Sie sind auf Seite 1von 10
Tinjauan Geclogi Kawasan Timur Indonesia mig, ange Fax : 62-022-250 45 93 ; e-mail :g: entvin.net id Abstrak Kawasan timur Indonesia secara geologi merupakan daerah yang rumit, sebagai produk amaigamasi unsur kontinen, busur gumungapi, lempeng kontinen mikro dan kerak samudera Semua proses geologi ini diakibatkan oleh konvergensi tiga lerapeng utama sejak Tersier awal dan réonerus aktif sampai sekarang. Lempeng-lempeng tersebuc acalats lempeng Eurasia yang relatif im, terletak di sisi barat-utara, lempeng Indo-Australia di selatan, bergerak ke arah utara- timurlaut dan di timur, lempeng Pasifik barat bergerak ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan masing-masing 72mm/tahun dan 95-100mm/tahun (pada kondisi aktual). Pertemuan tiga lempeng tersebut di atas diawali oleh pemisahan dan pergeseran kontinen Australia pada Eosen (52 jtl) dan bergerak secara eratik ke arah utara-timurlaut dengan kecepatan bervariasi dari 12 sampai 83mnv/tahun sejak rifting dari Antattika pada 95 jtl. Kemudian Jempen; Australia ini mengalami subduksi dibawah lempeng Eurasia yang terletak di uteranya. Di si timur terjadi reorganisasi dan perubahan polaritas pergerakan lempeng Pasifik barat ke arah barat- baratlaut sejak 43 jtl (Eosen tengah) dengan kecepatan 100mmv/tahun, menerus sampai dengan 4 itl Interaksi lempeng Pasifik barat dan Australia dimulai sejak Eosen-Oligosen. Sejak Tersier tengah, kawasan Timur Indonesia mulai memperlihatkan bentuknya melalui proses yang rumit melibatkan proses opening dan rifting (bukaan), spreading (pemisahan), drifiing (pergeseran), subduksi dan tumbukan (collision) antar busur atau antara busur dan kerak benua (arc-arc/ar continent collision) atau akresi diikuti amalgamasi. Pada kondisi aktual, konvergensi miring antara lempeng Pasifik barat dan Indo-Australia menyebabkan fragmentasi tepian lempeng utama kedalam bentuk blok-blok mikro disertai pengangkatan dan sismisitas dangkal, khususnya di daerah Papua barat dan kepulauan busur Banda utara serta aktivites kegunungapian di sekitar Sulawesi utara dan Maluku. Blok-blok miro ini masing-masing bergerak relatif ke arah barat melalui beberapa sesar geser (sesar Sorong dan Terers-Aiduna). Sementara itu tumbukan kontinen Sula terhadap Sulawes 5 jt menerus hingga kini diperkirakan berpengaruh pada aktivitas sesar Palu-Koro. Di bagian selatan, subduksi Kerak benua Australia terhadap busur kepulauan dan Jempeng Eurasia telah menyebabkan pengangkatan aktif sepaniang kepulavan busur Banda selatan, sismisitas dangkal dan kegiatan ‘gunungapi. ikaitkan dengan masalah kajian Kewilayahan dan Lingkungen, sangatlah penting memasukan faktor aktivitas geologi Resen atau neotektonik sebagai salah satu parameter kendala pengembangan atau pemanfeatan suatu wilayah. Untuk itu, selain informasi kegempaan, ‘kegunungapian dan delineasi sesar-sesar aktif juga perlu penentuan kecepatan pengangkatan suatu wilayah baik secara kuantitatif maupun kualitatif, Semua informasi ini, walaupun mempunyai aspek positif, tetapi lebih banyak sebagai kendala dalam pengembangan suatu wilayah, *Di_presentasikan dalam SEMINAR NASIONAL : Penyediaan Informasi Geospasial untuk Kajian Kewilayahan dan Lingkungan dalam Rangka Menunjang Kesiapan Otonomi Daerah, BAKOSURTANAL, Cibinong, 14-15 Maret 2000, 1, Pendabuluan Kawasan timur Indonesia secara geologi didefinisik a 981), Kawosaa i » sebagai Kawasan yang terletak sebelah ulaw besar yaitu Sulawesi dan New ), abifting (pergeseren), sar dan Kerak benus (ere-ar ism Panggabean, 1984). Pada kondisi aktual lempeng Pasifik bergeser ke arah barat-baratdaya dengan kecepatan sekitar 95-100mnvtahun (Benes dan Scott, 1994), sementara lempeng Australia bergerak ke arah utarastimurlaut dengan kecepatan 72mm/tahun, sedangkan lempeng Eurasia relatif diam. Pada gambar I, bersumber dari Lee dan Lawver, 1995, menunjukan bahwa sebagian besar kawasan timur Indonesia dan Filipina terbentuk oleh proses amalgamasi unsur kontinen, busur gunungapi, Iempeng kontinen mikro dan kerak samudera, Peristiwa-peristiwa geologi ini dimulai sejak akhir Kapur atau pada awal Tersier, berpuncak pada akhir Micsen dan berlanjut aktif hingga saat sekarang. duksi dan tumbukan (collision) anter were-continent collision) stau akresi diikuti I. Evolusi Tektonik Peristiwa geologi menyangkut pembentukan Kawasan timus Indonesia dimulai sejak terpisahnya lempeng Australia dari Gondwana pada 95 juta tahun lalujtl (Veevers, 1986), Tepian utara lempeng Australia sementara itu merupakan paparan kontinen stabil sampai akhir Paleogen. Pembentukan