Sie sind auf Seite 1von 6

ALAT ALAT OPTIK A.

PEMANTULAN CAHAYA

Mapel : Fisika Kelas : X SMA Muhammadiyah

Terdiri dari pemantulan teratur : pemantulan oleh permukaan yang halus dan pemantulan baur: pemantulan oleh permukaan kasar. Hukum pemantulan cahaya ( Hukum Pemantulan Snellius), yaitu : (1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan berpotongan di satu titik pada bidang itu. (2) Sudut antara sinar pantul dan garis normal (Sudat pantul) sama dengan sudut antara sinar datang dan garis normal ( sudut datang ). Garis Normal adalah garis yang tegak lurus bidang datar. Pemantulan pada cermin: a. Cermin datar: bayangan maya, sama dengan benda, terbalik kanan dan kiri. Panjang cermin minimum = x tinggi orang.

b. Cermin cekung (fokus positif) dan cermin cembung (fokus negatif) berlaku rumus: 1 1 1 h' s ' = + M = = dan f s s' h s
Hukum Pembiasan/ hukum Snellius: a.Sinar datang, sinar bias, dangaris normal terletak pada satu bidang datar. b.Hubungan sudut datang dan sudut bias: n1 sin 1 = n2 sin. Indeks bias a. Indeks bias mutlak: n = b. Indeks bias relatif

Garis normal (n)

Sinar datang

sin i sin r
atau

Medium I (n1)

n1 sin i = n2 sin r

sin i n 2 = = n 21 sin r n1

Medium II (n2) Sinar Bias

c. Pemantulan sempurna sin ik =

n2 n1

d. Pembiasan pada kaca plan paralel: t=

d sin(1 r ) cos r

Lensa Tipis Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang permukaan, yang salah satu atau kedua permukaan merupakan bidang lengkung. Lensa ada 2, yaitu lensa cembung (lensa positif atau lensa konveks /lensa konvergen) dan lensa cekung (lensa negatif atau lensa concave / lensa divergen) Jenis lensa : 1. Bikonveks (cembung rangkap) 2. plankonveks (cembung datar) 3. konkafkonveks (cembung cekung) Rumus-rumus pada lensa:

1 1 1 = + f s s'
Keterangan : f = jarak fokus s= jarak benda s= jarak bayangan

P=

1 dan f

M =

h' s ' = h s
n= indeks bias n1= indeks bias medium I n2 = indeks bias medium II i= sudut datang r= sudut bias P= Kekuatan lensa

M= Perbesaran bayangan h= tinggi benda h= tinggi bayangan

B. ALAT-ALAT OPTIK Alat optic adalah penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Yang termasuk alat-alat optik antara lain : 1. Mata 2. Kamera 3. Proyektor 4. Mikroskop 5. Lup 6. Teleskop / teropong

1. Mata
a. Bagian- bagian mata : 1.Kornea yaitu bagian depan mata yang memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput bening, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung 2. Aquaeous humor yaitu cairan dibelakang kornea yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk dalam mata. 3.Lensa mata atau lensa kristalin yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa. Lensa mata merupakan lensa cembung. 4.Iris yaitu selaput didepan lensa mata yang membentuk celah lingkaran dan berfungsi memberi warna pada mata.

Gambar 1. Bagian bagian mata

5.Pupil / anak mata yaitu celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang mengenai mata. 6. Retina atau selaput jala yaitu bagian yang berfungsi sebagai layer untuk menangkap bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil yang dibdentuk oleh lensa mata. 7 Saraf optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga sinyal-sinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh retina. 8. Bintik Kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya. Agar bayangan terlihat jelas, bayangan harus terbentuk di retina tepat di bintik kuning. 9. Otot siliar berfungsi untuk memfokuskan lensa mata b. Cacat Mata / aberasi 1. Rabun Jauh (miopi) Rabun jauh atau miopi adalah mata yang lensanya terlalu kuat mengumpulkan sinar sehingga sinar dari benda jauh tak terhingga difokuskan didepan retina . Untuk dapat melihat benda di titik jauh tak terhingga, mata miopi memerlukan lensa tambahan yang bersifat menyebarkan berkas sinar (lensa negatif) sehingga sinar dari benda titik jauh tak terhingga difokuskan di retina. 2. Hipermetropi (rabun dekat) Rabun dekat atau hipermetropi disebabkan karena lensa mata terlalu lemah. Untuk melihat benda di titik jauh tak terhingga ia mampu, tetapi untuk benda dititik dekat normal (25 cm) ia tidak mampu melihat dengan jelas. Untuk dapat melihat benda pada jarak 25 cm (titik dekat normal), mata memerlukan lensa tambahan yang bersifat mengumpulkan sinar (lensa positif). 3. Presbiopi (mata tua) Pada penderita presbiopi, titik dekat mata lebih jauh dari titik dekat mata normal dan juga titik jauh mata lebih kecil dari titik jauh mata normal. Penderita presbiopi dibantu dengan lensa negatif untuk melihat jauh dan lensa positif untuk melihat dekat. 4. Astigmatisme Astigmatisme disebabkan karena keadaan kornea yang tidak begitu bulat / sferis tetapi memiliki kelengkungan yang berbeda pada satu bidang terhadap bidang lainnya. Hal itu menyebabkan kekaburan bayangan benda berupa titik menjadi garis pendek. Astigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa silindris. Gangguan penglihatan berupa: rabun jauh miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi) dan astigmatisma.

