Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di
negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare
menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia.
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi
seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan
reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan
keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta
kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi. Bila tidak
mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi,
mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan
efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif
dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan
oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan
oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik
telah banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit.
Makalah ini membahas tatalaksana diare akut dalam upaya mengurangi kejadian komplikasi
akibat diare akut.
CATATAN MEDIK ORIENTASI MASALAH
A. IDENTITAS PASIEN
Umur : 7 thn
Pendidikan : -
Agama : Islamzzz
Suku : Jawa
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Petani
Umur : 40 tahun
Bangsal : B. Izzah
Alloanamnesis dengan Ibu penderita dilakukan pada tanggal 15 November 2009 pukul
6 jam diare terus menerus, diare > 10 x, konsistensi cair, lender (+), warna putih, tidak
ada panas, tidak ada ampas , tidak bau , jumlah 1-2 gelas, kemudian disertai muntah (+)
> 5x, mual (+), sebelumnya makan mangga, tidak batuk, tidak pilek, makan dan minum
tidak mau, BAK belum sejak 3 jam yll, tidak nyeri, riwayat alergi makanan disangkal,
pasien tampak mengantuk dan sulit untuk diajak berkomunikasi. Belum diobati
sebelumnya.
Pasien sering batuk pilek biasa dan panas dan diobatkan kepuskesmas dan sembuh.
- Faringtis :+ - Entiritis :
- Bronkitis : disangkal
disangkal - Disentri
- Pnemonia : basilar :
disangkal disangkal
- Morbili : - Disentri
disangkal anaeba :
- Pertusis : disangkal
disangkal - Thip.Abdaminalis
- Varicella : : disangkal
disangkal - Cacingan
- Difteri : : disangkal
disangkal - Operasi
- Malaria : : disangkal
disangkal - Trauma
- Polio : : disangkal
: disangkal
Pasien tinggal bersama bapak, ibu, dan kakaknya, bapak bekerja sebagai petani,, ibu
bekerja sebagai ibu rumah tangga, penghasilan bapak tidak tentu. Biaya perawatan
C. DATA KHUSUS
1. Riwayat Perinatal
2. Riwayat Makan-Minum
Anak diberi ASI sampai usia 2 tahun. Anak hanya mendapat ASI penuh sampai umur 6
bulan. Ibu memberi ASI, nasi dicampur pisang waktu usia 7 bulan. Anak sudah
diberikan nasi biasa dan lauk pauk seperti makan keluarga saat umur lebih dari 1 tahun.
Pola makan anak saat ini biasa mengkonsumsi nasi dan telur, tahu, tempe, sayur,
Kuantitas : Cukup
Diketahui:
TB: 120 cm
Senyum (-), miring (-), tengkurap (-), duduk (-), gigi keluar (-), merangkak (-), berdiri
(-), berjalan (1,5 thn),
D. PEMERIKSAAN FISIK
• Umur : 7 tahun
• Suhu : 37oC
Keadaan Tubuh
Anemic = (CA -/-) , rambut = hitam tidak mudah dicabut, ubun2 besar = sudah menutup, bibir =
sianotik(-), kulit = kering, tdk sianosis/tdk ikterik, mata = conjungtiva anemis(-) / sclera ikterik
(-), tampak cekung, selaput lendir = kering , ikterik = (-), edema = ( -), telinga = sekret (-), mulut
= siaosis (-), turgor = kembali lambat , serebral = tidak kejang, hidung = nafas cuping (+) secret
(-), lidah = kemerahan, tonus = normotoni, dispneu =(-) , leher = simetris, tenggorok = tidak
hiperemis .
Thorax
Auskultasi paru
Depan Suara dasar : vesikuler
Suara tambahan : -
Suara tambahan : -
Jantung
Abdomen
Auskultasi : hiperperistaltik
Perkusi : Hypertimpani
Palpasi :defans muscular (-), pembesaran hepar tidak ada dan lien tidak teraba, nyeri tekan pada
epigastrium (+).
