Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1209704041
BAB V
PEMBAHASAN
sehingga memungkinkan adanya zat-zat kimia lain yang ikut bereaksi. Oleh karena
itu dalam melakukan proses titrasi dibutuhkan ketelitian dalam setiap langkah
pengerjaannya sehingga kesalahan dapat diperkecil.
Untuk proses selanjutnya yaitu penentuan kandungan CaCO3 dalam kulit
telur, pertama-tama cangkang telur dibersihkan dan dikeringkan di oven, hal ini
bertujuan agar sampel yang akan diteliti tidak terkontaminasi zat yang tidak
diinginkan, lalu didinginkan, digerus sampai halus, ditambahkan HCl dan auadest.
Tujuan dari ditambahkannya/dilarutkan dalam HCl adalah untuk proses hidrolisis.
Baru kemudian sampel dipanaskan, disaring dan diencerkan, kemudian dipipet 25 ml
untuk diencerkan menjadi 100 ml, lalu dipipet 5 mL nya dari larutan yang
diencerkan, kemudian ditambahkan 50 mL aqua DM , 2 mL NaOH 4M dan
indikator murexide. Penambahn NaOH ini berfungsi untuk menetralkan dan
membasakan larutan. Setelah proses tersebut kemudian dilakukan titrasi dengan
menggunakan EDTA yang telah dibakukan, perubahan warna yang terjadinya yaitu
dari ungu merah menjadi ungu biru.
Pada prosesnya, kadar sampel Ca2+ akan dititrasi secara lagsung dengan
menggunakan EDTA yang efisien dalam membentuk senyawa kompleks. Pada titrasi
ini, konsentrasi larutan menggunakan molaritas bukan normalitas karena pada titrasi
kompleksometri tidak ada pembagian elektron dalam reaksi. Dari proses percobaan
yang telah dilakukan diperoleh kadar CaCO3 sebesar 0.036 M.
Proses reksi antara ion kalsium dengan EDTA tersebut adalah sebagai
berikut:
Ca2++ H2Y2- → CaY2- + 2H+
Reaksi pembentukan senyawa kompleks yang terjadi yaitu:
Ca2+ + H2ln 3- → Caln2- + 2H+
Ca2+ + H2Y 2- → CaY2- + 2H+
Caln3- + H2Y 2- → CaY2- + H2 ln3-
ungu merah ungu biru
Persamaan reaksi yang terlibat pada prosedur
Ca2+ + EBT(indikator) → (Ca.EBT)
Mg2+ + EBT(indikator) → (Mg.EBT)
Ca.EBT + EDTA → Ca.EDTA
Mg.EBT + EDTA → Mg.EDTA
BAB VI
KESIMPULAN
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA