Sie sind auf Seite 1von 2

ASKEB: Macam-macam Penyakit yang

Menyertai Kehamilan dan Persalinan Ibu


Hamil
1. Tuberkulosis Paru
Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan penyakit ini,
banyak penderita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering ditemukan adalah
batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, BB menurun,
kadang-kadang ada batuk darah, dan sakit di dada. Pada pemeriksaan fisik mungkin
didapatkan adanya ronkhi basal, suara caverne atau pleural effusion. Penyakit ini mungkin
bentuknya aktif atau kronik, dan mungkin pula tertutup atau terbuka.

Pada penderita yang dicurigai menderita TBC Paru sebaiknya dilakukan pemeriksaan
tuberkulosa tes kulit dengan PPD (puirified protein derivate) 5u, bila hasil positif
dilanjutkan dengan pemeriksaan foto dada. Perlu diperhatikan dan dilindungi janin dari
pengaruh sinar X, pada penderita TBC Paru aktif perlu dilakukan pemeriksaan sputum
BTA untuk membuat diagnosis secara pasti sekaligus untuk tes kepekaan / uji sensitivitas.
Pada janin dengan ibu TBC Paru jarang dijumpai TBC congenital, janin baru tertular
penyakit setelah lahir, karena dirawat atau disusui ibunya.

Penatalaksanaan :
Penyakit ini akan sembuh dengan baik bila pengobatan yang diberikan dipatuhi oleh
penderita, berikan penjelasan dan pendidikan kepada pasien bahwa penyakitnya bersifat
kronik sehingga diperlukan pengobatan yang lama dan teratur. Ajarkan untuk menutup
mulut dan hidungnya bila batuk, bersin dan tertawa.
Sebagian besar obat anti TBC aman untuk wanita hamil, kecuali streptomisin yang
bersifat ototoksik bagi janin dan harus diganti dengan etambutol, pasien hamil dengan
TBC Paru yang tidak aktif tidak perlu mendapat pengobatan.  Sedangkan pada yang aktif
dianjurkan untuk menggunakan dua macam obat atau lebih untuk mencegah timbulnya
resistensi kuman, dan isoniazid (INH) selalu diikutkan karena paling aman untuk
kehamilan, efektifitasnya tinggi dan harganya lebih murah.

Obat-obatan yang dapat digunakan


1. Isoniazid (INH) 300 mg/hari. Obat ini mungkin menimbulkan komplikasi pada hati
sehingga timbul gejala-gejala hepatitis berupa nafsu makan berkurang, mual dan muntah.
Oleh karena itu –perlu diperiksa faal hati sewaktu-waktu dan bila ada perubahan untuk
sementara obat harus segera dihentikan.
2. Etambutol 15-20 mg/kg/hari. Obat ini dapat menimbulkan komplikasi retrobulber
neuritis, akan tetapi efek samping dalam kehamilan sangat sedikit dan pada janin belum
ada.
3. Streptomycin 1gr/hari. Obat ini harus hati-hati digunakan dalam kehamilan, jangan
digunakan dalam kehamilan trimester I. Pengaruh obat ini pada janin dapat menyebabkan
tuli bawaan (ototoksik). Disamping itu obat ini juga kurang menyenangkan pada penderita
karena harus disuntikan setiap hari.
4. Rifampisin 600mg/hari. Obat ini baik sekali untuk pengobatan TBC Paru tetapi
memberikan efek teratogenik pada binatang poercobaan sehingga sebaiknya tidak
diberikan pada trimester I kehamilan.
Pemeriksaan sputum harus dilakukan setelah 1-2 bulan pengobatan, jika masih positif
perlu diulang tes kepekaan kuman terhadap obat, bila pasien sudah sembuh lakukan
persalinan secar biasa. Pasien TBC aktif harus ditempatkan dalam kamar bersalin terpisah,
persalinan dibantu Ekstraksi Vacum atau Forcep. Usahakan pasien tidak meneran, berikan
masker untuk menutupi mulut dan hidung agar kuman tidak menyebar. Setelah persalinan
pasien dirawat di ruang observasi 6-8 jam, kemudian dapat dipulangkan langsung. Pasien
diberi obat uterotonika dan obat TBC tetap harus diteruskan. Penderita yang tidak
mungkin pulang harus dirawat di ruang isolasi, karena bayi cukup rentan terhadap
penyakit ini, sebagian besar ahli menganjurkan pemisahan dari ibu jika ibu dicurigai
menderita TBC aktif, sampai ibunya tidak memperlihatkan tanda-tanda proses aktif lagi
setelah dibuktikan dengan pemeriksaan sputum sebanyak 3 kali yang selalu
memperlihatkan hasil negatif.
Pasien TBC yang menyusui harus mendapat regimen pengobatan yang penuh. Semua obat
anti TBC sesuai untuk laktasi sehingga pemberian laktasi dapat dengan aman dan normal.
namun bayi harus diberi suntikan mantoux, mendapat profilaksis INH dan imunisasi
BCG.

Das könnte Ihnen auch gefallen