Sie sind auf Seite 1von 5

William N.

Dunn (1998) mengemukakan bahwa analisis kebijakan publik adalah suatu


disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metodologi penelitian dan
argumen untuk menghasilkan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah
kebijakan. Berikut penulis akan mencoba menganalisis suatu kasus yang berkaitan dengan
kegagalan implementasi kebijakan dengan model analisis kebijakan William N. Dunn.

Kasus: Kegagalan Implementasi Kebijakan Pembangunan Terminal Raya Bingkuang Aia


Pacah
Bab I : Latar Belakang Masalah
A. Deskripsi Situasi Masalah
Pada awalnya, pembangunan TRB Kota Padang ini bertujuan untuk
mengembangkan/memperluas pembangunan Kota Padang ke arah utara.
Pelaksanaan Terminal Regional Bingkuang (TRB) Kota Padang belum berjalan secara
maksimal. Dinas perhubungan selaku instansi yang berwenang untuk menjalankan
kebijaksanaan mengenai TRB, mengaku kesulitan untuk mengoptimalkan TRB
sebagai terminal bis representatif.
Pelaksanaan pembangunan TRB Kota Padang telah rampung sejak Oktober.
Namun Pemanfaatannya tidak dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.
Belakangan, terminal yang masih banyak kekurangan infrastruktur penunjang dan
sarana publik itu ditinggal begitu saja oleh AKDP (Antarkota dalam Provinsi) dan bus
AKAP (Antarkota Antar Provinsi). Hingga sekarang, bangunan tersebut tak lebih dari
bangunan kosong dan terlantar.
B. Hasil Sebelum Usaha Pemecahan Masalah
Alhasil karena kurangnya infrastruktur penunjang mengakibatkan kurangnya
akses masyarakat ke terminal, maka bus AKDP dan AKAP Kota Padang beroperasi
dengan menaikkan dan menurunkan penumpang di tempat-tempat yang potensial
ramai calon penumpang, seperti Plaza Minang Air Tawar, Simpang Tabing, Simpang
kalumpang, Pasar Duku, Simpang Lubuk Begalung, dll.
Hal tersebut juga berdampak pada kemacetan. Banyak ruas-ruas jalanan yang
berubah menjadi terminal bayangan. Angkutan kota dan taksi pun juga memarkir
kendaraannya di kawasan yang sama.
BAB II : Lingkup dan Ragam Masalah
A. Penilaian Kinerja Kebijakan Masa Lalu
Banyak yang menilai bahwa Pemko padang gagal merealisasikan optimalisasi
TRB, karena wacana untuk menjadikan TRB sebagai pusat lalu lintas Kota padang
terkesan hanya formalitas di atas kertas. Padhal investasi untuk pembangunan TRB
mencapai Rp38 milyar dan pembayarannya masih hutang hingga 2013 nanti.
Pemerintah dinilai kurang matang dalam membuat suatu kebijakan sehingga
akhirnya kebijakan tersebut tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan pun tidak tercapai.
Pemerintah juga sepertinya membangun tanpa pertimbangan dan terkesan
kurang serius. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya infrastruktur penunjang untuk
terminal, serta kurang tegas dalam melaksanakan peraturan bagi kendaraan
bermotor.
B. Pentingnya Situasi Masalah
Situasi masalah mengenai pembangunan TRB ini sangat penting untuk
ditanggulangi, karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak, khususnya
keamanan, kenyamanan, dan ketertiban lalu lintas masyarakat Kota Padang.
C. Kebutuhan untuk Dianalisis
Pembangunan TRB ini perlu dianalisis lebih lanjut. Keberadaan terminal tidak
hanya dilihat dari pembangunan fisiknya saja, namun juga dari segi fungsi dan
manfaat. Sebagai salah satu sarana publik, terminal perlu dimaksimalkan fungsinya.
Jika suatu sarana publik tidak berjalan sebagaimana mestinya, kenyamanan dan
ketertiban akan terganggu.

BAB III : Pernyataan Masalah


A. Definisi Masalah : Pembangunan TRB yang tanpa perencanaan matang serta
dibangun tanpa adanya infrastruktur penunjang dan tidak adanya ketegasan dalam
menegakkan peraturan sehingga menyebabkan kemacetan dibeberapa ruas jalan.
B. Pelaku Utama : Pemerintah (sebagai pembuat kebijakan)
C. Tujuan dan sasaran : Masyarakat, yaitu untuk mengatasi kepadatan dan
kemacetan arus lalu lintas di pusat kota, terlaksananya pengoperasian TRB secara
maksimal, mempercepat laju pertumbuhan kawasan TRB seperti ruko, tempat grosir,
dan bongkar muat barang, serta memperluas jaringan trayek angkutan kota ke TRB.
D. Solusi yang tersedia : Sebaiknya setiap kebijakan harus dipikirkan secara matang,
berikut tujuan serta dampak yang mungkin akan muncul sebagai akibat dari
pembangunan. Kebijakan tersebut juga harus dijalankan sesuai dengan perencanaan
disertai dengan tindakan tegas dan komitmen dari pemerintah. untuk kasus TRB ini,
sebaiknya dibangun infrastruktur penunjangnya dan menata ulang kembali terminal
dengan melibatkan seluruh aspek seperti dinas transportasi dan tata letak kota,
supir-supir angkot, masyarakat dan pedagang.

