Sie sind auf Seite 1von 20

Seri Berpikir Holistik: Keunggulan Antibiotik Alami Sebelum Ditemukannya Antibiotik Modern

10/01/2010 oleh Dt Awan Tinggalkan sebuah Komentar

Masyarakat termasuk professional kesehatan masih banyak yang salah paham dengan menganggap bahwa temuan antibiotik sintetis modern lebih unggul dibandingkan antibiotik alami. Tahukah Anda bahwa madu, propolis, bawang putih dan minyak kelapa murni, sebenarnya termasuk dalam golongan antibiotik alami super? Keempat bahan alami ini selain berfungsi sebagai makanan, mereka juga berfungsi sebagai antibiotik, peningkat vitalitas, menormalkan kolesterol, menurunkan hipertensi, antikanker, dan membantu untuk penyembuhan sakit jantung. Ah, mana mungkin sejarah modern malah mencatat penemuan penicillin sebagai salah satu temuan besar sepanjang sejarah!?!? OK, untuk lebih jelasnya, saya ajak Anda menyimak artikel liputan6.com berikut ini. . Hati-Hati Mengonsumsi Antibiotik Berlebihan Liputan6.com, Lantana. Hampir semua orang pernah menjadi pengguna antibiotik, baik dalam bentuk tablet, sirup maupun obat oles. Antibiotik telah 70 tahun lebih digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, baik untuk penyakit serius maupun ringan. Di antaranya tuberkulosis, kolera, infeksi kandung kemih dan radang amandel. Tapi, selama ini, semuanya dapat diatasi dengan antibiotik. Belakangan, menurut Constanze Wendt dari Lembaga Ilmu Kesehatan di Heidelberg, sebagaimana dirilis situs kapanlagi, dalam sejumlah kasus, mengonsumsi antibiotik secara tepat bisa mempengaruhi bakteri usus dan dapat memicu diare. Reaksi alergi kulit juga dapat terjadi jika obat oles yang mengandung antibiotik digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Mengonsumsi alkohol saat sedang menggunakan antibiotik, ingat Wendt, juga sangat berbahaya. Itu dapat memicu komplikasi pada hati sebagai dampak penggunaan alkohol, terangnya.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, April lalu, sempat membahas kasus resisten obat dalam konferensi di Beijing. WHO berpesan, penyakit berbahaya telah menyebar ke seluruh benua dan meningkat dengan cepat. Diperlukan langkah tepat bagi pasien penderita resisten obat, ingat WHO. Kendati demikian, badan dunia untuk kesehatan ini memprediksi, hanya 1 persen kasus pasien resisten menerima perawatan yang tepat tahun lalu. Kami berjuang keras mengatasi pasien resisten obat, kata CDC epidemiologi, Dr Laurie Hicks, kepada Associated Press. Associated Press juga merilis temuan wabah penyakit resisten obat antibiotik di beberapa negara. Seperti di Kamboja, para ilmuwan mengkonfirmasi munculnya kasus pasien resisten obat malaria. Kasus ini bisa mengancam upaya pengobatan penyakit yang telah membunuh 1 juta orang setiap tahun. Di Afrika, ditemukan kasus baru dalam pengobatan HIV. Para ilmuwan dilaporkan menemui kesulitan mengobati strain HIV yang terdeteksi pada 5 persen pasien baru. Tingkat resistensi obat HIV yang telah membunuh 30 persen pasien HIV di seluruh dunia, juga cenderung meningkat. (ETA) Sumber: Liputan6.com . Antibiotik Sebenarnya Sudah Ada dan Digunakan Di Jaman Kuno

Seperti Anda baca di artikel Liputan6.com di atas, antibiotik modern ternyata memiliki efek samping dan resistensi tubuh (penolakan dari tubuh pasien) yang mengkhawatirkan. Antibiotik sintetis modern, selain membunuh bakteri penyebab sakit, juga membunuh bakteri menguntungkan yang HARUS ada dalam tubuh kita. Tanpa bakteri menguntungkan ini, kita bisa MATI. Disamping resistensi tubuh terhadap antibiotik modern ini, banyak bakteri yang juga kebal atau tidak mempan lagi terhadapnya. Antibiotik alami yang sudah ada sejak dunia dijadikan dan telah lama digunakan ribuan tahun yang lalu, sebenarnya jauh lebih unggul dibandingkan temuan antibiotik modern, termasuk

