Sie sind auf Seite 1von 53

IMUNOGLOBULIN

AKBID SUMBAR

Struktur kimia imunoglobulin


PENGERTIAN Immunoglobulin atau Antibodi merupakan suatu fraksi plasma (serum) yang bereaksi secara khusus dengan antigen yang merangsang produksinya. Berat molekulnya dari terendah sekitar 150.000 (angka sedimentasi 7S) untuk komponen IgG hingga fraksi dengan berat molekul 900.000 (19S) untuk IgM.

KELAS IMUNOGLOBULIN Berdasarkan jenis rantai-H yang dimiliki, maka pengklasifikasian kelas Imunoglobulin adalah sebagai berikut :

Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast.

Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris.

Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (), rantai A (), rantai M (), rantai E () dan rantai D (). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.

ImunoglobulinG (IgG)
Adalah reaksi imun yang diproduksi terbanyak sebagai antibodi utama dalam proses sekunder dan merupakan pertahanan inang yang penting terhadap bakteri yang terbungkus dan virus. Mampu menyebar dengan mudah ke dalam celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan penting menetralisir toksin kuman, serta melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis. Merupakan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu pertama setelah lahir, dikarenakan mampu menembus jaringan plasenta. IgG yang dikeluarkan melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan.

IgG mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang sama (divalen) dan dikenal 4 subkelas, yaitu IgG1 IgG1, IgG2, IgG3 dan IgG4. Perbedaannya terletak pada rantai-H dengan beberapa fungsi biologis serta jumlah dan lokasi ikatan disulfida. IgG1 merupakan 65% dari keseluruhan IgG. IgG2 berguna untuk melawan antigen polisakarida dan menjadi pertahanan yang penting bagi inang untuk melawan bakteri yang terbungkus.

Imunoglobulin A (IgA)
Adalah Imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu, air liur, air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran pencernaan atau usus (Corpo Antibodies). Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.

Tiap molekul IgA sekretorik berbobot molekul 400.000 terdiri atas dua unit polipeptida dan satu molekul rantai-J serta komponen sekretorik. Sekurang-kurangnya dalam serum terdapat dua subkelas IgA1 dan IgA2. Terdapat dalam serum terutama sebagai monomer 7S tetapi cenderung membentuk polimer dengan perantaraan polipeptida yang disintesis oleh sel epitel untuk memungkinkan IgA melewati permukaan epitel, disebut rantai-J. Pada sekresi ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu protein khusus, disebut Secretory Component yang disintesa oleh sel epitel lokal dan juga diproduksi secara lokal oleh sel plasma.

Imunoglobulin M (IgM)
Imunoglobulin utama yang pertama dihasilkan dalam respon imun primer. IgM terdapat pada semua permukaan sel B yang tidak terikat. Struktur polimer IgM menurut Hilschman adalah lima subunit molekul 4-peptida yang dihubungkan oleh rantai-J. Pentamer berbobot molekul 900.000 ini secara keseluruhan memiliki sepuluh tempat pengikatan antigen Fab sehingga bervalensi 10, yang dapat dibuktikan dengan reaksi Hapten. Polimernya berbentuk bintang, tetapi apabila terikat pada permukaan sel akan berbentuk kepiting.

Disebabkan bervalensi tinggi, maka antibodi ini paling sering bereaksi di antara semua Imunoglobulin, sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi antibodi-antigen yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi infeksi dan tetap tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh yang penting untuk bakteremia dan virus. Antibodi ini dapat diproduksi oleh janin yang terinfeksi.

ImunoglobulinE (IgE)
Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.

Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar. IgE serum secara khas juga meningkat selama infeksi parasit cacing.

ImunoglobulinD (IgD)
Antibodi ini fungsi keseluruhannya belum diketahui secara jelas. Dalam serum IgD ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan IgD merupakan antibodi inti sel. Zat ini juga terdapat pada sel penderita leukemia getah bening.

Telah dibuktikan pula bahwa IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya, setelah sel tubuh berdiferensiasi lebih jauh.

