Sie sind auf Seite 1von 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Semakin bertambahnya usia secara alami penampilan seseorang juga berubah dengan adanya beberapa yaitu kulit semakin hari semakin tidak elastis, kulit wajah semakin bertambahnya umur tampak keriput dan adanya noda hitam dan juga berkurangna fungsi beberapa bagian anggota tubuh serta terbatasnya aktivitas. Dengan demikian beberapa lansia merasa malu dengan perubahan yang terjadi apalagi adanya penyakit yang di derita. Untuk mengendalikan hal tersebut lansia harus mempunyai koping individu yang positif jika lansia mempunyai koping yang negatif akan terjadi beberapa gangguan kejiwaan seperti Harga Diri Rendah yang ditandai dengan kurangnya kepercayaan diri, ansietas, serta malu untuk bersosialisasi. B. Tujuan Tujuan dalam penyusunan Laporan pendahuluan ini adalah : 1. Mengetahui terjadinya Harga diri rendah. 2. Mengetahui penyebab terjadinya HDR. 3. Mengetahui proses terjadinya HDR. 4. Mengetahui tanda dan gejala HDR. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses awal terjadinya Harga Diri Rendah? 2. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien Harga Diri Rendah? D. Manfaat Manfaat penulis 1. Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang Harga Diri Rendah. 2. Dapat memberikan informasi kepada orang terdekat di sekitar. Manfaat Klien 1. Dapat meningkatkan konsep diri klien dan memiliki koping individu yang positf 2. Dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri klien

BAB II KONSEP TEORI A. DEFINISI Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa komponen dalam konsep diri terdiri atas beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut (Rogers,2004) : a. Gambaran diri Kumpulan dati sikap individu yang di sadari dan tidak di sadari dari tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu, dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru. Hal-hal yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut : a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja. b. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda tanda pubertas. c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis. b. Ideal diri Persepsi individu tentang perilakunya, di sesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai personal tertentu yang ingin dicapai hal hal yang terkait dengan ideal diri adalah : 1. Perkembangan awal terjadi pada mas kanak-kanak

2. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orant tua, guru, dan teman sebaya. 3. Di pengaruhi oleh orang-orang yang di pandang penting dalam memberi tuntunan dan harapan. 4. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial. c. Harga diri Penilaian individu tentang nilai-nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kesalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga. d. Penampilan peran Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.peran yang di tetapkan adalah peran dimana sesorang tidak mempunyai pilihan untuk menentukan perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih individu itu sendiri. e. Identitas diri Pengonggarnisasian prinsp dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. B. ETIOLOGI Menurut keliat (1995) harga diri rendah dapat terjadi secara: 1. Situsional: yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. 2. Kronik: yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai cara fikir yang negatif, kejadian sakit, dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Sedangkan menurut stuart dan sundeen (1988) penyebab harga diri rendah di sebabkan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan stressor preipitasi.

1. Faktor predisposisi Terjadinya HDR pada saat penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jaawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

2. Faktor presipitasi HDR terjadi pada saat individu kehilangan salah satu bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri HDR ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang terjadi secara tiba-tiba contohnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau di penjara termasuk dirawat di rumah sakit juga dapat menimbulkan HDR. Secara Kronik HDR di sebabkan oleh biasanya klien sebelum sakit atau dirawat klien sudah memiliki pkiran negatif dan meningkat saat dirawat. Dapat disimpulkan bahwa faktor predisposisi dan presipitasi bila memengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, makan di anggap akan memengaruhi terhadap koping individu tersebut sehingga tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif).

C. Manifestasi Klinis Menurut stuart dan sundeen (1998), karakteristik perilaku yang ditunjukkan pada klien dengan harga diri rendah dengan berupa mengkritik diri sendiri dan orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung dan mudah marah, perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.

D. Mekanisme Kopimg Menurut stuart dan sundeen pertahanan terbagi menjadi dua: 1. Pertahanan jangka pendek meliputi: a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri. d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu. 2. Pertahan jamgka panjang meliputi:

a. Penutupan identitas b. Identitas negatif E. Masalah keperawatan 1. Resiko perilaku kekerasan 2. Gangguan HDR situasional dan kronik 3. Koping individu tidak efektif F. Rentang Respons

Respons Adaptif Aktualisasi Diri Konsep positif diri Harga rendah

Respons Maladaptif diri Keracunan identitas depersonalisasi

G. Pohon masalah

Traumatik tumbuh kembang Koping individu tidak efektif Harga diri rendah kronis Isolasi sosial Perubahan persepsi dan sensori:halusinasi

Resiko tinggi perilaku kekerasan H. Diagnosa Menurut iyus yossep, pada tahun 2000 berpendapat bahwa diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan dari pohon masalah tersebut adalah

1. Dx 1 : harga diri rendah kronis b/d perubahan citra tubuh, penampilan dan identitas personal. 2. Dx 2 : Koping individu tidak efektif b/d metode koping tideak adekuat 3. Dx 3 : resiko tinggi mencedrai diri sendiri ataupun orang lain b/d halusinasi

BAB III Pengkajian Keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah A. PENGKAJIAN I. Identitas Klien Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2011 Nama Umur Pekerjaan Jenis Kelamin Status Perkawinan Agama Pendidikan Jumlah Anak Alamat Suku Sumber Data II. : Ny. Sg : 48 Tahun : Ibu Rumah Tangga : Perempuan : Janda : Islam : SD : 4 (empat) : Jl. Adi Sucipto gang Desember no 1 : Melayu : observasi dan wawancara RIWAYAT PENYAKIT

Klien mengidap penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan klien sering mengalami sesak nafas jika klien merasa ada masalah ataupun pada saat klien stress. III. 1. 2. FAKTOR PREDISPOSISI Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalunya. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolaka maupun tindakan kriminal tetap klien merasa ada penolakan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya karena warga di daerah tempat ia tinggal selalu menagsingkan klien dan tidak mau bergaul dengan klien dengan alasan status ekonominya.

3.

Klien pernah mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan tetapi pada saat petugas observasi menanyatak hal tersebut klien enggan

menceritakannya. IV. FISIK TD Nadi TB BB V. : 150/90 mm/hg : 80x/menit : 156 cm : 46 kg

PSIKSOSIAL Konsep diri Gambaran diri :

klien tidak bisa menerima dan menyukai yang ada pada dirinya dengan klien mengeluh bahwa dirinya jelek, kecil, dan keriput yang sering di katakan secara berulang-ulang. Ideal diri : klien ingin memeperbaiki status ekonominya dan klien berkata ingin rumahnya di perbaiki dengan bantuan dari pemerintah setempat Harga Diri : mengajar ngaji untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan adanya uang santunan dari tempat anak nya bekerja yang telah meninggal. Identitas :

Klien telah mencapai dan mengenal kepribadiannya bahwa ia sudah mengetahui identitasnya sebagai seorang perempuan. Peran : klien mampu berinteraksi dengan masyarakat di sekitar melalui kegiatan pengajian dan membantu jikalau ada tetangga yang mengadakan hajatan.

Masalah keperawatan : gangguan konsep diri: haraga diri rendah Hubungan sosial a. Orang yang berarti adalah cucu klien karena ia yang selalu menemankan klien setiap hari. b. Peran serta dalam kegiatan masyarakat : klien masih mau berinteraksi dengan warga sekitar meskipun terkadan di kucilkan. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan bahwa ia elalu menjalankan perintah agama yang ia anut dengan shalat 5 waktu b. Kegiatan ibadah : mengajar ngaji dan pengajian di lingkungan sekitar tempat tunggal klien VI. STATUS MENTAL Penampilan : klien menggunakan pakaian sebagaimana mestinya orang normal lainnya. Pembicaraan : pada saat melakukan sesi tanya jawab dan wawancara klien berbicara cepat dan frekuensi pada saat menyambung dengan pembicaraan berikutnya sedikit lebih lama. Pada saat bicara pun klien kontak mata klien kurang beliau lebih sering memandang ke arah yang lain bukan ke arah petugas observasi. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah Alam perasaan : Klien kelihatan sedih di saat menceritakan masa lalunya akan kehilangan suami dan anak bungsunya. Klien tampak gembira berlebihan di saat ada orang yang berkunjung kerumahnya karena klien merasa kurang di perhatikan dengan keluarga dan orang disekitarnya. Interaksi selama wawancara : Klien tampak tidak kooperatif karena pada saat menjawab pertanyaan klien menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan yang kami tanyakan.

Persepsi halusinasi Pendengaran penglihatan peraba

Pengecapan Proses pikir Sirkumstansi Flight of ideas Isi pikir X Obsesi Depersonalisasi fobia

penghidu

tangensial blocking

kehilangan asosiasi pengulangan pembicaraan

hipokondria pikiran magis

X ide yg terkait

Jelaskan : klien mengatakan bahwa ia sangat ingin sekali rumahnya di perbaiki (bedah rumah) karena tempay ia tinggali sekarang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Memori Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek karena di lihat dari kondisi umur dan kesehatan klien. Tingkat kemampuan konsentrasi Klien masih mampu berkonsentrasi. Istirsahat dan tidur Tidur siang : 13.00-14.00 WIB

Tidur malam : 21.00-05.00 WIB

Kegitan sebelum tidur malam klien mengatakan bahwa ia sering mendengar musik lewat radionya dan kehiatan setelah tidur beliau shalat dan memasak. Pemeliharaan kesehatan Perawatan lanjutan Kegiatan di dalam rumah Mempersiakan makanan Menjaga kerapihan rumah Mencuci pakaian Pengaturan ruangan Kegiatan di luar rumah Belanja Transportasi Lain-lain VII. VIII. MEKANISME KOPING Adapif Bicara dengan orang lain X Mampu menyelesaikan masalah Aktivitas Spiritual Aktivitas Konstruktif Olahraga Lainnya : _______________ X X Malas aktivitas Menghindar Putus Asa Lainnya : _______________ X Maladaptif Minum Alkohol Reaksi lambat / berlebih X X X X X X X YA X TIDAK

IX.

DAFTAR MASALAH KLIEN Masalah Data Subyektif Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah

No 1

Data Obyektif

Mengungkapkan dirinya tidak berguna Mengkritik diri sendiri

Tampak mudah tersinggung Menarik diri dari hubungan sosial Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian Perasaan malu Ekspresi wajah sedih Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara

Berduka dan status ekonomi yang menengah kebawah

Mengungkapkan sedih karena kehilangan suami dan anak bungsunya. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain karena keadaan ekoominya yang rendah.

X.

POHON MASLAH ISOLASI SOSIAL

GANGGUAN KONSEP DIRI :HARGA DIRI RENDAH

XI.

BERDUKA DAN STATUS EKONOMI YANG MENENGAH KEBAWAH DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan konsep diri : harga diri rendah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Inisial klien Alamat Pengkajian Data yang dapat dikumpulkan adalah: Mengejek dan mengkritik diri. Tidak berani menatap lawan berbicara Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari. Perasaan tidak mampu. Mengalami gejala fisik : tekanan darah tinggi dan asma : Ny. S : Jalan Adi sucipto gang desember no 1

Diagnosa keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah Definisi : Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga dan rendah diri berkempajangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Kemungkinan etiologi (yang berhubungan dengan) a) penolakan orangtua yang tidak realistis b) kegagalan berulang kali c) kurang mempunyai tanggung jawab personal d) ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Sasaran/Tujuan Sasaran jangka pendek : Klien akan mengekspresikan rasa malunya dengan cara memendam perasaan tersebut Sasaran jangka panjang : Klien akan mampu menyatakan secara verbal perilaku-perilaku yang berhubungan dengan ejekan dari lingkungan sekitar. Klien akan mampu mengakui posisinya sendiri dalam proses berduka sehingga ia mampu dengan langkahnya sendiri terhadap pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP Pada Bab ini penulis akan menyampaikan mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. S yang

mendapatkan perawatan di rumah nya sendiri yang mungkin bermanfaat dalam pengkajian keperawatan pada klien dengan harga diri rendah.
Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga dan rendah diri berkempajangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998 ). Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Dapat di simpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah perasaaan di mana diri nya tidak di hargai dan selalu merendahkan dirinya sendiri.

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas kami mempunyai beberapa saran untuk klien antara lain: d. e. f. Klien hendaknya belajar untuk menerima segala kekurangan yang dimilki Minum obat sevara teratur. Apabila terjadi gangguan kesehatan klien dapat mengkonsultasikan pada perugas kesehatan terdekat.

Das könnte Ihnen auch gefallen