Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh :
Perawatan yang tepat dimulai dengan diagnosis yang tepat. Untuk sampai
pada diagnosis yang tepat diperlukan ilmu pengetahuan, keterampilan dan seni : ilmu
pengetahuan penyakit serta gejala-gejalanya, keterampilan untuk melakukan cara
menguji yang tepat, dan seni menyatakan impresi, fakta dan pengalaman ke dalam
pengertian.1
Gejala adalah kesatuan informasi, yang dicari di dalam diagnosis klinis dan
diidefinisikan sebagai fenomena atau tanda-tanda suatu permulaan keadaan sakit yang
normal dan indikatif. Gejala dapat diklasifikasikan sebagai berikut : gejala subjektif
adalah gejala yang dialami dan dilaporkan oleh pasien kepada dokter, gejala objektif
adalah gejala yang dipastikan oleh dokter melalui berbagai uji/tes. Pengertian
mengenai keduanya adalah penting agar sampai pada identifikasi penyakit yang tepat
dan disamping itu sampai pada suatu diagnosis masalah yang membawa pasien
kepada seorang klinisi. 1
Gejala-gejala Subjektif
Daftar isian medis yang lengkap yang berisi riwayat medis dan kesehatan gigi
pasien terdiri dari gejala-gejala subjektif. Termasuk di dalam kategori ini adalah
alasan pasien menjumpai dokter gigi, atau keluhan utama. Umumnya, suatu keluhan
utama berhubungan dengan rasa sakit, pembengkakan, tidak berfungsi/estetik.
Mungkin juga hanya karena “ada sesuatu pada rontgen”, yang dikeluhkan pasien.
Apapun alasannya, keluhan utama pasien merupakan permulaan yang terbaik untuk
mendapatkan suatu diagnosis yang tepat. 1
Keluhan utama yang paling sering melibatkan perawatan adalah rasa sakit.
Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang bijaksana mengenai rasa sakitnya dapat
menolong seorang ahli diagnostik menghasilkan suatu diagnosis sementara dengan
cepat. Pasien harus ditanya tentang macam rasa sakit, lokasinya, lamanya, apa yang
menyebabkannya, apa yang meringankannya, dan pernah atau tidak melibatkan
tempat lain. 2
Riwayat Sosial : 2
1. Nama (termasuk nama singkat atau nama kecil alamat sekolah, saudara laki-
laki dan perempuan). Dokter gigi harus memanggil dengan nama yang
disukainya. Jawaban yang diberikan segera memberi petunjuk terhadap
karakter dan pikiran anak. Ia dapat menjawab dengan mudah, bersahabat,
menunjukkan bahwa ia senang dan santai, atau ia dapat menolak menjawab
sama sekali, menunjukkan bahwa ia malu, cemas atau melawan.
2. Binatang peliharaan. Kegiatan yang disukai di rumah dan disekolah.
Pertanyaan sederhana tentang rumah dan sekolah adalah cara umum
berkomunikasi dengan anak. Selain itu, jawabannya dapat menggali lebih jauh
minat dan lingkungan rumah anak.
3. Pekerjaan ibu adalah membawa anak pada kunjungan berikut. Yang paling
sering ibulah yang membawa anak pada kunjungan pertama ke dokter gigi.
Bila ada kesulitan, harus dipertimbangkan pada rencana perawatan, khususnya
bila diperlukan perawatan yang lama.
4. Pekerjaan ayah. Golongkan keluarga menurut status social, berdasar pada
pekerjaan ayah, lakukan penaksiran terhadap sikap keluarga terhadap
perawatan gigi. Sering pekerjaan ayah dapat ditentukan sewaktu menanyakan
pekerjaan ibu. Akan tetapi, kadang-kadang tidak dibenarkan untuk
menanyakan hal ini, disini keterangan dapat diperoleh pada pertemuan
selanjutnya, mungkin setelah menanyakan pada anak “ingin jadi apa kelak
kalau sudah besar?”.
Riwayat gigi : 2
1. Keluhan : apakah pasien datang dengan keluhan tertentu ? Jika tidak, apa
alasan kedatangannya ? Misalnya: pemeriksaan rutin dianjurkan setelah
pemeriksaan gigi di sekolah. Adalah penting mengetahui alasan kedatangan
pasien.
2. Riwayat keluhan jika ada : jika keluhan sakit gigi, cari keterangan berikut :
lokasi, rasa sakit, kapan mulai ? apakah terputus-putus atau terus-menerus ?
jika terputus-putus berapa lama berlangsungnya ? apakah ditimbulkan
rangsang panas, dingin atau manis atau sewaktu makan ? apakah rasa sakit
menyebabkan anak terbangun di waktu malam ? apakah rasa berkurang/hilang
dengan analgesia ? gejala-gejala sakit member indikasi macam kelainan
pulpa, misalnya rasa sakit yang terputus dengan jangka waktu pendek yang
disebabkan panas dingin atau manis; hiperemi pulpa; rasa sakit spontan, berat,
membuat tidak bisa tidur; pulpitis akut; abses. Sayangnya, gejala yang
digambarkan anak atau orang tua samar dan kurang mempunyai nilai
diagnostik.
3. Riwayat kesehatan gigi yang lalu : apakah perawatan gigi yang lalu dilakukan
teratur atau tidak ? apakah pernah diberikan perawatan gigi di lain tempat ?
jika ya, mengapa orang tua mengganti dok ter gigi ? apakah anak pernah
mengalami sesuatu dengan perawatan giginya ? jika ya, perawatan apakah ?
misalnya, penambalan, pencabutan, analgesia lokal dan anastesi umum ?
Keterangan perawatan gigi yang lalu menunjukkan sikap orang tua. Jika anak
dibawa ke dokter gigi baru karena tidak bisa bekerja sama dengan dokter gigi
yang lama, alasan ini perlu ditelusuri dengan teliti dengan member tahu anak
bahwa dokter gigi menarik dan simpatik dan ia pasti akan mencari jalan untuk
mengatasi masalah.
4. Sikap anak terhadap setiap perawatan di atas (pada anak kecil, pendapat orang
tua cukup relevan). Setiap sikap yang tidak menyenangkan selama perawatan
harus diperhatikan dalam rencana perawatan mendatang. Telusuri setiap
bentuk perawatan, dengan mengabaikan sikap anak terhadap perawatan
tersebut menunjukkan kurangnya perhatian pada perasaan anak yang tentunya
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip penanganan pasien yang baik.
5. Sikap orang tua terhadap perawatan gigi. Sikap dan harapan orang tua
terhadap perawatan gigi sangat berbeda, rencana perawatan yang diluar
harapan jangan dilakukan sebelum menjelaskan dan menimbang
keuntungannya.
Riwayat medis : 2
Pemeriksaan Ekstra-oral
Setiap kelainan ektraoral yang nampak yang dicatat selama pencatatan riwayat
dapat diperiksa lebih lanjut. Penampilan umum-besar dan berat, cara berjalan, corak
kulit, mata, bibir, simetri wajah, dan kelenjar limfe. 2
Pemeriksaan Intra-oral
Pemeriksaan awal yang dilakukan pada keadaan seperti ini tidak perlu
mendetail. Jika digunakan sonde harus diingat bahwa terlihatnya alat yang tajam atau
runcing dapat menyebabkan kecemasan dan kecerobohan dalam mempergunakan alat
tersebut dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit. Perawatan sederhana dapat dimulai
dengan anak dipangku orang tua, bila anak sudah percaya diri, ia akan dengan senang
hati duduk sendiri. 2
1. Jaringan lunak : mukosa pipi, bibir, lidah, tonsil, palatum lunak, palatum keras
dan gingival.
2. Gigi : kebersihan mulut, keadaan gigi-gigi, posisi gigi-gigi-crowding, spasing,
drifting, oklusi.
Gejala Objektif
Gejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi yang dilakukan oleh
seorang klinisi. Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1
2) Perkusi
Uji ini memungkinkan seseorang mengevaluasi status periodonsium sekitar suatu
gigi. Gigi diberi pukulan cepat dan tidak keras, mula-mula dengan jari dengan
intensitas rendah, kemudian intensitas ditingkatkan dengan menggunakan tangkai
suatu instrumen, untuk menentukan apakah gigi merasa sakit. Suatu respon
sensitif yang berbeda dari gigi disebelahnya, biasanya menunjukkan adanya
perisementitis (periodontitis). Walaupun perkusi adalah suatu cara sederhana
menguji, tetapi dapat menyesatkan bila digunakan sebagai alat tunggal. Untuk
menghilangkan bias pada pihak pasien, harus diubah rentetan gigi yang diperkusi
pada tes yang berturut-turut. Sering juga, arah pukulan harus diubah dari
permukaan vertikal-oklusal ke permukaan bukal atau lingual mahkota dan
masing-masing tonjol dipukul dengan urutan berbeda. Akhirnya, sambil
mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai rasa sakit gigi tertentu, klinisi akan
memperoleh suatu respon yang lebih benar, bila pada waktu yang sama
diperhatikan gerakan badan pasien, reflex respon rasa sakit, atau bahkan suatu
respon yang tidak diucapkan. Jangan melakukan perkusi gigi sensitif melebihi
toleransi pasien. Masalah ini dapat dihindari dengan melakukan tekanan ringan
pada beberapa gigi sebelum melakukan perkusi.
3) Palpasi
Tes sederhana ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan
untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit. Meskipun sederhana,
tetapi merupakan suatu tes yang penting. Nilainya terletak dalam menemukan
pembengkakan yang meliputi gigi yang terlibat dan menentukan hal-hal berikut :
(1) apakah jaringan fluktuan dan cukup membesar untuk insisi dan drainase;
(2) adanya, intensitas dan lokasi rasa sakit; (3) adanya dan lokasi adenopati dan
(4) adanya krepitus tulang.
Bila palpasi digunakan untuk menentukan adenopati sebaiknya berhati-hati bila
melakukan palpasi nodus limfa pada infeksi akut, untuk menghindari
kemungkinan penyebaran infeksi melalui pembuluh limfatik. Bila gigi-gigi
posterior terinfeksi, maka secara diagnostik nodus limfa submaksiler turut terlibat.
Infeksi pada gigi-gigi anterior bawah kemungkinan menyebabkan pembengkakan
nodus limfa submental. Bila infeksi terbatas pada pulpa dan tidak berlanjut pada
periodonsium, palpasi tidak merupakan saran diagnostik. Palpasi, perkusi,
mobilitas, dan depresibilitas adalah lebih untuk menguji periodontium daripada
pulpa.
4) Mobilitas-Depresibilitas
Tes mobilitas digunakan untuk mengevaluasi integritas apparatus pengikat di
sekeliling gigi. Tes ini terdiri dari menggerakkan suatu gigi ke arah lateral dalam
soketnya dengan menggunakan jari atau, lebih diutamakan, menggunakan tangkai
dua instrument. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan apakah gigi terikat kuat
atau longgar pada alveolusnya. Jumlah gerakan menunjukkan kondisi
periodonsium; makin besar gerakannya, makin jelek status periodontalnya.
Demikian pula, tes untuk depresibilitas adalah dengan menggerakkan gigi ke arah
vertikal dalam soketnya. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau instrumen. Bila
dijumpai depresibilitas, kemungkinan untuk mempertahankan gigi berkisar antara
jelek dan tidak ada harapan.
Satu klasifikasi mobilitas menetapkan mobilitas derajat pertama sebagai gerakan
gigi yang nyata dalam soketnya; mobilitas derajat kedua adalah gerakan gigi
dalam jarak 1 mm, dan mobilitas derajat ketiga adalah gerakan lebih besar
daripada 1 mm atau bila gigi dapat ditekan.
5) Radiografi
Radiografi adalah salah satu alat klinis paling penting untuk membuat diagnosis.
Alat ini memungkinkan pemeriksaan visual struktur mulut yang tidak mungkin
dapat dilihat dengan mata telanjang. Tanpa alat ini tidak mungkin dilakukan
diagnosis, seleksi kasus, perawatan, dan evaluasi penyembuhan luka. Praktik
kedokteran gigi tidak mungkin dilakukan tanpa radiograf.
Untuk dapat menggunakan radiograf dengan tepat, seorang klinisi harus
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat
memberikan interpretasi secara tepat. Diperlukan suatu pengertian seksama
tentang anatomi normal dan anomalinya yang mendasarinya dan perubahan yang
dapat timbul yang disebabkan oleh ketuaan, trauma, penyakit dan penyembuhan.
Dengan demikian, baru bayangan hitam-putih berdimensi-dua yang diproses pada
film ini mempunyai arti.
