Sie sind auf Seite 1von 18

The Influence of Corporate Reputation and Trust

To Consumer Loyalty of ATM Users After Cybercrime Isues


(Study at BCA Consumers in Surabaya)

Chikmiatur Rosidah

ABSTRACT

Cybercrime can be defined as criminal actions which computer is used as a main


weapon. The high cases of cybercrime in Indonesia can be seen from from the many
cases of credit card forgery and burglary of a bank ATM. ATM burglary occurred in
Indonesia six local banks including BCA, BNI, Mandiri Bank, BRI, BII and Permata
Bank. This suggests that banks should continue to organize themselves to find the best
alternative for customers' convenience. Because of the existence of Automated Teller
Machine (ATM) is still considered unsafe. This study aims to determine and analyze the
influence of corporate reputation and trust simultaneously and partially on customer
loyalty of ATM users after cybercrime issue (studies at BCA customers in Surabaya).
The population used in this research is BCA customers in Surabaya who already
have an ATM Card or Paspor BCA, where its population is unknown (infinite). So that
samples taken in this study as many as 110 with accidental sampling technique.
From the research that has been done, we can know that there are significant
simultaneously by 75% between corporate reputation (X1) and trust (X2) on customer
loyalty of ATM users after cybercrime issue (studies at BCA customers in Surabaya).
While the rest 25% influenced by other variables outside of the variables used in this
study, for example, learning or educational factors for customers about cybercrime, the
service quality, such as the response of bank to solve the problems on its ATM machines
and some crities, the changes of chip system for the debit card, etc.
Based on the t count value obtained from each variable, we can be seen that all
independence variables comprising the corporate reputation (X1) and trust (X2) partially
have a significant influence on the dependent variable is customer loyalty of ATM users
after cybercrime issue, and trust (X2) has a dominant influence on customer loyalty of
ATM users after cybercrime issue (studies at BCA customers in Surabaya).

Keywords : corporate reputation, trust, consumer loyalty, and cybercrime.


Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Nasabah
Pengguna ATM Pasca Isu Cybercrime
(Studi pada Nasabah BCA di Surabaya)

Chikmiatur Rosidah

ABSTRAK

Cybercrime bisa diartikan sebagai aksi kriminal di mana komputer digunakan


sebagai senjata utama. Tingginya kasus cybercrime di Indonesia dapat dilihat dari
banyaknya kasus pemalsuan kartu kredit dan pembobolan ATM sejumlah bank. Aksi
pembobolan ATM ini terjadi pada enam bank lokal Indonesia antara lain BCA, BNI,
Bank Mandiri, BRI, BII dan Bank Permata. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan harus
terus menata diri mencari alternatif yang terbaik bagi kenyamanan nasabah. Karena
keberadaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masih dinilai kurang aman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh reputasi perusahaan dan
kepercayaan secara simultan dan parsial terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM pasca
isu cybercrime (studi pada nasabah BCA di Surabaya).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah BCA di Surabaya
yang telah memiliki Kartu ATM BCA atau Paspor BCA, dimana jumlah populasinya
tidak diketahui (infinite). Sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah
110 dengan teknik aksidental sampling.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
secara simultan sebesar 75% antara reputasi perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2 )
terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu cybercrime (studi pada nasabah
BCA di Surabaya). Sedangkan sisanya 25% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, misalnya faktor pembelajaran atau edukasi kepada
nasabah mengenai cybercrime, kualitas layanan seperti kecepatan respon pihak bank
dalam menangani keluhan atau masalah pada mesin ATM-nya, penggantian sistem chip
pada kartu debitnya dan lain-lain
Berdasarkan nilai thitung yang didapat dari masing-masing variabel, dapat
diketahui bahwa seluruh variabel bebas yaitu yang terdiri reputasi perusahaan (X1) dan
kepercayaan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat yaitu loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu cybercrime. Dan variabel
kepercayaan (X2) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap loyalitas nasabah
pengguna ATM pasca isu cybercrime (studi pada nasabah BCA di Surabaya).

Kata Kunci : reputasi perusahaan, kepercayaan, loyalitas nasabah, dan


cybercrime
BAB I PENDAHULUAN konstruk memberikan kontribusi untuk lebih
menjelaskan loyalitas pelanggan.
A. Latar Belakang Adanya ketidakpastian yang melekat di
Terjadinya pergeseran objek pemasaran, electronic transaction sehingga pelanggan
yakni tidak lagi ditekankan pada ideas (ide), memiliki risiko kehilangan uang dan privasinya
goods (barang), dan service (jasa), tetapi (Pavlou, 2002), membuat para peneliti
pelanggan. Pengelolaan hubungan dengan berargumen bahwa membangun kepercayaan
pelanggan, sebagaimana diungkapkan Pawitra (trust) dan memperkecil risiko serta
(dalam Utami, 2006:23), menjadi titik sentral mengetahui reputasi dari penyelenggara sistem
untuk disiplin pemasaran. Suatu organisasi e-commerce menjadi faktor penting dalam
perlu mengenal masalah pelanggan secara electronic transaction.
reaktif dan ekspektasi pelanggan secara Aaker dan Keller (dalam Sulistiarini,
proaktif untuk menjamin hubungan jangka 2008) menyatakan bahwa reputasi perusahaan
panjang dengan pelanggan. (corporate reputation) adalah persepsi
Begitupun sebaliknya dalam sebuah pelanggan mengenai kualitas yang
perusahaan, menurut Disney (dalam Utami, dihubungkan dengan nama perusahaan. Ini
2006:23), kebutuhan untuk fokus terhadap berarti nama perusahaan memberi pengaruh
konsumen akan terus mengalami peningkatan. positif pada respon pelanggan terhadap produk
Pemahaman terhadap kebutuhan serta atau jasa. Untuk pengukuran reputasi
keingginan konsumen yang belum terpenuhi, perusahaan (fombrun, 1996), peneliti hanya
maupun strategi yang membuat konsumen menggunakan indikator emmotional appeal,
menjadi loyal pun menjadi hal yang krusial product and services, social responsibility,
untuk terus dipikirkan oleh perusahaan. Karena vision and leadership, tetapi untuk Financial
tak akan ada yang menyangkal bahwa memiliki performance dan workplace environment tidak
pelanggan yang loyal adalah segalanya bagi digunakan dalam penelitian ini karena peneliti
perusahaan. Seorang pakar pemasaran tidak mengambil data langsung dari perusahaan
berpendapat (dalam Kertajaya dkk., 2003 : 97 - yang bersangkutan untuk menganalisis jumlah
98) bahwa “Customer loyalty is the DNA of aset yang dimiliki perusahaan dan laporan
marketing”, yang artinya loyalitas pelanggan keuangan tahunan dari BCA, serta tidak
adalah DNA pemasaran, karena loyalitas melihat kondisi lingkungan kerja dalam
pelanggan adalah jaminan keunggulan perusahaan.
bersaing, pertumbuhan, laba, dan sustainability Sedangkan kepercayaan (trust) secara
(ketahanan) jangka panjang perusahaan. umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi
Barnes mengungkapkan (dalam Huriyati, keberhasilan relationship suatu perusahaan.
2005 : 125), dalam membangun hubungan Tanpa adanya kepercayaan atau relationship,
memang sangat penting untuk menciptakan maka perusahaan tidak akan bertahan dalam
emosi dan perasaan positif. Hubungan yang jangka waktu yang panjang. Moorman,
terjalin tanpa emosi menjadi sebuah aktivitas Zaltman, and Deshpande (1993 : 82),
mekanis dan membuat pelanggan tidak mengatakan “trust generally is viewed as an
memiliki alasan nyata untuk “tetap tinggal”. essential ingredient for successful
Ikatan emosional inilah yang membuat relationships”. Morgan dan Hunt (1994)
pelanggan menjadi loyal dan mendorong mengkonseptualisasikan, ”trust as existing
mereka untuk terus menggunakan layanan jasa when one party has confidence in a exchange
perusahaan, memberikan rekomendasi kepada partners reliability and integrity”, dimana
teman, relasi ataupun kerabat, serta kebal kepercayaan muncul ketika adanya keyakinan
terhadap switching behavior. dari pihak konsumen yaitu pelanggan pada
Loyalitas nasabah juga terkait dengan reliabilitas dan integritas dari rekan pertukaran.
reputasi perusahaan. Dari hasil penelitian Konsep kepercayaan disini adalah kepercayaan
Nguyen dan Lebranc (2001), tingkat loyalitas nasabah pada penyelenggara transaksi
pelanggan memiliki kecenderungan untuk lebih elektronik perbankan, serta kepercayaan pada
tinggi ketika persepsi dari reputasi perusahaan mekanisme operasional dari transaksi yang
dan citra perusahaan sangat menguntungkan. dilakukan. Menurut Mukherjee dan Nath
Selain itu, penambahan interaksi antara kedua (2003) kepercayaan dapat diukur melalui

