Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Peradangan pada daerah appendiks merupakan masalah kesehatan yang sering dan memerlukan
tindakan bedah yang segera. Merupakan masalah akut abdomen terbanyak dan dapat terjadi di
semua umur. Insiden paling banyak pada usia decade 2 dan 3. Perbandingan antara laki-laki dan
perempuan relative sama. Insiden lebih tinggi di neara maju, tapi pada 3-4 dasawarsa terakhir
menjadi menurun karena meningkatnya tren makan makanan berserat.
Persarafan daerah appendiks yaitu persarafan parasimpatis dari yang berasal dari cabang N. Vagus,
diikuti dengan perdarahan oleh a.mesentrika superior dan a. appendikularis. Sedangkan persarafan
simpatis berasal dari N.Thoracalis X. Karena itu nyeri visceral pada appendicitis berawal dari
sekitar umbilicus.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, appendiks merupakan GALT yang menghasilkan
immunoglobulin sekretoar,berupa Immunoglobulin A (IgA) yang terdapat di sepanjang saluran
cerna termasuk appendiks. Organ ini memproduksi lendir 1-2 cc/hari dan lender ini mengalir ke
lumen dan caecum. Hambatan dari aliran ini merupakan salah satu factor yang berperan terhadap
terjadinya appendicitis. Pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi system imun tubuh. Pendapat
yang mengatakan apabila pasca appendiktomi bisa menyebabkan kanker kolon masih menjadi
kontroversi.
Patologi appendicitis dapat dimulai di mukosa dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding
appendiks dalam waktu 24-48 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh dapat membatasi proses
radang dengan menutup appendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk
massa periapendikuler appendiks. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang
dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, appendicitis akan sembuh, dan massa
periapendikuler dapat menjadi tenang.
Appendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan
parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya, sehingga menimbulkan keluhan
berulang di perut kanan bawah.
• Disini nyeri lebih tajam letaknya nyeri somatik setempat .Nyeri batuk /berjalan
• Kadang konstipasi shg pasien makan pencahar, menyebabkan cepat perforasi
• Bila letak appendiks rertrosekal,nyeri perut minimal dan menonjol nyeri perut sisi kanan,/ nyeri
waktu berjalan karena kontraksi otot psoas mayor yg menegang dari dorsal
• Pd usia lanjut, gejala sering samar2 ,terlambat diagnosa à > 50 % didiagnosa setelah perforasi
.juga ada pengaruh atherosclerosis
• Pada hamil lanjut, sekum dan appendik terdorong kekraniolateral shg keluhan tidak dirasakan
diperut kanan bawah tapi lebih ke regio lumbal kanan.
Pemeriksaan
• Demam 37.5 – 38,5 derjat celsius
• Peristalsis usus normal , bisa hilang bila peritonitis generalisata krn perforasi app.
• Pemeriksaan Radiologi : foto polos abdomen : àparalitik disekitar secum à udara dalam secum
,tampak fecolit diletak appendiks.Bila sdh peritonitis à obliterasi preperitoneal fat .
Apendektomi direncanakan pada infiltrate periapendikuler tanpa pus yang telah ditenangkan.
Sebelumnya, pasien diberikan antibiotic terhadap kuman. Setelah keadaan tanang, sekitar 6-8
minggu kemudian, dilakukan apendektomi. Pada anak, wanita hamil, dan penderita usia lanjut, jika
secara konservatif tidak membaik atau berkembang menjadi abses, dianjurkan operasi secepatnya.
Kalau sudah terjadi abses, dianjurkan drainase saja dan apendektomi dikerjakan setelah 6-8 minggu
kemudian. Jika ternyata tidak ada keluhan apapun, dan pemeriksaan tidak menunjukkan tanda
radang atau abses, dapat dipertimbangkan untuk membatalkan tindakan bedah.