2. KAMERA Kamera adalah alat optik buatan yang berfungsi memindahkan objek ke media penyimpan/film. Kamera sederhana terdiri atas :

- Lensa cembung ( lensa positif) berfungsi untuk membentuk bayangan. - Diafragma (bukaan yang dapat diatur) berfungsi mengatur banyaknya intensitas cahaya yang mengenai film. - Shutter ( rana / penutup ) yang dapt dibuka dalam waktu singkat serta dapat di variasikan
- Kotah kedap cahaya

- Film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa cembung/ lensa positif.
Shutter ( penutup / pembuka lensa )

Diafragma

Kotak kedap cahaya

film Objek

Lensa Pemfokusan

Gambar 2. diagram kamera sederhana Bayangan yang terbentuk pada film bersifat sejati, terbalik dan diperkecil. Persamaan yang digunakan untuk menentukan jarak bayangan adalah persamaan lensa tipis :

1 1 1 = + f s s'
3. PROYEKTOR

Dimana f = jarak fokus (m) s = jarak benda (m) s = jarak bayangan (m)

Proyektor adalah alat optik yang berfungsi memproyeksikan gambar diapositif sehingga nyata dan diperbesar pada layar. Proyektor untuk slide atau film memiliki cara kerja yang hampir berkebalikan dengan kamera. Jenis proyektor yang banyak digunakan di sekolah adalah OHP ( Over Head Proyektor ). Cahaya dari lampu melalui slide atau film dan lensa proyeksi menghasilkan sebuah bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Cara kerja OHP : Cahaya dari lampu melewati potongan plastik yang jernih, yang merupakan sebuah lensa fresnel (lensa konvergen) yang bersifat mengumpulkan cahaya. Di atas lensa fresnel, diletakkan objek. Sinar dari lensa fresnel diarhkan ke lensa proyeksi. Setelah meninggalkan lensa proyeksi, sebuah cermin datar bayangan sehingga terbentuk bayangan tegak pada layar. Jarak antara lensa proyeksi dan objek dapat diatur agar menghasilkan bayangan tajam di layar.
Gambar 3. Bagian bagian OHP Lensa proyeksi Layar Transparansi Lensa fresnel lampu Cermin datar B a y a n g a n

dalam posisi miring memantulkan dan membalik (objek)

4. MIKROSKOP Mikroskop adalah: alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil pada jarak yang dekat. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Zacharias Jannsen dari Belanda pada tahun 1590. Perbesaran pada Mikroskop Perbesaran total pada mikroskop; Mtot = Mob x Mok ....pers.4.1 a. Mata berakomodasi maksimum
' ' hob s ob = Dimana : Mob = dan Mok = h0b s ob

Lensa okuler

Bayangan nyata

Lensa objektif Benda Sumber cahaya Gambar 4. Bagian bagian mikroskop

sn f +1 ok

Maka Perbesaran totalnya (Mtot) dapat ditulis : Mtot = b. Mata tidak berakomodasi Dimana Mob =
' ' hob s ob = h0b s ob

....pers.4.2

dan

Mok =

sn f ok


....pers.4.3
'

Mtot =

Panjang mikroskop (L) merupakan jarak antara objektif dan okuler, yaitu Keterangan : Mtot = Perbesaran total Mob = Perbesaran lensa objektif Mok = Perbesaran lensa okuler h ob = Panjang bayangan lensa objektif 5. LUP / KACA PEMBESAR
' '

L = S ob + Sok

h ob = Panjang benda lensa objektif s ob = Jarak bayangan lensa objektif sob = Jarak benda lensa objektif sok = Jarak benda lensa okuler

Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar dan jelas ( memperbesar bayangan ) Perbesaran Anguler / Perbesaran Sudut Lup Mata

s = - sn Gambar 5.1. Benda diletakkan di titik dekat mata Lup Mata

h h F s = - sn Gambar 5.2. Benda yang sama dengan gambar (5.1) dilihat dengan menggunakan Lup

