Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Gracilaria verrucosa.gif Spesifikasi: Thalli silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau. Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran panjang sekitar 250 mm dan d Sebaran: Di alam terdapat menempel pada substrat batu atau benda. lainnya. Alga jenis ini sekarang merupakan tanaman budidaya di tambak yang banyak dijumpai di daerah Takalar, Sulawesi Selatan. Potensi: Sebagai bahan baku pabrik agar-agar di dalam negeri dan juga merupakan komoditas ekspor. Sudah dibudidayakan di tambak. Mengandung bahan untuk agar. Untuk Ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut untuk pembuatan agar. Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton
http://www.iptek.net.id/ind/pd_alga/index.php?alga=merah&id=35
Gracilaria foliifera.gif Spesifikasi: Thalli silindris pada bagian pangkal dan gepeng pada bagian atas, warna coklat hijau, cartilagenous. Percabangan mendua arah (dikhotornous) dan membentuk rumpun yang rimbun. Panjang thalli dapat mencapai rata-rata 9 cm. Sebaran: Tumbuh menempel pada batu di daerah rataan terumbu. Sebarannya antara lain terdapat di daerah pantai selatan Jawa, Selat Sunda. Potensi: Sebagai sumber agar. FOTO LAINNYA
Gracilaria foliifera1.gif
Gracilaria gigas1.gif
Gracilaria sp. merupakan bahan mentah untuk pembuatan agar-agar. Di Indonesia, rumput laut marga ini merupakan pemasok bahan baku pabrik agar-agar (Romimohtarto dan Juwana, 2007). Rumput laut marga gracilaria banyak jenisnya, masing-masing memiliki sifat-sifat morfologi dan anatomi yang berbeda serta dengan nama ilmiah yang berbeda pula, seperti: gracilaria
confervoides, gracilaria gigas, gracilaria verucosa, gracilaria lichenoides, gracilaria crasa, gracilaria blodgettii, gracilaria arcuata, banyak gracilaria taenioides, ahli gracilaria bahwa eucheumoides, rumput laut dan marga
lagi.
Beberapa
menduga
gracilaria memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan marga lainnya (Tim AGP, 2008). Menurut Anggadiredja,.dkk (2006) klasifikasi Gracilaria
Menurut Aslan (1993) Gracilaria sp memiliki ciri sebagai berikut: 1. Thalli berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan,
mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun. 2. Diatas percabangan umumnya bentuk thalli agak mengecil 3. Perbedaan bentuk, struktur dan asal usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam perbedaan tiap spesies 4. Warna thalli beragam, mulai dari warna hijau-cokelat,
merah, pirang, merah-cokelat, dan sebagainya. 5. Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan
Pertumbuhan
Gracilaria
sp,
umumnya
lebih
baik
di
tempat
dangkal daripada tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu, pasir, lumpur, cahaya dan lain-lain. lebih dan Kebanyakan Suhu lebih
intensitas untuk
yang
tinggi.
penting
pertumbuhan antara
pembiakan. tumbuh
Suhu pada
pertumbuhan
adalah
20-28oC,
kadar garam yang tinggi dan tahan sampai pada kadar garam 50
permil. Dalam keadaan basah dapat tahan hidup diatas permukaan air (exposed) selama satu hari (Aslan, 1993). Potensi dan kandungan Gracilaria Potensi tahunnya. produksi rumput data laut cukup meningkat (1988) setiap dalam
Berdasarkan
Departemen
Pertanian
Winarno, F.G (1996), lokasi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia seluas 25.700 Ha, akan tetapi tingkat konsumsi bagi masyarakat sumber Indonesia dan yang menggunakannya sebagai bahan pangan masih rendah. yang yang Oleh karena itu hal bagi laut
serat
yodium
tersebut
merupakan teknologi
peluang pangan
sangat
potensial rumput
pengembangan
memanfaatkan
untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas cukup tinggi bagi jenis-jenis makanan yang banyak digemari oleh masyarakat luas. Komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan
sebagai bahan pangan adalah karbohidrat, tetapi karena kandungan karbohidrat polimer sebagian besar yang terdiri berbentuk dari senyawa gumi yakni
polisakarida
serat,
dikenal
sebagai
dietary fiber, maka hanya sebagian kecil saja dari kandungan karbohidrat yang dapat diserap dalam sistem pencernaan manusia. Kandungan gizi rumput laut terpenting justru pada trace element, khususnya yodium yang berkisar 0,1-0,15% dari berat keringnya (Winarno, F.G. 1996).
Gracilaria banyak
sp.
merupakan
jenis
rumput
laut Hal
yang ini
paling karena
digunakan
dalam
produksi
agar-agar.
Gracilaria sp. mudah diperoleh, murah harganya dan juga lebih mudah agarosa dalam dan pengolahan. agaropektin Gracilaria yang cukup sp. Memiliki kandungan dapat
baik
sehingga
menghasilkan agar-agar dengan kekuatan gel yang kuat dan kokoh dibandingkan dengan hasil ekstraksi Gelidium sp. (Winarno, 1996). Gracilaria sp adalah rumput laut penghasil agar-agar dari kelas Rhodophyceae (ganggang merah), famili Gracilariaceae.
Sedangkan agar-agar adalah hydrophylic colloid atau senyawa poly sacharida yang diekstraks dari ganggang merah (Rhodophyceae)
yang tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas Struktur utama agar-agar adalah Agarobiose yang terdiri dari
ikatan (1-4) D-galactose dan (1-3) 3,6 anhydro-galactose secara bergantian atau terbentuk dari rangkaian ikatan 1,3 b-D galaktopiranosa dan ikatan 1,43,6 anhidro-a-galaktopiranosa (Istini dan Zatnika, 2009). Agar-agar sebagai zat menjadi sangat penting karena memiliki dan fungsi
pengental,
pengemulsi,
penstabil
pensuspensi
yang banyak digunakan dalam berbagai industri seperti industri makanan, minuman, farmasi, biologi dan lain lain. Sebagian besar agar-agar digunakan dalam industri makanan dalam bentuk jely; ice cream, makanan kaleng (daging dan ikan) dan roti, permen manisan, pemen selai (Anggadiredja, dkk,. 2006).
http://ayumarine07.blogspot.com/2010/11/rumput-laut-jenis-gracilaria.html
Beranda Profil Produk o Agar Powder o Karagenan o ATC Ketentuan FAQ Karir Kontak
1. Pengadaan Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang dipergunakan sebagai bahan pokok dan akan diolah
menjadi suatu produk. Bahan baku yang biasa digunakan yaitu dari golongan Rhodophyceae jenis Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii. Sebelum melakukan pengolahan terlebih dulu dilakukan pengujian kadar air sesuai dengan standar mutu yaitu sekitar 35 %. Selanjutnya dilakukan penyortiran awal rumput laut dari benda-benda asing. Bahan penolong Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar proses produksi selain bahan baku. Bahan penolong yang biasa digunakan yaitu : larutan KOH, NaOH, sodium triphospat, CaOCl2 (kaporit), dan CH3COOH (asam cuka). Proses Pencucian, Pemasakan, Pembilasan dan Pemotongan Bahan Baku Rumput Laut Sebelum dimasak dilakukan pencucian awal untuk menghilangkan kotoran dan garam yang masih menempel pada bahan baku rumput laut. Rumput laut dibilas dengan menggunakan keranjang besar (terbuat dari besi) kemudian dimasukkan dalam bak pencucian. Selanjutnya dilakukan pemasakan di atas bak (tungku) pemasakan selama 23 jam dengan suhu 80 - 90 oC dengan penambahan larutan alkali (KOH). Perbandingan jumlah air : larutan alkali : rumput laut yaitu 300 liter : 60 kg : 60 kg Setelah pemasakan dilakukan lagi pencucian lanjutan. Pada proses pencucian kedua dilakukan dengan menggunakan larutan kaporit untuk memutihkan dan membunuh bakteri. Selanjutnya dilakukan pemotongan dengan menggunakan alat yang disebut copper machine dengan ukuran 2 3 cm. Rumput laut yang sudah dipotong langsung diangkut ke tempat penjemuran/pengeringan. 2. Proses Pengeringan Rumput Laut Proses pengeringan rumput laut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Alat Pengering (Tray Dryer) Pengeringan dengan menggunakan alat pengering hanya dilakukan sewaktu-waktu jika permintaan melimpah dan musim hujan. Mesin pengering ini skala industri dapat mengeringkan rumput laut dalam bentuk Chip ATC sebanyak 300 kg dalam waktu 8 jam. Kadar air yang dihasilkan berkisar antara 10 11 % dengan suhu pengeringan 80oC. Pengeringan dengan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan dilakukan dengan menyebarkan rumput laut di atas lantai pengeringan dengan ketebalan kurang dari 5 cm atau dapat pula menggunakan modifikasi alat pengeringan seperti Solar Tnel Dryer(STD). Pada cuaca cerah, pengeringan dapat berlangsung 1 2 hari. Pengeringan dilakukan dengan membolak-balikkan produk sesering mungkin agar seluruh bagian rumput laut kering secara merata. Pengeringan dilakukan samapai kadar air 10 - 12 %. 