Sie sind auf Seite 1von 30

PENDAHULUAN

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di

negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare

menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia.

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi

seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan

reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan

keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta

kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi. Bila tidak

mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi

serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi,

mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta

mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan

efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif

dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan

oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan

oral oleh karena infeksi. Beberapa cara pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik

telah banyak diungkap dan penanganan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit.

Makalah ini membahas tatalaksana diare akut dalam upaya mengurangi kejadian komplikasi
akibat diare akut.
CATATAN MEDIK ORIENTASI MASALAH

A. IDENTITAS PASIEN

Nama Penderita : An. Bagas Ali Miftakhus

Umur : 7 thn

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : -

Agama : Islamzzz

Suku : Jawa

Alamat : Tlogosari I Rt.04/04, Semarang

Nama Ayah : Tn. Rif’an Rifai

Umur : 42 tahun

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Ny. Muryati

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Bangsal : B. Izzah

Masuk RS : 13 November 2009

Keluar RS : 15 November 2009


B. DATA DASAR

Alloanamnesis dengan Ibu penderita dilakukan pada tanggal 15 November 2009 pukul

13.00WIB di ruang B.Izzah dan didukung dengan catatan medis

• Riwayat Penyakit Sekarang

6 jam diare terus menerus, diare > 10 x, konsistensi cair, lender (+), warna putih, tidak

ada panas, tidak ada ampas , tidak bau , jumlah 1-2 gelas, kemudian disertai muntah (+)

> 5x, mual (+), sebelumnya makan mangga, tidak batuk, tidak pilek, makan dan minum

tidak mau, BAK belum sejak 3 jam yll, tidak nyeri, riwayat alergi makanan disangkal,

pasien tampak mengantuk dan sulit untuk diajak berkomunikasi. Belum diobati

sebelumnya.

• Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sering batuk pilek biasa dan panas dan diobatkan kepuskesmas dan sembuh.

Penyakit lain yang pernah diderita anak.

- Faringtis :+ - Entiritis :

- Bronkitis : disangkal

disangkal - Disentri

- Pnemonia : basilar :

disangkal disangkal

- Morbili : - Disentri

disangkal anaeba :

- Pertusis : disangkal

disangkal - Thip.Abdaminalis

- Varicella : : disangkal
disangkal - Cacingan

- Difteri : : disangkal

disangkal - Operasi

- Malaria : : disangkal

disangkal - Trauma

- Polio : : disangkal

disangkal - Reaksi obat/alergi

: disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

• Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama bapak, ibu, dan kakaknya, bapak bekerja sebagai petani,, ibu

bekerja sebagai ibu rumah tangga, penghasilan bapak tidak tentu. Biaya perawatan

ditanggung oleh Jamkesmas.Kesan ekonomi : kurang.

C. DATA KHUSUS

1. Riwayat Perinatal

Lahir spontan, aterm, ditolong oleh Dukun Desa

Aktif, menangis cukup kuat, warna kemerahan

2. Riwayat Makan-Minum

Anak diberi ASI sampai usia 2 tahun. Anak hanya mendapat ASI penuh sampai umur 6

bulan. Ibu memberi ASI, nasi dicampur pisang waktu usia 7 bulan. Anak sudah

diberikan nasi biasa dan lauk pauk seperti makan keluarga saat umur lebih dari 1 tahun.
Pola makan anak saat ini biasa mengkonsumsi nasi dan telur, tahu, tempe, sayur,

seringnya makan sarimi dan nasi,makan daging,susu,buah jarang.

Kesan : Kualitas : Kurang

Kuantitas : Cukup

Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :

Diketahui:

Umur 7 tahun = 84 bulan

BB: 19 kg, BB koreksi =21,7

TB: 120 cm

WAZ = (21,7– 22,9) : 2,7 = -0,44 SD (Normal)

HAZ = (120 – 121,7) : 5,10 = -0,33 SD (Normal)

WHZ = (21,7 – 22,2) : 1,8 = -0,28 SD (Normal)

Kesan : Gizi Cukup

3. Riwayat Imunisasi Dasar dan Ulangan

No Imunisasi Berapa Kali Umur


1 BCG 1X 1 bulan
2. DPT 4X 2,4,6,18 bulan
3. Polio 5X 0,2,4,6,18 bulan
4. Hepatitis B 4x 0,2,4,6 bulan
Campak 1x 9 bulan
6 MMR - -
5
7 HIB - -
8 Tifus - -
9. Cacar Air - -
. Abdominalis

4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Senyum (-), miring (-), tengkurap (-), duduk (-), gigi keluar (-), merangkak (-), berdiri
(-), berjalan (1,5 thn),

Kesan perkembangan baik dan sesuai umur.

5. Riwayat KB Orang Tua

Ibu tidak memakai KB

D. PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 13 November 2009 jam 13.30

• Umur : 7 tahun

• Berat badan : 19 kg, Tinggi Badan : 120 cm

• Suhu : 37oC

KEADAAN UMUM = Somnolen

Keadaan Tubuh

Anemic = (CA -/-) , rambut = hitam tidak mudah dicabut, ubun2 besar = sudah menutup, bibir =

sianotik(-), kulit = kering, tdk sianosis/tdk ikterik, mata = conjungtiva anemis(-) / sclera ikterik

(-), tampak cekung, selaput lendir = kering , ikterik = (-), edema = ( -), telinga = sekret (-), mulut

= siaosis (-), turgor = kembali lambat , serebral = tidak kejang, hidung = nafas cuping (+) secret

(-), lidah = kemerahan, tonus = normotoni, dispneu =(-) , leher = simetris, tenggorok = tidak

hiperemis .

Thorax

Inspeksi umum : bentuk normal, simetris

Palpasi paru : tidak ada gerakan yang tertinggal

Perkusi paru : sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi paru
Depan Suara dasar : vesikuler

Suara tambahan : -

Belakang Suara dasar : vesikuler

Suara tambahan : -

Jantung

Inspeksi : Aktifitas iktus kordis : tak tampak

Palpasi : ictus cordis terletak di ics 5 line midklavikula sinistra 2 cm medial

Perkusi : tidak di lakukan

Auskultasi : BJ I/II normal reguler, bising (-), thrill (-)

Abdomen

Inspeksi : simetris, agak cekung

Auskultasi : hiperperistaltik

Perkusi : Hypertimpani

Palpasi :defans muscular (-), pembesaran hepar tidak ada dan lien tidak teraba, nyeri tekan pada

epigastrium (+).

Anggota Gerak atas (ka/ki) Bawah (ka/ki)

Akral dingin + / + + / +

Sianosis - / - - / -

Tanda-tanda Vital

Nadi :140X/ menit, irama cepat , isi & tegangan lemah, ekualitas ,

Tekanan darah : 78/37 mmHg

Frekuensi nafas :32 X/mnt. S:37 derajat Celcius


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM : 13 November 2009

Leukosit : 22.400 /uL

Limfosit : 6,2 %

Netrofil staf : 4,3 %

Netrofil Segmen : 89,5%

Hb : 16,4 gr/ dl

Hematokit : 43,7 %

Eritrosit : 6.410.000 /uL

Trombosit : 495.000 /uL

LAB ELEKTROLIT

SGPT : 16 u/L

SGOT : 39 u/L

Ureum : 43 mg/dL

Creatnin : 0,93 mg/dL

Total Protein : 8,34 g?dL

ALB : 5,35 g/dL

GDS : 113 mg/dL

Calsium : 10,7 mg/dL

Magnesium : 2,8 mg/dL

Natrium : 149 mmol/L

Kalium : 5,9 mmol/L

Clorida : 124 mmol/L


F. ASSESMENT

1. Diare Akut Dehidrasi Berat (DADB)

DD : - Psikis

- konstitusi

- Makanan

- Infeksi : Rotavirus, ETEC, Kolera

a. Initial plans

Assesment: DADB

• IPDx : S = -

• IPDx. O = Pemeriksaan Tinja (Makros,micros, pH, Kadar glukosa, bila

per;u dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi)

• IP Tx:

- Oksigen 2 liter/kanul

- Infus RL

o 30 cc/kgBB/0,5 jam = 30 x 21,7 = 651 cc dlm 30 menit ~ gerojok

o 70 cc/kgBB/2,5 jam = 70 x 21,5 = 1505 cc dalam 2,5 jam ~ 602 cc/jam

= 602/4 = 150,5 tpm~ gerojok

~ RL 2 flabot gerojok dalam 3 jam

- Rehidrasi KAEN 3B 15 tpm

- Tablet zinc 20 mg (1 tablet)/hr selama 10-14 hari walaupun anak sudah


sembuh

- Kotrimoksazol 5-8 mg/KgBB/hari

- Probiotik 3 x 1 sac

- Cimetidin 7 mg/kgBB dalam 3 dosis

• IP Mx : Tanda vital, keadaan umum, dieresis, capillary reffil

• IP Ex : -istirahat cukup

- Minum obat secara teratur dan tepat waktu

- Makan makanan yang mudah dicerna (mengandung rendah serat)

- Makan teratur dan hindari makanan pedes,asam

- Menjaga lingkungan dan kebersihan diri

-Memberi tahu tentang perjalanan penyakit kepada orang tua pasien

-Memberi tahu komplikasi yang mungkin terjadi

3. Status Gizi

DD : - Gizi Buruk

- Gizi Kurang

- Gizi Baik

c. Initial Plans

Assesment: Gizi baik

• IPDx: S: Kualitas dan kuantitas makanan

O: -

• IP Tx : Kebutuhan kalori BB: 21,5 kg,

1 . 10 x 100 = 1000 kkal

2 10 x 50 = 500 kkal
3. 1,7 x 20 = 34 kkal

Total = 1534 kkal

Karbohidrat 60% x 1534 = 920, 4 kkal ~ 920 kkal

Lemak 30% x 1534= 460,2 kkal ~ 460 kkal

Protein 10% x 1534 = 153,4 kkal ~ 153 kkal

Menu : Bubur, tempe goreng, telur rebus teh manis, pisang

P Mx : Keadaan umum pasien,penimbangan BB/bulan

IP Ex : Makan teratur dengan gizi seimbang, jaga higien dan sanitasi makanan

Waktu Hari ke- 1 perawatan Hari ke-2 perawatan Hari ke 3 perawatan Hari ke- 4 perawatan

Tanggal 13 november 2009 13 November 2009 14 November 2009 06 September 2009

01.00 06.00

Keluhan 6 jam diare terus menerus, Panas (-), mata cekung (-), Panas (-), mata cekung Panas (-), mata cekung (-),

diare > 10 x, konsistensi BAB (+) 2x, lembek, lendir (-), BAB (-nyeri perut BAB (-nyeri perut (-), kulit

cair, lender (+), warna (+), ampas (+), mak (-), kulit kering,akral kering,akral dingin (-), turgor

putih, tidak ada panas, (+),min(+), mual (-), muntah dingin (-), turgor kembali cepat,kapillari refill

tidak ada ampas , tidak (+),nyeri perut (+), kulit kembali cepat,kapillari 2”

bau , kemudian disertai kering,akral dingin (-), refill 2”

muntah (+) > 5x, mual (+), turgor kembali

sebelumnya makan cepat,kapillari refill 2”

mangga, tidak batuk, tidak

pilek, BAK belum sejak 3

jam yll ,min

(-),mak(-),akral dingin (+),


turgor lambat, kapillari

refill >2”

Keadaan somnolen, lemah Compos mentis, lemah Compos mentis, tampak Compos mentis, tampak sehat

Umum sehat

TTV:Tensi 140X/ menit,lemah,cepat 105/ 71 mmHg 105/ 71 mmHg 105/ 71 mmHg

Nadi 78/37 mmHg 128x/ menit isi cukup 128x/ menit isi cukup 128x/ menit isi cukup

RR 32 X/mnt. S:37 derajat °C 18x/ menit 18x/ menit 18x/ menit

Suhu 36,8,0°C ( axilla ) 37,0°C ( axilla) 37,0°C ( axilla)

Dieresis 1,3cc/kgBB Dieresis 1,85 cc/kgBB

Laboratori Leukosit : 22.400 /uL 5

um Darah Hb : 16,4 gr/

dl

Hematokit : 43,7 %

Eritrosit : 6.410.000 /uL

Trombosit : 495.000

/uL

SGPT : 16 u/L

SGOT : 39 u/L

Ureum : 43 mg/dL

Creatnin : 0,93 mg/dL

Total Protein : 8,34 g?dL

ALB : 5,35 g/dL

GDS : 113 mg/dL

Calsium : 10,7 mg/dL


Magnesium : 2,8 mg/dL

Natrium : 149 mmol/L

Kalium : 5,9 mmol/L

Clorida : 124 mmol/L

Assesment DADB, Gizi Baik

Terapi O2 2 ltr/kanul Infus KAEN 3B 30 tpm KAEN 3B 20 tpm KAEN 3B 20 tpm

Infus RL 2 flabot grojok (selama 13 jam diobservasi) Inj. Cefotaxim 3 x 350 Inj. Cefotaxim 3 x 350 mg