Perbesaran anguler / perbesaran sudut (Ma) adalah perbandingan antara sudut penglihatan dengan menggunakan alat optik ( ) dan sudut penglihatan tanpa menggunakan alat optik ( ) Secara matematik ditulis a. Mata berakomodasi maksimum Perbesaran anguler Lup : Ma = Ma =


sn s

................Pers.5.1

................Pers.5.1.1

Agar mata berakomodasi maksimum, lup membentuk bayangan maya dititik dekat mata sehingga s = -sn. Dengan menggunakan rumus lensa

1 1 1 + = f s s'
Ma =

maka perbesaran anguler lup menjadi

sn +1 f

..............Pers.5.1.2

Apabila bayangan yang dibentuk lup terletak pada jarak x di depan mata (s = -sn), maka mata berakomodasi pada jarak x. Perbesaran lup untuk mata berakomodasi pada jarak x dengan penalaran yang sama akan

diperoleh :

Ma =

sn sn + f x

............................Pers. 5.2

b. Mata tidak berakomodasi ( Rileks ) Untuk mata yang tidak berakomodasi, bayangan yang ditimbulkan oleh lup harus terletak di jauh tak terhingga. Dengan kata lain benda terletak di fokus lup ( s = f ) Perbesaran anguler lup menjadi Ma =

sn f

...........................Pers. 5.3

6. TELESKOP / TEROPONG Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang-bintang agar tampak lebih dekat dan jelas. Teropong di bagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Teleskop bias, yang terdiri dari beberapa lensa 2. Teleskop pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa Teleskop Astronomi yang dilukiskan secara sketsa pada gambar 6 terdiri atas dua lensa positif yang berfungsi sebagai objektif dan okuler. Objektif membentuk bayangan nyata dan terbalik, sedangkan okuler digunakan sebagai lup untuk melihat bayangan. objektif fob

fok

okuler Ke mata

f ob f ok

Fob h

Fok

M=

Bayangan di

Sinar dari benda sangat jauh Gambar 6. Teleskop Astronomi Pada gambar di atas, sinar dari benda yang terletak sangat jauh berupa berkas sejajar dibiaskan oleh objektif dan terbentuk bayangan dengan tinggi h di fokus objektif sekaligus juga fokus okuler. Jadi panjang teleskop adalah : L = fob + fok Perbesaran total teleskop (sudut / anguler) dihitung dengan menggunakan persamaan : Ma =

f ob f ok

SUHU DAN KALOR


A. SUHU DAN SKALA PADA TERMOMETER Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin mempunyai suhu yang rendah. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Contoh, ketika kita memanaskan sebatang besi maka besi akan memuai. Begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu di bawah nol maka air tersebut berubah menjadi es. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Berdasarkan sifat termometrik inilah sebuah termometer dibuat. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda. Untuk menentukan skala termometer maka dipilih dua titik tetap, yaitu titik tetap atas dan titik tetap bawah. Skala pada termometer yang telah kita kenal ada 4, yaitu :

1. Skala Celcius (C) 2. Skala Reamur (R) 3. Slaka Fahrenheit (F), dan 4. Skala Kelvin (K)
Rumus Konversi dari : 1. Celcius (C) ke Kelvin (K) 2. Celcius (C) dan Fahrenheit (F) 3. Celcius (C) dan Reamur (R) 4. Fahrenheit (F) dan Reamur (R) : : : : K = C + 273

C= C= F=

5 9

( F 3 2) R
maka

maka

F= R=
4 5

9 5

C+ 32

5 4 9 4

C
4 9

R+ 32

maka

R=

F 32

Contoh soal :

1. Alkohol-Etil mendidih pada 78,5 oC dan membeku pada -117oC pada tekanan 1 atm. Nyatakan kedua suhu
ini dalam : (a) Kelvin (b) Fahrenheit Penyelesaian : Diket : Titik Didih alkohol-etil = 78,5oC Titik beku alkohol-etil = -117oC Dit : (a) Titik didih dan titik beku alkohol-etil dalam K (b) Titik didih dan titik beku alkohol-etil dalam Fahrenheit Jawaban : (a) Titik didih dalam Kelvin (K) K = C + 273 = 78,5 + 273 = 351,5 K Titik beku dalam Kelvin (K) K = C + 272 = -117 + 273 = 156 K
o

(b) Titik didih dalam Fahrenheit (F) F=


9 5
5

C+ 32

= 9 (7 8 5 ) + .o = 173oF

32

Titik beku dalam Fahrenheit (F) F=


9 5
5

C+ 32

o = 9 ( 1 1 7 ) +

32

Das könnte Ihnen auch gefallen