IMUNITAS
Imunitas : Daya tahan tubuh untuk melawan penyakit melawan infeksi. Semua sel dan molekul yang terlibat dalam imunitas tubuh, merupakan suatu kesatuan fungsional disebut : sistem imun. Tanggap (respon) terhadap substansi asing yang masuk ke dalam tubuh, secara kolektif disebut respon imun . Definisi spesifik : Imunitas adalah reaksi untuk melawan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh seperti mikroorganisme (bakteri, virus, parasit) & molekul besar (protein, polisakharida). Reaksi yang terjadi meliputi reaksi seluler dan molekul.

Manfaat imunologi untuk kesehatan / kedokteran 1. Sistem imun dapat dimanipulasi agar fungsi sistem imun dapat dikontrol untuk melawan penyakit. Manipulasi sistem imun dapat dilakukan dengan: - memanipulasi antigen asing yang masuk vaksinasi - memanipulasi pertemuan substansi asing dengan sel/molekul sistem imun imunoterapi. Contoh : vaksinasi terhadap smallpox oleh Edward Jenners (1758). Observasi Jenners pemerah susu yang menderita smallpox setelah sembuh jarang/tidak pernah terkena smallpox untuk kedua kalinya.

Suntikkan cairan dari lesi cowpox ke anak umur 8 th beberapa minggu. - Setelah selesai, anak tersebut diinfeksi virus smallpox tidak sakit (kebal terhadap smallpox). Metoda Jenners disebut vaksinasi (vaccine dari sapi) metoda vaksinasi dipakai secara luas untuk mengin-duksi imunitas terhadap bermacammacam penyakit.

2. Reaksi imun in vitro dan in vivo dapat dimanfaatkan untuk : diagnosis & terapi penyakit infeksi dan/atau terpapar toksin. Contoh : antibodi terhadap virus/bakteri dalam darah dipakai sebagai indikator perkembangan penyakit. Antibodi terhadap toksin/bisa digunakan untuk mengobati penderita terpapar toksin/bisa i.e pasien digigit ular, dsb.

Komponen imunitas tubuh : 1. Innate/natural immunity - imunitas yang sudah ada sejak fetus/dilahirkan. - bersifat nonspesifik imunitas nonspesifik - berperan sebagai garis pertahanan pertama terhadap invasi substansi asing ke dalam tubuh. 2. Acquired/adaptive immunity - imunitas yang didapat - bersifat spesifik imunitas spesifik - berkembang karena diinduksi/distimulasi oleh intervensi substansi asing yang masuk ke dalam tubuh. - substansi asing yg menginduksi imunitas spesifik disebut antigen.

Elemen/struktur yang mendukung imunitas tubuh. Innate / natural immunity Adaptive/acquired immunity

Resistensi

Resistensi tidak berubah pada infeksi berikutnya Lisozim, komplemen, interferon Epitel permukaan & mukosa, fagosit, sel NK

Soluble factors Cells

Resistensi menjadi lebih baik pada infeksi berikutnya Antibodi

Limfosit T

Patogen (infectious agents) bila mengintervensi tubuh mula-mula akan berhadapan dengan elemen sistem imun natural (innate). Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan berhadapan dengan sistem imun adaptif bereaksi secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan patogen. Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory memberi reaksi sejenis yang lebih baik pada infeksi/ intervensi patogen yang sama berikutnya.

Elemen/unsur yang terlibat dalam innate immunity 1. Permukaan luar tubuh - epidermis kulit adalah barier efektif untuk mencegah penetrasi mikroorganisme. - mukosa nasofaring, saluran pencernaan, saluran pernafasan dan genitourinarius dilengkapi barier fisik (silia) dan kimia (enzim) untuk melawan/ mengham bat masuknya mikroorganisme. 2. Fagosit sel yang memfagosit mikroorganisme/partikel yang melewati epitel sistem retikuloendotelial diproduksi oleh sel-sel primordia (stem cells) dalam sumsum tulang: sel makrofag dlm jaringan netrofil & monosit dalam darah.

3. Sel NK leukosit yg dapat mengenali perubahanperubahan permukaan sel yg diinfeksi virus NK akan berkontak (bind) dan membunuh sel terinfeksi. 4. Soluble factors - interferon protein diproduksi sel terinfeksi virus & limfosit mengaktifkan sel NK & menginduksi resistensi sel yang berdekatan dg sel terinfeksi. - komplemen protein serum aktifasi komplemen dpt menyelubungi bakteri shg menarik (ready) utk difagosit opsonosasi. menyebabkan lisis membran sel bakteri lytic pathway

Inflamasi Adalah reaksi respon tubuh terhadap injury (cedera) karena invasi mikroorganisma/partikel asing atau jejas lain. Reaksi inflamasi menyebabkan elemen sistem imun dikerahkan ke situs infeksi Reaksi inflamasi meliputi : 1. Peningkatan suplai darah ke tempat infeksi. 2. Peningkatan permeabilitas kapiler darah karena retraksi endotel kapiler darah menyebabkan molekul besar (protein serum) keluar menuju ke tempat infeksi. 3. Leukosit terutama neutrofil dan monosit keluar dari kapiler menuju ke situs infeksi karena chemotaksis.

Tanda-tanda inflamasi : rubor merah tumor bengkak kalor panas dolor sakit functio laesa (kehilangan fungsi) jaringan yang terinfeksi.

Specific/acquired immunity Imunitas yang didapat karena induksi & pemaparan (exposure) pada substansi asing (antigen). Sifat dasar imunitas spesifik - menghasilkan immune memory memberi respon lebih efektif pada infeksi yang sama berikutnya prinsip dasar vaksinasi. - menghasilkan respon yang fokus pada antigen yang menginvasi tubuh dan mengeliminasinya meningkatkan kapasitas protektif innate immunity.

Imunitas spesifik diperankan oleh 2 sistem imun : 1. Imunitas humoral : dibawakan oleh molekul (protein) serum yang mengenal dan mengeliminasi antigen bebas (tidak terikat/bukan bagian) sel disebut antibodi mengikat dan bereaksi dengan antigen secara spesifik. 2. Imunitas seluler (cell mediated immunity) : dibawakan oleh sel limfosit T, mengenal antigen dipermukaan sel atau antigen nonself dan menghancurkan sel yang mengekspresikan antigen tsb. Antibodi dan limfosit T spesifik dapat ditransfer secara pasif ke individu yang belum imun (naive) imunisasi pasif.

Respon humoral dan seluler terhadap stimulasi antigen mempunyai ciri/sifat yang mendasar (fundamental). 1. Specificity Respon imun adalah spesifik terhadap antigen tertentu. Antibodi atau limfosit dapat mengenal bagian dari protein komplex atau molekul besar lainnya. Bagian molekul yang dikenali antibodi atau limfosit secara spesifik disebut determinan atau epitop. 2. Diversity Tubuh manusia mempunyai sistem imun yang berpotensi mengenal antigen di lingkungan hidupnya. Limfosit yang mempunyai spesifisitas thd antigen di dlm tubuh seluruhnya disebut lymphocyte repertoire diperkirakan dapat mendeferensiasi 109 determinan.

Bila suatu limfosit terinduksi antigen limfosit akan berproliferasi membentuk satu klon spesifik clonal selection theory. 3. Memory Respon imun terhadap antigen akan meningkat efektifitasnya apabila terpapar/bertemu antigen yang sama untuk kedua kali dan seterusnya disebut immunological momory & diperankan oleh memory cells. 4. Self limitation Respon imun yang normal akan menurun dan menghilang beberapa waktu setelah stimulasi dihentikan.

5. Descrimination of self from nonself Dapat membedakan antigen asing dari komponen sendiri. Limfosit akan bereaksi terhadap stimulasi antigen asing tetapi tidak memberi respon pada molekul & komponen sendiri toleransi imun (immune tolerance). Kegagalan toleransi imun pada komponen sendiri kelainan/penyakit autoimun menimbulkan konsekuensi patologi tertentu.

Organ-organ yang terlibat dalam sistem imun. Organ-organ dalam sistem imun dibedakan menjadi 2 golongan berdasarkan fungsinya dlm sistem imun : - organ limfoid primer (sentral). - organ limfoid sekunder (periferal). Limfosit imatur akan mengalami maturasi shg menjadi matur didalam organ limfoid primer menjadi sel imunokompeten.

Pada mamalia organ limfoid primer adalah : - sumsum tulang (bone marrow) maturasi sel B - timus maturasi sel T

Organ limfoid sekunder mengambil antigen dari jaringan atau dari darah (sirkulasi) & memberi tempat sel imunokompeten untuk berinteraksi secara efektif dengan antigen. Limfonodus mengkoleksi antigen dari cairan intraseluler jaringan. Lien (limpa/spleen) menyaring antigen dalam darah & sirkulasi sehingga dapat merespon infeksi sistemik. Mucosa associated lymphoid tissue (MALT) pada traktus respiratorius, digestivus, genitourinarius (Peyers patch, tonsil, adenoid) menangkap Ag yang masuk via membran mukosa.

