Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINJAUAN PUSTAKA
pemakai jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta
benda (PP No. 43 Tahun 1993). Lebih lanjut Abubakar (1996) mengatakan bahwa
kecelakaan lalu lintas merupakan serangkaian kejadian, yang pada akhirnya sesaat
lalu lintas mengakibatkan terjadinya korban atau kerugian harta benda. Dalam
cukup bukti ada unsur kesengajaan maka peristiwa tersebut tidak dapat dianggap
kendaraan maupun pengguna jalan lainnya dalam berlalu lintas atau sengaja
maupun tak sengaja tidak menghiraukan sopan santun dan aturan berlalu lintas di
jalan umum.
bermotor dan tidak bermotor lebih sering menjadi korban kecelakaan lalu lintas di
negara berkembang dari pada negara maju karena pada negara berkembang
7
8
negara berkembang biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju
unsur terpenting dalam kecelakaan lalu lintas adalah korban manusia, maka
dunia meskipun hanya satu orang dengan atau tanpa korban yang
2. Sedang, yaitu apabila tidak terdapat korban yang meninggal dunia, tetapi
3. Ringan, yaitu korban selain yang mati dan korban luka berat.
4. Lain-lain, yaitu apabila tidak terdapat korban manusia, yang ada hanya
fasilitas lainnya.
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas dan besarnya biaya kerugian yang
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan yang perlu mendapatkan penanganan
serius.
a. Meningkatnya kecelakaan
b. Meningkatnya kemacetan
3. Kekurang fahaman dari sebagian pengemudi kendaraan akan arti dan makna
5. Kecendrungan tidak sabar dan tidak menghormati pemakai jalan yang lain
di zebra cross).
(out of control).
suatu pabrik, telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk
karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian
mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca
3. Faktor jalan dan lingkungan (road factor and environment) yang meliputi:
geometrik permukaan jalan yang kurang baik, desain persimpangan dan atau
3. Mengemudi terlalu cepat untuk jarak pandang dan koefisien gesekan di jalan
tersebut.
1. Kecepatan
2. Keputusan pengemudi
5. Jarak pandang
6. Kanalisasi
b. Dilakukannya modifikasi
lintas yang terjadi di jalan raya merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti:
12
pelanggaran peraturan lalu lintas atau aksi yang membahayakan dari pengemudi
atau pejalan kaki, permukaan jalan, kondisi fisik pengemudi, cuaca buruk dan
2. Kendaraan: kondisi teknik layak atau tidak layak, serta pengguna yang tidak
benar.
Pada dasarnya faktor tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
1. Faktor Manusia
lebih kompleks dari pada sekedar mengatur kemudi, atau menginjak rem,
terjadinya reaksi pada otot. Periode ini, yang dinamakan keputusan dan
lainnya.
1) Faktor Psikologis
2) Faktor Fisik
kaki, diantaranya :
kaki dalam berjalan pada jalurnya, sehingga orang yang normal akan
berjalan lebih cepat dan akan memberikan reaksi yang lebih cepat
2) Mental
peraturan lalu lintas yang ada. Karakteristik mental dari pejalan kaki
belajar.
3) Faktor emosi
Emosi pejalan kaki yang tidak sabar, tidak suka diatur oleh rambu-
atau kosentrasi yang dibuat bingung oleh situasi lalu lintas yang
atau bukit yang menghalangi pandangan, tanjakan atau turunan terjal, serta
yang serius.
minsal terjadi hujan lebat atau berkabut, ini mengakibatkan jarak pandang
Selain itu juga faktor alam yang tidak dapat dirubah dan sangat
3. Faktor Kendaraan
lalu lintas atau menekan jumlah korban jiwa, kendaraan harus dirancang
stabil, berfungsi dengan baik sistem stir dan remnya, semua lampu dan
reflektor berfungsi dengan baik, spion dan kipas kaca depan berfungsi dengan
tapak banyang dapat erat kaitanya dengan perawatan, Oleh karena itu
Sebaiknya bukan hanya kendaraan angkutan umum saja tetapi juga bagi
lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep
lintas. Berbagai upaya rekayasa lalu lintas, selain bertujuan melancarkan arus lalu
pengeluaran biaya untuk desain ulang, perlu dipahami bahwa Audit Keselamatan
Jalan bukan memeriksa untuk melihat apakah sebuah desain sesuai dengan standar
memerlukan perbaikan.
memperhatikan keselamatan.
mewujudkan tindakan-tindakan.
permasalahan dalam transportasi, baik itu secara umum, teknik, sosial, maupun
institusional.
1. Umum
Semakin rendahnya kesadaran tertib berlalu lintas. Hal ini dapat dilihat
dari pemakai jalan yang menyeberang seenaknya dan masih banyak kasus lain
2. Teknik
sepenuhnya. Hal ini dapat dijumpai di jalan seperti jalan yang bergelombang
atau bahkan kerusakan pada badan jalan serta bentuk tikungan yang berbahaya
rambu yang belum ada atau penempatan rambu-rambu yang tidak bisa dilihat
dengan jelas oleh pengguna jalan, serta kurang berfungsi dengan baiknya
fasilitas tersebut seperti Traffic Light yang salah satu lampunya mati.