3. Pembersihan Melakukan penyortiran kembali terhadap rumput laut yang telah kering. Penyortiran dilakukan dengan menggunakan peralatan tradisional seperti tampi dan keranjang. Sedangkan untuk mendeteksi benda asing berupa logam dan batu-batu kecil digunakan alat detector. Produk yang diperoleh dari hasil penyortiran disebut ATC Chip (Alkali Treated Cottonii) untuk Eucheuma cottonii dan ATS Chip (Alkali Treated Spinosum) untuk Eucheuma spinosum. 4. Proses Pengepakan dan Pemasaran Proses pengemasan dilakukan pada produk yang sudah siap untuk dipasarkan. Pengemasan terdiri dari dua jenis yaitu kemasan primer (dalam) terbuat dari plastik pollythlene berfungsi untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan (luar). Karena carrageenan mempunyai kemampuan untuk menyerap air yang sangat tinggi, sehingga perlu dikemas dengan kemasan kedap air. Sedangkan kemasan sekunder (luar) terbuat dari polypropylene selain berfungsi untuk melindungi produk juga sebagai tempat melekatnya logo perusahaan, tipe produk, berat bersih dan nomor kode. Selanjutnya, produk dapat disimpan dalam gudang ataupun langsung dipasarkan jika sudah hada permintaan. Proses pengolahan rumput laut menjadi Alkali Treated Cottonii (ATC) Chips untuk skala industri melalui beberapa tahap, dapat dilihat pada diagram berikut : http://seaweed81jpr.blogspot.com/search/label/Pengolahan%20Rumput%20Laut %20menjadi%20ATC%20chips
[ Back to top ]
Domain: Eukaryota ( ) - Whittaker & Margulis,1978 - eukaryotes o Kingdom: Plantae ( ) - Haeckel, 1866 - Plants Subkingdom: Biliphyta ( ) - Cavalier-Smith, 1981 Phylum: Rhodophyta ( ) - Wettstein, 1922 - Red Algae
Subphylum: Macrorhodophytina ( ) - CavalierSmith, 1998 Class: Florideophyceae ( ) Order: Gracilariales ( ) Family: Gracilariaceae ( ) - Genus: Gracilaria ( ) Greville, 1830, nom. cons. Specific epithet: Gracilaria - (Hudson) Papenfuss o Bota nical name: - Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfuss
http://zipcodezoo.com/Plants/G/Gracilaria_verrucosa/
[ Description ] Karaginan adalah getah rumput laut yang bersifat hidrocolloid, diperoleh melalui proses ekstraksi ganggang merah (rhodophyceae) jenis Eucheuma cottonii dengan larutan alkali panas. Karaginan diendapkan melalui metode KCl dan Metode Alkohol. Umumnya, karaginan digunakan sebagai stabilizer, thickener, gelling agent dan additive. Dalam penelitian ini dipilih metode pengendapan dengan alkohol. Adapun prosedur penelitiannya meliputi pencucian ganggang dengan air garam, lalu pengekstrakan ganggang dalam suasana basa menggunakann larutan alkali (NaOH) dalam konsentrasi NaOH dan waktu estraksi yang divariabelkan pada suhu konstan 90oC. Filtrat tersebut dicampur dengan isopropyl alcohol sebanyak 2 kali volume filtratdiaduk sampai semua karaginan terendapkan menjadi gumpalan serat, dikeringkan menjadi lembaran. Selanjutnya menganalisa hasil karaginan seperti berat, identifikasi, tipe karaginan,
kadar air dan viskositas.. Dari penelitian diketahui bahwa jenisnya adalah Kappa Carrageenan yang meningkat secara eksponen seiring bertambahnya konsentrasi NaO. Namun, ada kondisi tertentu, hasil yang didapat menurun karena penambahan NaOH yang berlebih dan waktu ekstraksi yang terlalu lama. Kondisi terbaik padapenelitian ini adalah konsentrasi NaOH 8% selama 1,5 jam, menghasilkan Kappa karaginan sebesar 13,6248 gram.
http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100006027657/6009