penicillin. Beberapa antibiotik alami super tersebut adalah madu, propolis, bawang putih, dan minyak kelapa murni. Sekarang saya ajak Anda untuk membaca artikel Trubus mengenai Propolis, salah satu antibiotik super: Perang Propolis sudah digunakan sejak zaman purba. Bapak kedokteran, Hipokrates (460-370 SM) menganjurkan konsumsi propolis sebagai obat untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Pada era itu propolis digunakan untuk mengatasi beragam gangguan kesehatan seperti mag, luka, borok, dan bisul. Propolis mempercepat pengeringan luka. Luka Ketika perang Boer di Afrika Selatan (1888-1902) berkecamuk, propolis berkhasiat sebagai antibiotik. Perang itu merupakan perlawanan kemerdekaan kaum Boer terhadap penjajahan Inggris. Propolis dicampur dengan minyak jeli dan dioleskan pada luka untuk mencegah terjadinya infeksi. Cara itu terbukti ampuh dan efektif melawan bakteri yang resisten terhadap beberapa antibiotik seperti penicillin, ampicillin, methicillin, dan streptomycin. (Red: Anda perlu ingat bahwa Propolis sebenarnya sangat efektif melawan bakteri yang sudah kebal terhadap penicillin dan antibiotik modern lainnya). Plester Apa obat luka tak kunjung sembuh? Pada zaman Aristoteles (384-322 SM) obat luka tak kunjung sembuh adalah propolis. Propolis di masa itu dimanfaatkan sebagai perekat plester untuk menutup luka. Selain itu propolis juga digunakan untuk mengatasi bengkak, gangguan pencernaan, dan hati. Aristoteles menulis resep penggunaan propolis dalam buku berjudul Historia Animalium. Sumber: Trubus-online.co.id . Semua Orang Mau Tidak Mau Harus Beralih ke Pengobatan Alami Mengapa saya menulis artikel ini adalah karena saya bermaksud untuk mengajak semua orang termasuk semua praktisi medis konvensional, mulai beralih dari pengobatan obat kimia ke pengobatan alami. Antibiotik modern adalah salah satu dari sekian banyaknya obat kimia di dunia ini yang seringkali dipropmosikan atau dipublikasikan lebih paten serta lebih bisa dipercaya jika dibandingkan pengobatan alami. Mengapa harus beralih? Apa salahnya dengan pengobatan obat kimia dengan pengobatan alami?

Disisi tertentu, pengobatan obat kimia tidak ada salahnya dan sangat berguna, tapi jika Anda teliti lebih mendalam lagi, pengobatan kimia akan menjadi boomerang dan bom waktu bagi kita manusia serta lingkungan. Saya tidak mengatakan bahwa SEMUA obat kimia tidak perlu lagi diproduksi dan dikonsumsi. Tidak, karena 1% dari semua obat kimia yang ada juga bermanfaat dan memang diperlukan. Yang HARUS kita sadari dan lakukan adalah semua orang mau tidak mau HARUS BERALIH ke pengobatan alami. Kita semua termasuk praktisi medis konvensional, harus RENDAH HATI dan bersedia untuk memakai alam untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Tahukah Anda apa yang terjadi jika 250 juta penduduk Indonesia memproduksi dan mengonsumsi obat kimia, kemudian membuangnya ke air dan tanah kita? Itu berarti dalam setahun, sudah berton-ton obat kimia telah kita produksi dan konsumsi, yang kemudian telah meracuni kita dan anak cucu kita. Itu berarti dalam setahun, sudah berton-ton obat kimia telah kita buang dan mencemari alam Indonesia tercinta. Apakah Anda mau minum air dan makan hasil pertanian yang telah tercemari obat-obatan kimia dan memberikannya kepada keluarga Anda? Menyadari hal ini kita perlu beralih kembali ke pengobatan alami, yang tidak akan meracuni kita dan yang ramah lingkungan. Mau tidak mau, KITA SEMUA (bukan segelintir orang saja) HARUS mengganti obat-obatan kimia tersebut dengan pengobatan yang AMAN. Alamlah jawabannya yang menawarkan solusi kesehatan yang AMAN TANPA EFEK SAMPING, DAN MURAH bagi kita semua. Kini pengobatan tidak harus kimia dan operasi. Alam pun memiliki keajaiban yang jauh melebihi pengobatan medis LAMA, disajikan secara modern oleh cabang pengobatan holistik modern. Perlu diketahui bahwa semua jenis penyakit yang ada di dunia ini, sebenarnya bisa disembuhkan tanpa harus memakai obat kimia dan operasi. Stroke, kanker, diabetes, epilepsy, autisme, lupus, sakit ginjal, depresi, multiple sklerosis, AIDS, dan penyakit berat lainnya, bisa disembuhkan secara alami, tanpa harus memakai obat kimia dan operasi. Yang mengatakan supaya kita harus beralih ke pengobatan alami bukan hanya saya, tapi juga jutaan orang lainnya termasuk para dokter, professor, dan ilmuwan lainnya. Oleh karena kehebatan iklan marketing perusahaan obatlah yang membuat seolah-olah obat kimia dan operasi jadi lebih unggul, paten, serta lebih bisa dipercaya dibandingkan pengobatan alami. Bahkan ketiga tokoh dunia sepanjang masa berikut juga berkata sama dengan kami: Dokter masa depan tidak lagi memberi obat, namun akan menempatkan kepentingan pasiennya dalam rangka bimbingan kemanusiaan, bimbingan pengaturan pola makan, dan mengenai penyebab serta pencegahan penyakit. Thomas Alva Edison Salah satu tugas utama seorang dokter adalah mendidik masyarakat untuk tidak mengambil obat kimia

Sir William Osler, MD (Bapak Kedokteran Modern) Hendaklah makanan menjadi obatmu dan obat menjadi makananmu. Hippocrates (Bapak Kedokteran) Dengan mengikuti program terapi maupun visi-misi Healindonesia Group, Anda telah berpartisipasi dalam melindungi generasi mendatang dan alam Indonesia dari pencemaran obat kimia yang penuh dengan efek samping dan tidak ramah lingkungan. Perubahan diawali dari diri sendiri, lalu menularkannya ke orang lain, untuk menyembuhkan satu bangsa. Mari bersama-sama kita sembuhkan Indonesia dengan pengobatan alami! Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan) Mengenal Jenis Tanaman Antibiotik Quote: Ada bermacam-macam tanaman yang dapat digolongkan sebagai tanaman antibiotik. Tanaman antibiotik memiliki keunggulan dibandingkan bahan antibiotik lain yang sudah dibuat dalam bentuk jadi siap dipakai, karena bahannya masih segar dan alami. Kini banyak dilakukan pengobatan dengan tanaman antibiotik yang lebih dikenal dengan pengobatan herbal/tumbuhan. Selain efek sampingnya lebih kecil, pengobatan dengan tanaman antibiotik tidak memerlukan biaya yang mahal.

Spoiler for Fungsi Tanaman Antibiotik:

Tanaman antibiotik ini memiliki banyak fungsi untuk kesehatan, antara lain: Sebagai penghambat dan penekanan pertumbuhan mikroorganisme (seperti bakteri dan virus) yang merugikan dan berbahaya dalam tubuh secara alami. Mencegah dari berbagai gejala penyakit dengan cara yang alami.

Spoiler for Macam-macam Jenis Tanaman Antibiotik dan Khasiatnya:

Quote: Berbagai macam jenis tanaman antibiotik tumbuh di Indonesia dan mudah untuk dicari. Tanaman antibiotik ini mudah untuk dibudidayakan dan tidak memerlukan tempat yang luas.

Jenis tanaman antibiotik antara lain: Kunyit Spoiler for Kunyit: Jenis tanaman rimpang ini mudah didapatkan dan ditanam di sekitar kita. Selain sebagai bumbu masakan, kunyit ini termasuk tanaman antibiotik yang memiliki banyak khasiat terutama kandungan senyawa di dalamnya yang bisa menghambat kanker dan penyakit lain yang berbahaya. Selain itu, kunyit dapat membantu melancarkan peredaran darah, mengurangi rasa sakit di perut juga untuk membantu untuk menekan pertumbuhan kuman di dalam tubuh. Lidah mertua Spoiler for Lidah mertua: Lidah mertua ini sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai tanaman penghias rumah. Tapi ternyata, banyak manfaat dari tanaman antibiotik ini terutama bagian daunnya. Daun lidah mertua yang berbentuk panjang ini memiliki sebuah senyawa yang disebut dengan Abamagenin. Nah, senyawa inilah yang berguna untuk membantu memperlancar pernafasan, untuk mengurangi keluhan batuk juga menyembuhkan radang. Selain itu, tanaman lidah mertua ini juga bersifat polutan yaitu dapat membersihkan udara disekitarnya dari polusi. Hebat bukan? Nah, tidak ada salahnya jika Anda menanamnya di rumah. Sambiloto Spoiler for Sambiloto: Tanaman ini memang mirip dengan tanaman liar, tapi sangat berkhasiat bagi kesehatan. Tanaman antibiotik ini dapat mencegah penyakit kanker juga untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh. Selain itu sambiloto juga mengandung sebuah senyawa yaitu flavonoid yang sangat baik dalam membantu melancarkan peredaran darah, serta adanya zat kimia lain yang terkandung seperti kalium yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Kayu manis Spoiler for Kayu manis: Kayu manis ini termasuk sebagai tanaman antibiotik karena mampu mencegah pertumbuhan bakteri dan mengurangi gejala berbagai macam penyakit seperti influenza dan sinusitis. Minyak yang terkandung di alamnya juga dapat bermanfaat sebagai aromaterapi. Cara membuatnya adalah dengan direbus bersama air dan diminum secara teratur.

Menggunakan tanaman antibiotik sebagai alternatif dalam pengobatan sangat baik dan mengurangi efek samping bagi tubuh. Mulailah menanam tanaman antibiotik ini di rumah, agar

selalu tersedia dan dapat digunakan sewaktu-waktu.

Kalo berkenan dengan postingan newbee bagi

dong gan, atau

ya gan..

Kalo kurang berkenan jangan di Ditunggu komentarnya gan...

ya gan

Terimakasih agan/aganwati semua

Spoiler for update: Bawang putih Spoiler for Bawang putih: Konsensus umum bidang ini menunjukkan bahwa bawang putih adalah antioksidan alami terbaik yang ada. Ada sedikit tidak lakukan untuk membersihkan darah dari semua jenis patogen. Ini membersihkan tubuh dari semua bakteri berbahaya dan bertindak sedikit mirip penisilin dalam tubuh. Selain efek pembersihan pada sistem, juga membangun kekebalan terhadap infeksi lebih lanjut. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi ringan pada hidung dan tenggorokan. Cassia Italica Spoiler for Cassia Italica: Pohon ini tumbuh terutama di Pakistan dan telah lama digunakan untuk mengobati masalah kulit, agak mirip dengan aloe vera. Baru-baru ini, telah terbukti antibiotik alami, paling sering digunakan untuk mengobati penyakit lambung. Daunnya diperkirakan memacu pertahanan alami di daerah perut untuk aksi yang lebih besar terhadap infeksi. Selain itu, seperti hampir semua pohon, kulit dan akar mengandung tanin, zat alami yang dapat efektif terhadap E. coli dan infeksi lainnya. Teh hijau Spoiler for Teh hijau: Teh hijau seperti dari daun tanaman oolong telah lama digunakan untuk tujuan medis. Teh dapat

digunakan terhadap berbagai jenis infeksi, karena memprovokasi tubuh untuk menghasilkan lebih banyak pertahanan sendiri antimikroba. Secara umum, kebanyakan teh hijau dapat digunakan untuk mencegah infeksi. Pada tahun 2008, sebuah penelitian di Mesir menemukan bahwa teh hijau dapat efektif terhadap apa yang disebut "super," atau jenis infeksi yang resisten terhadap antibiotik konvensional. Cranberries Spoiler for Cranberries: Ekstrak dari cranberry telah digunakan untuk waktu yang lama untuk melawan infeksi pada ginjal dan saluran kemih lebih umum. Secara umum, ia bertindak dengan mencegah mikroba berbahaya dari melampirkan sendiri ke sel-sel ginjal. Bahkan, ekstrak cranberry menciptakan hambatan energi yang mencegah kontak antara sel ginjal yang sehat dan patogen. Grapefruit Ekstrak Biji Spoiler for Grapefruit Ekstrak Biji: Ekstrak ini sangat efektif terhadap bakteri serius berbahaya seperti infeksi Salmonella dan Staph. Ini adalah besar di sekitar desinfektan. Ekstrak dari biji anggur juga dapat digunakan.

Antibiotik Definisi
Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan),Bios (hidup). Antibiotik adalah Suatu zat kimia atau senyawa obat yang alami maupun sintetik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang berupa bakteri ataupun jamur yang berkhasiat sebagai obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman ataupun mikroorganisme lainnya (yang bersifat parasit), dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusisa. Obat antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Antibiotik hanya untuk bakteri dan tidak digunakan untuk virus.
Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika

Harus mempertimbangkan faktor-faktor : Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik Fungsi ginjal dan hati pasien Biaya pengobatan Antibiotika Kombinasi diberikan apabila pasien : Pengobatan infeksi campuran Pengobatan pada infeksi berat yang belum jelas penyebabnya

Efek sinergis Memperlambat resistensi


Penggolongan Obat Antimikroba (Antibiotik) 1) Golongan Antibiotik Berdasarkan daya bunuh atau daya kerjanya dalam zat bakterisid dan zat bakteriostatis dikelompokkan menjadi :

a) Bakterisid : Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll. b) Bakteriostatik : Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll. Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.
2) Penggolongan Berdasarkan spektrum kerja antibiotik yaitu luas aktivitas, artinya aktif terhadap banyak atau sedikit jenis mikroba. Dapat dibedakan antibiotik dengan aktivitas sempit dan luas

a) spektrum luas (aktivitas luas) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin. b) spektrum sempit (aktivitas sempit) : antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif.
3) Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya

Antibiotika golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya a) Inhibitor sintesis atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering kali terjadi lisis, mencakup golongan Penicsillin, Polipeptida, sikloserin, basitrasin, vankomisin dan Sefalosporin, misalnya ampisillin, penisillin G;

b) Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid; c) Inhibitor sintesis protein, yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversibel, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, oxytetracycline. d) Inhibitor fungsi membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kehilangan senyawa intraselular. misalnya ionomycin, valinomycin dan polimiksin e) Inhibitor fungsi sel lainnya, misalnya difiksasi pada subunit ribosom 30 S menyebabkan timbunan kompleks pemula sintesis protein, salah membaca kode mRNA, produksi polipeptida abnormal. Contoh aminoglikosida, golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan f) Antimetabolit yang mengganggu metabolisme asam nukleat. Contoh rifampin (inhibisi RNA polimerase yang dependen DNA),azaserine. Pembagian ini walaupun secara rinci menunjukkan tempat kerja dan mekanismenya terhadap kuman, namun kiranya kurang memberikan manfaat atau membantu praktisi dalam memutuskan pemilihan obat dalam klinik. Masing-masing cara klasifikasi mempunyai kekurangan maupun kelebihan, tergantung kepentingannya.
4) Penggolongan Berdasarkan penyakitnya.

a) Golongan Penisilin Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Memiliki cincin b-laktam yang diinaktifkan oleh enzim b-laktamase bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin + sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam. Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui b) Golongan Sefalosporin Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatifObat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :

Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus. Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya terhadap b-laktamase. Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara parenteral,pilihan pertama untuk sifilis Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome dan sefepim c) Golongan Lincosamides Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne. Adapun contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin). d) Golongan Tetracycline Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat. Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin. Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa. Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paruparu, saluran kemih, kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya selama kehamilan & pada anak kecil. e) Golongan Kloramfenikol Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif bila diobati dengan antibiotic yang kurang efektif. Penggunaannya secara oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan

sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol. f) Golongan Makrolida Meliputi eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. g) Golongan Kuinolon Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk mengobati Anthrax inhalational. Penggolongan : Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain. Zat-zat long acting : misal sparfloksasin, trovafloksasin dan grepafloksasin.Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif. h) Aminoglikosida Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel Contoh : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik. i) Monobaktam Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid, dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam

j) Sulfonamide Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri. Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin. Penggunaan: Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol Infeksi mata : sulfasetamid Radang usus : sulfasalazin Malaria tropikana : fansidar. Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine. Tifus : kotrimoksazo. Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus, hiperbilirubinemia k) Vankomisin Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak ampuh lagi l) Golongan Antibiotika Kombinasi Kegunaannya dapat dikelompokkan berdasarkan jalur pemberiannya, antara lain : i) Penggunaan Oral dan Parenteral : infeksi saluran kemih, Shigellosis enteritis, treatment pneumocystis carinii pneumonia pada anak dan dewasa. ii) Penggunaan Oral : Profilaksis pneumocystis carinii pneumonia pada individu yang mengalami imunosupresi, otitis media akut pada anak-anak, eksaserbasi akut pada bronchitis kronik pasien dewasa. Secara klasik selalu dianjurkan bahwa kombinasi antibiotik bakterisid dan bakteriostatik akan merugikan oleh karena antibiotik bakterisid bekerja pada kuman yang sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan jenis bakteriostatik akan memperlemah efek bakterisidnya. Tetapi konsep ini mungkin tidak bisa begitu saja diterapkan secara luas dalam klinik, oleh karena beberapa kombinasi yang dianjurkan dalam klinik misalnya penisilin (bakterisid) dan kloramfenikol (bakteriostatik) justru merupakan alternatif pengobatan pilihan untuk meningitis bakterial yang umumnya disebabkan oleh kuman Neisseria meningitides. Pada umumnya, penggunaan kombinasi dari dua atau lebih antibiotik tidak dianjurkan, apalagi kombinasi dengan dosis tepat. Untuk suatu mikroba penginfeksi, kombinasi antibiotik dapat bersifat sinergik (kombinasi dua antibiotik yang bersifat bakterisid), additif (kombinasi dua antibiotik yang bersifat bakteriostatik) dan antagonis (kombinasi antibiotik bakteriostatik dan bakterisid). Pemakaian kombinasi antibiotika mengandung risiko misalnya adanya akumulasi toksisitas yang serupa, misalnya nefrotoksisitas aminoglikosida dan nefrotoksisitas dari beberapa jenis sefalosporin. Kemungkinan juga dapat terjadi antagonisme, kalau prinsip-prinsip kombinasi di atas tidak ditaati, misalnya kombinasi penisilin dan tetrasiklin. Walaupun pemakaian beberapa kombinasi dapat diterima secara ilmiah, tetap diragukan perlunya kombinasi tetap oleh karena kemungkinan

negatif yang dapat terjadi. Sebagai contoh kombinasi tetap penisilin dan streptomisin justru akan meyebabkan inaktivasi dari masing-masing antibiotika oleh karena terjadinya kerusakan secara kimiawi. Penggunaan kombinasi antibiotik yang tepat harus dapat mencapai sasaran sebagai berikut: 1. Kombinasi bekerja sinergik terhadap mikroba penyebab infeksi 2. Kombinasi mencegah terjadi resistensi mikroba 3. Kombinasi sebagai tindak awal penanganan infeksi, bertujuan mencapai spektrum kerja luas pada infeksi yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme 4. Kombinasi antibiotik digunakan untuk menangani beberapa infeksi sekaligus.
Resistensi Antibiotik

