0 Bewertungen0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
49 Ansichten4 Seiten
Dokumen tersebut merupakan rencana asuhan keperawatan untuk gangguan kulit. Rencana asuhan ini mencakup diagnosis keperawatan, tujuan intervensi, dan tindakan-tindakan keperawatan untuk meredakan nyeri, menjaga integritas kulit, dan meningkatkan kualitas tidur serta citra diri pasien.
Dokumen tersebut merupakan rencana asuhan keperawatan untuk gangguan kulit. Rencana asuhan ini mencakup diagnosis keperawatan, tujuan intervensi, dan tindakan-tindakan keperawatan untuk meredakan nyeri, menjaga integritas kulit, dan meningkatkan kualitas tidur serta citra diri pasien.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
Dokumen tersebut merupakan rencana asuhan keperawatan untuk gangguan kulit. Rencana asuhan ini mencakup diagnosis keperawatan, tujuan intervensi, dan tindakan-tindakan keperawatan untuk meredakan nyeri, menjaga integritas kulit, dan meningkatkan kualitas tidur serta citra diri pasien.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
Mahasiswa Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap A.Pendahuluan Asuhan keperawatan (askep) pada klien gangguan integumen, seperti kusta, skabies, tinea (jamur) umumnya belum ada rencana asuhan keperawatan khusus dan belum banyak ditemukan pada buku ajar. Beberapa askep integumen yang sudah baku dan dapat kita temukan pada beberapa literatur antara lain adalah askep luka baker dan askep psoriasis. Sehingga askep kulit abnormal dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana keperawatan pada klien yang mengalami gangguan integumen, tentunya disesuaikan dengan data yang ditemukan pada pengkajian. B.Pengkajian Riwayat kesehatan dan observasi langsungsg memberikan inIomasi mengenai persepsi klien terhadap dermatosis, bagaimana kelainan kulit dimulai?, apa pemicu?, apa yang meredakan atau mengurangi gejala?, termasuk masalah Iisik/emosional yang dialami klien?. Pengkajian Iisik harus dilakukan secara lengkap. C.Diagnosis Keperawatan 1. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan Iungsi barier kulit. 2. Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus. 4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. 5. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat inIormasi. D.Masalah KolaboratiI/Komplikasi Masalah kolaboratiI/komplikasi yang dapat terjadi pada klien dermatosis adalah inIeksi. E.Tujuan Intervensi/Implementasi Tujuan askep dermatosis adalah terpeliharanya integritas kulit, meredakan gangguan rasa nyaman: nyeri, tercapainya tidur yang nyenyak, berkembangnya sikap penerimaan terhadap diri, diperolehnya pengetahuan tentang perawatan kulit dan tidak adanya komplikasi. By : Trinoval Yanto Nugroho Page -2- PENATALAKSAANAAN A.Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan Iungsi barier kulit. Intervensi 1. Lindungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi (hidrasi stratum korneum yg berlebihan) ketika memasang balutan basah. Rasional: Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan primer. 2. Hilangkan kelembaban dari kulit dengan penutupan dan menghindari Iriksi. Rasional: Friksi dan maserasi memainkan peranan yang penting dalam proses terjadinya sebagian penyakit kulit. 3. Jaga agar terhindar dari cidera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu terllalu tinggi & akibat cedera panas yg tidak terasa (bantalan pemanas, radiator). Rasional: Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas. 4. Nasihati klien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya. Rasional: Banyak masalah kosmetik pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik. Kriteria keberhasilan implementasi. 1). Mempertahakan integritas kulit. 2). Tidak ada maserasi. 3). Tidak ada tanda-tanda cidera termal. 4). Tidak ada inIeksi. 5). Memberikan obat topikal yang diprogramkan. 6). Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadual. B.Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit. Intervensi 1. Temukan penyebab nyeri/gatal Rasional: Membantu mengidentiIikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan. 2. Catat hasil observasi secara rinci. Rasional: Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan. 3. Antisipasi reaksi alergi (dapatkan riwayat obat). Rasional: Ruam menyeluruh terutama dengan awaitan yang mendadak dapat menunjukkan reaksi alergi obat. 4. Pertahankan kelembaban (/- 60), gunakan alat pelembab. Rasional: Kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air. 5. Pertahankan lingkungan dingin. Rasional: Kesejukan mengurangi gatal. 6. Gunakan sabun ringan (dove)/sabun yang dibuat untuk kulit yang sensitiI Rasional: Upaya ini mencakup tidak adanya detergen, zat pewarna. . Lepaskan kelebihan pakaian/peralatan di tempat tidur Rasional: Meningkatkan lingkungan yang sejuk. 8. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun. Rasional: Sabun yang 'keras dapat menimbulkan iritasi. 9. Hentikan pemajanan berulang terhadap detergen, pembersih dan pelarut. Rasional: Setiap subtansi yang menghilangkan air, lipid, protein dari epidermis akan mengubah Iungsi barier kulit 10. Kompres hangat/dingin. Rasional: Pengisatan air yang bertahap dari kasa akan menyejukkan kulit dan meredakan pruritus. 11. Mengatasi kekeringan (serosis). By : Trinoval Yanto Nugroho Page -3- Rasional: Kulit yang kering meimbulkan dermatitis: redish, gatal.lepuh, eksudat. 12. Mengoleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi. Rasional: Hidrasi yang cukup pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier kulit. 13. Menjaga agar kuku selalu terpangkas (pendek). Rasional: Mengurangi kerusakan kulit akibat garukan 14. Menggunakan terapi topikal. Rasional: Membantu meredakan gejala. 15. Membantu klien menerima terapi yang lama. Rasional: Koping biasanya meningkatkan kenyamanan. 16. Nasihati klien untuk menghindari pemakaian salep /lotion yang dibeli tanpa resep Dokter. Rasional: Masalah klien dapat disebabkan oleh iritasi/sensitiI karena pengobatan sendiri Kriteria keberhasilan implementasi. 1). Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman: nyeri/gatal. 2). Mengutarakan dengan kata-kata bahwa gatal telah reda. 3). Memperllihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan. 4). Mematuhi terapi yang diprogramkan. 5). Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit. 6). Menunjukkan kulit utuh dan penampilan kulit yang sehat . C.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus. Intervensi 1. Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik. Rasional: Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi. 2. Menjaga agar kulit selalu lembab. Rasional: Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan. 3. Mandi hanya diperlukan, gunakan sabun lembut, oleskan krim setelah mandi. Rasional: memelihara kelembaban kulit 4. Menjaga jadual tidur yg teratur. 5. Menghindari minuman yang mengandung kaIein menjelang tidur. Rasional: kaIein memiliki eIek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi. 6. Melaksanakan gerak badan secara teratur. Rasional: memberikan eIek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari. . Mengerjakan hal ritual menjelang tidur. Rasional: Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur. Kriteria Keberhasilan Implementasi 1). Mencapai tidur yang nyenyak. 2). Melaporkan gatal mereda. 3). Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat. 4). Menghindari konsumsi kaIein. 5). Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur. 6). Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan. D.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. Intervensi 1. Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri. Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri. 2. IdentiIikasi stadium psikososial terhadap perkembangan. By : Trinoval Yanto Nugroho Page -4-