Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh
RICKY INDRA PUTRA KASDANA
2002-12-505
FAKULTAS EKONOMI
JAKARTA
2010
ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI DENGAN ARUS PIUTANG PADA
PT AT
SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,
Jakarta.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
NIM : 2002-12-505
Pembimbing Skripsi,
Mengetahui.
i
2.3.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai .................... 22
2.3.2 Subjek Pajak Pertambahan Nilai ........................... 24
2.3.3 Objek Pajak Pertambahan Nilai ............................. 26
2.3.4 Bukan Objek Pajak Pertambahan Nilai .................. 27
2.3.5 Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak PPN ................. 31
2.3.6 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai ........... 33
2.3.7 Saat dan Tempat Terutangnya Pajak Pertamabahan
Nilai ........................................................................ 33
2.3.8 Pajak Keluaran dan Pajak Masukan ...................... 37
2.3.9 Faktur Pajak ........................................................... 38
2.3.10 Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan ............ 41
2.3.11 Pajak Masukan yang Dapat dan Tidak Dapat
Dikreditkan............................................................. 42
2.3.12 Pajak Masukan yang Dapat Diminta Kembali ....... 45
2.3.13 Restitusi ................................................................ 46
2.4 Piutang Usaha ................................................................ 47
ii
Penjualan............................................................... 62
4.2.4 Rekonsiliasi Pajak Keluaran dengan Perkiraan
Piutang Usaha....................................................... 63
4.3. Pajak Masukan PT AT .................................................... 66
4.3.1 Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak ..................................................................... 66
4.3.2 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai pada Pajak
Masukan................................................................ 67
4.3.3 Rekonsiliasi PPN Dibayar Dimuka dengan Perkiraan
dalam Neraca ........................................................ 69
4.4 Pelaporan dan Penyetoran PPN...................................... 74
LAMPIRAN ....................................................................................... 80
iii
DAFTAR TABEL
4.6 Rekapitulasi Pajak Lebih Bayar atau Kurang Bayar Tahun 2008 .. 73
iv
DAFTAR GAMBAR
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena berkat ridho dan
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dilihat dari segi
terutama kepada kedua orang tua dan keluarga besar, karena atas doa,
dukungan, kasih sayang, dan yang selama ini banyak memberi bantuan baik
moril maupun materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga
yang sangat membantu Penulis dalam membuat skripsi ini. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini dan dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
1. Bpk. Dr. Eddy Haryadi, S.E., M.T.M.I. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bpk. Swee Hin, S.E. Selaku pembimbing skripsi penulis, atas segala
vi
3. Bpk. Drs. Frans Bararuallo, M.M. selaku penasehat akademik yang telah
4. Ibu Loh Wenny Setiawati, S.E., M.Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
7. R. Kamelia Pradita (Dita), orang yang penulis sayangi. Terima kasih atas
8. Poys, sepupu Dita. Terima kasih atas masukkan yang diberikan dan
Aurigae, Bobby, Hendra, Sandy, Wisnu dan semua teman teman yang
10. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan namanya,
terima kasih atas dukungan dan bantuannya atas penulisan skripsi ini.
vii
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
viii
ABSTRAK
Indonesia di samping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat
penghitungan sendiri pajak yang terutang oleh wajib pajak maka pemerintah
pajak.
membuat faktur pajak, karena faktur pajak adalah bukti yang menjadi sarana
pajak masukan dengan menggunaka SPT Masa PPN dan dalam bentuk
formulir 1107 beserta lampiran SPT Masa PPN dan tidak melebihi batas
ix
waktu yang ditetapkan yaitu tanggal 20 bulan berikutnya. Berdasarkan
Laporan SPT Masa PPN 1107 bahwa atas kondisi lebih bayar, perusahaan
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting
dalam negeri yang utama bagi Indonesia, untuk menghimpun dana tersebut
tersebut akan mempengaruhi arus dana (cash flow), daya beli (purchasing
dianut di Indonesia saat ini adalah self assessment system. Self assessment
Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang diharapkan
Sekarang ini, PPN menduduki tempat yang sangat penting karena meliputi
diharapkan hasilnya lebih besar dari pada Pajak Penghasilan (PPh) karena
seluruh rakyat Indonesia akan terlibat di dalam PPN dari yang kurang
produksi yang kena PPN. Jadi, jumlah orang yang membayar PPN akan jauh
kemudian direvisi kembali menjadi UU No.18 Tahun 2000 yang berlaku mulai
Pertambahan Nilai Tahun 1984 (UU PPN Tahun 1984) mengatur pengenaan
atas Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan
Berdasarkan hal hal yang telah diungkapkan di atas, maka studi ini
Piutang pada PT AT .