Akral dingin + / + + / +
Sianosis - / - - / -
Tanda-tanda Vital
Nadi :140X/ menit, irama cepat , isi & tegangan lemah, ekualitas ,
Limfosit : 6,2 %
Hb : 16,4 gr/ dl
Hematokit : 43,7 %
LAB ELEKTROLIT
SGPT : 16 u/L
SGOT : 39 u/L
Ureum : 43 mg/dL
DD : - Psikis
- konstitusi
- Makanan
a. Initial plans
Assesment: DADB
• IPDx : S = -
• IP Tx:
- Oksigen 2 liter/kanul
- Infus RL
- Probiotik 3 x 1 sac
• IP Ex : -istirahat cukup
3. Status Gizi
DD : - Gizi Buruk
- Gizi Kurang
- Gizi Baik
c. Initial Plans
O: -
2 10 x 50 = 500 kkal
3. 1,7 x 20 = 34 kkal
IP Ex : Makan teratur dengan gizi seimbang, jaga higien dan sanitasi makanan
Waktu Hari ke- 1 perawatan Hari ke-2 perawatan Hari ke 3 perawatan Hari ke- 4 perawatan
01.00 06.00
Keluhan 6 jam diare terus menerus, Panas (-), mata cekung (-), Panas (-), mata cekung Panas (-), mata cekung (-),
diare > 10 x, konsistensi BAB (+) 2x, lembek, lendir (-), BAB (-nyeri perut BAB (-nyeri perut (-), kulit
cair, lender (+), warna (+), ampas (+), mak (-), kulit kering,akral kering,akral dingin (-), turgor
putih, tidak ada panas, (+),min(+), mual (-), muntah dingin (-), turgor kembali cepat,kapillari refill
tidak ada ampas , tidak (+),nyeri perut (+), kulit kembali cepat,kapillari 2”
refill >2”
Keadaan somnolen, lemah Compos mentis, lemah Compos mentis, tampak Compos mentis, tampak sehat
Umum sehat
Nadi 78/37 mmHg 128x/ menit isi cukup 128x/ menit isi cukup 128x/ menit isi cukup
dl
Hematokit : 43,7 %
Trombosit : 495.000
/uL
SGPT : 16 u/L
SGOT : 39 u/L
Ureum : 43 mg/dL
Infus RL 2 flabot grojok (selama 13 jam diobservasi) Inj. Cefotaxim 3 x 350 Inj. Cefotaxim 3 x 350 mg
Sanprima 1 tab
Program Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV
PEMBAHASAN
Definisi
Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang
berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid 5 diare akut
ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Sedangkan
frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual,
Epidemiologi
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta
kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar
3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak
per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka
kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding
survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab
utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4%
dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak
merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat
pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3 juta
poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.
Klasifikasi
Diare secara garis besar dibagi atas radang dan non radang. Diare radang dibagi lagi atas
infeksi dan non infeksi. Diare non radang bisa karena hormonal, anatomis, obat-obatan dan lain-
lain. Penyebab infeksi bisa virus, bakteri, parasit dan jamur, sedangkan non infeksi karena alergi,
radiasi.
Etiologi
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis,
keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare pada 25 tahun yang
lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya
diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah
Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus,
Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,
Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica,
Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis,
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus
halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi
mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul
diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa
usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke
dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di bawah 3
tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen infektif yang
secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak penderita diare. Agen ini
adalah Rotavirus,Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas merupakan penyebab
diare akut yang paling sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang.
Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu,
makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus dapat pula
disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa macam obat, terutama
antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora normal usus
sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika akan berkembang bebas. Di
samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga memegang peranan penting. Diare
juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada
infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.