Sel-sel yang terlibat dalam sistem imun spesifik. Semua sel dalam sistem imun (spesifik) berasal dari stem cells yang pluripoten di dalam sumsum tulang (bone marrow), berkembang melalui proses hematopoeisis. Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi: 1. jalur mieloid memproduksi fagosit dan sel-sel lain 2. jalur limfoid memproduksi limfosit Fagosit dibedakan menjadi 2 jenis : - monosit fagosit yang dapat meninggalkan sistem vaskuler & berubah menjadi fagosit jaringan makrofag - polimorfonukleus neutrofil, basofil & eosinofil.

Limfosit diproduksi dalam sumsum tulang, beredar dalam sirkulasi dan sistem limfoid & menempati organ-organ limfoid. Limfosit berinteraksi & mengenal antigen melalui reseptor antigen dipermukaan selnya. Ada 2 macam limfosit : limfosit B & limfosit T dibedakan berdasarkan marka protein membran sel CD3 pada sel T ; CD11 pada sel B. Limfosit B diproduksi & berkembang dalam sumsum tulang. Mempunyai reseptor antigen mol. Ab yang terfiksasi membran sel pada Ch terminalnya. Bila sel B naive kontak dengan Ag, sel B berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel B memori yang mensekresi Ab spesifik, disebut sel plasma.

Limfosit T Berkembang dari stem cells dalam sumsum tulang, bermigrasi ke dalam timus dan berdiferensiasi menjadi sel T matur. Sel T matur mengekspresikan antigen binding protein dipermukaan selnya, disebut reseptor sel T (TCR) terdiri dari 2 protein subunit atau , dihubungkan oleh ikatan disulfida. TCR mengenal Ag dipermukaan sel yang berasosiasi/ dipresentasikan molekul MHC (HLA).

Subpopulasi sel T : Sel T helper (TH) & sel T sitotoksik (TC) dibedakan berdasarkan marka protein membran sel CD4 pada TH dan CD8 pada TC. TH setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang mensekresi sitokin (limfokin) mengaktifkan sel B, TC , sel-sel fagosit dan efektor lainnya. TC setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang memediasi reaksi sitotoksik membunuh/melisis sel yang mengekspresikan Ag : - sel terinfeksi virus - sel terinfeksi mikroorganisme intrasel - sel tumor - sel alograf

Antigen Precenting Cells (APC). Sistem imun humoral & seluler diaktifkan oleh TH yang mengenal Ag dipermukaan sel berasosiasi dengan MHC. Ag dipresentasikan oleh antigen presenting cells (APC) makrofag, limfosit B, sel-sel dendritik. APC mengambil Ag dengan fagositosis atau endositosis mengekspresikannya kembali dalam bentuk fragmen antigen yang berasosiasi dengan MHC (HLA).

Major Histocompatibility Complex (MHC) Protein membran sel, diekspresikan oleh kelompok gen (gene cluster) yang terangkai sempurna (tight linkage). Produk MHC berperan penting dalam pengenalan Ag antar sel dan diskriminasi self dari nonself menentukan kompatibilitas jaringan antar individu dalam satu spesies disebut transplantation antigen. Pada sistem imun MHC berpengaruh pada kreasi respon humoral dan seluler (cell mediated) sel TH & TC mengenal Ag yang berasosiasi dengan molekul MHC MHC menentukan repertoire (daftar) Ag yang dapat direspon TH & TC MHC berimplikasi pada suseptibilitas thd penyakit & autoimun.

MHC adalah kumpulan gen (gene array); pada manusia terletak pada khromosom 6 disebut kompleks HLA, pada tikus terletak pada khromosom 17 disebut kompleks H2.
HLA mengkode 3 macam molekul : HLA klas I, klas II & klas III. HLA klas I dikode oleh regio A, B dan C HLA klas II dikode oleh regio DP, DQ, DR Setiap regio mempunyai alel yang sangat majemuk mempunyai variasi sangat besar, meskipun pada saudara sekandung.