Bakteri dikatakan resisten bila pertumbuhannya tidak dapat dihambat oleh kadar maksimum antibiotik yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu. Resistensi alamiah adalah jika beberapa mikroba tidak peka terhadap antibiotik tertentu karena sifat mikroba secara alamiah tidak dapat diganggu oleh antibiotik tersebut. Resistensi kromosomal terjadi karena mutasi spontan pada gen kromosom. Resistensi kromosomal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan primer, mutasi terjadi sebelum pengobatan dengan antibiotik dan selama pengobatan terjadi seleksi bibit yang resisten. Dan golongan sekunder, mutasi terjadi selama kontak dengan antibiotik kemudian terjadi seleksi bibit yang resistensi. Resistensi silang dapat terjadi dengan cara transformasi yaitu pelepasan DNA dari sel donor yang mengalami lisis pindah ke sel penerima, cara transduksi yaitu pemindahan gen yang resisten dengan bantuan bakteriofag dan cara konjugasi yaitu pemindahan gen karena adanya kontak sel dengan sel dan terbentuk jembatan plasma. Resistensi ekstra kromosomal, yang berperan adalah faktor R yang terdapat diluar kromosom yaitu didalam sitoplasma. Faktor R ini diketahui membawakan resistensi bakteri terhadap berbagai antibiotik.
Penggunaan Antibiotik

Secara umum, berdasarkan ditemukannya kuman penyebab infeksi atau tidak, maka terapi antibiotika dapat dibagi menjadi dua, yakni terapi secara empiris dan terapi pasti. 1. Terapi secara empiris: Pada banyak keadaan infeksi, kuman penyebab infeksi belum dapat diketahui atau dipastikan pada saat terapi antibiotika dimulai. Dalam hal ini pemilihan jenis antibiotika diberikan berdasarkan perkiraan kemungkinan kuman penyebabnya. Ini dapat didasarkan pada pengalaman yang layak (pengalaman klinis) atau berdasarkan pada pola epidemiologi kuman setempat. Pertimbangan utama dari terapi empiris ini adalah pengobatan infeksi sedini mungkin akan memperkecil resiko komplikasi atau perkembangan lebih lanjut dari infeksinya, misalnya dalam menghadapi kasus-kasus infeksi berat, infeksi pada pasien dengan kondisi depresi imunologik. Keberatan dari terapi empirik ini meliputi, kalau pasien sebenarnya tidak menderita infeksi atau kalau kepastian kuman penyebab tidak dapat diperoleh kemudian karena sebab-sebab tertentu (misalnya tidak diperoleh spesimen), maka terapi antibiotika seolah-olah dilakukan secara buta. 2. Terapi pasti (definitif): Terapi ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis yang sudah pasti, jenis kuman

maupun spektrum kepekaannya terhadap antibiotika. Dalam praktek sehari-hari, mulainya terapi antibiotika umumnya dilakukan secara empiris. Baru kalau hasil pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan ketidakcocokan dalam pemilihan antibiotika, maka antibiotika dapat diganti kemudian dengan jenis yang sesuai.
Efek Samping Antibiotik

Toksisitas selektif terhadap bakteri yang menginvasi tidak menjamin hospes bebas dari efek yang tidak diinginkan, karena obat dapat menimbulkan respon alergik atau bersifat toksik yang tidak berkaitan dengan aktivitas antibiotik: 1. Hipersensitivitas Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi apabila jumlah antigen masuk relatif banyak atau bila status imunologik seseorang, baik humoral maupun selular meningkat. 2. Toksisitas langsung Toksisitas langsung yaitu kadar antibiotika yang tinggi dalam serum dapat menimbulkan toksisitas pada proses selular melalui organ tubuh penderita langsung. 3. Superinfeksi Superinfeksi merupakan keberadaan data klinis maupun bakteriologi pengaruh penghambatan pertumbuhan dari flora normal.

Antibiotik
April 17th, 2009 by opandelavega

ANTIBIOTIKA DEFINISI Antibiotika berasal dari kata anti dan bios Antibiotika adalah suatu senyawa yang berasal dari mikroorganisme hidup yang dapat merusak atau menghalangi pertumbuhan mikroorganisme lain PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA 1. BERDASARKAN SPEKTRUM AKTIVITASNYA a. Spektrum luas, efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif b. Dominan terhadap gram positif c. Dominan terhadap gram negatif d. Dominan terhadap Mycobacteriae ( antituberkulosis ) e. Antijamur f. Antineoplasma ( antikanker ) 2. BERDASARKAN MEKANISME KERJA a. menghambat sintesa dinding sel ( penisilin, sefalosporin, basitrasin ) b. menghambat sintesa asam nukleat i. mengganggu fungsi DNA ( aktinomisin, bleomisin, mitomisin ) ii. menghambat DNA polimerase (rifampisin ) c. menghambat sintesa protein ( tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida, aminoglikosida,

