Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
guidance. Berasal dari asal kata guide, guidance kemudian memiliki arti yang
nasehat).2
terhadap definisi harfiah tersebut. Hal ini salah satunya juga dipengaruhi oleh
masalah. Berikut ini dipaparkan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan
individu atau peserta didik; dan (b) bimbingan mendorong klien untuk mampu
nasional sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960. Gagasan tentang konseling
bagi lahirnya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP Malang dan IKIP
Bandung pada tahun 1964. Tahun 1971 lahirlah Proyek Perintis Sekolah
6 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Depdiknas, 2004) hal. 2
23
IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek inilah program Bimbingan
tetapi landasan hukum terhadap program ini baru lahir pada tahun 1989.
Aktivitas BP tidak pernah dirasakan manfaatnya oleh peserta didik. Hal ini
Sampai pada akhirnya terbit untuk kedua kali SK Menpan No. 83 pada
7 Ifdhil Dahlani, Sejarah Bimbingan dan Konseling dan Lahirnya BK 17 Plus, 2008, seperti dapat
ditemukan di web http://konseling indonesia.com
24
Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan (BP) secara resmi diubah
pelaksanaan BK di sekolah-sekolah.
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan
yaitu guru yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian
sembarang guru.
8 SK Mendikbud No. 025/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
9 Depdiknas, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Balitbang Depdiknas,
2003) hal. 13-16
25
180 jam.
konseling kelompok.
kerja sekolah.
waktu itu masih diwarnai oleh di mispersepsi dan malpraktik, yakni anggapan
dipersepsi sebagai ‘polisi moral’ bagi peserta didik. Inilah yang mendasari
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
menjadi tiga bagian: (a) kelompok mata pelajaran, (b) muatan lokal, dan (c)
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan
yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
oleh dimiliki peserta didik seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan
dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam studi, penyesuaian dengan
menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7)
optimal.16
peserta didik secara optimal, hal ini secara lebih rinci dapat diuraikan dalam
17 Prayitno, dkk, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Depdiknas, 2004) hal. 10
30
kecepatan konseli.
31
karyawisata.
tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta berbagai
tersebut adalah:
layanan.
penilaian layanan.
36
yang tepat. Aspek ini sangat menetukan dan menjamin keberhasilan aktivitas
layanan BK, akan tetapi bila asas ini tidak diterapkan dengan baik atau bahkan
menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
d. Asas Kegiatan, yakni asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
peserta didik.
didik (klien) dalam kondisi sekarang. Konteks masa lampau dan masa
38
depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang
terhadap sasaran layanan selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
waktu ke waktu.
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting
kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan
39
pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor) dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula,
kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga
maju.
kepribadian dan psikoterapi, tetapi juga suatu pendekatan, suatu orientasi atau
terapi yang berpusat pada klien. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa
itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar
sendiri.
klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan
masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut
hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien
adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan
perwujudan diri21.
Inti dari konseling berpusat pada klien ini adalah tentang diri dan
terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran. Hal itu terdiri dari
pengamatan dan konsep diri dalam hubungan dengan orang lain dan
negatif.
b. Hidup adalah kehidupan saat ini dan lebih dari pada perilaku-
lalu, nilai-nilai kehidupan adalah saat ini dari pada masa lalu,
subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya selalu bisa
koheren organisme dan self, maka semakin sehat pribadi individu yang
dalam diri individu, maka secara mental ia sangat rentan dengan masalah.22
diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan
potensi individu. Aspek ini bersifat bawaan (fithrah) dan sudah menjadi ciri
pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia
dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia
tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh
kebutuhannya.
self.
lebih penuh. Klien sebagai sebagai orang yang paling mengetahui dirinya
sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih panas
bagi dirinya.
empati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami klien. Dengan
simpati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami kerangka acuan
internal klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri klien
yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang relatif normal maupun
konsep bahwa fungsi terapis adalah tampil langsung dan bisa dijangkau oleh
klien serta memusatkan perhatian pada pengalaman disini dan sekarang yang
dan hasil terapi. Teori client centered bukanlah suatu teori yang tertutup,
Jadi, terapi client centered bukanlah sekumpulan teknik, juga bukan satu
dogma. Pendekatan client centered, yang berakar pada sekumpulan sikap dan
47
sebagai suatu cara ada dan sebagai perjalanan bersama di mana baik terapis
pengalaman pertumbuhan.
ialah :
intrapsikis.
kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang
oleh klien menghambatnya unuk tampil utuh di hadapan orang lain dan dalam
usahanya untuk menipu orang lain, ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri.
