
Tak mudah bagi mereka terjun
sebagai penjaga hutan. Selain mereka
tak digaji negara, saat terjun ke lapangan
acap berhadapan dengan aparat yang
membekengi aktivitas penebangan liar.
Tak jarang mereka juga harus berurusan
dengan mantan anggota GAM yang juga
ikut menggunduli hutan. Tapi, bagi mereka,
itu semua merupakan tantangan tersendiri.
Aksi mereka kerap membuat pemain
kayu kelimpungan. Awal 2008 lalu, mereka
memburu penebang liar di kawasan Bukit
Indah, Desa Jambo Labu. Tak sia-sia,
mereka berhasil menangkap lima unit
kombeck dan menyita puluhan kubik kayu
hasil penebangan liar yang sudah diolah
menjadi papan dan balok. “Itu prestasi kami

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 75


Figura
Cut Putri

Al-Quran
untuk
Korban
Bencana
oleh DEDEK PARTA

M
asih ingat Cut Putri? Dara
kelahiran 27 tahun silam ini tentu
tidak asing bagi publik Indonesia,
khususnya Aceh. Saat tsunami menerjang
pada Minggu pagi 26 Desember 2004, dia
berhasil mengabadikan peristiwa dahsyat,
yang tak pernah dilupakan umat manusia.
Luapan air laut hitam pekat diabadikannya
dengan kamera video dari lantai dua rumah
almarhum Sayed Husaini di kawasan
Lamjamee, Banda Aceh. shalat di antara puing tsunami. sebagainya.
Saat Aceh kembali berbenah dengan Dia juga menjelaskan akibat tsunami Kini, dara manis ini juga mendirikan se-
hiruk-pikuk proses rehabilitasi dan sangat banyak mushab Al-Qur’an yang buah yayasan “Muhabbah Al-Quran” bersa-
rekonstruksi, dara manis nan semampai hancur. Salah satu gambar yang ditampilkan ma Gubernur Banten Ratu Atut Chausiyah,
ini tidak pernah terdengar kabarnya lagi. adalah selembar Al-Qur’an yang tersangkut yang mengupulkan Al-Quran dari donatur
Padahal, ia cukup berjasa mengabadikan lima meter tingginya  di atas sebatang untuk kemudian dibagi-bagikan bagi warga
peristiwa pilu dan disiarkan ke seantero pohon besar. Semua hadirin larut dalam yang terkena bencana. Dalam kesempatan
jagat raya. Cut Putri yang menetap di kesedihan saat menyaksikan film tersebut, itu, ia mengajak semua Pemerintah Daerah
Jakarta, tiba-tiba nuncul di depan publik di mana ribuan orang sudah tak bernyawa di Indonesia untuk menerapkan Gerakan
saat Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke- dijejerkan. Di antara mereka tanpa sadar Muhabbah (Gema) Al-Quran. “Mulai dari
22 di Serang, Banten, Juni lalu. meneteskan air mata. propinsi dan kabupaten/kota hingga desa-
Gadis yang telah meraih gelar dokter Putri mengaku pasrah saat merekam desa untuk menerapkan program mengum-
di Universitas Padjadjaran Bandung, kini momen tersebut. “Waktu itu saya hanya pulkan Al-Quran,” ajaknya.
aktif di berbagai kegiatan kemanusiaan. berdoa dan pasrah jika  saya juga ikut Tujuan pengumpulan Al-Quran agar
Ia mendapat kesempatan istimewa tampil menjadi korban. Tapi, alhamdulillah saya warga semakin mengenal, cinta, dan
di depan peserta MTQ dari 33 provinsi se- selamat dari ombak ganas itu.  Rekaman memaknai ayat-ayat suci. Lebih dari itu,
Indonesia, pada jamuan makan malam di ini, subhanallah, seluruh dunia bisa melihat Al-Quran yang telah dikumpulkan bisa
Pendopo Gubernur Banten. kedahsyatan musibah yang terjadi di Aceh,” disumbangkan jika ada dareah yang terkena
Pada kesempatan itu, dia memutar ucapnya mengenang. musibah meskipun dia tidak berharap
kembali film yang direkamnya  saat tsunami. Selain rekaman ketika tsunami, dia adanya bencana di Indonesia dan belahan
Lalu dijelaskan betapa tegarnya rakyat Aceh juga memutar berbagai rekaman yang dunia lain. “Orang musibah tak hanya butuh
ketika musibah datang menerjang, mereka direkamnya saat bencana terjadi di berbagai bantuan materi, tetapi juga memerlukan
masih mengingat Allah. Itu dikatakannya belahan negeri ini seperti lumpur Lapindo, bantuan untuk penguatan iman,” katanya.
saat rekaman menunjukkan orang sedang gempa Jogjakarta, gempa Nias dan Ya, Pocut. [a]
DARI ATAS SEARAH JARUM JAM: DEDEK PARTA; NURDIN HASAN; KHAIRUL UMAMI —ACEHKINI
76
Rafly

