Sie sind auf Seite 1von 2

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.

id

GLASS PRODUCTION PROCESS AND THE PROCESS OF COMBUSTION IN furnace (furnace) AT. Asahimas Flat Glass, Tbk
Sugeng Dwi Setiawan (20405688)
AbstractGLASS PRODUCTION PROCESS AND THE PROCESS OF COMBUSTION IN furnace (furnace) AT. Asahimas Flat Glass, Tbk Sugeng Dwi Setiawan Undergraduate Program. Faculty of Industrial Technology. 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Flat Glass Production Process (i + 33 + Appendix) ABSTRACT Flat glass manufacturing process from start to become a ready-made glass must pass through stages such as Raw Materials Preparation, Weighing Mixing of Raw Materials, Melting (Furnace), Glass Forming (Metal Bath), Glass Annealing (Lehr), Glass Cutting Glass Packaging. All these steps will produce a high quality glass with a higher selling price. Processes that determine the outcome of a glass product that is the combustion process is carried out in the furnace or furnace, the function of the furnace is to burn the material that has been mixed (mixed batch) with a hot furnace reaches a temperature of approximately 1600 C so that the material is crushed and melted. Fuel used in the Natural Gas Furnace.

menjadi kaca yang kuat dan solid pada saat digunakan pada sebuah bangunan. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan ini meliputi: 1. Proses pembuatan kaca 2. Proses pembakaran pada Furnace ( dapur peleburan ) 3. Proses pembentukan kaca pada metal bath 4. Bahan bakar yang digunakan 5. Pada penulisan ini tidak membahas komposisi zat pewarna pada kaca dan zat kimia yang digunakan pada proses cuting 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) II. Chapter 2 BAB II LANDASAN TEORI DAN MACAM-MACAM KACA Kaca biasanya adalah benda yang keras dan rapuh. Tapi ketika dipanaskan, kaca akan berubah. Kaca dapat mencair dan mengalir seperti cairan yang melekat. Gambar 2.1. Pita kaca yang mencair, mengalir diatas belt conveyor di sebuah pabrik kaca.[1] Molten glass dapat di dorong, direntangkan dan di tekan dalam berbagai arah dan dibuat menjadi berbagai bentuk. Saat kaca menjadi dingin, ia menjadi kuat dan keras. Kaca mungkin bisa terasa padat. Tapi sesungguhnya ia zat cair. Para ilmuwan menyebut kaca sebagai zat cair yang mengalami proses pendinginan yang luar biasa. Seperti sebuah zat cair yang jernih, kaca itu transparant, dan cahaya dapat menembusnya hal ini membuat kaca menjadi benda yang sangat berguna. 5 6 Dipandang dari segi sika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun kaca sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) seperti pada gambar 2.2 dan proses pembentukannya. Gambar2.2. Kuarsa (SiO2), salah satu bentuk polimor silika [2] Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah: Padatan amorf (short range order). Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair. Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu) Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012

I. Chapter 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi didunuia industri dizaman sekarang ini yang sangat pesat membuat industriindustri yang ada di indonesia saling bersaing dan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam sistem produksinya dengan cara memaksimalkan pemanfaatan alat-alat produksi (mesin), bahan baku, dan pekerja, sehingga dapat mencapai produksi yang semaksimal mungkin. Di PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk telah banyak digunakan alat-alat produksi (mesin) yang digerakkan secara otomatis sehingga dapat mengurangi jumlah karyawan atau pekerja. Dalam sistem pengangkutan bahan material atau bahan baku kaca, seperti pasir silica (Silica Sand), Dolomite, dan Soda Ash menggunakan ban berjalan (Belt Conveyor) dari gudang penyimpanan hingga ke pabrik tempat pengolahan bahan material. Aplikasi dari kaca banyak digunakan seperti kaca lembaran untuk jendela rumah dan gedung perkantoran, kaca berwarna dan kaca kembang untuk interior ruangan, untuk kaca mobil, cermin, membuat bejana dan kaca keselamatan, juga sebagai kuvet untuk spektrometer UVVisible. Dalam hal ini pabrik kaca yang bekerja sama dengan Jepang ini sangat menguntungkan kedua belah pihak antara penduduk daerah sekitar dengan perusahaan dan juga pemerintah, karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada didaerah tersebut. 1 2 1.2 Permasalahan Dalam pengambilan data dilapangan, ingin mengetahui bagaimana proses produksi pembuatan kaca, apa saja bahan yang digunakan dan bagaimana proses pencampurannya hingga dari bahan mentah bisa