ditentukan pembatasan dari masalah yang akan dibahas. Hal ini penting agar
pihak lain yang membaca hasil penelitian ini dapat memahami masalah yang
4
yang lain.
yang berlaku?
Perusahaan.
bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi semua pihak-
1. Mahasiswa
2. Perusahaan
dicantumkan sistematika dari skripsi ini yang terdiri dari 5 bab dengan urutan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini berisi deskripsi objek penelitian yang meliputi sejarah singkat
kegiatan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
sarkan Undang
Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk
5. Pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak bujeter, yaitu fungsi
mengatur.
1. Fungsi Budgetair
Bungsi dimana pajak digunakan sebagai pengisi kas negara dan akan
Contoh :
Contoh : PPh
WP.
yaitu :
berikut :
Pajak.
Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
perekonomian masyarakat.
Syarat ini telah dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru.
Contoh :
macam tariff
ke kas negara.
Ciri cirinya :
fiskus.
fiskus.
Ciri cirinya :
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)
Ciri cirinya :
berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib
2. Asas Sumber
3. Asas Kebangsaan
daerah pabean.
(satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan
pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,
9. Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan
ke kas negara melalui kantor pos dan atau bank Badan Usaha Milik
10. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat
NPWP wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak untuk dicatat
Bagi Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, atau
tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak
jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan
adalah :
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau
Catatan :
diberikan NPWP.
b. Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua jenis
pajak.
tahun berikutnya.
Fungsi SPT
Tahun Pajak .
Penjualan.
lain dalam satu Masa Pajak, yang telah ditentukan oleh peraturan
1. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
2. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
Masa Pajak.
untuk SPT Masa PPN sebesar Rp500.000,- SPT Masa lainnya sebesar
saat penyerahan barang atau jasa didalam daerah pabean. Dalam bahasa
inggris, pajak ini disebut Value Added Tax (VAT). PPN termasuk jenis pajak
tak langsung,yang artinya bahwa pajak tersebut dipungutdari pihak lain yang
bukan penanggung pajak, atau dengan kata lain, dikumpulkan dari pembeli.
telah diubah dengan Undang Undang Nomor 11 Tahun 1994 dan diubah
tentang Kepabeanan.
5. Nilai Impor adalah nilai barang yang berupa uang yang menjadi
7. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta
bentuk atau sifat dari suatu barang dari bentuk aslinya menjadi
24
Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak dan atau
pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pemerintah tersebut.
Nilai adalah penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak
25
(JKP) yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh pengusaha,
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Dengan kata lain, subjek PPN adalah
Pengusaha Kena Pajak. Namun demikian, untuk impor Barang Kena Pajak
dan pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
siapapun tetap terutang PPN meskipun importir, orang atau badan yang
memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
bukan Pengusaha Kena Pajak, dengan demikian yang menjadi subjek PPN
pasal 1 angka 15 UU No.8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan
penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang
sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak
Adapun barang atau jasa yang dikenakan PPN adalah dalam hal :
oleh pengusaha.
2. Impor BKP.
daerah pabean.
2. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian
leasing.
lelang.
5. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
Pertambahan Nilai dan barang dan jenis jasa yang dikecualikan dari
b. Gas bumi
c. Panas bumi
f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, biji nikel, bijih
perak
a. Beras
29
b. Gabah
c. Jagung
d. Sagu
e. Kedelai
c. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan
fisioterapi
hak opsi
komersial.
tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga
kerja tersebut
Tahun 2000 mengenai Tarif Pajak dan cara menghitung pajak, maka
Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif
32
Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang
4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
ketiga untuk dan atas nama pembeli, atau pada saat BKP tersebut
Pengusaha Kena Pajak, adalah pada saat yang terjadi lebih dahulu
Kena Pajak.