Menjaga Damai
dengan Kain Putih
oleh MAIMUN SALEH Konser yang disponsori International
Organization of Migration (IOM) ini
Rafly kembali keliling Aceh. Kali ini ia dilangsungkan di lapangan Hiraq
tidak sekedar menyanyi, tapi juga berburu (Lhokseumawe), lapangan Pulo Kiton
tanda tangan sejumlah petinggi semisal (Bireuen), Musara Aluen (Takengon),
Bupati, Kapolres, Dandim, Ketua KPA lapangan Syahadat (Kutacane), tepi pantai
dan bila perlu aktivis LSM. Kain putih Tapak Tuan dan berakhir di lapangan Blang
sepanjang 50 sentimeter selalu bersamanya Padang, Banda Aceh. Puncaknya tanggal 15
saat bertandang ke enam kabupaten kota di Agustus, bertepatan dengan perayaan tiga
Aceh. tahun damai Aceh.
“Di kain itu ditandatangani komitmen Dalam konser, Rafly akan melantunkan
menjaga perdamaian,” kata Rafly, vokalis 15 lagu yang bertemakan perdamaian
KanDe di sela kesibukannya menyiapkan seperti aneuk yatim, ya nabi salam, asai
konser damai di Takengon, awal Agustus nanggroe dan dame. “Kita mengajak semua
lalu. Sebelumnya konser damai pernah lapisan masyarakat menjaga perdamaian
digelar tahun 2005 dan 2006. Aceh,” kata Rafly.

CUPA Band terbilang panjang. Didirikan tahun 2002 Syuhada. Lagu Doa Syuhada didedekasikan

Aksi Nekat
oleh delapan mahasiswa Institut Agama untuk almarhum Aminin, vokalis CUPA
Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry. Tapi, pertama yang menjadi korban tsunami.
baru empat tahun kemudian masuk dapur Di kuping, musik boy band ini nyaris

Meuripee
rekaman Meuligoe Enterprise. Tak ada serupa dengan Kande, kelompok musik yang
yang menyuntik dana, para personel nekat sudah duluan melejit. Adonan instrumen
merogoh kocek masing-masing. juga nyaris sealiran: diapit rapa’i dan
“Ini bukti keterbatasan CUPA,” begitu seurunee kale yang diaduk suara alat musik
oleh MAIMUN SALEH band ini menulis profilnya. “Peng ata ta modern guitar, drum dan bass.
meuripee (uang hasil urungan, red),” tegas “Kami tak berani mengatakan aliran

S
ukses lewat album perdana bertajuk Ahsan Khairuna, pemain bass.  musik yang kami usung berbentuk
‘Agam Sidroe’ yang diluncurkan akhir Walau belum menghitung pasti berapa kontemporer, alternatif, pop, apalagi etnik
tahun 2006, kini CUPA Band sibuk yang terjual dari 3.500 keping kaset album Aceh,” ujar seorang personel.
membuat video klip untuk versi kepingan perdana, CUPA optimis musik mereka Dalam kesibukan membuat kepingan
cakram. Sejauh ini, baru selesai satu klip mendapat tempat di hati masyarakat Aceh. cakram, grup musik yang arti namanya
dan sempat diputar di satu stasiun televisi Pasalnya, para anak muda ini mengusung “sedikit” ini sedang mempersiapkan album
swasta lokal di Aceh. Tak hanya itu, sejak pakem seni lantun Aceh; sarat kritik sosial kedua. Menurut Ahsan, dari sisi lirik tak
sebulan lalu, CUPA mengemas lagunya dan pesan moral.  banyak berubah yaitu lebih mengedepankan
dalam bentuk nada sambung pribadi Simak saja lirik di album pertamanya pesan moral. Tapi dari sisi musik album
(NSP) untuk pelanggan operator Indosat, yang berisi 10 tembang, di antaranya Sa­ kedua lebih mengedepankan etnik. “Belum
Telkomsel, XL, dan Fren (Mobile8). leum, Yatim Lam Kandoeng, Ilahi, Bungong, masuk rekaman, masih benah aransemen,”
Riwayat CUPA merilis album pertama Wamule, Agam Sidroe, Taubat, dan Doa kata dia. [a]

ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 77


In Memorial
Sebelum Puisi Terjawab
oleh: Maimun Saleh
ia besar di tengah perang. Berlanjut kemudian bekerja di Katahati, LSM yang

