Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
com
Http://susenobimo.blogspot.com
Jenis-jenis Control chart variabel : 1) Xbar R chart Pada dasarnya setiap peta kontrol memiliki: Central line (CL). Control limit, yang terdiri dari batas kontrol atas (UCL) dan batas kontrol bawah (LCL). Tebaran nilai karakteriktik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses.
Xbar R chart digunakan untuk memantau proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinu. Control chart X menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada ukuran titik pusat atau rata-rata dari suatu proses. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti peralatan yang dipakai, perbedaan metode yang digunakan pada shift kedua, material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dll. Control chart R menjelaskan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam ukuran variasi, yaitu perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu produk. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti: bagian peralatan yang hilang, minyak pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja, dll. Setelah mendapatkan control chart X dan R yang menunjukkan bahwa proses berada dalam pengendalian statistika, maka peta kontrol tersebut dapat digunakan untuk memantau proses yang sedang berlangsung dari waktu ke waktu. Kemudian setelah ditemukan adanya perubahan-perubahan proses (orang, material, metode kerja, lingkungan, dll) maka perubahan tersebut harus dicatat. Contoh kasus PT. Tri Plywood adakah perusahaan pembuatan produk kayu lapis. Berdasarkan permintaan pelanggan ditetapkan spesifikasi ketebalan dari produk kayu lapis itu adalah: 2
Http://susenobimo.blogspot.com
2.40 mm 0.05 mm. Untuk mengetahui kemampuan proses dan mengendalikan proses produksi, maka QC Dept. melakukan pengukuran terhadap 20 sampel, masing-masing berukuran (n) 5 unit. Data yang diperoleh sebagai berikut :
Langkah-langkah analisis. (1) Klik Analize > Quality Control > Control Charts (2) Pilih X-bar R Chart, s klik Define (3) Masukkan variabel tebal kayu lapis ke kolom Process Measurement (4) Masukkan variabel sampel ke kolom Subgroups define by (5) Klik tombol Control Rule, pilih All control rules (6) Klik Continue kemudian OK
Http://susenobimo.blogspot.com
Rule Violations for X-bar Sampel 15 Violations for Points Greater than +3 sigma
Pada diagram pertama di atas adalah X bar yang menggambarkan rata-rata ketebalan kayu lapis. Setiap plot dalam X bar adalah variasi antara subgrup atau variasi antara
Http://susenobimo.blogspot.com
rata-rata ketebalan kayu lapis. Pada diagram kedua adalah range,menggambarkan proses variasi dalam satu grup. Nlai kontrol limit adalah sebagai berkut : (1) Control limit X bar adalah LCLx = 2,3543, Center line = 2,3886, UCLx = 2,4229 (2) Control limit Range adalah LCLr = 0,000, Center line = 0,595, UCLr = 0,1258 Tanda Rule Violation menunjukan ada kejadian special causes variation terlihat pada diagram X bar. Special causes ini terjadi pada plot atau sampel 15. Oleh karena itu proses produksi dihentikan dan mencari penyebab special cause ini. 2) Selanjutnya kita akan mencoba control chart X bar s chart dengan menggunakan data seperti di atas.
Langkah-langkah : 1) Klik Analize > Quality Control > Control Charts 2) Pilih X-bar R Chart, s klik Define 3) Masukkan variabel tebal kayu lapis ke kolom Process Measurement 4) Masukkan variabel sampel ke kolom Subgroups define by 5) Pada kolom charts pilih using X-bar using standartd deviation 6) Klik tombol Control Rule, pilih All control rules 7) Klik Continue kemudian OK
Http://susenobimo.blogspot.com
Http://susenobimo.blogspot.com
Rule Violations for X-bar Sampel 15 Violations for Points Greater than +3 sigma
1 points violate control rules. Rule Violations for SD Sampel 20 Violations for Points Greater than +3 sigma
Nilai kontrol limitnya adalah : (1) Control limit X bar adalah LCLx = 2,3543, Center line = 2,3886, UCLx = 2,4229 (2) Control limit standar deviation adalah LCLs = 0,000, Centerl line = 0,0253, UCLs = 0,0529. Pola diagram menunjukan adanya out of control atau terjadi special causes terlihat pada sampel 15 (diagram X bar) dan sampel 20 pada diagram standar deviasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberhentian proses produksi dan dicari penyebab-penyebabnya. 3) I-MR Chart (Individual Moving Range) Kadangkala ukuran sampel yang digunakan perusahaan adalah sebesar 1 (n = 1). Seringkali terjadi apabila pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan juga terjadi pada tingkat produksi yang sangat lambat. Hal ini mengakibatkan timbulnya kesukaran untuk mengambil ukuran sampel lebih besar daripada 1. Perusahaan yang mengalami kondisi seperti ini misalnya pada pabrik kimia. Pembuatan peta kontrol I-MR diterapkan pada proses yang menghasilkan output relatif homogen, misalnya dalam cairan kimia, kandungan mineral dari air, makanan, dan lainlain. Dapat pula diterapkan pada kasus-kasus di mana inspeksi 100% digunakan untuk proses produksi yang sangat lama. Contoh kasus PT. ABC adalah perusahaan pembuat produk kimia. Untuk mengetahui kemampuan
Http://susenobimo.blogspot.com
proses, QC Departemen perusahaan melakukan pengukuran sebagai sampel. Didapat sampel sebagai berikut :
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kekentalan (X) 33.75 33.05 34 33.81 33.46 34.02 33.68 33.27 33.49 33.2 33.62 33 33.54 33.12 33.84
Langkah-langkah : (1) (2) (3) (4) (5) (6) Klik Analize > Quality Control > Control Charts Pilih Individual Moving Range klik Define Masukkan variabel kekentalan ke kolom Process Measurement Masukkan variabel sampel ke kolom Subgroups define by Klik tombol Control Rule, pilih All control rules Klik Continue kemudian OK
Http://susenobimo.blogspot.com
Http://susenobimo.blogspot.com
Diagram pertama menggambarkan nilai individual dari kekentalan kimia dan diagram kedua menggambarkan range antara tiap urutan nilai. Untuk tanda Rule Violation : No berarti tidak ada out of control atau special cause variation sehingga proses produksi dapat terus dijalankan karena proses produksi in control.
10