5. Terutangnya Pajak atas impor BKP, terjadi pada saat BKP tersebut
dibubarkan.
ada.
Tempat pajak terutang atas penyerahan BKP dan atau JKP di dalam
2. Atas impor
3. Atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan atau JKP dari luar Daerah
Pabean.
berwujud dan atau JKP dari luar Daerah Pabean, terutangnya pajak
Wajib Pajak.
tersebut didirikan.
sejenisnya.
Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP
BKP.
pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan atau impor BKP.
JKP, atau bukti pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Setiap Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan BKP dan atau JKP wajib membuat Faktur Pajak.
c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan
potongan harga.
d. PPN dipungut
Faktur Pajak
penerimaan pembayaran.
satu bulan takwim kepada pembeli yang sama atau penerimaan JKP
Standar, yaitu :
41
Pajak dan atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan
pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Pajak Bea dan Cukai
6. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill) atau Delivery Bill yang
negeri.
jasa ke pelabuhan.
3. Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Keluaran lebih besar
4. Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Masukan yang dapat
pajak.
perundang undangan.
hal belum ada Pajak Keluaran dalam sauatau Masa Pajak, maka
konsumsi pribadi.
boleh dikreditkan.
disewakan.
Kena Pajak.
5. Perolehan BKP atau JKP yang bukti pungutan pajaknya berupa Faktur
Pajak Sederhana.
45
pemeriksaan.
1. Pajak Masukan yang berasal dari perolehan BKP dan atau JKP dari
2. Pajak Masukan yang berasal dari perolehan BKP dan atau JKP dari
BKP dan atau JKP yang diserahkan kepada pemungut PPN tersebut.
3. Seluruh Pajak Masukan untuk perolehan BKP dan atau JKP yang
4. Dalam hal ekspor BKP yang tergolong mewah, selain kelebihan Pajak
2.3.13 Restitusi
yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya
1. Untuk Wajib Pajak kegiatan tertentu yaitu PKP eksportir dan PKP
lengkap.
3. Untuk Pengusaha Kena Pajak lainnya selain Wajib Pajak Patuh dan
atas perolehan atau impor barang modal yang tidak mendapat fasilitas
diminta restitusi.
Piutang adalah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima
pihak pembeli telah menerima barang dari pihak penjual, tetapi belum
2. Pemberian jasa
48
BAB III
yang dapat diandalkan dan didukung oleh pelayanan purna jual yang baik.
dasar yang menunjukkan hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
Oleh sebab itu, struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting
baik maka fungsi fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula.
ORGANIZATION CHART
PT. AT
Managing
Director
Sumber : PT AT
bagian, yaitu :
1. Managing Director
- Finance Manager
- HRD Manager
3. Finance Manager
c. Memeriksa invoice.
4. HRD Manager
perusahaan.
3. Aktiva tetap
dan bukan dilihat apakah pada transaksi itu terjadi penerimaan atau
BAB IV
Undang No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
yaitu 02.596.476.8-012.000.
menyetor, dan juga melaporkan seluruh Pajak Pertambahan Nilai yang telah
55
dipungut. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk membuat faktur pajak
pajak standar untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan
dan atau Jasa Kena Pajak serta menyimpan faktur pajak dengan
teratur.
15 setiap bulannya.
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP).
perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah
faktur pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak mempunyai identitas yang lengkap. Isi
Standar tersebut, yang terdiri dari Nama, Alamat, Nomor Pokok Wajib
3. Identitas dari Pembeli Barang Kena Pajak atau Penerima Jasa Kena
Pajak yang terdiri dari Nama, Alamat, dan Nomor Poko Wajib Pajak.
4. Nomor urut, Nama Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, Harga
Faktur Pajak.