19
technology orientation, reputation, dan bentuk internet banking, mobile banking yang
perceived risk. berbasis handphone (phone banking),
Ada banyak faktor yang menyebabkan penggunaan ATM (Automatic Teller Machine),
nasabah menabung dan berinvestasi di bank Credit Card dan lain sebagainya merupakan
pilihannya, mulai dari kedekatan lokasi, keharusan bagi bank-bank di Indonesia untuk
fasilitas kemudahan, layanan yang memuaskan merebut pangsa pasar.
hingga tingkat keamanan suatu bank. Namun, Kehadiran sistem electronic banking yang
yang paling menarik untuk diperhatikan, terkait ditangani oleh teknologi komputer dan
dengan kajahatan cyber yang terjadi di teknologi komunikasi, memungkinkan nasabah
Indonesia saat ini adalah tingkat keamanan, mengambil uang dari kantor cabang dari bank
yang meliputi rasa aman secara fisik, secara yang sama yang berada dimana saja. Pada
finansial dan rahasia yang dapat dijamin perkembangan selanjutnya, sistem tersebut
perusahaan. dilengkapi dengan mesin-mesin Anjungan
Masyarakat sebagai konsumen atau pasar Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine,
yang dituju oleh industri perbankan memiliki biasa disebut dengan ATM. Melalui ATM
berbagai pertimbangan dalam memilih usaha memungkinkan nasabah mengambil uang tanpa
jasa perbankan yang akan digunakannya, hal harus bergantung oleh jam kerja bank.
tersebut dapat dilihat dari kemudahan, ATM telah menjadi kebutuhan vital
keamanan serta tingkat kenyamanan yang masyarakat dalam bertransaksi. Menurut data
dirasakan oleh nasabah. Faktor-faktor tersebut Marketing Research Indonesia (2009), volume
menjadi dasar pertimbangan masyarakat untuk perputaran dana melalui transaksi ATM selama
memilih jasa perbankan, baik secara langsung setahun mencapai Rp 541,83 triliun. Frekuensi
maupun tidak langsung dapat membentuk masyarakat menggunakan ATM rata-rata lima
loyalitas pada diri masyarakat akan bank yang kali dalam sebulan per nasabah dengan jumlah
dipercayainya. (Widyastuti, 2008). total transaksi menggunakan ATM mencapai
Kemajuan teknologi informasi dan 95 juta transaksi per bulan (intra dan antar
internet telah ikut berperan meningkatkan bank). Perilaku masyarakat yang aktif
intensitas persaingan di lingkungan bisnis, menggunakan ATM ini dipicu kenyataan
karena dengan teknologi tersebut dapat bahwa ATM merupakan media transaksi yang
memberikan pelanggan akses informasi yang mudah, cepat, dan bisa dilakukan kapan saja
lebih banyak dan mudah tentang berbagai (Sugiharto, 2010).
macam produk dan jasa yang ditawarkan oleh Akan tetapi dalam perkembangannya,
sebuah perusahaan. Artinya pelanggan teknologi informasi dan internet selain
memiliki pilihan yang lebih banyak dalam membawa dampak positif juga membawa
menggunakan uang yang dimilikinya dampak negatif yang tidak kalah banyak.
(Mandalis, 2005 : 111). Dengan teknologi informasi dan internet
Di dalam sistem perbankan, penggunaan membuat kejahatan yang semula bersifat
teknologi informasi bertujuan lebih kepada konvensional seperti pengancaman, pencurian
menarik nasabah serta mempertahankan dan penipuan kini dapat dilakukan dengan
nasabah agar terus menggunakan layanan atau menggunakan media komputer secara online
jasa yang diberikan pihak bank. Teknologi dengan resiko tertangkap yang sangat kecil
informasi juga memberikan keuntungan lain oleh individu maupun kelompok serta akibat
bagi bank karena dalam proses perbankan kerugian yang lebih besar baik untuk
sendiri segala sesuatunya menjadi lebih praktis, masyarakat maupun negara, disamping
termanajemen, efektif dan efisien (Widyastuti, menimbulkan kejahatan-kejahatan baru. Seperti
2008). Kondisi ini berakibat pula pada hacker, seseorang yang dapat memasuki sistem
pertumbuhan strategi usaha perbankan, dari jaringan komputer orang lain tanpa ijin, dapat
berbasis manusia menjadi berbasis teknologi masuk ke dalam suatu sistem jaringan
(IT) yang lebih efisien bagi bank dan tentunya perbankan untuk mencuri informasi nasabah
bagi nasabah. Sebagaimana diungkapkan yang terdapat di dalam server mengenai data
Widyarini dan Putro (2008), upaya peningkatan base rekening bank tersebut (Golose, 2006 :
pelayanan yang dilakukan perbankan berbasis 31). Tidak jauh berbeda dengan kasus
teknologi (electronic transaction) dalam pembobolan rekening nasabah melalui mesin
ATM (Automatic Teller Machine) dan EDC berakibat buruk bagi industri perbankan karena
(Electronics Data Capture) yang marak terjadi 75 persen transaksi di perbankan dilakukan
di sejumlah bank besar di Indonesia saat ini. secara online baik melalui ATM, internet
Menurut Brigjen Anton Taba, Staf Ahli banking, dan phone banking (Martowardojo,
Kapolri (2009), jumlah kasus cybercrime atau 2010).
kejahatan di dunia maya yang terjadi di BCA sebagai penyedia jasa perbankan
Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, professional menyadari pentingnya
antara lain karena banyaknya aktivitas para membangun kepercayaan nasabahnya serta
hacker di Tanah Air. Tingginya kasus mempertahankan dan meningkatkan reputasi
cybercrime dapat dilihat dari banyaknya kasus perusahaannya. PT Bank Central Asia Tbk atau
pemalsuan kartu kredit dan pembobolan ATM lebih di kenal dengan BCA merupakan salah
sejumlah bank. Aksi pembobolan ATM ini satu bank terkemuka di Indonesia. BCA
terjadi pada enam bank lokal antara lain BCA, memiliki lebih dari 8,7 juta rekening nasabah
BNI, Bank Mandiri, BRI, BII dan Bank yang dilayani oleh 889 cabang dan 6710 ATM.
Permata. Hal ini menunjukkan bahwa Total populasi EDC (Electronic Data Capture)
perbankan harus terus menata diri mencari mencapai 126.896 unit pada 31 Maret 2010.
alternatif yang terbaik bagi kenyamanan (www.klikbca.co.id, 2010). Sebagai bank yang
nasabah, karena keberadaan kartu Anjungan memilki jumlah ATM terbanyak yang tersebar
Tunai Mandiri (ATM) atau debit masih dinilai luas di seluruh Indonesia, BCA tidak luput dari
kurang aman. Pasalnya, dengan sistem sasaran hacker. Bahkan jumlah korban dan
magnetik strip pencurian data bisa dilakukan kerugian yang diperoleh BCA paling besar
dengan beberapa cara. diantara kelima bank lainnya. Hal ini dapat
Menurut Kepala Divisi Humas Polri, dilihat pada tabel berikut :
Inspektur Jenderal Edward Aritonang (2010), Tabel 1
pelaku mampu merekam PIN (Personal
Kerugian Sejumlah Bank Akibat Aksi
Identification Number) sebanyak 264.000
Skimmer
nomor. Selain itu modus yang
melatarbelakangi terjadinya pembobolan ATM,
antara lain: 1) Pelaku mengetahui data dari Jumlah Nasabah Kerugian sekitar
Bank
yang dibobol (dalam Rupiah)
kartu kredit dan kartu debit lewat skimmer.
Sedangkan untuk PIN diintip lewat kamera, 2) BCA 200 orang 5 Miliar Rupiah
Pembobol melakukan berbagai cara supaya
kartu tertahan di dalam, 3) Pada mesin ATM BNI 19 orang 200 Juta Rupiah
sudah ditempel stiker palsu berisi nomor
customer service 14000 yang bisa dihubungi. BRI 3 orang 48,5 Juta Rupiah
Nasabah yang kartunya tertahan itu kemudian
menghubungi nomor palsu tersebut dengan Hal ini bukan kali pertama BCA menjadi
dimintai data dan terakhir dimintai nomor PIN, korban hacker. Pada tahun 2002, dunia
4) Pelaku hanya mencari data dan mengintip perbankan melalui internet (e-banking
PIN kemudian menjualnya kepada pelaku lain Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang
seharga Rp 1 juta per data. bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan
(www.SurabayaPost.co.id, 2010). jurnalis pada majalah Master Web, yang
Adanya kejahatan cyber (pembobolan dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu
ATM) ini tidak hanya merisaukan nasabah dan layanan Internet banking Bank Central Asia
masyarakat, akan tetapi kekhawatiran ini juga (BCA). Steven membeli domain-domain
dirasakan oleh para direktur umum perbankan dengan nama mirip www.klikbca.com (situs asli
di Indonesia. Pembobolan bank melalui mesin Internet banking BCA), yaitu domain wwwklik-
ATM dapat menurunkan kepercayaan publik bca.com, kilkbca.com, clikbca.com,
terhadap transaksi online maupun elektronik. klickca.com. dan klikbac.com. Isi situs-situs
Akibatnya besar, sebab mayoritas transaksi di plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak
sejumlah bank swasta dilakukan secara online. adanya pengamanan untuk bertransaksi dan
Karena bank merupakan industri yang berbasis adanya formulir akses (login form) palsu. Jika
kepercayaan. Jika kepercayaan diragukan, akan nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli
maka nasabah tersebut masuk perangkap situs Definisi loyalitas konsumen menurut
plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga Griffin (2003 : 113) :
identitas pengguna (user id) dan nomor ”A customer is loyal if he or she
identitas personal (PIN) dapat di ketahuinya. exhibits purchase behavior as non random