Molekul HLA klas I mempresentasikan Ag yang dikenal TC terdapat pada semua sel berinti.
Molekul HLA klas II mempresentasikan Ag yang dikenal TH terdapat pada antigen presenting cells (APC) makrofag, sel dendritik, limfosit B, dll.

Diperankan oleh antibodi, protein yg tdpt dalam serum & cairan tubuh mamalia merupakan fraksi globulin disebut imunoglobulin (Ig) Diproduksi dan disekresikan oleh limfosit B yang distimulasi antigen (sensitized B lymphocytes) sehingga berubah menjadi sel plasma.

Berfungsi sebagai efektor untuk mengikat antigen yang bebas (tidak terikat atau merupakan bagian sel), menetralkan atau mengeliminasinya dari dalam tubuh.

Ada 5 klas Ig pada semua spesies (isotip), ditentukan oleh rantai H yang mengkonstruksinya IgG bagian terbesar Ig dalam serum normal, meliputi 70 75% total Ig. Terdistribusi intra dan ekstravaskular. Antibodi dominan pada respon imun sekunder, terutama sebagai anti-toxin. IgM meliputi 10% total Ig. Berbentuk pentamer, terdistribusi intravaskular, Sebagai antibodi predominan pada respon awal (early response) infeksi mikroorganisme.

IgA meliputi 15 20% total Ig. Berbentuk dimer dilengkapi secretory component, disebut sIgA Predominan pada sekret seromukosa spt saliva, sekret tracheobronkhial, genitourinarius dll. IgD Kurang dari 1% total Ig. Imunoglobulin yg terfiksasi pada membran sel limfosit B. Berfungsi sbg Ag reseptor & menstimulasi deferensiasi sel B menjadi sel plasma. IgE Mempunyai proporsi sangat kecil, berasosiasi pada permukaan basofil dan sel mast. Berperan pada imunitas thd parasit (helminthes) dan penyakit hipersensitivitas spt asma.

Respon imun berlangsung dalam beberapa fase : 1. Fase kognitif pengenalan antigen dengan pengikatan (binding) antigen pada reseptor spesifik di permukaan limfosit. limfosit B mengikat Ag pada Ig permukaan. limfosit T mengikat fragmen Ag MHC (HLA) pada TCR. 2. Fase aktifasi - limfosit berproliferasi expansi klonal dari limfosit spesifik terhadap antigen tsb. - limfosit berdiferensiasi limfosit B secreting cells (sel plasma) Ab mengikat Ag bebas (soluble Ag).

limfosit T mediated killing mengaktifkan makrofag membunuh mikroba intraseluler. melisis sel yang mengekspresikan Ag asing atau Ag virus. 3. Fase efektor eliminasi dan/atau netralisasi Ag. Memerlukan partisipasi sel-sel nonlimfoid secara kolektif disebut sel-sel efektor. Kompleks Ag-Ab difagosit sel-sel polimorfonukleus & mononukleus (dlm sirkulasi). ~ mengaktifkan sistem komplemen utk melisis & fagosit mikroorganisme. Limfosit T tersensitasi mensekresi sitokin mengaktifkan sitolisis & fagositosis.

Kelainan / malfungsi sistem imun. Sistem imun yang bekerja tidak normal memberi respon / reaksi tidak normal menyebabkan konsekuensi patologi tertentu pada individu ybs. 1. Reaksi hipersensitivitas respon berlebihan reaksi alergi. Dipicu overproduksi IgE; kompleks IgE-Ag mengaktifkan sel mast mengalami degranulasi menghasilkan histamin alergi. 2. Autoimun mengenal komponen self sebagai Ag asing. Sistemik lupus erimatosus Rematik Rhematoid arthritis, Diabetes tipe I, Rematik jantung.

3. Imunodefisiensi sistem imun kehilangan kapasitasnya mengenal dan mengeliminasi Ag. Ex. Bayi lahir dengan kegagalan sintesis enzim adenosin deaminase (ADA) sistem imun gagal bereaksi dengan hampir semua jenis Ag diisolasi dalam ruang steril hanya dapat diatasi dengan terapi gen. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) sel TH dirusak oleh infeksi HIV immune paralysis suseptibel terhadap infeksi mikroorganisme, virus dan maligna.

TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen