Sie sind auf Seite 1von 6

F.

PEMBAHASAN

Pada praktikum mesin thermal kali ini, kita menggunakan alat Heat Pump. Heat pump
sendiri mempunyai beberapa bagian/alat penukar panas berupa kondensor, evaporator, dan
kompresor.

Tujuan dari praktikum ini adalah menganalisa nilai Coefficient Of Performance (COP) dan
neraca energy. Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum heat pump ini yang kemudian
dilakukan perhitungan nilai COP di dapat bahwa nilai COP lebih besar daripada satu. Hal itu
membuktikan bahwa teori dasar yang menyebutkan bahwa nilai COP > 1 terbukti dengan hasil
pengujian. Nilai COP yang lebih dari satu disebabkan karena daya yang dikeluarkan oleh
evaporator lebih besar dari daya input yang dihasilkan oleh kompresor.

Pada dasarnya Emasuk > Ekeluar tetapi karena adanya Eloss menyebabkan Emasuk =
Ekeluar. Pada perhitungan neraca energy dengan persamaan daya masuk sama dengan daya
keluar. Daya masuk itu sendiri adalah penjumlahan dari daya yang dikeluarkan oleh evaporator
dan daya dari kompresor. Kemudian untuk daya keluaran yaitu daya yang dikeluarkan oleh
kondensor ditambah daya lossesnya. Persamaan tersebut jika ditulis ke dalam persamaan
matematika adalah:

Qevaporator + Qkompresor = Qkondensor + Qloss

Berdasarkan daya yang dihasilkan dan setelah dilakukan perhitungan ternyata daya yang
masuk sama dengan daya yang keluar. Hal tersebut membuktikan bahwa teori dasar mengenai
neraca energy sepadan dengan hasil pengujian/praktikum. Hal tersebut didisebabkan daya yang
dikeluarkan dari kondensor lebih kecil bila disbanding dengan daya evaporator dan kompresor.
G. KESIMPULAN

 Komponen – komponen yang terdapat pada Heat Pump :


a. Kondensor berfungsi untuk mengondensasikan fluida
b. Evaporator berfungsi untuk menguapkan fluida
c. Kompresor berfungsi untuk menekan volume fluida

 Heat pump dioperasikan sebagai mesin pendingin, dimana nilai COP terbukti lebih
besar dari satu.
 Pada kesetimbangan energi menurut neraca energi akan didapatkan kalor yang
terbuang.
 Qlosses adalah kalor yang hilang ke lingkungan tanpa termanfaatkan.
 COP dari hasil perhitungan data lebih dari satu.

H. DAFTAR PUSTAKA

Maridjo.1995. Petunjuk Praktikum Mesin Konversi. POLBAN: Bandung.


LAPORAN PRAKTIKUM
MESIN THERMAL
(Heat Pump)

ASYIPA AKMALURIJAL

091711007

2A

JURUSAN TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
VI. PEMBAHASAN
Konveksi adalah perpindahan panas dari temperature tinggi ke temperature rendah akibat
gerakan molekul-molekul pada fluida yang bergerak. Pada kesempatan praktikum ini,
perpindahan panas konveksi dilaksanakan pada system heat pump. Pengamatan itu sendiri
difokuskan pada alat pemindah panas yaitu kondensor, evaporator, dan heat exchanger. Fluida
yang digunakan adlah air dan R-12 cair serta R-12uap.

Pada kondensor, fluida yang berperan adalah air dan R-12 uap. Fungsi kondensor disini
adalah untuk mengondensasikan R-12 uap menjadi R-12 cair dengan bantuan air sehingga air
yang keluar dari kondensor akan meningkat temperaturnya. Setelah dilakukan pengambilan data,
ternyata fungsi kondensor ini terbukti. Hal ini dapat dilihat dari temperature R-12 setelah keluar
dari kondensor menurun (R-12 menjadi cair) dan air yang keluar dari kondensor meningkat
temperaturnya (air menyerap panas dari R-12 uap). Proses konveksi pada alat kondensor ini
terjadi dengan jenis konveksinya adalah konveksi paksa (ada flow fluida). Aliran dalam pipa-
pipa pada kondensor adalah aliran turbulen karena bilangan Reynold yang diperoleh > 4000.
Dengan demikian, akibat proses konveksi ini bisa diperoleh harga koefisien perpindahan panas
dan sejumlah nilai kalor yang dipindahkan.