Diperkirakan sekitar 130 nasabah BCA tercuri purchase by some decision making unit. In
datanya. (Golose, 2006 : 31). Hal ini addition, the term loyalty connotes a
menunjukkan begitu mudahnya sistem condition of some duration and requires
perbankan di Indonesia dimasuki oleh hacker. that the act of purchase occur no less than
Disisi lain BCA selalu berusaha konsisten two times.”
dalam memberikan pelayanan kepada “Loyalitas menunjukkan
nasabahnya. Hal ini terbukti dengan diraihnya kecenderungan pelanggan untuk
dua penghargaan yang diinisiasi oleh Majalah menggunakan suatu merek tertentu dengan
Marketeers dan Markplus Inc, yaitu Greatest tingkat konsistensi yang tinggi.”
Brand of the Decade 2010 untuk kategori (Dharmmesta, 1999). Ini berati loyalitas
Corporate Brand dan Tahapan BCA untuk selalu berkaitan dengan preferensi
kategori Product Brand di industri perbankan. pelanggan.
Agustus 2010, BCA kembali memperoleh Berdasarkan pendapat beberapa pakar
penghargaan, kali ini dari Perbanas, majalah diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas
SWA, Synovate dan iLead: Overall Consumer adalah kesetiaan pelanggan terhadap
Banking Excellence Award untuk kategori produk/jasa tertentu dengan meningkatkan
Produk Tabungan Terbaik, Kartu ATM intensitas konsumsi dan tidak beralih ke
Terbaik, Mesin ATM Terbaik, Kartu Debit pesaing. Dalam konteks perbankan, nasabah
Terbaik, Mobile Banking Terbaik dan Internet yang loyal terhadap jasa perbankan akan
Banking Terbaik. tetap melakukan berbagai macam transaksi
Dari uraian diatas, peneliti termotivasi aktual keuangannya di bank tersebut.
untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Menurut Griffin (2003 : 31),
Reputasi Perusahaan dan Kepercayaan pelanggan yang loyal merupakan aset
Terhadap Loyalitas Nasabah Pengguna penting bagi perusahaan, hal ini dapat
ATM Pasca Isu Cybercrime (Studi pada dilihat dari karakteristik pelanggan loyal
Nasabah BCA di Surabaya). sebagai berikut :
1) Makes regular factor purchase, yaitu
B. Rumusan Masalah melakukan pembelian berulang secara
teratur.
Berdasarkan latar belakang permasalahan
2) Purchase across product and service
yang telah dikemukakan, maka dapat dibuat
lines, yaitu membeli antar lini produk
rumusan masalah sebagai berikut :
atau jasa.
“Apakah terdapat pengaruh reputasi
3) Refers other, yaitu merekomendasikan
perusahaan dan kepercayaan terhadap loyalitas
produk dan jasa kepada orang lain.
nasabah pengguna ATM pasca isu cybercrime
4) Demon trates an immunity to the full
(studi pada nasabah BCA di Surabaya)?”
of the competition, yaitu menunjukkan
kekebalan dari daya tarik produk
BAB II KAJIAN PUSTAKA
sejenis dari pesaing.
C. Landasan Teori Peneliti menggunakan indikator dari
1. Pengertian Loyalitas Griffin, karena dirasakan lebih tepat untuk
Loyalitas secara harfiah diartikan pengukuran loyalitas pada sektor jasa.
sebagai kesetiaan, yaitu kesetian seseorang
terhadap suatu objek. Mowen dan Minor 2. Kepercayaan
(2001) mendefinisikan loyalitas sebagai Kepercayaan (trust) secara umum
kondisi dimana pelanggan mempunyai dipandang sebagai unsur mendasar bagi
sikap positif terhadap suatu merek, keberhasilan relationship suatu perusahaan.
mempunyai komitmen pada merek tersebut Tanpa adanya kepercayaan atau
dan dan bermaksud meneruskan relationship, maka perusahaan tidak akan
pembeliannya dimasa mendatang. bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Moorman, Zaltman, and Deshpande (1993 : 3. Reputasi Perusahaan
82), mengatakan “Trust generally is viewed Reputasi perusahaan menurut fombrun
as an essential ingredient for successful (1996 : 72) memiliki pengertian sebagai
relationships”. gambaran secara keseluruhan akan tindakan
Morgan dan Hunt (1994) perusahaan di masa lalu dan prospek yang
mendefinisikan “Trust as existing when one dimiliki perusahaan di masa yang akan
party has confidence in a exchange datang melalui segala kebijakan yang telah
partners reliability and integrity”, dimana diambil apabila dibandingkan dengan
kepercayaan muncul ketika adanya perusahaan pesaingnya.
keyakinan dari pihak konsumen yaitu Aaker dan Keller (dalam Sulistiarini,
pelanggan pada reliabilitas dan integritas 2008) menyatakan bahwa reputasi
dari rekan pertukaran, dalam hal ini adalah perusahaan (corporate reputation) adalah
penyedia produk dan jasa. Selain itu persepsi pelanggan mengenai kualitas yang
menurutnya, kepercayaan pelanggan dihubungkan dengan nama perusahaan. Ini
merupakan faktor yang penting yang akan berarti nama perusahaan memberi pengaruh
tetap menjaga hubungan baik pada kondisi positif pada respon pelanggan terhadap
ketidakpastian dari produk atau jasa yang produk atau jasa. Reputasi kualitas
dihasilkan penyedia produk atau jasa perusahaan tidak terbatas hanya pada
tersebut. Pernyataan Morgan dan Hunt produk atau jasa yang dihasilkan tetapi
(1994) bahwa kepercayaan adalah sering dihubungkan dengan reputasi
keyakinan satu pihak dengan pihak lain perusahaan secara keseluruhan.
merupakan komitmen dari suatu hubungan Pada dasarnya reputasi perusahaan
antara konsumen dan perusahaan penyedia merupakan penghargaan yang didapat oleh
produk atau jasa. Gefen (2001), “For most perusahaan karena adanya keunggulan-
consumers, trust is first of all a matter of keunggulan yang ada pada perusahaan
knowing the trading partner by reputation tersebut, yaitu kemampuan yang dimilki
or by virtue of a mutual relationship”. oleh perusahaan sehingga perusahaan akan
Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) terus dapat mengembangkan dirinya untuk
mendefinisikan kepercayaan (trust) di e- terus dapat menciptakan hal-hal yang baru
commerce system sebagai kesediaan bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
konsumen untuk bergantung pada penjual Disamping itu juga adanya integritas yang
dan melakukan tindakan walaupun penjual tinggi dari pihak penyedia jasa atas
dapat dengan mudah merugikan konsumen. pelayanan yang diberikan kepada konsumen
Banyak konsumen tidak cukup agar perusahaan dapat memberikan
mempercayai pihak situs, untuk pelayanan terbaik, kemampuan dari
memberikan informasi pribadi mereka, penyedia jasa untuk dapat menjalin
dalam rangka melakukan transaksi hubungan kedekatan dengan konsumen agar
pertukaran dengan mereka (Hoffman dkk., perusahaan tersebut dapat memberikan
1999). Selain mempercayai layanan situs pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
dengan penggunaan informasi pribadi, juga konsumen yang bernacam-macam. (Herbig,
muncul masalah kepercayaan akan Millewicz, Golden, dalam Fitriawati :
keamanan intenet dan transaksi internet 2001).
(Ratnasingham, 1998). Jadi dapat disimpulkan bahwa reputasi
Dari beberapa definisi kepercayaan perusahaan adalah persepsi konsumen
yang telah disebutkan diatas, maka dapat mengenai kemampuan perusahaan dalam
disimpulakan bahwa kepercayaan adalah memberikan pelayanan terbaik, atau
adanya keyakinan dari pihak konsumen penilaian tentang keadaan masa lalu dan
yaitu pelanggan pada reliabilitas dan prospek masa yang akan datang mengenai
integritas dari rekan pertukaran, dalam hal kualitas perusahaan atau produk.
ini kepercayaan yang dimaksud adalah 4. Cybercrime
kepercayaan nasabah terhadap mekanisme Forester & Morrison (1994, dalam
operasional dari mesin ATM. Fajri : 2010), mendefinisikan kejahatan
komputer (cybercrime) sebagai aksi
kriminal dimana komputer digunakan pasar kriminal online. Model-model yang
sebagai senjata utama. Sedangkan Andi terbaru bahkan dilengkapi dengan fasilitas
Hamzah (1990) mengartikan cybercrime SMS yang secara otomatis akan
sebagai kejahatan di bidang komputer mengirimkan pesan kepada calon pencuri
secara umum dapat diartikan sebagai setiap kali ada nasabah yang menggunakan
penggunaan komputer secara ilegal. Dan mesin ATM tempat piranti skimmer
Polri dalam hal ini unit cybercrime tersebut dipasang (Sugiharto, 2010 : 49).
menggunakan parameter berdasarkan Kemudahan dalam mendapatkan piranti
dokumen kongres PBB tentang The inilah yang mendorong terjadinya
Prevention of Crime and The Treatment of kecurangan (fraud) dalam industri
Offlenderes di Havana, Cuba pada tahun perbankan.
1999 dan di Wina, Austria tahun 2000, 6. Hubungan antara Reputasi Perusahaan,
menyebutkan ada 2 istilah yang dikenal : Kepercayaan dan Loyalitas Nasabah
Pengguna ATM Pasca Isu Cybercrime
1) Cybercrime in a narrow sense (dalam Reputasi bagi suatu perusahaan yang
arti sempit) disebut computer crime: memasarkan produk atau jasa menjadi
any illegal behaviour directed by faktor penting dalam peningkatan
means of electronic operation that kepercayaan konsumen (Anderson &
target the security of computer system Weitz, 1989, Doney & Cannnon, 1997,