Patofisiologi
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,
sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya
bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri usus sehingga
tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi
karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi
cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya
gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi
Manifestasi kinis
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang
dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan dhidrasi berat bila
Derajat Dehidrasi
%
Gejala &Keadaan Mulut/ Estimasi
Mata Rasa Haus Kulit turun
Tanda Umum Lidah def. cairan
BB
Minum Dicubit
Tanpa
Baik, Sadar Normal Basah Normal, Tidakkembali <5 50 %
Dehidrasi
Haus cepat
Dehidrasi Gelisah Rewel Cekung Kering Tampak Kembali 5 – 10 50–100 %
Ringan
Kehausan lambat
-Sedang
Letargik, Sangat Kembali
Dehidrasi Sangat Sulit, tidak
Kesadaran cekung dan sangat >10 >100 %
Berat kering bisa minum
Menurun kering lambat
Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu : dehidrasi
hiponatremia ( < 130 mEg/L ), dehidrasi iso-natrema ( 130m – 150 mEg/L ) dan dehidrasi
hipernatremia ( > 150 mEg/L ). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah tipe iso – natremia
(80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh, sisanya 15 % adalah diare hipernatremia
dengan anion gap yang normal ( 8-16 mEg/L), biasanya disertai hiperkloremia. Selain penurunan
bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah kenaikan pCO2. Hal ini akan merangsang
eksresi CO2 melalui paru ( pernapasan Kussmaul ) Untuk pemenuhan kebutuhan kalori terjadi
pemecahan protein dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya produksi asam sehingga
menyebabkan turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat dengan hipoperfusi ginjal
serta eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara bersamaan menyebabkan
Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa , sehingga pada keadaan
asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia. Kehilangan kalium juga melalui cairan tinja dan
perpindahan K+ ke dalam sel pada saat koreksi asidosis dapat pula menimbulkan hipokalemia.
Kelemahan otot merupakan manifestasi awal dari hipokalemia, pertama kali pada otot anggota
badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi arefleks, paralisis dan kematian karena kegagalan
pernapasan. Disfungsi otot harus menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi lambung. EKG
mnunjukkan gelombang T yang mendatar atau menurun dengan munculnya gelombang U. Pada
ginjal kekurangan K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel tubulus dan menimbulkan
Penatalaksanaan
Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif
diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai
persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku
emas.
Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian secara oral
dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa nasogastrik,
walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang
banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe vomiting) sehingga penderita tak dapat
minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya
rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun
sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan
sirkulasi15. Keuntungan upaya terapi oral karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP
merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar
antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-
60mEq/L 11 Anak yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian
Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral
sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak :
75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak
5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak .
Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap
Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang perlu
diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu:
2. Cairan hipotonik
7. ASI diteruskan
b. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak dan
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan
kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang
pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala
kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah
sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila memungkinkan
cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang
yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan.
Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa syok, sehingga
hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan
mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi
bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk
mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak
mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang
saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi
adalah Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1 dengan
Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan kolera atau tanpa
kolera.
CI-
Osmolalitas(mOsm/L) Glukosa(g/L) Na+(mEq/L) K+(mEq/L) Basa(mEq/L)
(mEq/L)
NaCl 0,9 % 308 - 154 154 - -
NaCl 0,45 %
428 50 77 77 - -
+D5
NaCl 0,225%
253 50 38,5 38,5 - -
+D5
Riger Laktat 273 - 130 109 4 Laktat 28
WHO-ORS
EPSGAN
213 60 60 70 20 Citrat 3
recommendation
HCO3
Na K Cl
Diare Kolera 140 13 104 44
Dewasa
Diare Kolera Balita 101 27 92 32
Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis. Obat anti diare
hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan
elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap
usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang
resisten dan menyebabkan malabsorpsi.21 Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self
limiting).Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera
shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada
bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah
mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis
gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang
jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan
paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan sirkulasi.
Kolera :
Shigella :
Trimetroprim 5-10mg/kg/hari
Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)
Amebiasis:
Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)(im) s/d 5 hari
Giardiasis :
Antisekretorik - Antidiare
Salazer –lindo E dkk dari Department of Pedittrics, Hospital Nacional Cayetano Heredia,
enkephalinace inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti diare ternyata cukup efektif dan
aman bila diberikan pada anak dengan diare akut oleh karena tidak mengganggu motilitas usus
sehingga penderita tidak kembung .Bila diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi oral akan
memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi
oral saja .Hasil yang sama juga didapatkan oleh Cojocaru dkk dan cejard dkk.untuk pemakaian
yang lebih luas masih memerlukan penelitian lebih lanjut yang bersifat multi senter dan
Probiotik
Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host
dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga
seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel
usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk
pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme
lain, speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika
yang tidak rasional rasional (antibiotik asociatek diarrhea ) dan travellers,s diarrhea.
Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut pada
anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan efektif dalam
pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare,
dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan
mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen
usus, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah
adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa
Mikronutrien
kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan
terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Seng telah dikenali berperan di
dalam metallo – enzymes, polyribosomes , selaput sel, dan fungsi sel, juga berperan penting di
dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan . Sazawal S dkk melaporkan pada bayi dan anak
lebih kecil dengan diare akut, suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan lama
dan beratnya diare. Strand Menyatakan efek pemberian seng tidak dipengaruhi atau meningkat
bila diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut dengan vitamin A tidak
memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun frekuensi diare. Bhandari dkk
mendapatkan pemberian vitamin A 60mg dibanding dengan plasebo selama diare akut dapat
menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi diare persisten pada anak yang tidak
mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang mendapat ASI.
Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare, terutama pada
anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24 jam,
karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.Bila tidak makalah ini akan
merupakan faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik Pemberian kembali makanan atau
minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting bagi anak dengan gizi kurang yang
mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah berkurangnya berat badan lebih lanjut dan
mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan susu formula serta makanan pada umumnya harus
dilanjutkan pemberiannya selama diare penelitian yang dilakukan oleh Lama more RA dkk
menunjukkan bahwa suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama
dan beratnya diare pada anak oleh karena nucleotide adalah bahan yang sangat diperlukan untuk
replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten. Pada anak lebih besar makanan
yang direkomendasikan meliputi tajin ( beras, kentang, mi, dan pisang) dan gandum ( beras,
gandum, dan cereal). Makanan yang harus dihindarkan adalah makanan dengan kandungan
tinggi, gula sederhana yang dapat memperburuk diare seperti minuman kaleng dan sari buah
apel. Juga makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi karena karena menyebabkan lambatnya
pengosongan lambung.
Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa diberikan pada penderita yang
menunjukkan gejala klinik dan laboratorium intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa berspektrum
dari yang ringan sampai yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang ringan sehingga cukup
memberikan formula susu biasanya diminum dengan pengenceran oleh karena intoleransi laktosa
ringan bersifat sementara dan dalam waktu 2 – 3 hari akan sembuh terutama pada anak gizi yang
baik. Namun bila terdapat intoleransi laktosa yang berat dan berkepanjangan tetap diperlukan
susu formula bebas laktosa untuk waktu yang lebih lama. Untuk intoleransi laktosa ringan dan
sedang sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa. Sabagaimana halnya intoleransi
laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya sementara dan biasanya tidak terlalu
berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada situasi yang memerlukan banyak energi
seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat memperburuk keadaan
Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain. Sehingga dalam
menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit penyerta yang ada. Beberapa penyakit
penyerta yang sering terjadi bersamaan dengan diare antara lain : infeksi saluran nafas, infeksi
susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi sistemik lain (sepsis,campak ), kurang gizi,
Kesimpulan
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena
masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut adalah infeksi
Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika.
Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang diindikasikan.Masalah utama diare akut
pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya dehidrasi. Upaya rehidrasi menggunakan cairan
rehidrasi oral merupakan satu-satunya pendekatan terapi yang paling dianjurkan. Penggantian
cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi diare akut. Pemakaian anti
sekretorik,probiotik, dan mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan
Disusun Oleh :
Rini Aryani
01.205.5068
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG