Sie sind auf Seite 1von 24

Oleh :

Rizki Ramadhani Vito Erpindo Fajrul Falah Teguh Arif Febianto Ananda Putri Ritonga Singgih Tri Mukti A Amsal FH Panjaitan 101401025 101401027 101401041 101401063 101401065 101401075 101401099

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunia rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Organsisasi dan Arsitektur Komputer dengan baik .

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha sebaik mungkin, namun kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami berharap kritik dan sarannya demi tersusunnya makalah ini dengan baik. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 23 Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I

i ii

1.1 Pendahuluan . 1 1.2 Latar Belakang . 1

1.3 Perumusan Masalah . 2 1.4 Batasan Masalah 2 2 3 3 3 3 6 6 7 7 7 8 12 12 13 14

1.5 Tujuan 1.6 Manfaat ..

1.7 Landasan Teori 1.7.1 LED

...

1.7.2 Fungsi Fisikal

1.8 Rangkaian Running LED

1.8.1 Alat dan Bahan 1.8.2 Perangkat Lunak yang Dibutuhkan

1.8.3 Jenis-jenis Rangkaian 1.8.4 Prosedure 1.8.5 Hasil BAB II 2.1 Kesimpulan

...........

2.2 Saran DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

BAB I

1.1 Pendahuluan Konsep awal terciptanya komputer adalah sebagai alat hitung. Istilah computer diambil dari bahasa latin computare yang artinya menghitung, jika dalam bahasa inggris to compute, yang artinya juga sama yaitu menghitung. Secara umum computer dapat diartikan sebagai alat elektronika yang bekerja secara koordinasi dan integrasi berdasarkan program, dapat menerima masukkan berupa data yang diproses didalam suatu system dan dikeluarkan dalam bentuk informasi. Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masingmasing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Arsitektur disini dapat didefinisikan sebagai gaya konstruksi dan organisasi dari komponen-komponen sistem komputer. Walaupun elemen-elemen dasar komputer pada hakekatnya sama atau hampir semuanya komputer digital, namun terdapat variasi dalam konstruksinya yang merefleksikan cara penggunaan komputer yang berbeda.

1.2 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang modern ini segala sesuatunya hampir diarahkan pada suatu sistem yang menarik, sehingga perkembangan teknologi menggunakan sistem yang menarik juga. Pada toko-toko, tempat hiburan dan institusi pendidikan sering kita dapati bentuk penamaan identitas gedung yang dibuat dengan berbagai bahan dan tampilan

yang kurang menarik sehingga hal ini kurang efektif dan efisien karena keadaan toko-toko, tempat hiburan dan institusi pendidikan membutuhkan suatu suasana yang menarik, otomatis dan sedikit mengundang perhatian atau atensi bagi orang lain agar lebih tertarik melihat tampilan tersebut. Dengan latar belakang tersebut maka diharapkan perancangan papan tampilan yang dibuat ini akan dapat membantu menarik perhatian pada toko-toko, tempat hiburan dan institusi pendidikan dengan tampilan Running LED. 1.3 Perumusan Masalah 1. Hiasan atau papan nama pada toko-toko, tempat hiburan dan institusi pendidikan. 2. Terbatas hanya sebagai tampilan hiasan atau papan nama. 3. Menggunakan lampu led . 4. Interface didesain sesuai dengan kebutuhan.

1.4 Batasan Masalah 1. Ruang lingkup penggunaan rangkaian hanya pada departemen S-1 Ilmu Komputer. 2. Rangkaian yang dibangun hanya mencakup tutorial dan simulasi. 3. Rangkaian dikhususkan untuk membentuk papan nama yang bertuliskan kata ILKOM. 4. Rangkaian ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman dan Code Vision AVR.

1.5 Tujuan 1. Tujuan rangkaian adalah sebagai suatu tampilan yang menarik dengan menggunakan lampu led. 2. Tujuan membangun rangkaian Running Led adalah melaksanakan tugas akhir dari Mata Kuliah Organisasi dan Arsitektur Komputer dengan menggunakan lampu led yang dirangkai sebagai hiasan atau papan nama sebagai tampilan yang menarik.

1.6 Manfaat 1. Menghasilkan suatu rangkaian yang menarik dengan menggunakan lampu led yang dapat digunakan sebagai hiasan atau papan nama. 2. Memahami pembelajaran tentang rangkaian organisasi dan arsitektur komputer yang menggunakan lampu led untuk menghasilkan tampilan yang menarik.