eritromisin ) d. mempengaruhi permeabilitas membran sel ( polipeptida, polien ) 3. BERDASARKAN MACAMNYA a. Penisilin tahan asam b. Penisilin tahan -laktamase c. Penisilin spektrum luas d. Penisilin yang aktif terhadap bakteri gram positif dan Pseudomonas aeruginosa e. Penisilin pra-obat ( pro-drug ), i. bentuk garam ( penisilin G prokain, benzatin penisilin G ) ii. menutupi gugus amino bebas ( piperasilin, azlosilin, mezlosilin, apalsilin ) iii. membentuk ester ( bakampisilin, pivampisilin, talampisilin ) 4. BERDASARKAN STRUKTUR KIMIANYA a. Antibiotika -laktam i. Turunan penisilin ii. Turunan sefalosporin iii. Turunan -laktam non klasik b. Turunan amfenikol c. Turunan tetrasiklin d. Turunan aminoglikosida e. Turunan makrolida f. Turunan polipeptida g. Turunan linkosamida h. Turunan polien i. Turunan ansamisin j. Turunan antrasiklin k. Fosfomisin 5. BERDASARKAN BIOSINTESANYA a. Berasal dari asam amino ( antibiotika peptida ) i. dari 1 asam amino ( sikloserin, kloramfenikol ) ii. dari 2 asam amino ( penisilin, sefalosporin ) iii. dari beberapa asam amino ( polipeptida, basitrasin, polimiksin, viomisin ) b. Berasal dari karbohidrat atau glikosida ( aminoglikosida ) c. Berasal dari asetat i. golongan fenol ( tetrasiklin, griseovulfin ) ii. antibiotika makrolida iii. antibiotika polien iv. rifampisin d. Golongan lain i. derivat kumarin ( novobiosin ) ii. amfoter ( vankomisin ) iii. amino oktan ( klindamisin, linkomisin ) iv. amino benzochinon chromophore ( mitomisin C ) ANTIBIOTIKA DARI ASAM AMINO 1. PENISILIN Asal : Penicillium notatum, P.chrysogenum ( Actinomycetaceae )

Biosintesa dari sistein dan valin Mekanisme kerja : menghambat sintesa dinding sel bakteri Toksisitasnya rendah Efek samping : alergi ( anafilaktik syok ) Stabilitas penisilin : 1. Stabil dalam pH netral atau basa 2. Panas dan lembab 3. Asam lambung 4. Enzim penisilinase ( enzim -laktamase, enzim amidase ) Penisilin mudah terurai menjadi senyawa yang tidak aktif ( lihat bagan mekanisme peruraian penisilin pada asam, basa dan enzim ) : 1. Asam penisiloat ( karena -laktamase, air, OH- ) 2. Asam peniloat ( peruraian asam penisiloat ) 3. Asam penisilenat ( karena air, H ) 4. Asam penilat ( penataulangan asam penisilenat ) 5. Asam penamaldat 6. Asam penaldat 7. Peniloaldehid Penisilin alam merupakan campuran dari penisilin G, F, K dan X Penicillium chrysogenum banyak menghasilkan asam 6-aminopenisilinat yang merupakan bahan baku penisilin semisintetik ( cloxacillin, methicillin, nafcillin, oxacillin ) yang tahan terhadap enzim penisilinase 2. CEPHALOSPORIN Asal : Cephalosporium acremonium ( fungi ) Biosintesa dari sistein dan valin Tidak menimbulkan alergi silang dengan penisilin Terjadi resistensi silang dengan penisilin Efek samping : nefrotoksik Menghasilkan asam 7-aminosefalosporinat ( 7-ACA ) merupakan bahan baku sefalosporin semisintetik Turunan sefalosporin dibedakan berdasarkan generasinya : 2. Sefalosporin generasi pertama Dikenalkan tahun 1960-1970 Sefadroksil, sefazolin, sefaleksin, sefaloridin, sefalotin, sefapirin, sefradin 3. Sefalosporin generasi kedua Dikenalkan akhir tahun 1970 Sefaklor, sefamandol, sefmetazol, sefoksitin, sefuroksim 4. Sefalosporin generasi ketiga Dikenalkan tahun 1980 Sefiksim, sefotaksim, seftriakson, sefoperason, moksalaktam 5. Sefalosporin generasi keempat Dikenalkan tahun 1995 Sefepim, sefpirom Sefalosporin dalam bentuk pra-obat : sefamandol dan sefuroksim

