Sie sind auf Seite 1von 29

REFRAT

MODALITAS PEMERIKSAAN
RADIOLOGI PADA TUMOR PAROTIS

Oleh :
Aswin Mujahid G0000053
Haris Agung Nugroho G0006088
Banu Widagdo G0006185
Yessi Perlitasari G0007173
Shabrina Hanifah G0007227

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
PENDAHULUAN

Tiga kelenjar saliva besar dalam mulut : kelenjar parotis,


submandibularis dan sublingualis.

Sebagian besar tumor pada kelenjar saliva terjadi pada


kelenjar parotis (75% - 85%) dan 80% dari tumor ini adalah
adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas).

Keganasan pada kelenjar saliva sebagian besar


asimtomatik, tumbuh lambat, dan berbentuk massa soliter.
Pemeriksaan radiologi menggunakan CT-Scan dan MRI
sangat membantu menegakkan diagnosis.
Untuk tumor ganas, pengobatan dengan eksisi dan
radioterapi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar
50% bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi
(Gregory, 2003).
ANATOMI KELENJAR PAROTIS

Kelenjar parotis merupakan


kelenjar saliva yang terbesar.
Masing-masing beratnya rata-rata
25 gram dan bentuknya irregular,
berlobus, berwarna antara hijau dan
kuning (yellowish)
Terletak di bawah meatus akustikus
eksternus di antara mandibula dan
muskulus sternokleidomastoideus
(Susan, 2005).
Gambar 1. Kelenjar saliva tampak lateral
Vaskularisasi kelenjar parotis
berasal dari arteri karotis
eksterna dan cabang-cabang di
dekat kelenjar parotis. Darah
vena mengalir ke vena jugularis
eksterna melalui vena yang
keluar dari kelenjar parotis

Ada 10 kelenjar limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis. Kelenjar


limfe ini mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada
cabang petrosus dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada
ganglion otikus. Serabut postganglionic mencapai kelenjar melalui
saraf auriculotemporal (Susan, 2005).
TUMOR PAROTIS
DEFINISI
Tumor : massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan
jaringan normal (Robbins; Kumar, 1995).

Tumor parotis : massa jaringan abnormal pada


kelenjar parotis yang tumbuh secara berlebihan.
ETIOLOGI

Belum diketahui secara pasti


Kemungkinan :
Faktor lingkungan ( misal :paparan radiasi pada Warthin’s
tumor )
Faktor genetik ( Monosomi & polisomi : sedang diteliti)
INSIDENS
Terdapat 2500 kasus barus tumor kelenjar saliva per
tahun
80% berupa kasus tumor parotis
Dari seluruh kasus, 70 s.d. 80 % kasus benigna
(Sanford, 2010)
GEJALA DAN TANDA
Tanda :
Gejala :
•Tumor parotis benigna
•Tumor parotis benigna Benjolan bisa digerakkan
•Benjolan di depan telinga Soliter
•Pasien tidak dapat menggerakkan Konsistensi keras
salah satu sisi wajah
•Asimtomatis (81% kasus tumor •Tumor parotis maligna
parotis benigna) •Benjolan terfiksasi
•Konsistensi keras
•Tumor parotis maligna •Tumbuh cepat
•Benjolan didepan telinga
•Nyeri (12% kasus)
•Paralisis nervus facialis (7%)
DIAGNOSA TUMOR PAROTIS

Anamnesis dengan cara menanyakan kepada


penderita atau keluarganya tentang :

a. Keluhan

b. Perjalanan penyakit ( progresivitas penyakit)

c. Faktor etiologi dan resiko

d. Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil


pengobatannya (Peraboi, 2003)
Pemeriksaan Fisik

1. Status general

• Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki,


tentukan :

1. Penampilan

2. Keadaan umum

3. Apakah ada tanda dan gejala metastase jauh


2. Status lokal
Inspeksi (termasuk intraoral, adakah pendesakan
tonsil/uvula)
Palpasi (termasuk palpasi untuk menilai konsistensi,
permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi n.VII,VIII,IX,X,XI,XII

3. Status regional

• Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening


leher ipsilateral dan kontralateral. Bila ada pembesaran
tentukan lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan
mobilitasnya (Peraboi, 2003).
Pemeriksaan Radiologis