and the data processed by them. Ganesan, 1994 dalam Jarvenpaa dan
2) Cybercrime in a broader sense (dalam Tractinsky, 1999).
arti luas) disebut computer related Loyalitas nasabah juga terkait dengan
crime: any illegal behaviour reputasi perusahaan. Dari hasil penelitian
committed by means on relation to, a Nguyen dan Lebranc (2001), tingkat
computer system offering or system or loyalitas pelanggan memiliki
network, including such crime as kecenderungan untuk lebih tinggi ketika
illegal possession in, offering or persepsi dari reputasi perusahaan dan citra
distributing information by means of perusahaan sangat menguntungkan. Selain
computer system or network. itu, penambahan interaksi antara kedua
Dari beberapa pengertian di atas, konstruk memberikan kontribusi untuk
cybercrime dirumuskan sebagai perbuatan lebih menjelaskan loyalitas pelanggan. Jika
melawan hukum yang dilakukan dengan sebuah perusahaan memiliki reputasi yang
memakai jaringan komputer sebagai sarana/ baik, maka konsumen akan menunjukkan
alat atau komputer sebagai objek, baik sikap menyukai perusahaan tersebut dan
untuk memperoleh keuntungan ataupun loyal terhadap perusahaan yang
tidak, dengan merugikan pihak lain. bersangkutan.
Adanya ketidakpastian yang melekat
5. Skimmer
di electronic transaction sehingga
Skimmer adalah piranti di mulut ATM
pelanggan memiliki risiko kehilangan uang
dan secara diam-diam akan mengambil data
dan privasinya (Pavlou, 2002), membuat
kartu kredit atau kartu debit yang
para peneliti berargumen bahwa
dimasukkan oleh nasabah. Bentuk piranti
membangun kepercayaan (trust) dan
yang dirancang sedemikian rupa
memperkecil risiko serta mengetahui
menyerupai tempat kartu yang asli dari
reputasi dari penyelenggara sistem e-
ATM tersebut. (Sugiharto, 2010 : 47).
commerce menjadi faktor penting dalam
Piranti ini juga dilengkapi dengan
bertransaksi di electronic transaction.
kamera kecil yang digunakan untuk
Karena ada banyak faktor yang
merekam pergerakan tangan nasabah saat
menyebabkan nasabah menabung dan
memasukkan nomor Pin ATM. Berbagai
berinvestasi di bank pilihannya. Mulai dari
jenis piranti skimmer beredar dan
kedekatan lokasi, fasilitas kemudahan
dipasarkan di dunia maya, baik yang buatan
transaksi, layanan yang memuaskan hingga
sendiri (home made skimmer) maupun
tingkat keamanan suatu bank. Namun, yang
produk-produk khusus yang dijual di pasar-
paling menarik untuk diperhatikan, tekait
dengan kejahatan cyber adalah tingkat pengaruh besar pada niat konsumen untuk
keamanan. tetap menggunakan ATM BCA atau tidak.
Aaker dan Keller (dalam Sulistiarini, D. Hipotesis
2008) menyatakan bahwa reputasi Berdasarkan kajian teori dan
perusahaan (corporate reputation) adalah penelitian terdahulu yang telah
persepsi pelanggan mengenai kualitas yang dikemukakan diatas, maka diajukan
dihubungkan dengan nama perusahaan. Ini beberapa hipotesis dalam penelitian ini
berarti nama perusahaan memberi pengaruh antara lain:
positif pada respon pelanggan terhadap H1. Diduga ada pengaruh reputasi
produk atau jasa. perusahaan dan kepercayaan secara
Trust is an important construct simultan terhadap loyalitas nasabah
catalyst in many transactional relationships pengguna ATM pasca isu
(Morgan and Hunt, 1994). Kepercayaan cybercrime (studi pada nasabah
(trust) secara umum dipandang sebagai BCA di Surabaya).
unsur mendasar bagi keberhasilan H2. Diduga ada pengaruh reputasi
relationship suatu perusahaan. Tanpa perusahaan dan kepercayaan secara
adanya kepercayaan atau relationship, parsial terhadap loyalitas nasabah
maka perusahaan tidak akan bertahan dalam pengguna ATM pasca isu
jangka waktu yang panjang. Moorman, cybercrime (studi pada nasabah
Deshpande, dan Zaltman (1993 : 82), BCA di Surabaya), dan diduga
mengatakan “trust generally is viewed as kepercayaan memiliki pengaruh
an essential ingredient for successful yang dominan terhadap loyalitas
relationships.” nasabah pengguna ATM pasca isu
Disamping itu Morgan dan Hunt cybercrime (studi pada nasabah
(1994) mengkonseptualisasikan, ”trust as BCA di Surabaya).
existing when one party has confidence in a
exchange partners reliability and integrity”, BAB III METODE PENELITIAN
dimana kepercayaan muncul ketika adanya
keyakinan dari pihak konsumen yaitu E. Jenis Definisi Operasional Variabel
pelanggan pada reliabilitas dan integritas Adapun definisi operasional variabel
dari rekan pertukaran. Konsep kepercayaan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
disini adalah kepercayaan nasabah pada berikut :
penyelenggara transaksi elektronik 1. Reputasi Perusahaan (X1)
perbankan, serta kepercayaan pada Reputasi perusahaan (corporate
mekanisme operasional dari transaksi yang reputation), yaitu persepsi konsumen
dilakukan. mengenai kemampuan PT. Bank Central
Jadi dapat disimpulkan bahwa Asia, tbk (BCA) dalam memberikan
loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu pelayanan terbaik, atau penilaian tentang
cybercrime juga terkait dengan reputasi keadaan masa lalu dan prospek masa yang
perusahaan dan kepercayaan. Jika sebuah akan datang mengenai kualitas layanan jasa
perusahaan memiliki reputasi yang baik, dari BCA.
maka nasabah akan menunjukkan sikap 2. Kepercayaan (X2)
menyukai perusahaan tersebut serta Kepercayaan (trust) merupakan
kooperatif terhadap perusahaan yang keyakinan satu pihak dengan pihak lain,
bersangkutan. Sehingga dalam kondisi komitmen dari suatu hubungan antara
apapun nasabah akan tetap percaya dan nasabah BCA sebagai konsumen dengan
loyal kepada perusahaan. Konsep penyelenggara transaksi elektronik melalui
kepercayaan disini adalah kepercayaan pada mesin ATM (Automatic Teller Machine),
penyelenggara transaksi elektronik yakni kepercayaan pada mekanisme
perbankan dan kepercayaan pada operasional dari mesin ATM.
mekanisme operasional dari transaksi yang 3. Loyalitas Nasabah (Y)
dilakukan. Karena trust mempunyai Loyalitas nasabah (loyalty) secara
harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu
kesetiaan nasabah terhadap produk/jasa H. Uji Asumsi Klasik
BCA dengan meningkatkan intensitas Model regresi linear berganda dapat
penggunaan ATM dan tidak beralih ke disebut baik jika model tersebut memenuhi
pesaing. asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik statistik baik itu
F. Populasi dan Sampel normalitas, linearitas, multikolineritas,
1. Populasi autokorelasi, dan heterokesdatisitas. Namun
Populasi yang digunakan dalam tidak semua uji asumsi klasik perlu dilakukan
penelitian ini adalah nasabah BCA di dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak
Surabaya yang memiliki Kartu ATM BCA menggunakan data time series sehingga uji
(Paspor BCA), yang berusia minimal 19 autokorelasi tidak perlu dilakukan. Uji
tahun, yang telah menggunakan fasilitas linearitas juga tidak dilakukan karena data yang
ATM BCA minimal dua kali dalam dua berdistribusi normal dianggap linear.
bulan terakhir. Adapun batasan minimal
usia responden mengacu pada karakteristik H. Teknik Analisis Data
demografi usia dewasa awal yakni 19 tahun Untuk mengetahui pengaruh variabel
(Sumarwan, 2004 : 199), karena pada usia reputasi perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2)
tersebut responden dianggap dapat terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM
memahami pernyataan dalam kuisioner. pasca isu cybercrime (Y), maka digunakan
Sehingga jumlah populasi dalam penelitian teknik analisis regresi linier berganda. Regresi
ini tidak diketahui (infinite). linier berganda dipergunakan untuk sebuah
2. Sampel variabel terikat dan lebih dari satu buah
Penelitian ini mempergunakan sampel variabel bebas (Santoso dan Tjiptono,
sebesar 100 orang, dan untuk 2001:196).
mengantisipasi adanya kesalahan maupun Perhitungan data dilakukan dengan
kerusakan dalam penelitian (error), maka menggunakan Statistic Program of Social
digunakan tingkat kesalahan 10%, sehingga Science (SPSS) for Windows. Hasil uji analisis
besarnya sampel pada penelitian ini regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel
berjumlah 110. di bawah ini:
Karena jumlah populasi yang diteliti Tabel 2
tidak diketahui, maka metode pengambilan Data Koefisien Regresi Linier Berganda
sampel yang digunakan adalah accidental
Standardized
sampling. Menurut Sugiyono (2009 : 122), Variabel
Unstandardized
Coefficients t hitu ng Sig
accidental sampling yaitu teknik penentuan Coefficient (B)
(Beta)
sampel berdasarkan kebetulan / aksidental (Constant) -0,080 - - -
X1 0,445 0,381 3,939 0,000
bertemu dengan peneliti dapat digunakan X2 0,577 0,516 5,332 0,000
sebagai sampel, bila dipandang orang yang R = 0,866
kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber R2 = 0,750
Adjust ed R square = 0,745
data. SEE = 0,22418
α = 0,05