Pajak keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari PPN atas
penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan Jasa Kena Pajak ini dilakukan
yang menjadi Jasa Kena Pajak adalah jasa Bandwidth yang diberikan
faktur pajak standar sebagai bukti pemungutan pajak yang dibuat selambat
pada tanggal 10 Juli 2008 menerima pembayaran dari PT Akarindu atas jasa
akses internet 256 Kbps, atas transaksi tersebut langsung dibuatkan faktur
2. Lembar ke-2 : untuk Penjual Barang Kena Pajak atau Pemberi Jasa
harga jual dilakukan dengan cara mengikuti harga pasar, yang dapat dilihat
dinyatakan baik.
Akarindu dan PT. Grarindo atas akses internet 256 Kbps. Dari transaksi
60
Kena Pajak, karena pada saat uang diterima maka saat tersebut sudah
terjadi pajak yang terutang. Maka PPN terutang untuk masing masing
PT Akarindu
PT Grarindo
Juli 1.500.000
Agustus 1.570.000
September 2.170.000
Oktober 1.870.000
November 2.610.000
Desember 2.675.000
Jumlah 21.395.000
2008 adalah sebesar Rp 21.395.000, jumlah ini diperoleh dari nilai penjualan
Rugi tahun 2008 dikali dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku
yaitu 10%.
Pajak Keluaran tahun 2008 = Total Penjualan Tahun 2008 X Tarif Pajak
= Rp 213.950.000 X 10%
= Rp 21.395.000
hanya berasal dari kegiatan bisnis yang utama, dalam hal ini adalah
Faktur Pajak Keluaran, hal itu yang menyebabkan jumlah Faktur Pajak
Keluaran untuk tahun 2008 merupakan hasil kali dari total penjualan pada
62
Laporan Laba Rugi tahun 2008 dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebesar 10%.
yang terjadi selam 1 (satu) periode atau 1 tahun takwim. Dari hasil penjualan
dalam SPM PPN periode yang sama. Nilai yang terdapat dalam Laporan
Laba Rugi dan SPM PPN jumlahnya harus sama, tetapi jika sebaliknya maka
Jumlah tersebut sudah sama dengan jumlah Pajak Keluaran yang harus
dibayar yang tertera di dalam SPT Masa PPN, yaitu sebesar Rp 21.395.000.
Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan rekonsiliasi lagi. Hal ini disebabkan
karena jumlahnya sudah sama. Untuk jumlah penjualan yang dilakukan tiap
akhir piutang tahun 2008 agar diperoleh besarnya kenaikan atau penurunan
Desember 10 10.417.000
17 12.705.000
Jumlah 231.325.000
tahun 2008 :
Dari hasil perhitungan arus piutang tahun 2008 dapat diketahui bahwa
PPN sebesar 10%, sehingga harus mencari jumlah penjualan kredit sebelum
Selisih yang terjadi merupakan PPN yang belum dilaporkan oleh PT AT.
bulan) dari PPN yang kurang bayar. Berikut adalah perhitungan PPN kurang
bayar PT AT :
Selisih = Rp 8.100.000
Pajak atau Jasa Kena Pajak. Pada dasarnya pajak masukan sebagian dapat
Pada setiap perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, PT
telah dibayar pada akhir masa pajak. Pajak Pertambahan Nilai atas
67
1. jasa TV kabel.
Atas perolehan Jasa Kena Pajak dan pembelian Barang Kena Pajak
yang dijabarkan diatas, maka dikenakan PPN 10% sesuai dengan peraturan
dalam UU PPN 1984, maka Jasa Kena Pajak dan Barang Kena Pajak
Masukan (dalam SPT Masa PPN) yang terjadi di bulan Juli adalah sebagai
berikut :
sebesar Rp 250.000 dan PPN sebesar 10% dari biaya jasa yang
diterima.
Kas Rp 275.000
68
Kas Rp 13.208.338
Dari perhitungan yang telah dilakukan, total Pajak Masukan pada bulan Juli
Neraca
saat yang terinci dalam kelompok aktiva, kewajiban, dan modal. Dalam
lebih bayar atau kurang bayar untuk tahun 2008. Perhitungan PPN yang
lebih atau kurang bayar selama tahun 2008 adalah sebagai berikut :
yaitu sebesar Rp 4.017.174. Kondisi yang terjadi pada Januari 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 2.517.174. Atas kondisi lebih bayar tersebut, PT AT
lebih bayar yang dapat dikompensasikan pada masa pajak Februari 2008
yaitu sebesar Rp 1.215.251. Kondisi yang terjadi pada bulan Februari 2008
adalah kurang bayar sebesar Rp 284.649. Pada masa pajak Januari 2008,
terdapat kondisi lebih bayar Rp 58.323.696. Maka jumlah lebih bayar pada
70
284.649)
yaitu sebesar Rp 2.202.246. Kondisi yang terjadi pada Maret 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 702.246. Pada masa pajak Febuari 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 58.039.047. Maka jumlah lebih bayar yang
yaitu sebesar Rp 1.887.820. Kondisi yang terjadi pada April 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 387.820. Pada masa pajak Maret 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 58.741.293. Maka jumlah lebih bayar yang
yaitu sebesar Rp 1.892.448. Kondisi yang terjadi pada Mei 2008 adalah lebih
bayar sebesar Rp. 392.448. Pada masa pajak April 2008, terdapat kondisi
lebih bayar sebesar Rp 59.129.113. Maka jumlah lebih bayar yang dapat
392.448 + Rp 59.129.113)
71
yaitu sebesar Rp 1.211.730. Kondisi yang terjadi pada Juni 2008 adalah
kurang bayar sebesar Rp. 288.270. Pada masa pajak Mei 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 59.521.561. Maka jumlah lebih bayar yang
yaitu sebesar Rp 1.225.758. Kondisi yang terjadi pada Juli 2008 adalah
kurang bayar sebesar Rp. 274.242. Pada masa pajak Juni 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 59.233.291. Maka jumlah lebih bayar yang
yaitu sebesar Rp 1.209.378. Kondisi yang terjadi pada Agustus 2008 adalah
kurang bayar sebesar Rp. 360.622. Pada masa pajak Juli 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 58.959.049. Maka jumlah lebih bayar yang
adalah lebih bayar sebesar Rp. 2.316.707. Pada masa pajak Agustus 2008,
bayar yang dapat dikompensasikan pada masa pajak Oktober 2008 sebesar
yaitu sebesar Rp 9.451.427. Kondisi yang terjadi pada Oktober 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 7.581.427. Pada masa pajak September 2008,
adalah kurang bayar sebesar Rp. 725.000. Pada masa pajak Oktober 2008,
adalah kurang bayar sebesar Rp. 790.000. Pada masa pajak November
lebih bayar yang dapat dikompensasikan pada masa pajak Desember 2008
Tabel 4.6 : Rekapitulasi Pajak Lebih Bayar atau Kurang Bayar Tahun 2008
Kompensasi
Pajak Masukan Selisih (Rp)
dari Masa
yang Dapat Pajak Keluaran (Lebih
Bulan Pajak
Dikreditkan (Rp) Bayar/Kurang
Sebelumnya
(Rp) Bayar/Nihil)
(Rp)
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dalam bentuk formulir 1107 beserta
lampiran SPT Masa PPN dengan cara self assessment system, yang artinya
bulan.
1. Lampiran SPT Masa yang terdiri dari Formulir 1107A sampai dengan
1107B.
Kurang Bayar)
75
SPT Masa PPN induk beserta lampiran SPT Masa PPN dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yaitu :
2. Lembar 2 untuk PT AT
pajak atau jasa kena pajak akan menerima Surat Setoran Pajak (SSP)
BAB V
5.1 Simpulan
dilihat dari struktur organisasi perusahaan ini sudah cukup baik dalam
yang ada, total Pajak Keluaran kurang bayar pada tahun 2008 adalah
sebesar Rp 1.198.800
merupakan PPN yang masih harus dibayar atau yang biasa disebut
kurang bayar oleh PT AT. Apabila dalam suatu masa pajak, jumlah
5.2 Saran
dan pelaporan pajak selalu hati hati dan benar, khususnya dalam
79
pemeriksaan.
80
LAMPIRAN
Lampiran II : Neraca PT AT
PT. AT
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008
PENDAPATAN 213.950.000
1.097.090.721
Soemitro, R., & Sugiharti, D.K. (2004). Asas dan Dasar Perpajakan,
Bandung.: PT Refika Aditama.
83