1.7 Landasan Teori 1.7.1 LED Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon. LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan produk temuan lain setelah dioda yang dapat memancarkan cahaya bila dibias maju.

1.4.2 Fungsi fisikal 1. Emisi cahaya Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.

2. Polarisasi Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya. 3. Tegangan maju Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf). 4. Sirkuit LED Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. 5. Substrat LED Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi. LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:

aluminium gallium arsenide (AlGaAs) gallium aluminium phosphide gallium arsenide/phosphide (GaAsP) gallium nitride (GaN) biru gallium phosphide (GaP) zinc selenide (ZnSe) indium gallium nitride (InGaN) indium gallium aluminium phosphide silicon carbide (SiC) diamond (C) silicon (Si) sapphire (Al2O3) 6. LED biru dan putih

merah dan inframerah hijau merah, oranye-merah, oranye, dan kuning hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan

merah, kuning, dan hijau biru hijau kebiruan dan biru oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau biru ultraviolet biru (dalam pengembangan) biru

LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.

LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium nitrida (GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima warna merah dan hijau di mata manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.

LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen. Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.

1.8 Rangkaian Running LED 1.8.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan rangkaian Running LED yaitu : 1. Kapasitor 1000 F, 16 V 2. Mikrokontroller AT Mega 8 3. Kapasitor 10 F, 16 V 4. Resistor 330 5. Pin header putih, 3 buah 6. Transistor AN 7805 7. Lampu LED, 50 buah 8. Heatsink 9. PCB bolong, 2 buah 10. Kabel pelangi 11. Resistor 320, 4 buah 12. Topi baterai 13. Baterai 9 V 14. Solder 15. Timah 16. Kabel 17. Gunting

18. Kapasitor keramik, 2 buah 19. Pin header hitam 20. Kristal 21. Saklar

1.8.2 Perangkat Lunak yang Dibutuhkan Perangkat lunak yang dibutuhkan yaitu Code Vision AVR.

1.8.3 Jenis-Jenis Rangkaian Dalam rangkaian Running LED tersebut terdiri dari tiga jenis rangkaian yaitu : 1. Rangkaian Regulator Rangkaian Regulator terdiri dari rangkaian pin header, lampu LED, kapasitor 1000 F 16 V, kapasitor 10 F 16 V, resistor 330 , transistor 7805 dan topi baterai 9 V pada suatu rangkaian PCB.

2. Rangkaian Mikrokontroller Rangkaian Mikrokontroller terdiri dari rangkaian mikrokontroller AT Mega 8, push button dan kapasitor keramik.

3. Rangkaian Lampu Rangkaian Lampu terdiri dari rangkaian lampu-lampu LED sehingga membentuk tulisan ILKOM dengan menggabungkan seluruh kutub negative ke ground.

1.8.4 Procedure 1. Disusun dan dipasang lampu LED pada papan PCB sehingga membentuk huruf I-L-K-O-M sehingga terbentuk kata ILKOM. 2. Dipasang satu Resistor 330 pada setiap huruf. 3. Dihubungkan semua kutup negatif dari LED dengan menggunakan timah dan solder lalu setiap kutub positif dari setiap huruf kepada sebuah resistor kemudian dihubungkan seluruh kutup negative LED ke pin header hitam.

4. Dirangkaikan Mikrokontroller AT Mega 8, 2 pushbutton, pin header hitam dalam satu papan pcb.

kapasitor keramik, kristal,

5. Dihubungkan resistor pertama pada kaki mikrokontroller yang ke-24, resistor ke-2 pada kaki mikrokontroller yang ke-25, resistor ke-3 ke kaki mikrokontroller yang ke-26, resistor ke-4 pada kaki mikrokontroller yang ke27, dan resistor ke-5 pada kaki mikrokontroller ke-28. 6. Dihubungkan kapasitor 1000F 16 V ke transistor AN 7805. 7. Dipasangkan headsing ke transistor AN 7805. 8. Dihubungkan diode ke kapasitor 1000F 16 V dan pin header putih. 9. Dihubungkan resistor 330 ke transistor AN 7805. 10. Dihubungkan kapasitor 10 F 16 V ke resistor 330. 11. Dipasangkan lampu LED untuk mengetahui adanya arus. 12. Dihubungkan seluruh rangkaian dengan sumber arus yaitu batrai 9 V.

1.8.5 Hasil Rangkaian Running LED

a. Rangkaian Regulator

b. Rangkaian Mikrokontroler

c. Rangkaian Lampu

d. Sumber Arus

BAB II

2.1 Kesimpulan

Rangkaian Running LED ini dibuat untuk menghasilkan sebuah tampilan yang menarik dengan menggunakan LED yang membentuk kata-kata sesuai dengan yang kita inginkan. 2.2 Saran Untuk selanjutnya atau kedepannya, rangkaian ini diharapkan dapat dibuat lebih menarik dan modern agar dapat digunakan dalam berbagai kegiatan dan tempat baik itu formal ataupun nonformal.

DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/10916989/Organisasi-Dan-Arsitektur-Komputer http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer http://inilhohadi.wordpress.com/2010/10/27/teori-led/

Lampiran :
Code Vision AVR /***************************************************** This program was produced by the CodeWizardAVR V1.25.9 Evaluation Automatic Program Generator Copyright 1998-2008 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com Project : Version : Date : 24/11/2011 Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only Company : Comments:

Chip type : ATmega8 Program type : Application Clock frequency : 8,000000 MHz Memory model : Small External SRAM size : 0 Data Stack size : 256 *****************************************************/ #include <mega8.h> #include <delay.h>//fungsi delay // Declare your global variables here void main(void) { // Declare your local variables here // Input/Output Ports initialization // Port B initialization // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=In // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=T PORTB=0x00; DDRB=0xFE; // Port C initialization // Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00; DDRC=0x00; // Port D initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0x00; DDRD=0x00; // Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped TCCR0=0x00;

TCNT0=0x00; // Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 1 Stopped // Mode: Normal top=FFFFh // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off // Input Capture on Falling Edge // Timer 1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x00; TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 2 Stopped // Mode: Normal top=FFh // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00; TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00; // External Interrupt(s) initialization // INT0: Off // INT1: Off MCUCR=0x00; // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x00; // Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80; SFIOR=0x00; #define I PORTB.1 #define L PORTB.2 #define K PORTB.3 #define O PORTB.4 #define M PORTB.5 while (1) { // Place your code here scan: I=1; delay_ms(100);

L=1; delay_ms(100); K=1; delay_ms(100); O=1; delay_ms(100); M=1; delay_ms(300); I=0; delay_ms(100); K=0; delay_ms(100); M=0; delay_ms(100); L=0; delay_ms(100); O=0; delay_ms(100); I=1; delay_ms(100); K=1; delay_ms(100); M=1; delay_ms(100); L=1; delay_ms(100); O=1; delay_ms(300); I=0; delay_ms(100); K=0; delay_ms(100); M=0; delay_ms(100); L=0; delay_ms(100); O=0; delay_ms(100); M=1; delay_ms(100); O=1; delay_ms(100); K=1; delay_ms(100); L=1; delay_ms(100); I=1; delay_ms(300); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0;

K=0; O=0; M=0; delay_ms(80); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(80); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(100); I=1; delay_ms(40); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40); K=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(40); M=0; delay_ms(0); I=1; delay_ms(40); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40);

K=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(40); M=0; delay_ms(0); I=1; delay_ms(40); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40); K=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(300); M=0; delay_ms(0); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(100); M=1; delay_ms(40); M=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40); K=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0);

I=1; delay_ms(40); I=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(40); M=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40); K=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0); I=1; delay_ms(40); I=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(40); M=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(40); O=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(40); K=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(40); L=0; delay_ms(0); I=1; delay_ms(300); I=0; delay_ms(0); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(100); I=1; L=1;

K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(100); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(900); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(500); I=1; delay_ms(70); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(70); L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(70); K=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(70); O=0; delay_ms(0); M=1; delay_ms(70); I=1; delay_ms(70); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(70); L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(70); K=0; delay_ms(0); O=1; delay_ms(70); I=1; delay_ms(70); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(70);

L=0; delay_ms(0); K=1; delay_ms(70); I=1; delay_ms(70); I=0; delay_ms(0); L=1; delay_ms(70); I=1; delay_ms(900); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(70); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(100); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(70); I=1; L=1; K=1; O=1; M=1; delay_ms(900); I=0; L=0; K=0; O=0; M=0; delay_ms(500); goto scan; }; }

Das könnte Ihnen auch gefallen