9) Uji kavitas
Tes ini memungkinkan seseorang menentukan vitalitas pulpa. Tes ini dilakukan
bila cara diagnosis lain gagal. Tes kavitas dilakukan dengan cara mengebur
melalui pertemuan email dentin gigi tanpa anestesi. Pengeburan harus dilakukan
dengan kecepatan rendah dan tanpa air pendingin. Sensitivitas atau nyeri yang
dirasakan oleh pasien yang merupakan suatu petunjuk vitalitas pulpa; tidak
diindikasikan untuk perawatan endodontik. Semen sedatif kemudian diletakkan di
dalam kavitas dan pencarian sumber rasa sakit diteruskan. Bila tidak dirasakan
sakit, preparasi kavitas boleh dilanjutkan sampai kamar pulpa dicapai. Bila
seluruh pulpa nekrotik, perawatan endodontik dapat dilanjutkan tanpa rasa sakit
dan dalam kebanyakan kasus tanpa anestesi.
Radiografi
1. Untuk mendiagnosis karies gigi pada permukaan gigi yang tidak bisa dilihat
pada pemeriksaan klinis.
2. Untuk mendeteksi kelainan pada perkembangan gigi.
3. Untuk menemukan gangguan khusus, misalnya kondisi jaringan periapikal
yang berhubungan dengan gigi-gigi nonvital atau yang mengalami trauma.
DIAGNOSIS
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum
berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk
membuang embun, dan mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah
efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk
mendiagnosis karies kecil. 3
- Karies oklusal
- Karies labial
- Karies bukal
- Karies palatal/lingual
- Karies aproksimal
- Karies kombinasi (Mengenai semua permukaan)
Pembagian lain dari karies berdasarkan lokasi : 4
- Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang
tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah explorer gigi.
Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
- Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk
ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies
ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri.
Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel
atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih
tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial,
permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas
merupakan lokasi tersering dari karies akar.
- Tipe ketiga karies ini terbentuk pada permukaan lainnya
2. Karies di celah atau fisura gigi.
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat
perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau
depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi
lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
a) Karies Dini/karies email tanpa kavitas yaitu karies yang pertama terlihat secara
klinis, berupa bercak putih setempat pada email.
Pemeriksaan Objektif :
b) Karies email dengan kavitas yaitu karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan
dari karies dini.
Pemeriksaan objektif :
Anamnesa :
Pemeriksaan objektif :
Pulpitis atau inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya,
dan pulpa dapat terinfeksi atau steril. Karena perluasan inflamasi, apakah sebagian
atau seluruhnya, kadang-kadang bahkan tidak dapat ditentukan secara histologis,
dank arena keadaan bakteriologik, apakah jaringan terinfeksi atau steril, tidak dapat
ditentukan kecuali dengan usapan atau biakan, maka satu-satunya kemungkinan
perbedaan klinis pulpitis adalah antara akut dan kronis. Dua jenis inflamasi kronis
gigi yang pulpanya terbuka secara klinis dapat dikenali : (1) pulpitis kronis berasal
dari pulpa terbuka yang disebabkan karena karies atau trauma; dan (2) pulpitis
hiperplastik kronis. Bentuk akut pulpitis umumnya mengalami rasa sakit cepat,
sebentar, menyakitkan dan kadang-kadang sangat menyakitkan. Bentuk kronis
hampir tanpa gejala atau hanya terasa sakit sedikit dan karenanya biasanya berjalan
lama.1
Jenis inflamasi pulpa tidak selalu jelas. Karena jenis yang satu dapat
bercampur dengan jenis yang lain, kedua jenis inflamasi, akut dan kronis, dapat
dijumpai pada pemeriksaan histologik. Interpretasi studi mikroskopik pulpa dan
jaringan lain tergantung pada preparasi specimen, yaitu fiksasi, sudut dimana
specimen dipotong, dan staining, seperti juga pada bagian khusus yang diperiksa
secara mikroskopis. Pada suatu studi, gigi-gigi dibelah dua, dan bagian diperiksa
terpisah. Pada satu gigi, separuh pulpa mempunyai lesi parah, sedangkan separuh
yang lain hanya membutuhkan beberapa sel inflamasi.1
1. Pulpitis reversibel
Anamnesa : 4
Pemeriksaan Objektif : 4
Perkusi (-)
Sondase (+)
2. Pulpitis irreversibel
Definisi. Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang
persisten, dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus
noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan
oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit timbul secara spontan. Rasa sakit
bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus
termal dihilangkan. 1
Anamnesa : 4
Pemeriksaan Objektif : 4
· Intra oral :
Definisi. Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi
pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-
kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang
berlangsung lama. 1
4. Neksrosis pulpa
Bakteriologi. Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik.