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id

Pa.s) 7 Transparan, tahan....... For further detail, please (http://library.gunadarma.ac.id)

visit

UG

Library

III. Chapter 3 BAB III PROSES PRODUKSI KACA DAN PROSES PEMBAKARAN PADA FURNACE (DAPUR PELEBURAN) 3.1 PROSES PEMBUATAN KACA LEMBARAN Proses pembuatan kaca lemaran dapat dilihat pada gambar 3.1 dan gambar 3.2 yang menentukan hasil akhir atau kualitas dari kaca lembaran itu sendiri, oleh karena itu dari proses awal haruslah selektif dalam memilih bahan material dan pencampuran material yang sempurna pada saat proses berlangsung sehingga kaca lembaran yang dihasilkan bisa kuat dan aman bila digunakan oleh konsumen. MANUFACTURING PROCESS OF FLOAT GLASS Raw Material Atmosphere Control Melting Furnace Tweel Metal Bath Heater Natural Gas Molten Tin Molten Glass Annealing Lehr O O O O Temperature Range 1500 C 1100 C 630 C Gamar 3.1. Alur Proses [3] 13 70 C 14 START RAW MATERIAL PREPARATION WEIGHING MIXING OF RAW MATERIAL MELTING (FURNACE) GLASS FORMING (METAL BATH) GLASS ANNEALING (LEHR) GLASS CUTTING QUALITY CONTROL GLASS PACKAGING FINISH Gambar 3.2 Flow Process 15 3.1.1 Unit Raw Material Raw material dalah bahan baku yang dipakai dalam proses pembuatan kaca. Pada umumnya kaca terbuat dari: [4] Silica sand sebanyak 61 For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) IV. Chapter 4 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil penulisan laporan kerja praktek yang dilakukan di PT. Asahimas Flat Glass Tbk. dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada proses pembakaran di Furnace bahan material ( Raw Material ) dari Silo dialirkan dengan menggunakan Belt Conveyor menuju proses penimbangan (weighing) oleh hopper scale kemudian masuk dalam mesin pengaduk (mixer) untuk mencampurkan material agar komposisinya homogen sebelum masuk dalam proses melting (furnace). Untuk memanaskan/meleburkan batch agar menjadi cairan kaca, dibutuhkan suatu ruangan tertutup yang mampu menahan temperatur tinggi. Di dalam furnace disemburkan nyala api dari kiri dan kanan secara bergantian selama 20 menit sekali, agar bahan bakar yang terpakai tidak terlalu banyak dan pembakaran lebih merata. Pada temperatur 1600 C, batch di dalam furnace telah menjadi cairan kaca (molten glass). Kemudian kaca didinginkan secara perlan-lahan melalui proses annealing lehr , untuk menurunkan temperatur pada close lehr denagn cara radiasi digunakan exhaust fan. Hal ini sangat berpengaruh pada hasil strength dan strain kaca itu sendiri sebelum masuk proses cutting dan packaging. 2. Proses burning menggunakan bahan bakar Heavy Oil dan NG (Natural

Gas). Bahan bakar utamanya adalah Natural Gas sebagai pengganti dari Heavy Oil yang digunakan dalam peleburan material, karena bahan bakar Heavy Oil biaya operasinya lebih mahal dibandingkan Natural Gas. 32 33 4.2 Saran Saran yang ingin disampaikan adalah Ketelitian dalam bekerja harus ditingkatkan, agar mendapatkan hasil yang tepat dan sesuai. Pengecekan alat-alat produksi harus dilakukan secara teratur agar tidak terjadi kerusakan saat proses produksi berlangsung sehingga tidak menganggu produktitas perusahaan. ....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) V. Chapter 5 ....... For further detail, please (http://library.gunadarma.ac.id) visit UG Library

Das könnte Ihnen auch gefallen