busur gunungapi dan komplek ofiolit Mesozoik (Sopaheluwakan, 1990 ; Permana, 1998) terjadi jauh dari paparan tersebut. Pada akhir Paleosen atau Awal Eosen sampai Akhir Eosen (Brookfield, 1977), lempeng Australia bergeser ke utara-timurlaut secara eratik dengan kecepatan bervariasi mulai dari 12mm sampai 83mm per tahun (Lee dan Lawver, 1995) dan menerus sampai sekerang. Peristiwa penting menyangkut pergeseran lempeng adalah dengan terjadinya rotasi busur Filipina pada 50-40jt1 (Hall et al, 1995, Hall, 1996) dan reorganisasi pergerakcan lempeng Pasifik pada 43 jt atau Eosen tengah (Daly et al, 1991 ; Rangin et al, 1990 ; Hall, 1996) dari pergerakan ke utara berubah ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan 10Ommnvtahun (Sepiie, et al, 1999) kemudian menunjam sepanjang palung Mariana (gambar 1) Pada waktu yang sama, sekitar 43 jt, terbentuk offolit lengan timur Sulawesi dalam konteks busur belakang (gambar 2, Monnier, 1996 dan Parkinson, 1998). Subduksi ke selatan dari kerak samudera Australia terhadap empeng kontinen Australia menghasilken sistim busur gunungapi Tersier di utara kontinen tersebut, sedangkan pulau-pulau seperti Timor, Banggai, Sula, Buton dan Kepala Burung Papua masa ita masih merapakan bagian dari lempeng kontinen Australia (Pigram ta al, 1984 ; Pigram et al, 1985 ; Daly et al, 1991 ; Rangin et al, 1990 ; Hall, 1996, gambar 2). Pada akhir Eosen ~ awal Oligosen ditendai oleh obduksi offolit Mesozoik terhadap daratan di Timor (Sopaheluwakan, 1990) dan berlanjutnya aktivitas busur serta pembukaan busur belakang ‘gunungapi Tersier di utara kontinen Australia disertai tumbukan kerak Jautan-busur gunungapi Mesozoik terhadap kontinen Australia (Benes dan Scott, 1944 ; Abbott, 1995; Crowhurst et al, 1996 dan Permana, 1998), yang sepanjang masa itu bergerak ke arah timurlaut dengan kecepatan 55-73mm/tahun (Lee dan Lawver, 1995). Pada akhir Oligosen (29-23}tl), ditandai oleh kegiatan geologi berupa obduksi ofiolit dan pemalihan pada kawasan lengan timur Sulawesi (Parkinson, 1998) dan obduksi ofiolit Mesozoik tethadap sisi utara lempeng kontinen Australia disertai pemaliban (Weiland, 1997, tidak diterbitkan), Selama kala Miosen (23-5jt1), kawasan Timur Indonesia mulai memperlihatkan bentuknya sebagai hasil interaksi tiga lempeng utama, Peristiwa geologi yang terjadi antara lain terbentuknya zona bukaan dan pembentukan ofiolit Neogen di utara Timor dalam konteks punggungan tengah samudera (Linthout et af, 1997), dan di bagian barat Seram dalam konteks busur belakang (Monnier, 1996). Lempeng kontinen Australia bergerak ke utara dengan kecepatan antara ‘66mm/ahun dan mencapai puncaknya pada Miosen Tengah. (83mm/tahun, Lee dan Lawver, 1995), Tabrakan miring antara lempeng kontinen Australia dan lempeng-lempeng Pasifik, Filipina dan Carolina yang bergerak ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan 7Omm/tahun (DeMets et al, 1990 dan Smith et al,1990) mulai Awal Miosen diakomodasi oleh sesar-sesar geser sinistral telah sasinys bagi Kovels 1 bebera; nurut Benes den Scait, 1944 dan erp burnt wes tmur Ingonesi tei mena rupa bumi pads Fonds! ual (gambar 4). Lempeng, Pasifik: Barat atau lempeng Caroline yang bergerak ke arah barat-baratdaya dengan kecepatan 120-100me/tzhun (Sapiie et al, 1999) bertabrakan dengan lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan kecepatan 65mewtahun (Lee dan Lawver, 1995). Tabrakan rising dan tabrakan beberapa kontinen mikro ini diakomodasi sesar-sesar geser sinistral seperti sesa Norcng-Yapen dan Palu-Koro atau Matano yang masih aktif sampai sekarang, Penunjaman ke utara dari Kerak benua Australia ditandai oleh aktivitas gunungapi sekitar busur Banda selatan dan sekitar Buru dan Seram (Honthaas, 1997) HL Kegiatan Tektonik Muda Dimaksud dengan kegiatan tektonik muda disini adalah kegiatan atau aktivitas geologi yang tercatat atau berakibat langsung dengan kehidupan manusia, seperti kegiatan pensesaran atau patahan aktif, gempabumi dan tsunami, Kegiatan gunungepi, perubahan rupa bumi akibat Jongsoran atau pengangkatan daratan, Gamber § memperlibatkan sebaran_yang_menunjukan i muda di kawasan timur Indonesia HL 1. Patahan Aktif Ada dua patahan aktif utama yaitu patahan Sorong-Yapen di New Guinea dan Palu-Koro- Matano di Sulawesi, Patahan aktif Sorong-Yapen merupakan patahan geser sinistral, menyebar di sisi utara puleu mutai dari perbatasan Papua New Guinea, ke arah Papua Barat, tiak dau sampai ke daeral: pulau Banggai-Sula. Kegiatan patahan ini dicirikan oleh aktivitas kegempaan dangkal

Das könnte Ihnen auch gefallen