Apabila dinding itu runtuh selama proses terapeutik, orang macam apa
yang luas, yang menyajikan suatu kerangka umum untuk memahami arah
klien. tonggak terapi client centered adalah anggapannya bahwa klien dalam
25 Rochman Natawidjaja, “Pendekatan pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I”,
(Bandung : CV Diponegoro) Hal, 35
26 Alex Howard, “Konseling dan Psikoterapi: Dari Pythagoras Hingga Posmodernisme”
(Yogyakarta : Teraju, 2003) 26
49
sendiri dan mengikuti arah-arahnya sendiri terutama pada saat klien membuat
terapis.
sebagai alat untuk mengubah. Dengan menghadapi klien pada araf pribadi ke
pribadi, maka ”peran” terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi terafis
klien.27
Yang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalam
pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan kategori diagnostik
yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan dan
27 Willis, Sofyan S. 2004 Konseling Individual Teori dan Praktek ((Bandung: CV Alfabeta).
Hal. 47
28 Andi Mappiare AT, “Pengantar konseling dan Psikoterapi” , (Jakarta : Rajawali Pers,
1996) hal. 80
51
a. Kondisi-kondisi konseling
berikut 29:
Ketiga kondisi di atas, tidak terpisah satu dengan yang lain masing-
29 Ernes, N. Torrys, “Rise Me Up! : Panduan Konseling Praktis 1 Jam”, (Bandung : Abiyah
Pratama, 2008) hal 25
52
pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara
sadar diri sebab,dengan demikian, terapis tidak akan menjadi sejati. Hart
idealnya.
30 Daniel Goleman dan Kathleen Riordan Speeth, “Esensial Psikoterap teori dan praktek”
(Yogyakarta : Kanisius, 1993) 109
53
apa yang sedang dialami oleh klien dan pada pengungkapan apa yang
langsung dialami.
b. Proses konseling
Pada dasarnya teori ini tidak ada proses therapy yang khusus,
1) Awal
2) Perubahan Self
3) Teori Formal
konseling, yaitu:
menyatakan perasaan-perasaannya.
persepsinya.
kesadarannya.
secara positif.
4) Pengalaman-pengalaman
lainnya.
c. Hasil konseling
observasi yang dibuat pada awal dan akhir dari rangkaian wawancara.
perilaku31.
4) Tingkat hubungan yang lebih besar antara self picture dengan self
ideal.
vokasional.
7) Lebih kreatif.
yang khas.
proses belajar mengajar. Perhatian Rogers pada sifat proses belajar yang
tentang konseling dan terapi, yakni ia yakin bahwa siswa bisa dipercaya
dengan dirinya. Para siswa bisa menjadi terlibat dalam kegiaan belajar
yang bermakna, yang bisa timbul dalam bentuknya yang terbaik. Jika
yang terpusat pada siswa di mana para siswa diizinkan untuk bebas
mengalami revolusi32.
32 Abu Ahmadi, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah” , (Jakarta : Rieneka Cipta) hal. 29
58
lebih aman dibanding dengan model terapi lain yang menempakan terapi pada
subjektif klien, memberikan peluang yang jarang kepada klien untuk sungguh-
kepada klien umpan balik langsung dan khas dari apa yang
untuk mencapai fokus yang lebih ajam dan makna yang lebih dalam bagi
oleh klien.
usahanya yang luas kepada gerakan konseling kelompok, dan ia menjadi salah
seorang bapak dari kelompok pertemuan dasar. Jelas bahwa pendekatan client
sentral dari posisi client centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekan
client centered, sebab banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang
klien sehingga mereka sendiri merasa kehilangan rasa sebagai pribadi yang
unik. Secara paradoks, terapis dibenarkan berfokus pada klien sampai batas
pertemuan terapi.
Jadi, orang bisa memiliki kesan bahwa terapi client centered tidak lebih
kliennya, dan lebih dari kualitas lain yang manapun, kesejatian terapis
35 Roni Yuzirman, “Sebuah Analisis dengan Teori Carl Rogers” (January 3, 2008)
http://mybusinessblogging.com/roniyuzirman/2008/01/03/sebuah-analisis-dengan-teori-carl-
rogers/