3. Sosial
kecelakaan.
4. Institusional
atau swasta yang terkait dalam masalah keselamatan jalan serta pendanaan
Pada saat ini kondisi jalan yang rusak di Indonesia cukup banyak,
bahkan di Jakarta sebagai ibu kota negara masih tidak mampu mengatasi
dan masih banyak yang tidak dilengkapi dengan pintu perlintasan dimana
belum tertangani secara terinteregrasi lintas sektoral. Hal ini dapat dilihat
antara lain Kimpraswil dalam hal teknis jalan, perhubungan dalam hal
rekayasa dan manajemen lalu lintas serta kepolisian dalam pengaturan lalu
lintas.
pelanggaran lalu lintas, terutama pelanggaran rambu dan marka jalan. Hal
tersebut dapat terjadi karena rekayasa dan manajemen lalu lintas yang
kurang baik, seperti perletakan rambu yang terlalu kecil, pada persimpangan
tipe dan uji landasan yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Darat yang
mendapatkan sertifikasi uji, sehingga kualitas kendaraan yang telah lulus uji
keselamatan
tingkat luka pada bagian kepala menurut suatu penelitian pada tahun 2001
bebas, maka kendaraan yang diproduksi dari luar negeri semakin bebas
untuk melakukannya.
pelanggaran lalu lintas, terutama pelanggaran rambu dan lampu lalu lintas.
pengemudi yang kurang tertib berlalu lintas ini mencapai lebih dari 80%
ekonomi.
4. Bidang Kelembagaan.
terfokus dan dilakukan dengan dana yang sangat minim, akibanya adalah
keselamatan yang didukung oleh instansi yang telah ada, misalnya unit
peneliti daerah rawan kecelakaan. Pada beberapa negara yang telah maju
terdapat suatu dewan keselamatan lalu lintas jalan (Road Safety Board) yang
lintas. Penegakan hukum ini dapat dibuat keras dengan penerapan hukuman
25
yang tinggi berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan hal ini
1. Pengertian Umum
Audit Keselamatan Jalan adalah suatu bentuk pengujian formal suatu ruas
jalan yang ada dan yang akan datang atau proyek lalu lintas, atau berbagai
independen, oleh penguji yang dipercaya didalam melihat potensi kecelakaan dan
2006).
Audit Keselamatan Jalan (Road Safety Audit/RSA) merupakan salah satu cara
untuk mencegah kecelakaan bagi jalan yang sudah beroperasi ataupun jalan yang
baru dibuka. Audit keselamatan jalan pada jalan baru perlu dilakukan pada semua
perangkat jalan mulai dari perancangan, bentuk jalan, pembinaan dan operasi.
lalu lintas merupakan tujuan dari manajemen lalu lintas, yaitu: keamanan,
lalu lintas sangat terkait pada proses pengembangan suatu perencana yang baik,
kecelakaan pada suatu lokasi jalan raya, yang berarti suatu perbaikan keselamatan
hanya suatu penandaan (cek) dari aspek keselamatan lalu lintas dan tidak terkait
dengan monitoring suatu standar jalan. Audit keselamatan jalan juga dipusatkan
b. Identifikasi bentuk atau pengaturan operasional pada jalan yang sudah ada
sudah di pertimbangkan.
bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan
pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas melalui suatu
d. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang
perkantoran, industri.
28
jumlah kecelakaan sebanyak 42 kejadian yang terjadi antara tahun 2002 sampai
dengan tahun 2005. Pada daerah rawan kecelakaan jalan tersebut terdapat
beberapa hal yang belum sesuai dengan harapan pengguna jalan seperti lampu
penerangan jalan yang belum ada di sebagian ruas jalan, dan belum lengkapnya
kecepatan).
terbanyak penyebab kecelakaan adalah manusia sebesar 91,63 %, dan faktor jalan
pejalan kaki (KPK) dan berdasarkan jenis tabrakannya adalah backing. Pada
daerah rawan kecelakaan jalan tersebut terdapat beberapa hal yang belum sesuai
dengan harapan pengguna jalan seperti lampu penerangan jalan yang tidak
memadai, bahu jalan dan trotoar digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk
sebanyak 26, dan tipe kecelakaan berdasarkan proses kejadian adalah kecelakaan
pejalan kaki (KPK) sebanyak 8 perkara dan backing sebanyak 10 perkara. Pada
bahu jalan dan trotoar digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk berjualan,
tahun 2004-2008 jumlah korban kecelakaan luka ringan sebanyak 25 orang, faktor
penyebab adalah kendaraan sebanyak 10, sepeda motor sebanyak 21, dan tipe
masih banyak bahu jalan digunakan untuk parkir kendaraan atau untuk jualan