Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, suatu kondisi yang
pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian).
Diperkirakan jenis gangguan ini sudah ada sejak lama, bahkan ciri gangguan ini mirip sekali
seperti yang pernah digambarkan oleh Hippocrates (460-370 SM).
Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1980an
dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) III edisi ketiga yang
menjadi panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah tersebut diganti menjadi ADHD dengan
pembagian tiga tipe gangguan; tipe hiperaktif-impulsif, tipe gangguan atensi, dan kombinasi
antara keduanya.
2.2 Penyebab
Penyebab kemunculan ADHD tidak diketahui dengan pasti, hal terpenting untuk dilakukan
adalah dengan memberikan pelatihan pada anak agar ia mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Orangtua juga selayaknya mencari informasi secara tepat mengenai pelbagai
informasi mengenai ADHD, terapi, cara pengasuhan dan jenis obat-obatan yang mendukung
dan pelatihan-pelatihan yang diperlukan.
Saat ini sedang dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai fungsional lobus frontal
pada anak-anak ADHD, kerusakan fungsi lobus frontal diyakini sebagai salah penyebab
simtom ADHD muncul ―sementara fungsi bagian otak tersebut adalah sebagai kontrol
perencanaan, pemecahan masalah, mengerti perilaku orang lain, dan mengatur impuls adalah
hal-hal yang tidak dimiliki oleh penderita ADHD.
Beberapa kemungkinan faktor penyebab kemunculan ADHD;
1. Genetik
Penyebab terbanyak dalam kasus ADHD adalah faktor genetika, sama halnya dengan
beberapa jenis gangguan lainnya yang serupa. Menurut para ahli, penderita ADHD
ditemukan kadar dopamine yang rendah dalam otak. Untuk saat ini sedang dilakukan
penelitian yang lebih mendalam mengenai jenis gen-gen yang terlibat dalam memproduksi
kimia dopamine dalam otak seperti studi yang dilakukan oleh ADHD Molecular Genetics
Network.
2. Cedera kepala
Cedera kepala diperkirakan dapat memunculkan ADHD. Cedera kepala dapat disebabkan
oleh penggunaan obat-obatan berlebihan (menjadi racun) atau luka pada masa sebelum atau
sesudah melahirkan. Para ahli memperkirakan kerusakan (luka) pada bagian lobus frontal ini
dapat menjadi salah faktor kemunculan ADHD
3. Makanan
Jenis makanan adiktif dan gula dapat memberikan perilaku tertentu pada anak-anak, para ahli
meyakini bahwa jenis makanan adiktif dan gula (termasuk pelbagai manisan) dapat
memperburuk kondisi ADHD dalam perilaku abnormal.
Pada tahun 1982 para ahli telah membahas isu ini, dalam temuan mereka disebutkan bahwa
sekitar 5% anak ADHD menunjukkan penurunan perilaku abnormal setelah melakukan diet
gula, akan tetapi beberapa penelitian lainnya menunjukkan hubungan yang tidak signifikan
antara ADHD dan gula.
Terpenting dalam beberapa penelitian tersebut para ahli menyimpulkan secara bersama
kekurangan asam lemak omega-3 berhubungan erat dengan simtom ADHD. Omega-3
merupakan lemak yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan fungsi otak, kekurangan
lemak ini memberikan kontribusi munculnya pelbagai penyimpangan seperti ADHD.
Suplemen minyak ikan dapat mengurangi simtom-simtom ADHD yang muncul, beberapa
anak menunjukkan kemajuan disekolah dengan meminum suplemen tersebut.
4. Lingkungan
Asap rokok mempunyai hubungan erat dengan ADHD, beberapa penelitian menunjukkan
anak yang mengidap ADHD berhubungan erat dengan ibu yang merokok selama masa
kehamilan, di duga nikotin dapat mengakibatkan hypoxia (kekurangan oksigen) pada janin
yang pada akhirnya dapat membuat bayi kekurangan suplai oksigen ke otak dan
menimbulkan kerusakan. Penelitian ini berlanjut pada lingkungan sekitarnya yang dipenuhi
dengan asap rokok atau ibu yang merokok pada masa sesudah melahirkan mempunyai
hubungan erat dengan kemunculan ADHD pada anaknya.
Penelitian (2006) yang dilakukan oleh Environmental Health Perspectives menemukan
bahwa 4.704 anak-anak (usia 4-45 tahun) atau sekitar 4,2% penderita ADHD memiliki ibu
yang merokok selama kehamilan mempunyai potensi berkembangnya ADHD yang lebih
parah 2,5 kalinya dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok semasa kehamilan.
Faktor lainnya yang diduga berasal dari lingkungan yang dapat memunculkan ADHD pada
anak adalah cat, beberapa jenis cat yang berbau menyengat atau cat dinding pada rumah yang
sudah berumur. Saluran pipa yang berkarat juga mengandung toksik karat yang berbahaya.
2.5 Treatment
Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi
(behavioral therapy) dan manajemen medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas
treatment yang rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih baik.
Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di sekolah, meningkatnya
kualitas hubungan antara orangtua-anak, meningkatkan kemampuan sosial merupakan
keuntungan pemberian treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.
Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi, oleh karenanya perlunya
pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan, apalgi bila anak tersebut disertai dengan
gangguan kecemasan dan depresi. Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis.
a. Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga
dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan
juga meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui kesulitan dalam
melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.
Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak akan membuat anak
seperti “fly”. Selama pemberian obat dalam dosis rendah dan terkontrol jenis simultan ini
dianggap tidak menimbulkan adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian
obat-obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.
Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan performance, dokter akan
meningkatkan dosis, jika tidak juga memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan
obat jenis lainnya.
Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak
Nama Obat Nama Generik Peruntuk
Adderall
amphetamine 3 > Tahun
Adderall XR
Concerta methylphenidate 6 > tahun
Cylert pemoline 6 > tahun
Daytrana methylphenidate 6 > tahun
Dexedrine 3 > Tahun
dextroamphetamine
Dextrostat
Focalin dexmethylphenidate 6 > tahun
Metadate ER
methylphenidate 6 > tahun
Metadate CD
Ritalin methylphenidate 6 > tahun
Strattera atomextine 6 > tahun
Vyvanse lisdexamfetamine 6 > tahun
Cylert mempunyai pengaruh buruk terhadap fungsi ginjal, oleh karenanya obat ini tidak
diberikan pada awal-awal terapi
b. Psikoterapi
Behavior therapy
Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada terapi ini orangtua
terlibat langsung dalam terapi, misalnya memberikan penghargaan terhadap perilaku yang
positif yang ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua
mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di kursinya sampai ia menjadi tenang.
Tujuan dalam terapi ini juga mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya.
Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD
tanpa harus merasa tertekan.
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan ADHD
untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini juga saling menyediakan informasi bagi sesama
anggotanya, mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan dalam
menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka.
BAB III
KESIMPULAN
Memang pada anak-anak yang mengalami ADHD biasanya akan sulit disembuhkan dan hanya
bisa diakukan suatu treatment untuk mengurangi perilaku tersebut. Tapi ada kecenderungan
ADHD pada anak akan hilang ketika dewasa. Namun tetap dengan diadakannya treatment dan
pengaruh lingkungan yang mau mendukung anak maka kemungkinan anak akan bisa sembuh.
Namun sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan karena bisa berdambak negative karena
memiliki zat-zat aditif.
DAFTAR PUSTAKA
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly .2005. Psikologi Abnormal jilid 2.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ormrod, Jeanne E.2004. Human Learning. New Jersey: Pearson education, Inc
Sayed Muhammad. (2009). ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), [online]. Tersedia
: http://www.pikirdong.org/psikologi/psi59adhd.php. [15 April 2010]