Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
1.Aris Priyambodo
2.Dinar Risdiani
3.Hawa
4.Mauren Giyanti
5.Nurul Lathifah
6.Putri Ayuningtyas
7.Risna Anggraini
8.Retno Cahyaningrum
9.Sisca Anggraini
Materi :
2. pH dan pOH
JURUSAN GIZI
2010
1. Pengertian
Asam (acid) adalah suatu senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Atau dalam definisi
modernnya asam merupakan zat yang dapat memberikan proton (ion H+) kepada zat
lain (basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Basa (alkali) adalah senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih besar dari 7. Atau dalam ilmu modern biasa
didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton dari zat lain (asam).
2. Ciri-ciri
b. Rasanya pahit
3. Sifat
Asam dan basa memiliki sifat yang sangat bertolak belakang, sesuai dengan
ciri-ciri yang telah dijabarkan diatas. Namun, jika kedua zat ini di campurkan akan
Asam dan basa juga terbagi atas dua yaitu lemah dan kuat. Pada basa
kekuatannya sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH-
dalam larutan dan konsentrasi larutan tersebut. Begitu juga asam, kekuatan asam
sangat tergantung pada kemampuan asam melepaskan ion H+ dalam larutan serta
4. Contoh Larutan
Contoh larutan asam biasanya diawali dengan huruf H, seperti H2SO4, HCl,
HNO3, dan lain-lain. Namun, ada juga asam yang penulisannya tidak diawali dengan
Kalau asam identik dengan H, beda dengan basa yang identik dengan OH.
Sama seperti asam, biasanya penulisan basa terdapat unsur OH-nya. Seperti NaOH,
5. pH dan pOH
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH di definisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien ion hidrogen tidak
pHKonsep
= - log [H+] kali diperkenalkan oleh kimiawan
pH pertama [H+] denmark
= 10-pH Søren Peder
Lauritz Sørensen pada tahun 1909.
PKa = - log Ka
pKb = -log Kb
Rumus dasar lain :
Keterangan :
Ka dan Kb = 10-5
pereaksi yang ditambahkan disebut kurva titrasi. Ada 4 macam perhitungah jika suatu
[H+] = Ca
2) daerah antara (sebelum titik ekivalen), larutan mengandung asam dan garam
berlebih
[H+] =
Va = Volume asam
Vb = Volume basa
Ma = Molaritas asam
Mb = Molaritas basa
[H+] = [OH-] =
[OH-] =
Kw = [H+][OH-]
pKw = pH +
atau pH + pOH = 14
pOH
7. Asidi-alkalimetri dan Titrasi
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa.
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh
tertentu yang akan di analisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan
analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-
volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998: 422-
423).
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang
ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna.
Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999 : 217-
218).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia
gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar
titik ekivalen. Data titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri,
1999 : 428).
Suatu proses didalam laboratorium untuk mengukur jumlah suatu reaktan yang
ditambahkan secara kontinu ke dalam reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang
ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant
kedalamnya disebut titree. Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama
proses titrasi dimana tepatnya titrat telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan
titree. Salah satu masalah tekhnis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan
dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke
titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi
dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut
tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut
Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar pH, akan
tetapi perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basa yang terdapat didalam
sampel. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang disebut tirant
dari buret ke suatu flask yang berisi sampel dan disebut analit. Berhasilnya titrasi
asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik stoikiometri.
Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam dan air. Larutan tersebut adalah asam
apabila ion asam yang terkandung didalamnya, dan basa apabila ion basa yang
ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam dan basa
keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi,
suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask
bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya
ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik
ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indikator. Titik pada titrasi
dimana indikator warnanya berubah disebut titik akhir (Petrucci, 1997 : 636).
Misalkan kita ingin menentukan molaritas dari suatu larutan HCl yang tidak
suatu prosedur yang disebut titrasi, dimana kita menetralisasi suatu asam dengan suatu
menempatkan suatu asam yang volumenya telah ditentukan ke dalam suatu flask. Dan
tambahkan beberapa tetes indikator seperti penolftalein, kedalam larutan asam. Dalam
larutan asam, penolftalein tidak berwarna. Kemudian, buret kita isi dengan larutan
NaOH yang konsentrasinya telah diketahui. Dan dengan hati-hati NaOH ditambahkan
ke asam pada flask. Kita bisa mengetahui bahwa netralisasi telah berlangsung ketika
penolftalein dalam larutan berubah warna menjadi merah muda. Ini disebut titik akhir
netralisasi. Dari volume yang ditambahkan dan molar NaOH, kita dapat menentukan
Sumber :
http://tinz08.wordpress.com/2009/05/02/asidimetri-alkalimetri/
www.wikipedia.id
[H+]= [OH-]=
= α. Ma = α. Mb
Ma = kemolaran asam
Kb = ketetapan basa
Mb = Kemolaran basa
α = derajat disosiasi
α=