3. TURUNAN -LAKTAM NON KLASIK 1. Turunan asam amidopenisilanat ( amdinosilin, bakmesilinam, pivmesilinam ) 2. Turunan asam penisilanat ( sulbaktam, pivsulbaktam, sultamisilin ) 3. Karbapenem 4. Oksapenem ( asam klavulanat dari Streptomyces clavuligenus ) 5. Turunan -laktam monosiklik ( nokarsidin A, astreonam, sulfasesin ) 4. SIKLOSERIN ( OKSAMISIN ) Asal : Streptomyces lavandulae, S. garyphalus ( Actinomycetaceae ) Biosintesa dari serin dan karbamoilfosfat Guna : antituberkulosis 5. KLORAMFENIKOL Asal : Streptomyces venezuelae ( Actinomycetaceae ) Guna : spektrum luas, khususnya infeksi usus karena Salmonella 6. ANTIBIOTIKA POLIPEPTIDA a. TIROTRISIN Asal : Bacillus brevis Terdiri dari 20% gramisidin ( A, B, C ) dan 80% tirosidin ( A, B, C ) Guna : obat luar b. POLIMIKSIN Asal : Bacillus polymixa, B. aerosporus Guna : untuk bakteri gram negatif c. BASITRASIN Asal : Bacillus licheniformis ( Bacillaceae ) Guna : obat luar, dikombinasi dengan neomisin d. BLEOMISIN Asal : Streptomyces verticillus Guna : antikanker epitel pipih e. AKTINOMISIN Asal : Streptomyces antibioticus, S. chrysomalus Guna : antikanker leukaemia lymphatic kronis ANTIBIOTIKA DARI KARBOHIDRAT Antibiotika yang biosintesanya berasal dari karbohidrat adalah golongan makrolida Efek samping : neurotoksik Yang termasuk makrolida adalah : 1. STREPTOMISIN DAN DEHIDROSTREPTOMISIN Antibiotika aminoglikosida pertama Asal : Streptomyces griseus, S. humidus Terdiri dari streptomisin, grisein, streptosin, aktidion, sianokobalamin Guna : antituberkulosis 2. NEOMISIN Asal : Streptomyces fradiae Spektrum luas Guna : obat luar, obat dalam dan profilaksis operasi gastrointestinal 3. KANAMISIN Asal : Streptomyces kanamyceticus Spektrum luas

Guna : secara i.m, p.o untuk sterilisasi usus setelah operasi ( lebih aman dari neomisin ) 4. GENTAMISIN Asal : Micromonospora purpurea, M. echinospora Spektrum luas Guna : profilaksis infeksi Pseudomonas 5. SPEKTINOMISIN Asal : Streptomyces spectabilis, S. flavopersicus Lebih tepat disebut antibiotika aminosiklitol, tetapi sifatnya sama dengan antibiotika aminoglikosida Guna : gonorrhoea yang resisten terhadap penisilin atau alergi penisilin 6. PAROMOMISIN Asal : Streptomyces rimosus var. paromomycinus Guna : amubisid 7. TOBRAMISIN Asal : Streptomyces tenebrarius Spektrum luas ANTIBIOTIKA DARI ASETAT A. GOLONGAN FENOL : GOLONGAN TETRASIKLIN Klortetrasiklin dari Streptomyces aurofaciens Oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus Tetrasiklin dari Streptomyces aurofaciens ( bentuk campuran ) Tetrasiklin yang ada di perdagangan : 1. Demeklosiklin 5. Doksisiklin 2. Tetrasiklin 6. Metasiklin 3. Klortetrasiklin 7. Minosiklin 4. Oksitetrasiklin Spektrum luas Golongan tetrasiklin semisintetik berasal dari modifikasi kimia tetrasiklin atau oksitetrasiklin Digunakan sebagai obat luar ( salep mata ) dan obat dalam B. ANTIBIOTIKA MAKROLIDA Cirinya ada cincin makrolakton Biosintesa cincin makrolakton dari kondensasi asetat dan atau propionat melalui malonil CoA dan 2-metilmalonil CoA Eritromisin berasal dari Streptomyces erythreus Oleandomisin berasal dari Streptomyces antibioticus Karbamisin berasal dari Streptomyces halstedii C. ANTIBIOTIKA POLIEN Antibiotik polien mempunyai efek sebagai antijamur, juga aktif terhadap bakteri 1. Nistatin berasal dari Streptomyces noursei Antibiotika antijamur yang pertama kali ditemukan Guna : antijamur intestinum terutama moniliasis karena penggunaan antibiotika spektrum luas 2. Griseofulvin berasal dari Penicillium griseofulvum, P. nigrum, P. patulum, P. janezewski Guna : obat penyakit kulit, secara oral untuk dermatomycosis Efek samping : urtikaria, sakit kepala, ketidaknyamanan lambung, granulositopenia, leukopenia

Diminum setelah makan 3. Rifampisin berasal dari Streptomyces mediterranei Merupakan antibiotika makrosiklik Spektrum luas Guna : antituberkulosis dan antilepra D. GOLONGAN LAIN-LAIN 1. Derivat kumarin : Novobiosin Asal : Streptomyces niveus, S. spheroids Biosintesa menyangkut jalur asam amino, asetat dan karbohidrat Aktivitas terutama untuk gram positif Dapat menimbulkan hipersensitif 2. Amfoter : Vankomisin Asal : Streptomyces orientalis Guna : antibiotika gram positif yang resisten terhadap antibiotika lain 3. Linkosamid : Linkomisin Asal : Streptomyces lincolnensis Aktif terhadap gram positif Klindamisin merupakan antibiotika semisintetik dari linkomisin Dapat juga digunakan untuk antimalaria 4. Amino benzokinon kromofor : mitomisin C Berasal dari Streptomyces caespitolus, S. verticilatus Guna : antikanker

Das könnte Ihnen auch gefallen