G. Uji Validitas dan Reliabilitas


Berdasarkan uji validitas dapat diketahui Dari tabel diatas dapat digunakan untuk
bahwa semua butir pernyataan yang mengukur menyusun model persamaan regresi linier
variabel reputasi perusahaan (X1), kepercayaan berganda sebagai berikut :
(X2) dan loyalitas nasabah pengguna ATM Y = -0,080 + 0,445X 1 + 0,577X 2 + e
pasca isu cybercrime (Y) adalah valid karena Berdasarkan tabel 2 yang menunjukkan
total pearson correlation > nilai r kritis sebesar koefisien determinasi berganda atau R squared
0,1909. Dan berdasarkan uji reliabilitas dapat sebesar 0,750 atau 75%. Berarti kontribusi
diketahui bahwa semua variabel yaitu variabel secara simultan variabel bebas yaitu reputasi
reputasi perusahaan (X1), kepercayaan (X2) dan perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2) secara
loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu bersama-sama adalah sebesar 75% terhadap
cybercrime (Y) adalah reliabel karena cronbach variabel terikat yakni loyalitas nasabah
alpha-nya lebih besar dari 0,6. pengguna ATM pasca isu cybercrime.
Sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi variabel loyalitas nasabah pengguna
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam ATM pasca isu cybercrime (Y).
model regresi linier berganda. 2. Nilai thitung variabel kepercayaan (X2)
sebesar 5,332 berada pada tingkat
I. Uji Hipotesis
probabilitas signifikansi di bawah 0,05
1. Uji F (Simultan) yaitu 0,000. Jadi berdasarkan tingkat
Uji F menunjukkan apakah semua probabilitas signifikansinya, dapat
variabel bebas yang dimasukkan dalam disimpulkan bahwa variabel
model mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan (X2) memiliki pengaruh
variabel terikat secara bersama-sama. Hasil signifikan secara parsial terhadap
uji F pada penelitian ini dapat dijelaskan variabel loyalitas nasabah pengguna
pada tabel di bawah ini. ATM pasca isu cybercrime (Y).
Tabel 3 Hasil Uji F 3. Nilai Beta (Hair, 2006) variabel
Fhitung Probabilitas signifikansi kepercayaan (X2) adalah 0,381 lebih
151,519 0,000 besar dari nilai Beta variabel reputasi
perusahaan (X1) yaitu 0,516 sehingga
disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Hal ini menunjukkan bahwa variabel
nilai Fhitung dengan tingkat probabilitas kepercayaan (X2) memiliki pengaruh
signifikansi 0,000 (di bawah 0,05) sebesar yang lebih dominan daripada variabel
151,519. Berdasarkan tingkat probabilitas reputasi perusahaan (X1) dalam
signifikansinya, maka disimpulkan H0 mempengaruhi loyalitas nasabah
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pengguna ATM pasca isu cybercrime
variabel bebas yang terdiri dari reputasi (Y).
perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2)
secara simultan mempunyai pengaruh BAB IV PEMBAHASAN
signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu
loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu J. Analisis Model
cybercrime (Y). Model yang digunakan adalah analisis
2. Uji t (Parsial) regresi linier berganda. Pengolahan data
Uji t menunjukkan pengaruh satu dilakukan dengan menggunakan Statistic
variabel bebas secara individual dalam Program of Social Science (SPSS) for
menerangkan variasi variabel terikat. Hasil Windows. Dari hasil analisis data, diperoleh
uji t pada penelitian ini dapat dijelaskan model persamaan regresi linier berganda
pada tabel di berikut ini : sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Uji t Y = -0,080 + 0,445X 1 + 0,577X 2 + e
Probabilitas
Variabel Bebas thitung Dari persamaan regresi tersebut dapat
Signifikansi diketahui bahwa :
Reputasi perusahaan (X1) 3,939 0,000 a. Konstanta sebesar -0,080 menunjukkan
Kepercayaan (X2) 5,332 0,000 bahwa jika reputasi perusahaan (X1) dan
kepercayaan (X2) = 0 atau tidak ada, maka
loyalitas nasabah akan sebesar -0,080 atau
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik dianggap tidak ada loyalitas sama sekali.
kesimpulan sebagai berikut: b. Koefisien regresi untuk variabel reputasi
1. Nilai thitung variabel reputasi perusahaan perusahaan (X1) sebesar 0,445. Koefisien
(X1) sebesar 3,939 berada pada tingkat positif menunjukkan bahwa variabel X1
probabilitas signifikansi di bawah 0,05 mempunyai hubungan searah dengan
yaitu 0,000. Jadi berdasarkan tingkat loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu
probabilitas signifikansinya, dapat cybercrime (Y). Artinya apabila reputasi
disimpulkan bahwa variabel reputasi perusahaan (X1) meningkat sebesar satu-
perusahaan (X1) memiliki pengaruh satuan akan diikuti dengan meningkatnya
signifikan secara parsial terhadap
loyalitas nasabah sebesar 0,445 dengan pengaruh yang signifikan secara simultan
asumsi variabel kepercayaan (X2) dalam terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM
keadaan konstan. pasca isu cybercrime (Y). Hal ini
c. Koefisien regresi untuk variabel menunjukkan jika terjadi perubahan pada
kepercayaan (X2) sebesar 0,577. Koefisien reputasi perusahaan (X1) dan kepercayaan
positif menunjukkan bahwa variabel X2 (X2) akan menyebabkan perubahan pula
mempunyai hubungan searah dengan terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM
loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu pasca isu cybercrime.
cybercrime (Y). Artinya apabila Dari hasil penelitian Nguyen dan
kepercayaan (X2) meningkat sebesar satu- Lebranc (2001), tingkat loyalitas pelanggan
satuan akan diikuti dengan meningkatnya memiliki kecenderungan untuk lebih tinggi
loyalitas nasabah sebesar 0,577 dengan ketika persepsi dari reputasi perusahaan
asumsi variabel reputasi perusahaan (X1) sangat menguntungkan. Jadi dapat
dalam keadaan konstan. disimpulkan bahwa jika sebuah perusahaan
memiliki reputasi yang baik, maka dalam
Dari hasil analisis data juga dapat
kondisi apapun nasabah akan menunjukkan
diketahui bahwa koefisien determinasi atau R
sikap menyukai perusahaan tersebut, dan
square sebesar 0,75. Hal ini Berarti kontribusi
loyal terhadap perusahaan yang
variabel bebas yaitu reputasi perusahaan (X 1)
bersangkutan. Sedangkan konsep
dan kepercayaan (X2) secara bersama-sama
kepercayaan disini adalah kepercayaan pada
adalah sebesar 75% terhadap variabel terikat
penyelenggara transaksi elektronik
yakni loyalitas nasabah pengguna ATM pasca
perbankan dan kepercayaan pada
isu cybercrime. Sedangkan sisanya sebesar
mekanisme operasional dari transaksi yang
25% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dilakukan. Karena trust mempunyai
termasuk dalam model regresi linier berganda.
pengaruh besar pada niat konsumen untuk
tetap menggunakan ATM BCA atau tidak.
K. Pembahasan 2. Reputasi Perusahaan (X1) dan
1. Reputasi Perusahaan (X1) dan Kepercayaan (X2) berpengaruh secara
Kepercayaan (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Loyalitas Nasabah
simultan terhadap Loyalitas Nasabah pengguna ATM Pasca Isu Cybercrime
Pengguna ATM Pasca Isu Cybercrime (Studi pada Nasabah BCA di Surabaya).
(Studi pada Nasabah BCA di Surabaya). Berdasarkan hasil uji t diketahui
Berdasarkan hasil analisis regresi bahwa reputasi perusahaan (X1) dan
linier berganda, maka diketahui nilai kepercayaan (X 2) memiliki pengaruh yang
koefisisen regresi dari masing-masing signifikan secara parsial terhadap loyalitas
variabel bebas memiliki tanda positif. Hal nasabah pengguna ATM pasca isu
ini menunjukkan hubungan yang searah cybercrime (Y).
antaar variabel reputasi perusahaan (X1) Seiring dengan tujuan BCA untuk
dan kepercayaan (X2), dengan loyalitas menjadi pilihan pertama dalam perbankan
nasabah pengguna ATM pasca isu transaksional, BCA terus-menerus bekerja
cybercrime (Y). Nilai koefisien determinasi untuk memperluas ragam produk, jasa dan
(R2) sebesar 75% menunjukkan hubungan saluran penghantar. BCA juga telah
yang kuat dari perubahan variabel loyalitas memastikan bahwa masing-masing produk
nasabah pengguna ATM pasca isu dan jasanya unggul di kalangan nasabah
cybercrime yang dipengaruhi dua variabel, karena kualitasnya yang tinggi serta
yaitu reputasi perusahaan dan kepercayaan. profesionalisme karyawan yang bertugas
Sedangkan sisanya sebesar 25% melayani nasabah. Aaker dan Keller (dalam
dipengaruhi oleh variabel lain di luar Sulistiarini, 2008) menyatakan bahwa
variabel yang digunakan dalam penelitian reputasi perusahaan (corporate reputation)
ini. adalah persepsi pelanggan mengenai
Dari hasil uji F juga diketahui bahwa kualitas yang dihubungkan dengan nama
variabel bebas yaitu reputasi perusahaan baik perusahaan. Ini berarti nama baik
(X1) dan kepercayaan (X2) memiliki perusahaan memberi pengaruh positif pada
respon pelanggan terhadap produk atau kepercayaan atau relationship, maka
jasa. perusahaan tidak akan bertahan dalam
BCA dengan reputasinya sebagai jangka waktu yang panjang. Moorman,
penyelenggara sistem e-banking terkemuka Deshpande, dan Zaltman (1993 : 82),
di Indonesia, memanfaatkan teknologi serta mengatakan “trust generally is viewed as
sumber daya manusia yang sangat terlatih, an essential ingredient for successful
telah berhasil memperluas jaringannya baik relationships.”
jaringan konvensional maupun elektronik Merujuk pada pengertian tersebut,
untuk memberikan pengalaman perbankan dapat disimpulkan bahwa kepercayaan
yang paling nyaman bagi para nasabah. memberikan pengaruh yang kuat terhadap
Per 31 Maret 2010 jumlah ATM BCA loyalitas atau kelangsungan hubungan
tercatat sebanyak 6.710 ATM tunai antara perusahaan dengan konsumennya.
maupun non-tunai serta ATM Setoran Disamping itu Morgan dan Hunt (1994)
Tunai yang disediakan di berbagai mengkonseptualisasikan, ”trust as existing
lokasi strategis di seluruh Indonesia. BCA when one party has confidence in a
yang sejak awal memprioritaskan saluran exchange partners reliability and integrity”,
elektroniknya untuk para nasabahnya, dimana kepercayaan muncul ketika adanya
enggan melakukan interkoneksi dengan keyakinan dari pihak konsumen yaitu
jaringan ATM Bersama atau ATM Link. pelanggan pada reliabilitas dan integritas
Itulah sebabnya sebagian besar nasabahnya dari rekan pertukaran. Konsep kepercayaan
pun memilih BCA karena alasan ATM disini adalah kepercayaan nasabah pada
Center BCA yang banyak, mudah penyelenggara transaksi elektronik
ditemukan di mana-mana, dan tidak antri. perbankan, serta kepercayaan pada
Hal tersebut diungkapkan oleh Handitya mekanisme operasional dari transaksi yang
Agung, Pegawai swasta, “Salah satu hal dilakukan.
yang membuat BCA unggul dibandingkan Nasabah menyadari bahwa ATM telah
bank lainnya adalah karena BCA memiliki menjadi kebutuhan vital dalam bertransaksi.
Galery ATM tersendiri, sehingga membuat Dari hasil penelitian diketahui bahwa
nasabahnya merasa nyaman saat meskipun adanya kejahatan cyber,
bertransaksi.” dan Achmad Dz, mayoritas nasabah tetap melakukan
Wiraswasta, “ATM Center BCA paling transaksi secara rutin, seperti penarikan
banyak di Indonesia, tidak antri dan aman. tunai, transfer antar rekening, pembayaran
Selain itu Paspor BCA dapat digunakan tagihan, dan berbelanja dengan kartu debit
untuk transaksi dimana-mana.” BCA.
3. Kepercayaan (X2) adalah variabel
dominan yang mempengaruhi Loyalitas BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Nasabah Pengguna ATM Pasca Isu
Cybercrime (Studi pada Nasabah BCA di L. Simpulan
Surabaya). Berdasarkan hasil analisis data dalam
Dari nilai thitung, dapat dilihat bahwa penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
variabel kepercayaan (X2) memiliki berikut :
pengaruh yang lebih dominan daripada 1. Terdapat pengaruh antara reputasi
variabel reputasi perusahaan (X1) dalam perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2)
mempengaruhi loyalitas nasabah pengguna secara simultan sebesar 75% terhadap
ATM pasca isu cybercrime (Y). loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu
Hal ini sejalan dengan pendapat cybercrime (studi pada nasabah BCA di
Morgan and Hunt (1994), yang Surabaya). sedangkan sisanya 25%
menyebutkan, “Trust is an important dipengaruhi oleh variabel lain di luar
construct catalyst in many transactional variabel yang digunakan dalam penelitian
relationships”, dimana kepercayaan (trust) ini.
secara umum dipandang sebagai unsur 2. Terdapat pengaruh antara reputasi
mendasar bagi keberhasilan relationship perusahaan (X1) dan kepercayaan (X2)
suatu perusahaan. Tanpa adanya secara parsial terhadap variabel terikat yaitu
loyalitas nasabah pengguna ATM pasca isu DAFTAR PUSTAKA
cybercrime. Dan variabel kepercayaan (X2)
mempunyai pengaruh yang dominan Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas
terhadap loyalitas nasabah pengguna ATM Merek. Edisi Terjemahan. Terjemahan
pasca isu cybercrime. oleh Aris Ananda. 1997. Jakarta:
Penerbit Mitra Utama dibawah nama
B. Saran SPEKTRUM.
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian di luar variabel bebas Andreassen, T.W., Lindestad 1998. Customer
yang digunakan dalam penelitian ini, Loyalty and Complex Services:
misalnya faktor pembelajaran atau edukasi International Journal of Service
pihak perbankan kepada nasabahnya Industry Management, (Online), Vol.
mengenai cybercrime, seperti menempelkan 9 No. 1, pp. 7-23,
stiker peringatan untuk mewaspadai (http//www.emerald.com, diakses 16
kejahatan cyber (aksi skimmer) pada mesin Februari 2010).
ATM-nya, penggantian sistem magnetik
strip ke chip pada kartu ATM mengingat Ba, S. 2001. Establishing Online Trust Through
selama ini pencurian data lebih mudah A community Responsibility System.
dilakukan pada sistem keamanan magnetik Decision Support System, Journal of
strip, ataupun mengkombinasikan salah satu Service Industry Management,
variabel dalam penelitian ini dengan (Online), (http//www.emerald.com,
variabel lain di luar variabel dalam diakses 16 Februari 2010).
penelitian ini, mengingat terdapat pengaruh
sebesar 25% dari variabel lain yang tidak Bambani, Arif. 22 Januari 2010. Pengganda
diikut sertakan dalam penelitian ini. Kartu ATM Itu Dijual Rp 1,5 Juta.
2. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat (Online), (www.VIVA-News.com,
diketahui bahwa variabel yang pengaruhnya diakses 6 Februari 2010)).
paling kecil adalah variabel reputasi
perusahaan. Untuk itu perusahaan harus Black, Hair., Tatham, Anderson. 2006.
dapat lebih meningkatkan reputasi Multivariate Data Analysis. Pearson
perusahaan, aspek reputasi perusahaan Education International
dalam hal ini dapat menjadi strategi awal
yaitu dengan menciptakan kesan yang lebih Bloomer, Josee. 2001. Customer loyalty in
baik kepada khalayak melalui peningkatan Extended Service Setting. Journal of
kualitas pelayanan. Media promosi dan Service Industry Management,
periklanan juga merupakan salah satu nilai (Online), Vol. 10, No. 3,
positif dalam upaya penciptaan nama baik (http//www.emerald.com, diakses 16
perusahaan (reputasi) yang lebih baik. Februari 2010)
3. Terkait dengan kejahatan cyber yang marak
terjadi pada mesin ATM, hendaknya Dharmmesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan :
nasabah lebih waspada dan berhati-hati Sebuah Kajian Konseptual Sebagai
dalam bertransaksi, menjaga kerahasiaan Panduan bagi peneliti. Jurnal 130 dan
PIN (Personal Identification Number), serta Bisnis Indonesia, (Online), Vol. 14,
tidak mudah mempercayai orang lain. No. 3, (http//www.proquest.com,
Apabila ditemukan kejanggalan pada mesin diakses 16 Februari 2010)
ATM, segeralah melapor kepada pihak
yang berwajib atau menghubungi nomor Drossos, Dimitris. 2007. Determinants of
customer service resmi dari bank yang Effective SMS Advertising: An
bersangkutan. Sehingga modus kejahatan Experimental Study. Journal of
yang sama tidak akan terjadi berulang kali. Interactif Advertising, (Online), Vol 7,
pp.16-27, (http//www.proquest.com,
diakses 12 Juni 2010).
Engel, James F, dkk. 1992. Perilaku
Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 1. Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty. Edisi
Terjemahan oleh F.X. Budiyanto. Revisi dan Terbaru. Terjemahan oleh
1994. Jakarta: Binarupa Aksara. Dwi Kartini Yahya. 2005. Jakarta:
Erlangga.
Fajri, Anthony. Cyber Crime. (Online),
(fajri@freebsd.or.id - Hamzah, Andi. 1990. Aspek-aspek Pidana di
http://students.ee.itb.ac.id/fajri/publica Bidang Komputer. Jakarta: Sinar
tion, diakses 5 Februari 2010). Grafika, hal: 23-24.

Fitriawati, Eka. 2001. Analisis Pengaruh Hoffman, D.L.,Novak,T.P. and Peralta,M.


Pelayanan Prima Terhadap Reputasi 1999. Building Consumer Trust
Perusahaan. (Skripsi tidak Online: Communications of the ACM.
diterbitkan). Semarang: Universitas (Online), Vol 42 No.4,
Diponegoro. (http//www.emerald.com, diakses 16
Fombrun, Charles J., Gardberg, Naomi. 2000. Februari 2010).
Who’s Top in Coprporate Reputation :
Corporate Reputation Review, Huriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan
(Online), Vol 3, no.1 PP : 13-17. Loyalitas Konsumen: Fokus pada
Henry Stewart Publications, Konsumen Kartu Kredit Perbankan.
(http//www.proquest.com, diakses 12 Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.
Juli 2010).
http://www.detik.com, diakses 26 Maret 2010
Gefen, D and Straub, D. 2001, Managing User
http://www.infobanknews.com, diakses tanggal
trust in B2C E-Service, International
10 Juni 2010
Journal of Electronic Commerce,
(Online), (http//www.proquest.com, http://www.klikbca.co.id, diakses tanggal 2
daikses 16 Ferbruari 2010). Februari 2010
http://www.surabayapost.com, diakses tanggal
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
2 Februari 2010
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas http://www.wikipedia.com, diakses tanggal 2
Diponegoro. Februari 2010
http://www.surabayaraya.co.id, diakses tanggal
Goldsmith, Ronald E., Lafferty, A. Barbara,
1 Desember 2010
dan Newell, Stephen J., 2000. The
Impact of Corporate Credibility and Japarianto, Edwin. dkk. 2007. Analisis Kualitas
Celebrity Credibility on Consumer Layanan sebagai Pengukur Loyalitas
Reaction to Advertisement and Brand. Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya
Journal of Advertising, (Online), dengan Pemasaran Relasional sebagai
Vol.29 No. 3, PP. 43, Variabel Intervening. Jurnal
(http//www.proquest.com, daikses 16 Manajemen Perhotelan, (Online), Vol.
Ferbruari 2010). 3 No. 1, Maret 2007: 34-42,
(http://www.petra.ac.id, diakses 5
Golose, Kombes (Pol) Drs. Petrus Reinhard, Februari 2010).
M.M. Agustus 2006. Perkembangan
Cybercrime dan Upaya Penangananya Jarvenpaa, S.L., dan Tractinsky, N. 1999.
di Indonesia Oleh Polri. Buletin Consumer Trust in An Internet Store :
Hukum Perbankan dan Across Cultural Validation. Journal of
Kebanksentralan, (Online), Vol. 4, Computer-Mediated Communication,
No. 2, Agustus 2006: 29-47, (Online), Dec. 1-35,
(www.4law.co.il, diakses 5 Februari (http//www.emerald.com, diakses 16
2010). Februari 2010).
Akuntansi dan Keuangan, (Online),
Jawa Pos. 23 Januari 2010. “Pantau Ketat Vo. 8, No.1, Mei 2006:35-51,
Mesin ATM”, hal. 33. (http://www.petra.ac.id, diakses 5
Februari 2010).
Junaidi. 2010. Tabel r (Koefisiensi Korelasi Maholtra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran:
Sederhana), df = 1-200. Pendekatan Terapan. Terjemahan.
(http://Junaidichaniago.wordpress.com Edisi keempat. Jilid 1. Jakarta: Indeks.
, diakses 17 Agustus 2010)
Malaga, R.A. (2001), Web-based reputation
Kalsum, Umi dan Darmawan, Agus Dwi. 3 management systems: problems and
Februari 2010. Dana Nasabah suggested solutions, Electronic
Dibobol. (Online), (www.VIVA- Commerce Research, (Online), Vol. 1,
News.com, diakses 6 Februari 2010). pp. 403-17. (http//www.emerald.com,
diakses 16 Februari 2010).
Kertajaya, Hermawan, dkk. 2003. Marketing in
Venus. Jakarta: Gramedia Pustaka Mandalis, Ahmad. 2005. Meraih Loyalitas
Utama. Pelanggan. Jurnal Manajemen
Pemasaran, (Online), Vol. 7, No. 5
Kim, Dan J., Ferrin, Donald L., Rao, H. (http//www.emerald.com, diakses
Raghav. 2008. A Trust-Based 16 Februari 2010).
Consumer Decision-Making Model in
Electronic Commerce: The Role of Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku
Trust, Perceived Risk, and Their Konsumen. Edisi Revisi. Bandung:
Antecedents. Decision Support PT. Refika Aditama.
Systems 44 (Online), pp 544-564,
(http//www.sciencedirect.com, diakses Martowardojo, Agus. 25 Januari 2010.
16 Februari 2010). Pembobolan Bank Turunkan
Kepercayaan Publik. (Online),
Kotler P., Hayes, Thomas, bloom Paul N. 2002. (www.korankompas.com, diakses 6
Marketing Profesional Services, Februari 2010).
Journal of Services Research,
(Online), Vol. 4, No. 11, Moorman, C., Deshpande, R. and Zaltman, G.
(http//www.proquest.com, daikses 16 1993. Constructs Affecting Trust in
Ferbruari 2010). the Market Research Relationships,
Journal of Marketing, (Online), Vol.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2006. 57, No. 1, pp. 81-101.
Manajemen Pemasaran. Edisi kedua (http//www.emeraldinsight.com,
belas. Jilid 1. Terjemahan oleh diakses 16 Februari 2010)
Benyamin Molan. 2007. Jakarta: PT
Indeks. Morgan,R.M. and Hunt, S.D. 1994.
Relationship Between Profiders and
Lee, M.K.O. and Turban, E. (2001), A trust Users of Marketing Research: The
model for consumer internet shopping, Dynamic of Trust Within and Between
International Journal of Electronic Organization, Journal of Marketing,
Commerce, (Online),Vol. 6, No. 1, pp. (Online), Vol. 58, pp. 20-38,
75-91. (http//www.emerald.com, (http//www.proquest.com, diakses 26
diakses 16 Februari 2010). Maret 2010).

Maharsih, Sri dan Fenny. 2006. Analisa Faktor- Mowen & Minor. 2001. Loyalty is a simple.
Faktor yang Mempengaruhi Journal of Service Research, (Online),
Kepercayaan dan Kepercayaan Vol.3, No. 6, (http//myjournals.co.uk,
Terhadap Loyalitas Pengguna Internet diakses 9 Februari 2010).
Banking di Surabaya. Jurnal
Mukherjee, Avinandan and Nath, Prithwiraj. Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001.
2003. A model of Trust in Online Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi
Relathionship Banking. International dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media
Journal of Bank Marketing, (Online), Komputindo.
Vol. 21, pp. 5-15,
(http//www.proquest.com, diakses 26 Setiaatmadja, Jahja. 4 Februari 2010. 2011
Maret 2010). Kartu ATM BCA Gunakan Chip.
(Online), (www.infobanknews.com,
Nguyen, Nha dan Leblanc, Gaston. 2001. diakses 10 Juni 2010).
Corporate Image and Corporate
Reputation in Customers’ Retention Sudarmadi. 2004. Rahasia BCA Mengolah
Decisions in Services. Journal of Nasabahnya. SWA Sembada (Kamis,
Retailing and Consumer Services, 5 Agustus 2004).
(Online), Vol. 8, pp. 227-236,
(http//www.proquest.com, diakses 25 Sugiharto, R. Toto. 2010. Tips ATM Anti
Juni 2010). Bobol. Mengenali Modus-modus
Kejahatan Lewat ATM dan Tips
Pavlou, P.A. dan Chellappa, R. (2002), Cerdik Menghindarinya. Yogyakarta:
Perceived information, security, MedPress.
financial liability, and consumer trust
in electronic commerce transaction, Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Logistic Information Management, Cetakan Ketiga Belas. Bandung :
(Online), Vol. 15, pp. 358-368, Alfabeta.
(http//www.emeraldinsight.com,
diakses 16 Februari 2010). Sularto, Lana. 2004. Pengaruh Privasi,
Raharjo, Budi. 28 Juli 2001. Cybercrime. Kepercayaan dan Pengalaman
IDCERT – Indonesia Computer Terhadap Niat Beli Konsumen
Emergency Response Team, (Online), Melalui Internet, Jurnal Ekonomi dan
(br@paume.itb.ac.id– budi@cert.or.id, Bisnis, (Online), No. 3 Jilid 9,
diakses 5 Februari 2010). (http//www.proquest.com, diakses 26
Maret 2010).
Ratnasingham, P. 1998. The Importance of
Trust in Electronic Commerce. Sulistiarini, Endang. 2008. Pengaruh
Internet Research, International Economic, Resource, dan Social
Journal of Bank Marketing (Online), Content Terhadap Kepercayaan,
Vol. 8, No.4, Kepuasan dan Komitmen Nasabah
(http//www.proquest.com, diakses 26 serta Terhadap Relationship Intention.
Maret 2010). (Skripsi tidak diterbitkan). Surabaya:
Universitas Airlangga.
Riduwan dan Kuncoro, Engkos, Achmad.
2007. Cara menggunakan dan Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen,
Memaknai Analisis Jalur (Path Teori dan Penerapannya dalam
Analysis). Bandung: Alfabeta. Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roberts, K., Varki, S., and Brodie, R. (2003). Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra
Measuring The Quality Of Perusahaan, Building The Corporate
Relationship In Customer Services: Image. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
An Empirical Study, European
Journal of Marketing, (Online), Vol. Taba, Anton. 25 Maret 2009. Cyber Crime,
37 No. 1/2, pp. 169-196, Indonesia Tertinggi di Dunia.
(http//www.proquest.com, diakses 25 (Online), (www.KOMPAS.com,
Juni 2010). diakses 6 Februari 2010).
Tandjung, Jenu Widjaja. 2004. Marketing . 21 Januari 2010. Balreskrim Polri
Management, Pendekatan pada nilai- Usut Pembobolan Bank. (Online),
nilai pelanggan. Malang : Bayumedia (www.liputan6.com, diakses 6
Publishing. Februari 2010).

Tjiptono, Fandy. dkk. 2008, Pemasaran . 23 Januari 2010. Akankah terulang


Strategik. Yogyakarta: Andi Offset. pembobolan bank? (Online),
(www.wawasandigital.com, diakses 6
Utami, Chr. Whidya. 2006. Relationship Effort Februari 2010).
dan Kualitas Layanan sebagai Strategi
Penguat Realtionship Outcomes: . 26 Januari 2010. Pembobolan bank
Sebuah Tinjauan Konseptual dalam di BCA lewat anjungan tunai sekitar Rp 5
bisnis Ritel Modern di Indonesia. miliar. (Online), (www.korantempo.com,
Jurnal Manajemen Pemasaran, diakses 6 Februari 2010).
(Online), Vol. 1, No. 1,
(http//puslit.petra.ac.id, diakses 1 Juli
2010).

Widyarini, Lydia Ari & Putro, A. Wellyan


Toni. 2008. Analisis Hubungan
Faktor-Faktor Technology
Acceptance, Trust dan Risk pada Niat
Nasabah Bank untuk Menggunakan
Internet Banking. The 2nd National
Conference UKWMS. (Online).
(lydiaari@mail.wima.ac.id, diakses 18
November 2009).

Widyastuti, Titis. 2008. Pengaruh Persepsi


Kemudahan Penggunaan, Persepsi
Manfaat dan Kepercayaan Konsumen
terhadap Pengaplikasian Layanan
Mobile Banking, Studi Kasus di Kota
Yogyakarta. (Skripsi tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Yoyakarta.

Zeithaml et al., 1996. Measuring the quality of


relationship in customer service: An
empirical study. European. Journal of
Marketing, (Online),
((http//www.proquest.com, diakses 26
Maret 2010).

. 26 April 2009. Bank BCA Paling


Banyak Dicari. (Online),
(www.KOMPAS.com, diakses 6
Februari 2010).

Das könnte Ihnen auch gefallen