KAEN 3B 15 tpm jika turgor cukup lanjutkan mg p.o

Inj.Cefotaksim 200 mg KAEN 3B 20 tpm p.o probi 3 x 1 sac

Inj.Dexametason ½ amp Inj. Cefotaxim 3 x 350 mg probi 3 x 1 sac orazink 1 x 2mg

Ranitidin ½ Amp p.o orazink 1 x 2mg neobost kid 3 x1 cth

probi 3 x 1 sac neobost kid 3 x1 cth puyer :

orazink 1 x 2mg puyer : Cobazym ¼ tab

neobost kid 3 x1 cth Cobazym ¼ tab Neptazan 1/6 tab

puyer : Neptazan 1/6 tab Sanprima 1 tab

Cobazym ¼ tab Sanprima 1 tab

Neptazan 1/6 tab

Sanprima 1 tab

Program Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV Evaluasi KU dan TTV
PEMBAHASAN

Definisi

Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang

berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid 5 diare akut

ialah diare yang terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Sedangkan

American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan

frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual,

muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung selama 3 – 7 hari.

Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta

kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar

3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak

per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka

kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding

survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab

utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4%

dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak

merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat

pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3 juta

poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.
Klasifikasi

Diare secara garis besar dibagi atas radang dan non radang. Diare radang dibagi lagi atas

infeksi dan non infeksi. Diare non radang bisa karena hormonal, anatomis, obat-obatan dan lain-

lain. Penyebab infeksi bisa virus, bakteri, parasit dan jamur, sedangkan non infeksi karena alergi,

radiasi.

Etiologi

Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis,

keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare pada 25 tahun yang

lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya

diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang

dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah

Rotavirus (40 – 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus,

Coronavirus, Minirotavirus.

Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus,

Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas,

Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica,

Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis,

Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski,

Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui

makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus

halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi
mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan

meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul

diare.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan

pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis

terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh

virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa

usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke

dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat

menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.

Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di bawah 3

tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen infektif yang

secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak penderita diare. Agen ini

adalah Rotavirus,Shigella spp dan E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas merupakan penyebab

diare akut yang paling sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang.

Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu,

makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus dapat pula

disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa macam obat, terutama

antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan menekan flora normal usus

sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal antibiotika akan berkembang bebas. Di

samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu sendiri juga memegang peranan penting. Diare

juga berhubungan dengan penyakit lain misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada

infeksi sistemik lainnya misalnya, pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.
Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,

sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya

bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri usus sehingga

tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi

karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi

cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya

gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi

usus serta hipertiroid.

Manifestasi kinis

Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai

dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan

defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang

dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan dhidrasi berat bila

penurunan lebih dari 10%.

Derajat Dehidrasi

%
Gejala &Keadaan Mulut/ Estimasi
Mata Rasa Haus Kulit turun
Tanda Umum Lidah def. cairan
BB
Minum Dicubit
Tanpa
Baik, Sadar Normal Basah Normal, Tidakkembali <5 50 %
Dehidrasi
Haus cepat
Dehidrasi Gelisah Rewel Cekung Kering Tampak Kembali 5 – 10 50–100 %
Ringan
Kehausan lambat
-Sedang
Letargik, Sangat Kembali
Dehidrasi Sangat Sulit, tidak
Kesadaran cekung dan sangat >10 >100 %
Berat kering bisa minum
Menurun kering lambat
Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu : dehidrasi

hiponatremia ( < 130 mEg/L ), dehidrasi iso-natrema ( 130m – 150 mEg/L ) dan dehidrasi

hipernatremia ( > 150 mEg/L ). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah tipe iso – natremia

(80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh, sisanya 15 % adalah diare hipernatremia

dan 5% adalah diare hiponatremia.

Kehilangan bikarbonat bersama dengan diare dapat menimbulkan asidosis metabolik

dengan anion gap yang normal ( 8-16 mEg/L), biasanya disertai hiperkloremia. Selain penurunan

bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah kenaikan pCO2. Hal ini akan merangsang

pusat pernapasan untuk meningkatkan kecepatan pernapasan sebagai upaya meningkatkan

eksresi CO2 melalui paru ( pernapasan Kussmaul ) Untuk pemenuhan kebutuhan kalori terjadi

pemecahan protein dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya produksi asam sehingga

menyebabkan turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat dengan hipoperfusi ginjal

serta eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara bersamaan menyebabkan

berlanjutnya keadaan asidosis.

Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa , sehingga pada keadaan

asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia. Kehilangan kalium juga melalui cairan tinja dan

perpindahan K+ ke dalam sel pada saat koreksi asidosis dapat pula menimbulkan hipokalemia.

Kelemahan otot merupakan manifestasi awal dari hipokalemia, pertama kali pada otot anggota

badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi arefleks, paralisis dan kematian karena kegagalan
pernapasan. Disfungsi otot harus menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi lambung. EKG

mnunjukkan gelombang T yang mendatar atau menurun dengan munculnya gelombang U. Pada

ginjal kekurangan K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel tubulus dan menimbulkan

sklerosis ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.

Penatalaksanaan

Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif

diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai

persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku

emas.

Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian secara oral

dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa nasogastrik,

walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang

banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe vomiting) sehingga penderita tak dapat

minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya

rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun

sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan

sirkulasi15. Keuntungan upaya terapi oral karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP

merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar

antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 40-

60mEq/L 11 Anak yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian

makanannya sesuai umur.


a. Dehidrasi Ringan – Sedang

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral

sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak :

75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak

5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak .

Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap

diare atau muntah.

Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang perlu

diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu:

1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )

2. Cairan hipotonik

3. Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam

4. Realiminasi cepat dengan makanan normal

5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus

6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan

7. ASI diteruskan

8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan )

9. Anti diare tidak diperlukan

b. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak dan

menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan Kussmaul,

gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian

cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut :

Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam

Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam

Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan

kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang

pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala

kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah

sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila memungkinkan

cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang

yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan.

Pemilihan jenis cairan

Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa syok, sehingga

dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta memperbaiki renjatan

hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan

mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi

bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk

mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak

mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang

saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi

adalah Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1 dengan
Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan kolera atau tanpa

kolera.

Komposisi cairan Parenteral dan Oral :

CI-
Osmolalitas(mOsm/L) Glukosa(g/L) Na+(mEq/L) K+(mEq/L) Basa(mEq/L)
(mEq/L)
NaCl 0,9 % 308 - 154 154 - -
NaCl 0,45 %
428 50 77 77 - -
+D5
NaCl 0,225%
253 50 38,5 38,5 - -
+D5
Riger Laktat 273 - 130 109 4 Laktat 28

Ka-En 3B 290 27 50 50 20 Laktat 20

Ka-En 3B 264 38 30 28 8 Laktat 10


Standard WHO-
311 111 90 80 20 Citrat 10
ORS
Reduced

osmalarity 245 70 75 65 20 Citrat 10

WHO-ORS
EPSGAN
213 60 60 70 20 Citrat 3
recommendation

Komposisi elektrolit pada diare akut :

Komposisi rata-rata elektrolit


Macam
mmol/L

HCO3
Na K Cl
Diare Kolera 140 13 104 44
Dewasa
Diare Kolera Balita 101 27 92 32

Diare Non Kolera


56 26 55 14
Balita
Mengobati kausa Diare

Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis. Obat anti diare

hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan

elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap

usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang

resisten dan menyebabkan malabsorpsi.21 Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan

pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self

limiting).Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera

shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada

bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah

mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis

gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang

jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan

paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan sirkulasi.

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain

Kolera :

Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)

Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)

Shigella :

Trimetroprim 5-10mg/kg/hari
Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)

Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)

Amebiasis:

Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)

Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)(im) s/d 5 hari

tergantung reaksi (untuk semua umur)

Giardiasis :

Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )

Antisekretorik - Antidiare

Salazer –lindo E dkk dari Department of Pedittrics, Hospital Nacional Cayetano Heredia,

Lima,Peru, melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril ( acetorphan ) yang merupakan

enkephalinace inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti diare ternyata cukup efektif dan

aman bila diberikan pada anak dengan diare akut oleh karena tidak mengganggu motilitas usus

sehingga penderita tidak kembung .Bila diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi oral akan

memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi

oral saja .Hasil yang sama juga didapatkan oleh Cojocaru dkk dan cejard dkk.untuk pemakaian

yang lebih luas masih memerlukan penelitian lebih lanjut yang bersifat multi senter dan

melibatkan sampel yang lebih besar.

