Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I W. G. Gunawan
ABSTRAK
Asam N(2,3-xilil)antranilat merupakan senyawa obat yang bekerja sebagai analgesik dengan cara
menghambat sintesis prostaglandin. Dengan mekanisme tersebut, Asam N(2,3-xilil)antranilat menyebabkan
terjadinya iritasi pada lambung. Karena itulah maka pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa derivat dalam
bentuk esternya dengan menggunakan pereaksi BF3-Metanol dan diazometana. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
metode yang memberikan hasil reaksi lebih tinggi, serta senyawa yang terbentuk dapat mengurangi efek samping dan
iritasi pada lambung dapat dihindari.
Pada reaksi metilasi menggunakan diazometana, pereaksi ini perlu dibuat baru sebelum direaksikan, sebab
diazometana merupakan gas yang sangat tidak stabil, sedangkan pereaksi BF3-metanol direfluks selama 10 – 15 jam.
Hasil reaksi metilasi diidentifikasi menggunakan uji reaksi warna, penentuan titik lebur, dan harga Rf. Sedangkan
strukturnya ditentukan menggunakan spektrofotometer UV-vis, FT/IR dan 1H-NMR.
Hasil penelitian menunjukkan pereaksi diazometana memberikan prosentasi hasil yang lebih tinggi
dibandingkan menggunakan pereaksi BF3-metanol. Senyawa hasil sintesis metil N(2,3-xilil)antranilat yang berasal
dari kedua pereaksi berupa kristal mengkilap berwarna putih kekuningan, dengan rendemen 68 % dan 52%, serta
mempunyai tingkat kemurnian yang sama.
Dengan membandingkan reaksi warna, titik lebur, harga Rf dan analisis spektroskopi hasil reaksi menunjukkan
bahwa senyawa yang terbentuk dari kedua metode tersebut adalah identik yaitu ester metil N(2,3-xilil)antranilat dan
berbeda dari senyawa awal asam N(2,3-xilil)antranilat.
ABSTRACT
55
JURNAL KIMIA 3 (1), JANUARI 2009 : 55-60
OH O- OCH3
R – C = O + : -CH2 – N2+ CH3 – N2+ + R – C = O R – C = O + N2 ↑
OH H F OCH3
R – C = O + H – C – O →B – F R–C =O + BF3
H H F
Skema 1. Reaksi pembentukkan metil N(2,3-xilil)antranilat dengan pereaksi diazometana dan BF3-
metanol
56
ISSN 1907-9850
57
JURNAL KIMIA 3 (1), JANUARI 2009 : 55-60
membentuk endapan coklat muda, sedangkan 1257 cm-1, dan 780-760 cm-1.. Sedangkan
hasil reaksi tidak terbentuk. Hal ini disebabkan senyawa hasil reaksi menunjukkan pita serapan
karena bentuk ester yang terbentuk tidak terlarut pada daerah bilangan gelombang yang sama
dalam NaOH yang ditambahkan sehingga yaitu; gugus –NH ulur amina primer pada
dengan penambahan CuSO4 tidak akan daerah 3333 cm-1, gugus -CH alkana pada daerah
membentuk endapan coklat yang berbeda dengan 2989 - 2943 cm-1, gugus –C=O ester pada daerah
asamnya. 1686 cm-1, gugus –CO karboksilat pada daerah
Hasil penentuan titik lebur menunjukkan 1254 cm-1, gugus –CH pada daerah 780 – 750
material awal melebur pada suhu 229 oC – cm-1. Dengan membandingkan kedua spektrum
300oC, sedangkan kedua hasil reaksi melebur inframerah tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pada suhu 95 – 96oC. Hal ini disebabkan karena senyawa hasil reaksi dari kedua pereaksi baik
pada material awal terdapat ikatan hidrogen inter diazometana maupun pereaksi BF3-metanol,
molekuler, sedangkan pada hasil reaksi ikatan mempunyai struktur inti yang sama dengan
hidrogen inter molekuler tersebut telah terputus asam N(2,3-xilil)antranilat yaitu adanya gugus
karena adanya penyisipan gugus –CH3. amina primer dan cincin aromatis. Senyawa hasil
Kemurnian hasil reaksi dapat dilihat reaksi tidak menunjukkan adanya gugus OH
menggunakan kromatografi lapis tipis. Hal ini asam karboksilat, hal ini dapat ditunjukkan tidak
bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan adanya pita lebar pada daerah 3300 – 2500 cm-1.
