Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pada dasarnya, filsafat merupakan Mother of All Sainctis, adapun syarat ilmu yaitu :
1. Mempunyai objek
2. Bersistematik
3. Bermetode
4. Harus bersifat universal
Dalam perilaku manusia, terbagi atas 3 bagian yaitu sosial (hubungan antar organisme dan
lingkungan perilaku), interapsikis (proses dan dinamika mental-perilaku), dan biologis (proses
dan dinamik yang syarat-faali atau neural fisiologis) yang ada dibalik suatu perilaku.
Sel-sel tubuh manusia berupa reseptor, adjustor, dan affektor juga memiliki sistem saraf yang
terdiri dari sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Mengkordinasi perilaku
Perilaku kompleks di koordinasi oleh otak (perilaku di kontrol oleh otak)
Perilaku yang sederhana di koordinasi oleh sum-sum tulang belakang (pekerjaan tanpa
berpikir/rileks).
Sedangkan sistem saraf tepi memiliki fungsi:
Otak manusia. Kira-kira memiliki 10 milyar sel (90% dari sel yang ada pada tubuh
manusia), memiliki cortex yang merupakan pusat pengelolaan dengan 3 fungsi utama yaitu
pikirkan, rasakan, dan lakukan. Penerimaan rangsang dihantar ke cortex melalui jalur sensoris
dan perintah dari cortex ke organ-organ tubuh disalurkan lewat jalur motorik
(sensoris=penginderaan). Otak tengah (dienchepalon) terdapat thalamus yang
mengintegrasikan semua rangsang sensoris (indra), Otak tengah terdapat hipothalamus
sebagai pusat integrasi tertinggi dari susunan saraf otonom yang mengatur denyut jantung,
usus, paru-paru dan berbagai kelenjar endokrin, dan organ-organ yang dipengaruhi oleh
ekspresi emosional (organ seksual) dan homeostasis. Sistem limbik, kebutuhan emosional dan
motivasional, perilaku mempertahankan diri, mempertahankan spesies. Sistem limbik sangat
berpengaruh terhadap kehidupan kedepannya.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar gondok, kelenjar pituitary, kelenjar adrenal,
kelenjar kelamin, dan kelenjar pankreas.
Perkembangan adalah sesuatu yang kontinum, istilah perkembangan terdiri dari Periode, Fase,
dan Stadium.
Masa peka terhadap masa-masa yang amat menentukan untuk mengembangkan suatu
kemampuan atau keterampilan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
yaitu: faktor bawaan, faktor lingkungan, dan konvergensi.
1. Faktor bawaan
Aliran nativisme, Schopenhaus, Plato, dan Descartes, menyatakan perkembangan
manusia ditentukan oleh alam.
2. Faktor lingkungan
Aliran empirisme, John locke menyatakan “manusia lahir tak berdosa, putih bersih,
seperti kertas yang belum ditulisi”. Lingkungan yang membentuk seseorang menjadi
dewasa.
A. bandura, B.F. skinner, menyatakan psikologi merupakan aliran behaviorisme
modern.
3. Konvergensi
Psikologi modern sepakat bahwa baik bawaan maupun lingkungan bergerak sama
besarnya pada perkembangan individu.
4. Willian Stern
Alat-alat indera adalah bagian tubuh yang berfungsi menerima rangsang sesuai dengan
modalitas.
Indera penciuman; bau (seperti bau rempah, bau harum, bau eteris, bau damar, bau
busuk, dan bau hangus dll)
Indera pengecapan; rasa (manis, asin, asam, pahit)
Indera peraba; rangsangan (berupa sentuhan)
Indera pendengaran; gelombang (suara)
Indera penglihatan; warna (objek yang dilihat)
Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai persepsi.
Ciri umum dunia persepsi:
Modalitas, berupa rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap
indera yaitu sifat.
Dimensi ruang, dunia persepsi mempunyao sifat ruang atas-bawah, tinggi-
rendah, luas-sempit, latar-depan, latar-belakang.
Dimensi waktu, dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, cepat-lambat, tua-
muda.
Objek dalam dunia pengamatan
Pola pengamatan yang menetap terbagi 4 yaitu ketetapan warna, bentuk, dan ukuran.
Ketetapan warna, sesuatu yang hitam tetap akan kita amati sebagai hitam, baik dibawah
sinar terang maupun ditempat yang agak gelap.
Ketetapan bentuk, suatu objek yang dilihat dengan bentuk yang sama (tetap sama)
Ketetapan ukuran, melihat pohon dari kejauhan akan tetap dipersepsi sebagai pohon
yang besar dan tinggi.
Ketetapan letak, dalam kendaraan yang agak cepat kita akan melihat pohon-pohon
bergerak, bangunan terlihat bergerak, tetapi dalam persepsi kita tetap bahwa pohon
dan bangunan tersebut tetap berada di tempatnya masing-masing, dengan kata lain
tidak bergerak.
Belajar asosiasif mempunyai 2 bentuk yaitu pengkondisian klasikal dan pengkondisian operan.
Peda pengkondisian klasik organisme belajar bahwa dua stimulus cenderung untuk selalu
bersama, sedangkan pengkondisian operan, organisme belajar bahwa respon yang dibuat akan
menyebabkan akibat tertentu.