1. Foto Polos

2. Ultrasonografi

3. CT-Scan

4. MRI
FOTO POLOS

Jarang digunakan untuk


evaluasi gld. Salivatorius
major
Memiliki keterbatasan klinis
hanya dapat mengidentifikasi
kalsifikasi gigi
Sialolit dan kalsifikasi soft
tissue lebih mudah
diidentifikasi menggunakan
USG dan CT Scan
USG
Untuk mengevaluasi kelainan
vaskuler dan pembesaran jaringan
lunak dari leher dan wajah,
termasuk kelenjar saliva dan
kelenjar limfe.
Dapat membedakan massa yang
padat dan kistik
Kerugian : penggunaan terbatas
pada struktur superficial karena
tulang akan mengabsorpsi
gelombang suara
Warthin tumor of the right parotid gland: gambaran USG kelenjar parotis kanan di atas
menunjukkan dengan jelas massa hipoechoic pada sepertiga pertengahan kelenjar. Ukuran 2.7 x
1.8 cms, massa menunjukkan peningkatan ringan akustik di posterior (gambaran adenoma
pleimorfik). Doppler menunjukkan adanya sedikit pembuluh darah pada massa.
C T SCAN
Penampang tajam dan pada dasarnya
mengelilingi lesi homogen yang
mempunyai suatu kepadatan yang
lebih tinggi dibanding glandular
tissue.

Tumor mempunyai intensitas lebih


besar ke area terang (intermediate
brightness)
Axial CT Scan : terlihat massa
Foci dengan intensitas signal rendah soft tissue ireguler pada
(area gelap/ radiolusen) area kelenjar parotis kanan (tanda
fibrosis atau kalsifikasi distropik panah)
CT Scan pada Tumor Parotis:

Untuk mengetahui lokasi dan besar tumor,


Deteksi lesi, batas tumor,
Batas lesi,aspek lesi,
Kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya,
Gambaran intensitas dari lesi, keberhasilan pemakaian
medium kontras,
Aspek lesi setelah injeksi medium kontras,
Deteksi kapsul dan resorpsi tulang yang terjadi di
sekitar lesi tersebut (Sjamsuhidayat, 1997)
Gambar. Tumor pada kelenjar parotid wanita, 57 tahun. Pinggir tumor, batas tumor di
deteksi dengan CT Scan. Kalsifikasi di deteksi dengan CTI
(A) Tumor tidak homogen, intensitas signal intrermediet pada CTI.
(B) Setelah pemakaian medium kontras tumor menunjukkan peningkatan yang tidak
homogen pada CE CTI
MRI
MRI merupakan salah satu modalitas
penanganan dari tumor parotis
MRI digunakan untuk menilai
keberadaan tumor dan struktur di
sekitarnya
Dalam menilai adanya lesi perlu
diperhatikan jumlah, lokasi, ukuran,
bentuk, tepi, pengisian kontras, dan
signalnya
Massa parotis benigna : tepi halus, Warthins tumor (T2)
garis kapsul yang kaku
Malignansi grade rendah : pseudokapsul, gambaran
radiografi seperti lesi benigna
Malignansi grade tinggi : memiliki tepi dengan gambaran
infiltrasi
Adenoma pleomorfik : gambaran T1 menunjukkan intensitas
yang moderat dengan isointens atau hiperintens pada T2, dan
meningkat dengan pengisian kontras
Warthin’s tumor : gambaran T1 menunjukkan intensitas
yang moderat sampai hipointense, biasanya bilateral, dan tidak
meningkat pada pengisian kontras
Malignansi grade tinggi : gambaran T1 dan T2 menunjukkan
hipointense
Warthins tumor (T1) Warthins tumor
(Setelah pemberian kontras)
Adenoma pleomorfik (T2) Adenoma pleomorfik (T1)
Gambar
A. Seorang wanita 48 tahun dengan carcinoma ex pleomorphic adenoma
B.Apparent Diffusion Coefficient (ADC) menunjukkan hiperseluler dengan karsinoma
(tanda panah), sedangkan komponen intermediet dan medial hiposeluler dengan
pleomorphic adenoma (tanda panah bengkok)
(Kato, 2008).
DIAGNOSIS BANDING

Inflamasi : Abses/sellulitis/reactive adenopathy, Benign


lymphoepithelialcysts (AIDS), Autoimun/Sjogren syndrome
Benign tumor : Benign mixed tumor (pleomorphic adenoma),
Warthin tumor, Lipoma
Malignansi : Mucoepidermoid carcinoma, Adenoid cystic
carcinoma; Non-Hodgkin lymphoma, Malignant mixed tumor;
Metastasis : Skin squamous cell carcinoma atau melanoma,
Breast atau lung carcinoma
PENATALAKSANAAN
1.Tumor operable
Pembedahan
Radioterapi post bedah

•Tumor non operable


• Radioterapi
• Kemoterapi
3. Metastasis KGB (N)
Terapi utama
•Operabel : deseksi leher radikal (RND)
•Inoperabel : radioterapi + kemoterapi preoperatif

• Terapi tambahan
Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

• Metastasis Jauh (M)


Terapi paliatif : khemoterapi
PROGNOSIS
Bergantung pada histologis, perluasan lokal, besarnya
tumor, metastase ke kelenjar leher
Jika ada kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih
buruk
Tumor maligna, pengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%

Das könnte Ihnen auch gefallen