D
Saat Aceh dibalut operasi memfokuskan diri pada penelitian sosial. “Dia sangat
militer dengan sandi Jaring anti kekerasan, tak pernah memaksakan pendapat
Merah tahun 1989, usianya dan pekerja keras,” kata Teuku Ardiansyah, mantan
baru 15 tahun. Ridwan Haji direktur Katahati Institute.
Mucktar tidak memilih angkat Ridwan tak hanya dikenal sebagai aktivis. Tulisan-
senjata melawan pemerintah tulisannya ihwal kebudayaan bertebar di berbagai
seperti lazimnya muda belia media lokal. Bahkan, para mahasiswa IAIN Ar Ranirry
di kampung halamannya, sering bertandang ke Katahati menggelar diskusi
Peusangan, Bireuen. kebudayaan.
Ridwan remaja memilih angkat kaki ke Banda Tiga tahun silam, dia sering terlihat semeja
Aceh, menimba ilmu di Institut Agama Islam Negeri di warung kopi Jasa Ayah di Ulee Kareng, dengan
(IAIN) Ar-Raniry. Di almamaternya, dia sempat menjadi Ma’arief, Ketua Media dan Informasi Partai Rakyat
pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Saat Aceh (PRA). Tak hanya politik yang dibahas, justru
gelombang reformasi meluas, ia bergabung dengan nostalgia almamater dan pahitnya kehidupan paling
kelompok aksi Farmedia sebagai  ketua pengkajian sering dikupas dalam obrolan di warung kopi yang
strategis organisasi. kerap dikenal dengan nama Solong itu.
Kongres Mahasiswa Aceh Serantau (Kompas) Sebenarnya, Arief meminangnya menjadi pengurus
tahun 1999, para utusan organisasi mahasiswa, partai yang didominasi anak muda ini. Mulanya RHM
pemuda dan pelajar Aceh memilihnya menjadi seorang –begitu dia kerap disapa—menolak. Alasannya, dia
anggota presidium Sentral Informasi Referendum Aceh letih dan tak kuat lagi mengurus organisasi. “Kasihan
(SIRA) yang diketuai Muhammad Nazar, wakil gubernur cita-citamu menyatukan perjuangan kawan-kawan,
sekarang. tidak mungkin mengubah tanpa organisasi,” kata Arief
Getir jadi aktivis sempat dia rasa sepulang waktu itu. Ridwan pun diam, tak menjawab.
dari Jenewa, Swiss, enam tahun silam. Ridwan Arief lalu memancing pandangannya soal
adalah seorang dari kalangan kebebasan politik kaum perempuan. Ia kabarkan
sipil yang ikut menyaksikan Sri Wahyuni, istrinya Ridwan telah bergabung ke
proses perjanjian penghentian PRA. “Wah bagus sekali. Tidak apa-apa, itu haknya,”
permusuhan (Cessation of komentar Ridwan waktu itu. Sri sendiri kini menjabat
Hostilities Agrement/CoHA) ketua bidang perempuan partai politik lokal tersebut.
antara pemerintah Indonesia Ketika menyiapkan edisi khusus ini, awak redaksi
dan Gerakan Aceh Merdeka ACEHKINI  juga meminta satu analis soal percaturan
(GAM). politik dan demokrasi mutakhir Aceh dari Ridwan.
Aparat Komando Menurutnya, terlalu singkat waktu yang tersedia
Distrik Militer (Kodim) bagi proses demokrasi Aceh. Karena sakit yang
0101 Aceh Besar dideritanya, dia tak bisa konsentrasi untuk merangkai
punya re­kam­an vid- kata.
eo, di sana terlihat Menjelang azan magrib, Senin pertama
Ridwan. “Setelah Agustus, dari ruang Mawar Rumah Sakit Harapan
diinterogasi, dia Bunda, Banda Aceh, surah Yasin dikumandangkan
dikenakan wa- mengiringi Ridwan kembali ke Illahi Rabbi. Almarhum
jib lapor,” kata meninggalkan Sri Wahyuni dan buah hatinya Azizah
Thamren Ananda, Mernissi Nuqthah yang baru berusia lima tahun. Dari
Sekretaris Partai rumah sakit, jenazah dibawa ke Cot Girek, Kecamatan
Rakyat Aceh (PRA). Peusangan Matang, Bireuen, untuk dikebumikan.
Selepas itu, Sepekan sebelum kepergian, kala bertarung
Ridwan tidak melawan lever ia mengirim sebait puisi lewat pesan
lagi dikenal singkat (SMS) ke sejumlah kerabat dekat: “Apa
sebagai aktivis yang kau ragukan saat petang menjelang // malam
mahasiswa. membayang // selimut telah seharian // mimpi yang
Ia memilih terbata-bata // esok kembali pagi datang // huh dunia
bergabung dengan kapan kiamat datang.”
Solidaritas Masyarakat “Kalimat terakhir itu membuat saya tak hendak
Anti Korupsi (Samak), membalas smsnya,” kata Risman A Rahman, teman
satu LSM antikorupsi. diskusinya. “Selamat jalan kawan!” [a]
78
ACEHKINI EDISI KHUSUS 3 TAHUN PERDAMAIAN ACEH 79
80

Das könnte Ihnen auch gefallen