Probiotik

Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host

dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga

seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel

usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk
pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme

lain, speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika

yang tidak rasional rasional (antibiotik asociatek diarrhea ) dan travellers,s diarrhea.

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut pada

anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan efektif dalam

pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare,

dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan

mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen

usus, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah

adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa

usus dan imunno modulasi.

Mikronutrien

Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan diare akut didasarkan

kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan

terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Seng telah dikenali berperan di

dalam metallo – enzymes, polyribosomes , selaput sel, dan fungsi sel, juga berperan penting di

dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan . Sazawal S dkk melaporkan pada bayi dan anak

lebih kecil dengan diare akut, suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan lama

dan beratnya diare. Strand Menyatakan efek pemberian seng tidak dipengaruhi atau meningkat

bila diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut dengan vitamin A tidak

memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun frekuensi diare. Bhandari dkk

mendapatkan pemberian vitamin A 60mg dibanding dengan plasebo selama diare akut dapat

menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi diare persisten pada anak yang tidak
mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang mendapat ASI.

Mencegah / Menanggulangi Gangguan Gizi

Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare, terutama pada

anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24 jam,

karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.Bila tidak makalah ini akan

merupakan faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik Pemberian kembali makanan atau

minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting bagi anak dengan gizi kurang yang

mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah berkurangnya berat badan lebih lanjut dan

mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan susu formula serta makanan pada umumnya harus

dilanjutkan pemberiannya selama diare penelitian yang dilakukan oleh Lama more RA dkk

menunjukkan bahwa suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama

dan beratnya diare pada anak oleh karena nucleotide adalah bahan yang sangat diperlukan untuk

replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten. Pada anak lebih besar makanan

yang direkomendasikan meliputi tajin ( beras, kentang, mi, dan pisang) dan gandum ( beras,

gandum, dan cereal). Makanan yang harus dihindarkan adalah makanan dengan kandungan

tinggi, gula sederhana yang dapat memperburuk diare seperti minuman kaleng dan sari buah

apel. Juga makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi karena karena menyebabkan lambatnya

pengosongan lambung.

Pemberian susu rendah laktosa atau bebas laktosa diberikan pada penderita yang

menunjukkan gejala klinik dan laboratorium intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa berspektrum

dari yang ringan sampai yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang ringan sehingga cukup

memberikan formula susu biasanya diminum dengan pengenceran oleh karena intoleransi laktosa

ringan bersifat sementara dan dalam waktu 2 – 3 hari akan sembuh terutama pada anak gizi yang
baik. Namun bila terdapat intoleransi laktosa yang berat dan berkepanjangan tetap diperlukan

susu formula bebas laktosa untuk waktu yang lebih lama. Untuk intoleransi laktosa ringan dan

sedang sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa. Sabagaimana halnya intoleransi

laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya sementara dan biasanya tidak terlalu

berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada situasi yang memerlukan banyak energi

seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat memperburuk keadaan

malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik

Menanggulangi Penyakit Penyerta

Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain. Sehingga dalam

menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit penyerta yang ada. Beberapa penyakit

penyerta yang sering terjadi bersamaan dengan diare antara lain : infeksi saluran nafas, infeksi

susunan saraf pusat, infeksi saluran kemih, infeksi sistemik lain (sepsis,campak ), kurang gizi,

penyakit jantung dan penyakit ginjal.

Kesimpulan

Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena

masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut adalah infeksi

Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika.

Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang diindikasikan.Masalah utama diare akut

pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya dehidrasi. Upaya rehidrasi menggunakan cairan

rehidrasi oral merupakan satu-satunya pendekatan terapi yang paling dianjurkan. Penggantian
cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi diare akut. Pemakaian anti

sekretorik,probiotik, dan mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain

yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan

mengobati penyakit penyerta.


PASIEN An. A UMUR 7 TAHUN
DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT

Disusun Oleh :

Rini Aryani
01.205.5068

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

Das könnte Ihnen auch gefallen