BAB IV : Alternatif Kebijakan


A. Deskripsi alternatif
Untuk menanggulangi kegagalan kebijakan tersebut, pemerintah perlu
membuat suatu kebijakan alternatif sebagai cara lain agar kegagalan tersebut dapat
diatasi dan tidak semakin berdampak buruk kepada masyarakat.
B. Dampak Ganda dan Eksternalitas
Kesalahan kebijakan ini, berakibat dua dampak, yaitu dampak langsung dan
dampak tidak langsung (ekstrenalitas). Dampak langsung yaitu kota tidak
mempunyai terminal, tidak adanya sentral dan perputaran angkutan umum, serta
semrawutnya kota. Sedangkan dampak eksternalnya yaitu pedagang yang mulanya
menggantungkan hidupnya di terminal menjadi kehilangan pekerjaan. Yang kedua,
semakin kotornya pusat perkotaan Kota Padang karena banyaknya pedagang yang
berjualan di tepi-tepi jalan.
C. Hambatan dan Fisibilitas Politik
Implementasi menyangkut masalah politik, menyangkut siapa yang
memperoleh apa dari suatu kebijaksanaan, serta memiliki kemungkinan adanya
resiko untuk gagal atau tidak berhasil. Kegagalan kebijaksanaan ada dua, yaitu
tidak terimplementasikan dan implementasi yang tidak berhasil. Tidak
terimplementasikan berarti suatu kebijaksanaan tidak dilaksanakan sesuai dengan
rencana dikarenakan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya tidak mau
bekerja sama, ataupun mereka telah bekerja secara tidak efisien, atau tidak
sepenuhnya menguasai permasalahan dan kemungkinan permasalahan terjadi di
luar jangkauan kekuasaannya. Akibatnya, implementasi yang efektif sukar untuk
dipenuhi.
Kendala, hambatan dan fisibilitas politik dalam pembangunan serta
penerapan kebijakan mengenai TRB ini adalah:
1. Keterbatasan dana dalam upaya pengoptimalan TRB, sehingga masih perlu
untuk mendatangkan investor yang mau menanamkan modalnya di TRB.
2. Pemerintah Kota Padang dianggap kurang serius untuk mengoptimalkan
TRB.
3. Kurangnya komunikasi antara Pemko dengan pengusaha AKDP, sehingga
keinginan pengusaha tidak terpenuhi.
4. Lokasi TRB yang dirasa jauh dari pusat kota yang dianggap tidak
representatif oleh masyarakat pengguna.
5. Akses menuju TRB yang dirasa kurang oleh masyarakat.

BAB V : Rekomendasi Kebijakan


A. Kriteria Alternatif Rekomendasi
Kriteria alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk memilih alternatif kebijakan
antara lain adalah:
 Technical feasibility, yang menekankan pada aspek efektifitas langkah
intervensi dalam mencapai tujuan dan sasaran;
 Economic and financial feasibility, yang menekankan aspek efisiensi yakni
biaya dan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik cost and
benefit analysis;
political viability, yang melihat dampak politik yang ditimbulkan berupa
tingkat
 Aksebilitas (acceptability), kecocokan dengan nilai masyarakat
(appropriateness), responsifitas (responsiveness), kesesuaian dengan
perundangan (legal suitability), serta pemerataan (equity);
 Administrative operability yang melihat dari dimensi otoritas instansi
pelaksana, komitmen kelembagaan, kapabilitas staf dan dana serta dukungan
organisasi.
B. Deskripsi Alternatif yang Dipilih
Dengan melihat kriteria alternatif rekomendasi tersebut, pemerintah Kota
Padang mengambil berusaha untuk menghidupkan kembali terminal Aia Pacah
dengan cara menggaet investor untuk membangun kembali terminal, serta
membangun infrastruktur penunjang sehingga akses masyarakat ke terminal lebih
mudah. Pemkot juga berencana memindahkan pusat pemerintahan agar rencana
awal yaitu mengembangkan pembangunan daerah pinggiran Kota Padang terwujud.
C. Penyediaan pemantauan dan Evaluasi
Setelah dibuat alternatif dan rekomendasi kebijakan yang baru, peran
pengawasan serta pemantauan dari pihak Pemko Padang sangatlah diperlukan agar
kebijakan yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini juga diimbangi
dengan sikap tegas dan konsekuensi Pemko dan partisipasi masyarakat dalam
mentaati kebijakan tersebut.
D. Keterbatasan dan Konsekuensi yang Tidak Terantisipasi
Adanya keterbatasan yang sangat mengganjal saat ini adalah masalah dana.
Untuk itu, pemko Padang perlu membuat anggaran terlebih dahulu, atau menggaet
investor untuk membangkitkan kembali Terminal Regional Bingkuang tersebut.

Das könnte Ihnen auch gefallen