Pada evaporator, terjadi perpindahan panas antara fluida R-12 cair yang melalui
pipadalam dengan udara yang melalui permukaan pipa. Fungsi evaporator disini adalah untuk
memberikan panas/menguapkan kepada R-12 cair sehingga R-12 yang telah keluar dari
evaporator mengalami peningkatan temperature. Fluida yang memberikan kalor di dalam alat ini
adalah udara. Pernyataan di atas terbukti kebenarannya, karena setelah dilakukan pengambilan
data, temperature R-12 setelah keluar dari evaporator (Tf1) meningkat dan udara yang keluar
dari evaporator menurun akibat dari penyerapan kalor oleh R-12 cair di dalam evaporator
sehingga R-12 berubah fasa kembali menjadi R-12 uap. Jenis konveksi yang terjadi adalah
konveksi paksa. Koefisien panas dari fluida ini bisa diperoleh dengan melakukan perhitungan.
Selain itu, akibat dari diketahuinya koefisien perpindahan panas maka sejumlah kalor yang telah
berpindah di evaporator dapat diketahui juga.

Heat Exchanger (HE) adalah tempat perpapasan antara R-12 cair jenuh dari kondensor
dengan R-12 uap dari evaporator dan di sini juga terjadi perpindahan panas. Pada HE terjadi
parpindahan panas antara lain R-12 uap yang menuju kompresor meningkat temperaturnya
(menjadi semakin beruap) karena menyerap panas dari R-12 cair jenuh yang menuju evaporator
sehingga temperature R-12 cair menjadi turun (menjadi semakin cair jenuh). Hal ini memang
benar terjadi pada saat pengambilan data. Temperature R-12 uap menuju kompresor naik dan
temperature R-12 cair jenuh menuju evaporator menurun. Akibat adanya HE ini, proses kerja
system menjadi lebih efektif. Temperature menuju konpresor bisa naik dan temperature menuju
evaporator bisa turun tanpa harus menyediakan alat lain dan tanpa harus menyediakan energy
tambahan. Harga koefisien perpindahan panas pada HE dapat diketahui. Begitu juga dengan
harga kalornya.

VII. Kesimpulan
- Pengoperasian heat pump pada dasarnya cukup sederhana yaitu menyuplai energy listrik
dan air pada heat pump, mengatur speed heat pump, dan membaca hasil pengukuran alat
ukur.
- Pengambilan data bisa diperoleh dengan membaca semua nilai-nilai yang terukur sesuai
dengan yang tertera pada heat pump.
- Kondensor berfungsi untuk mengondensasikan R-12 uap menjadi R-12 cair jenuh dangan
bantuan fluida air.
- Evaporator berfungsi untuk menguapkan R-12 cair menjadi R-12 uap dengan bantuan
fluida udara.
- HE berfungsi untuk meningkatkan temperature R-12 uap untuk kompresor dan
menurukan temperature R-12 cair untuk evaporator.
- Sesuai dengan namanya heat pump (pompa kalor) berfungsi untuk menyirkulasikan
fluida agar diperoleh nilai kalor akibat adanya beda temperatur antarfluida.
- Kalor yang dihasilkan semakin tinggi nilainya seiring dengan waktu pengoperasian yang
semakin lama dan beda tekanan yang semakin tinggi.

VIII. Daftar Pustaka

- Prijono,Arko. 1994. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga.


- Wuryanti,Sri. 2010. Buku Ajar Perpindahan Panas dan Penerapannya. Bandung :
POLBAN.

Das könnte Ihnen auch gefallen