harga Rf dan jumlah noda yang terbentuk antara Disamping itu senyawa hasil reaksi masih
material awal dengan hasil reaksi, karena dengan mempunyai gugus –C=O, gugus –C-O.
cara ini dapat diketahui apakah hasil reaksi Berdasarkan hal ini senyawa hasil reaksi
dalam keadaan murni secara kromatografi atau merupakan bentuk ester, yang diperkuat dengan
tidak. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa hasil adanya pita dari gugus –C-O pada daerah 1254
reaksi metilasi dengan kedua pereaksi hanya cm-1.
membentuk satu noda dan memiliki harga Rf Untuk memperkuat kesimpulan
0,89 - 0,90 lebih besar dibanding material awal dilakukan penentuan jumlah proton secara
yaitu; harga Rf 0,32. Hal ini disebabkan karena spektrometri 1H-NMR. Pada spektra 1H-NMR,
penggantian atom H pada –OH dengan –CH3 asam N(2,3-xilil)antranilat menunjukkan bahwa
menyebabkan kepolaran senyawa berubah adanya proton pada inti aromatis ( =7,1),
menjadi lebih non polar. Penentuan serapan pada proton dari gugus metil yang terikat pada inti
daerah ultra violet dengan campuran metanol : aromatis ( =2,4), proton dari gugus amino ( =
HCl 1N (3:1), material awal memberikan 9,4), dan proton dari gugus karboksil ( = 8,1),
serapan pada panjang gelombang maksimum 278 dimana proton-proton itu sesuai dengan proton-
nm dan dengan pelarut NaOH 0,1N memberikan proton yang terdapat pada asam N(2,3-
serapan pada panjang gelombang maksimum xilil)antranilat. Sedangkan senyawa hasil reaksi
284,2 nm. Sedangkan kedua hasil reaksi dalam menunjukkan adanya proton pada inti aromatis
pelarut metanol:HCl 1N(3:1) memberikan ( = 7,2), adanya proton dari dua gugus metil
serapan pada panjang gelombang maksimum yang terikat pada inti aromatis ( = 2,3), adanya
223,4 nm, dan dalam pelarut NaOH tidak proton dari gugus amino ( = 8,3), dimana
memberikan serapan karena kedua hasil reaksi proton-proton itu sesuai dengan proton-proton
tidak larut dalam NaOH 0,1N. Data ini yang terdapat pada asam N(2,3-xilil)antranilat.
menunjukkan bahwa senyawa hasil reaksi tidak Disamping muncul puncak yang mengintegrasi 3
dapat diubah menjadi bentuk anionnya. Hal ini proton ( = 3,2) yang merupakan proton-proton
dapat digunakan untuk memperkuat kesimpulan gugus metoksi. Berdasarkan data ini dapat
bahwa senyawa hasil reaksi dari kedua pereaksi disimpulkan bahwa senyawa hasil reaksi adalah
tidak mengandung gugus karboksil. ester metil N(2,3-xilil)antranilat.
Pada penentuan struktur dengan spektra Pembuatan ester metil-N(2,3-
inframerah, asam N(2,3-xilil)antranilat menyerap xilil)antranilat menggunakan pereaksi
pada daerah bilangan gelombang; 3310 cm-1, diazometana memberikan hasil reaksi yang lebih
3000-2500 cm-1, 1649 cm-1, 1471- 1329 cm-1, besar dibandingkan menggunakan pereaksi BF3-
58
ISSN 1907-9850
metanol. Hal ini disebabkan oleh struktur Laboratorium beserta staf Kimia Sintesis
molekul asam N(2,3-xilil)antranilat yang pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga atas
posisi orto dari gugus karboksil ditempati oleh fasilitas yang diberikan, sehingga penelitian ini
gugus N-Arilxilidin yang cukup meruah. dapat terlaksana dengan baik.
Demikian juga kemampuan dari suatu reaksi
dapat berjalan dengan baik sangat tergantung
dari beberapa faktor, yaitu : suhu, halangan DAFTAR PUSTAKA
ruang senyawa awal maupun gugus yang akan
menggantikan, katalisator dan lainnya. Anonim, 1989, Martindale The Extra
Pada BF3-metanol, selain berfungsi Pharmacopoei, 29th edition, The
sebagai katalisator pada reaksi esterifikasi, juga Pharmaceutical Press, London
merupakan asam kuat lewis yang bekerja dengan Clarke, E. G. C., 1986, Isolation and
cara meningkatkan keasaman proton dari gugus Identification of Drug in
OH dan mempercepat reaksi balik, yaitu Pharmaceutical, Body Fluid and Post
hidrolisa. Karena terjadinya reaksi balik, maka Mortem Material, 2nd edition, The
hasil reaksi dengan menggunakan pereaksi BF3- Pharmaceutical Press, London
metanol lebih kecil dibandingkan menggunakan Crewell, C. J., Runguist O. H., Camphell, M. M.,
diazometana. 1992, Analisis Spektrum Senyawa
Organik, ITB Press, Bandung
Fessenden R. J., and Fessenden J. S., 1990,
SIMPULAN DAN SARAN Kimia Organik, a.b. A. Hadjana
Pudjatmika, Jilid 2, Edisi 3, Penerbit
Simpulan Airlangga, Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Fieser and Fieser, 1976, Reagents For Organic
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa; Synthesis, Vol. IV, John Wiley and Sons
1. Senyawa hasil reaksi dengan menggunakan Inc, New York
peraksi diazometana dan BF3-metanol, Furniss, B. C., et al., 1978, Vogel’s : Text Book
merupakan senyawa target yaitu Metil- of Practical Organic Chemistry
N(2,3-xilil)antranilat, berbentuk kristal Including Qualitative Organic Analysis,
mengkilap berwarna putih kekuningan, 4th edition, English Language Book
dengan titik lebur 95 – 96oC Society Longman, London
2. Metil-N(2,3-xilil)antranilat dengan Kametani Tetsuji, Teruni H., Chu V. L., Mastaka
menggunakan peraksi diazometana I., and Keiichiro F., 1957, Studies on
memberikan persentase hasil yang lebih Synthesis of Heterocyclic Compounds. A
besar dibanding menggunakan pereaksi BF3- Simple Synthesis of 1,3-Benoxazin-4-
metanol yaitu; 68% dan 52%. ones from Salicylic Acid, J. Chem.
Pharm. Bull, 25 (10) : 2735-1738
Saran Silverstein, R. M., Brisler, G. C., Morril, T. C.,
Perlu dilakukan penelitian lanjutan 1991, Spectrofotometric Identification of
tentang uji aktivitas dan efek samping dari Metil- Organic Compounds, 5th edition, John
N(2,3-xilil)antranilat. Willet and Sons, Singapore
Siswandono dan Sukardjo B., 1995, Kimia
Medisinal, Airlangga University Press,
UCAPAN TERIMA KASIH Surabaya,
UATW Webmaster, 2000, http ://www.
Pada kesempatan ini penulis Epa.gov/ttn/uatw/hlthef/diazomet. Html.,
menghaturkan banyak terima kasih kepada 16 September 2007
semua pihak yang telah membantu dan Winder, C. V., Jones, E. M., and Short, F. W.,
mendukung pelaksanaan penelitian ini. Ucapan 1962, Anti-inflamatory Anti-pyretic and
terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Anti-nociceptive Properties of N(2,3-
59
JURNAL KIMIA 3 (1), JANUARI 2009 : 55-60
60