Pada persentase tinggi kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran flora
mikrobial, aerobik dan anaerobik. 1
5. Gangren pulpa
Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel
pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang
pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel
sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh
proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin
dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.
Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling
tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan,
kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan
adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang
dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada
dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa
terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika
rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa
yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada
pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan
pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut
dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan
terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat
berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium
bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman. 5
Gejala klinik. Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa
keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi
terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut
juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada
cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau
busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau
makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa
tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital. 5
Karies superfisialis
Karies Media
Karies Profunda
Bau Mulut
- Diberi rangsang dingin, rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat.
Pulpa dipertahankan dengan mencabut bagian gigi yang membusuk dan
menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri sudah dihilangkan
atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
- Penguji pulpa elektrik, alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa
masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat, jika
penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup.
- Mengetuk gigi dengan sebuah alat, jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri,
berarti peradangan telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya.
- Rontgen gigi, dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan
menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan
pengeroposan tulang disekitar akar gigi.
5. Granuloma
Definisi. Suatu granuloma gigi adalah suatu pertumbuhan jaringan
granulomatus yang bersambung dengan ligament periodontal disebabkan oleh
matinya pulpa dan difusi bakteri dan toksin bakteri dari saluran akar ke dalam
jaringan periradikular di sekitarnya melalui foramin apikal dan lateral.
Suatu granuloma dapat dianggap sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah
terhadap iritasi dari saluran akar. Suatu kondisi bagi perkembangan suatu granuloma
adalah iritasi ringan yang terus-menerus. Sebagai abses kronis, granuloma adalah
sekuel lanjutan infeksi dari suatu pulpa nekrotik; jaringan granulasi dapat bervariasi
dalam diameter dari pecahan millimeter sampai sentimeter atau bahkan lebih besar.
Sebab. Sebab perkembangan suatu granuloma adalah matinya pulpa, diikuti
oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal yang merangsang suatu reaksi
seluler produktif. Suatu granuloma hanya berkembang beberapa saat setelah pulpa
mati.
Gejala-gejala. Suatu granuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif, kecuali
pada kasus langka bila runtuh dan mengalami supurasi. Biasanya granuloma adalah
asimptomatik.
Diagnosis. Adanya granuloma, yang tanpa gejala, biasanya ditemukan pada
pemeriksaan radiografik rutin. Daerah rarefaksi nampak nyata, dengan tidak adanya
kontinuitas lamina dura. Diagnosis tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan
mikroskop. Gigi yang terlibat biasanya tidak peka terhadap perkusi, dan tidak goyah.
Mukosa di atas apeks akar mungkin peka atau mungkin tidak peka terhadap palpasi.
Dapat dijumpai suatu fistula. Gigi tidak bereaksi terhadap tes termal atau tes pulpa
listrik. Pasien memberikan suatu penyakit pulpagia yang telah reda.
6. Kista Radikuler
Definisi. Suatu kista adalah suatu kavitas tertutup atau kantung yang bagian
dalam dilapisi oleh epithelium, dan pusatnya terisi cairan atau bahan semisolid. Kista
rahang dibagi dalam odontogenik, nonodontogenik, dan nonepitelial. Kista
nonodontogenik timbul dari epithelium odontogenik dan diklasifikasikan sebagai
folikuler, timbul dari organ email atau folikel; dab radikuler, timbul dari sisa sel
Malassez. Kista nonodontogenik diklasifikasikan sebagai fisural, timbul dari bekas
epithelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial, atau nasopalatin. Kista semu atau
kista nonepitelial adalah kavitas bertulang yang tidak dilapisi epithelium dan
karenanya bukan kista sebenarnya. Suatu kista radikuler atau alveolar adalah suatu
kantung epithelial yang pertumbuhannya lambat pada apeks gigi yang melapisi suatu
kavitas patologik pada tulang alveolar.
Sebab. Suatu kista radikular mensyaratkan injuri fisis, kimiawi, atau bacterial
yang menyebabkan matinya pulpa, diikuti oleh stimulasi sisa epithelial Malassez,
yang biasanya dijumpai pada ligament periodontal.
Gejala-gejala. Tidak ada gejala yang dihubungkan dengan perkembangan
suatu kista, kecuali yang kebetulan diikuti nekrosis pulpa. Suatu kista dapat menjadi
cukup besar untuk secara nyata menjadi pembengkakan.
Tekanan kista cukup menggerakkan gigi yang bersangkutan, yang disebabkan
oleh timbulnya cairan kista. Pada kasus semacam itu, apeks-apeks gigi yang
bersangkutan menjadi renggang, sehingga mahkota gigi dipaksa keluar jajaran. Gigi
dapat juga menjadi goyah. Bila dibiarkan tidak terawatt, suatu kista dapat terus
tumbuh dan merugikan rahang atas atau rahang bawah.
Diagnosis. Pulpa gigi dengan kista radikular tidak bereaksi terhadap stimuli
listrik atau termal, dan hasil tes klinis lainnya adalah negatif, kecuali radiograf. Pasien
mungkin melaporkan suatu riwayat rasa sakit sebelumnya. Biasanya pada
pemeriksaan radiografik, terlihat tidak adanya kontinuitas lamina dura, dengan suatu
daerah rarefaksi. Daerah radiolusen biasanya bulat dalam garis bentuknya, kecuali
bila mendekati gigi sebelahnya, yang dalam kasus ini dapat mendatar atau
mempunyai bentuk oval. Daerah radiolusen lebih besar daripada suatu granuloma dan
dapat meliputi lebih dari satu gigi. Baik ukuran maupun bentuk daerah rarefaksi
bukan indikasi definitif suatu kista.
7. Osteoitis Memadat
Sebab. Osteoitis memadat adalah suatu rangsangan ringan dari penyakit pulpa
yang menstimulasi aktivitas osteoblastik pada tulang alveolar.
Gejala-gejala. Gangguan ini biasanya tanpa gejala dan ditemukan pada waktu
pemeriksaan radiografik rutin.
Rencana perawatan yang baik dibuat oleh dokter gigi yang baik. Hal utama
pada rencana perawatan yang baik adalah tekad yang kokoh untuk kebaikan anak
seluruhnya, tidak hanya gigi-giginya, dan untuk mempengaruhi sikap anak terhadap
kedokteran gigi, selain melakukan perawatan yang diperlukan. Perawatan yang
berhasil dalam menyelesaikan perawatan operatif tetapi gagal menyelesaikan sikap
positif hanya bermanfaat bagi anak dalam jangka pendek; jika terbentuk sikap
negatif, dapat terjadi hal-hal yang lebih buruk. Intisari kedokteran gigi yang baik bagi
anak adalah merencanakan dan menjalankan perawatan sedemikian rupa sehingga
bermanfaat bagi anak dalam arti yang luas dalam jangka panjang maupun pendek. 2
Untuk mencapai tujuan ini, perlu mengetahui lebih jauh mengenai anak
daripada hanya keadaan gigi geliginya. Banyak keterangan yang dapat diperoleh dari
riwayat social, dental, medis dari pasien serta pengaruhnya terhadap rencana
perawatan. Setiap anak berbeda, dan setiap rencana perawatan yang tepat untuk tiap
individu hanya dapat dilakukan berdasarkanlatar belakang yang berhubungan.
Dengan keterangan mengenai latar belakang ini, gangguan yang mungkin timbul
dapat diantisipasi dan perawatan dapat dierncanakan sedemikian rupa untuk
mengatasi atau menghindarinya. 2
KESIMPULAN
Pulpitis reversibel
Pulpitis irreversibel
Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
Eksaserbasi akut
Granuloma
Kista radikular
Osteoitis memadat
DAFTAR PUSTAKA
1. Grossman IL, Oliet S, Rio CED. Ilmu endodontik dalam praktik. Ed.11. Jakarta :
EGC, 1995 : hal 1-19, 71-109.
2. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. Ed.2. Jakarta : Widya Medika, 1992 :
hal 3-14.
4. Julianti R, Dharma MS, Erdaliza, Anggia D, Fahmi F, dkk. Gigi dan mulut.
Pekanbaru : FK UNRI, 2008. Available at (http://yayanakhyar.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 8 Juli 2010.)