Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Materi ini diperoleh sewaktu mengikuti Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi (PPR), didistribusikan hanya untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan Ilmu Pengetahuan. Dilarang memperjual belikannya. Hak Cipta Milik BAPETEN
dikompilasai oleh:
www.portalradiografi.web.id 2011
Alat Ukur Radiasi
ALAT UKUR RADIASI I. Pendahuluan. Setelah mengetahui dapat dilihat, dirasakan, sifat-sifat, jenis serta bagaimana cara radiasi itu tidak dengan peralatan ditangkap. hanya
tertentu radiasi dapat diketahui atau dideteksi. Alat pendeteksi radiasi itu disebut detektor. Untuk mengetahui dari radiasi diatas, detektor dirangkaikan besaran-besaran peralatan dengan
elektronik sehingga keseluruhan peralatan dapat juga disebut alat ukur. Satuan-satuan yang diukur adalah, laju paparan/ laju dosis, dosis total, radioaktivitas. Alat ukur dibagi menjadi dua: 1. Alat Ukur Pasif. Alat ukur yang mana pembacaan hasil pengukurannya tidak dapat dibaca langsung melainkan harus melalui proses terlebih dahulu. Contoh: Film badge, TLD badge. 2. Alat Ukur Aktif. Alat ukur yang dapat menunjukkan secara langsung hasil pengukuran radiasi yang diterima. Contoh: survey meter, dosimeter saku. Berdasarkan menjadi dua yaitu: a. Pemonitor Perorangan. Pemonitor perorangan adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi radiasi yang diterima oleh tubuh manusia. Alat yang digunakan disini dapat berupa alat ukur pasif dan jumlah radiasi yang juga alat ukur aktif. Pada prinsipnya fungsinya alat ukur radiasi juga dibedakan
diterima oleh alat tersebut identik dengan jumlah radiasi yang diterima oleh tubuh manusia. b. Pemonitor Lingkungan. Prinsip dasar kerja alat ukur lingkungan ini adalah adanya proses ionisasi, eksistasi dan sintilasi di detektor dan hasil proses apabila tersebut dirubah menjadi pulsa-pulsa listrik yang seberkas sinar (alpa, beta, gamma, atau X) diteruskan ke alat baca (elektronik). Reaksi-reaksi yang terjadi berinteraksi dengan medium didalam detektor. Berkas radiasi bila melalui suatu medium ia akan kehilangan sebagian atau seluruhnya hubungan datang linier dengan inilah energinya melalui proses ionisasi banyaknya yang partikel-partikel dalam yang semua dan eksitasi. Penyerapan energi tersebut diatas mempunyai dan prinsip digunakan
instrumentasi nuklir. Intrumentasi didalam fisika kesehatan harus dapat melayani berbagai macam kegunaan, misalnya mengukur partikel, mengukur dosis akumulasi, mengukur laju dosis, energi rendah, energi tinggi, pengukuran tanpa adanya pengaruh energi. Prinsip kerja dari alat ukur adalah radiasi berinteraksi dengan detektor dan response yang ditimbulkannya sebanding dengan efek radiasi yang datang.
Tabel Efek Radiasi Yang Dipergunakan Dalam Mendeteksi dan Mngukur Radiasi.
EFEK Elektris
3. Penghitung Geiger 4. Solid State Kimiawi Cahaya Thermoluminescence Panas 1. Film 2. Dosimeter Kimiawi 1. Penghitung Skintilasi 2. Penghitung Cerenkov Thermoluminescence Dosimeter. Kalorimeter
3. Gas 4. Semikonduktor 1. Emulsi Fotografi 2. Padat atau Cair. 1. Kristal atau cair 2. Kristal atau cair Kristal Padat atau cair
II.
DETEKTOR a. Penghitung Partikel Berisi Gas. Apabila detektor yang berisi gas terkena radiasi maka akan terjadi proses ionisasi gas dalam detektor tersebut. Jika konstanta waktu RC jauh lebih besar dari waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan semua ion yang dihasilkan oleh lintasan partikel tunggal yang melalui detektor maka tinggi pulsa dapat dihitung dengan rumus : V dimana: V Q
C
= Q/C ;
potensial jumlah muatan yang dihasilkan dalam detektor Kapasitas. Penghitung Counter) Ionization chamber ialah ruangan yang tertutup yang Bilik Ionisasi (Ionization Chamber
1.
dimana ionisasi yang terjadi oleh radiasi dapat dan diukur. Medan listrik didalam ruangan bebas dan ion-ion positip
diatas maka di
dalam detektor akan terbentuk ion-ion positif yang akan dikumpulkan oleh katoda di bagian dinding detektor dan ionion negatif atau elektron yang akan dikumpulkan oleh anoda. Apabila variable High Voltage Power Supply kita hidupkan mulai dari (0) maka terbentuk suatu daerah tegangan operasi yang kita namakan daerah bilik Ionisasi (Ionization chamber Region) dimana tegangan operasi disini dapat dinyatakan relatif rendah, tetapi sudah cukup untuk menarik elektronelektron sebelum yang terbentuk dari elektron-elektron proses ionisasi kembali ke anoda bergabung tersebut
dengan ion positif untuk membentuk atom netral. Pergerakan elektron menuju anoda yang dikarenakan perbedaan tegangan antara anoda dan katoda tidak memungkinkan untuk menghasilkan proses ionisasi sekunder. Jadi jumlah elektron yang terkumpul pada anoda merupakan proses ionisasi primer sehingga tinggi pulsa yang terbentuk akan sebanding dengan jumlah ion primer yang dihasilkan pada proses ionisasi primer atau dengan kata lain faktor penguatan gas pada detektor ini sama dengan satu. Dalam dinding diketahui membuat dindingnya betul ionization adalah chamber sangat Jika maka dari pengaruh dan harus dinding penting
karakternya.
material
ionization chamber mempunyai komposisi atom yang sama dengan komposisi gas didalamnyamaka ionization chamber dikatakan homogen. Jenis dinding lain yang sering dipergunakan juga ialah dinding plastik yang mempunyai komposisi atomik seperti komposisi atomik jaringan-jaringan tubuh manusia dan diisi dengan gas yang mempunyai komposisi atomik yang sama, ini
disebut tissue equivalent ionization chamber. Lihat gambar yang menunjukkan tegangan kerja dari ionization chamber. Kelemahan yang besar untuk mengoperasikan masukan ionization yang chamber pada adalah pulsa yang terlalu kecil dan memerlukan penguatan serta sensitivitas tinggi pencacah karena jumlah total dari arus atau muatan total merupakan parameter yang diukur. Karena satuan roentgen didefinisikan dalam udara maka alat ini dapat dipakai untuk mengukur dosis radiasi. Dalam digunakan untuk mengukur radiasi Alpha, Beta dan Gamma. bilik ionisasi Proporsional Geiger
Tinggi Pulsa
Tegangan kerja
Kurva Tinggi pulsa vs tegangan kerja pada penghitung pulsa berisi gas.
2.
Penghitung Proporsional (Proporsional Counter). Kelemahan pada sistim pengoperasian Bilik Ionisasi adalah
keluaran yang dihasilkan pada proses detektor yang relatif lemah sehingga membutuhkan Amplifikasi/ penguatan yang besar atau tingkat kepekaan masukan yang tinggi dalam sistim
penghitung. Untuk mengatasi hal ini maka sistim Bilik Ionisasi dioperasikan sebagai penghitung proporsional yaitu dengan menaikkan daerah tegangan kerja dari Bilik Ionisasi. Elektron-elektron primer yang terbentuk dari hasil proses ionisasi dalam detektor yang dioperasikan pada daerah tegangan kerja proporsional yang tertarik ke elektroda positif dan negatif akan mengakibatkan proses ionisasi sekunder sehingga faktor amplifikasi akan menjadi lebih besar dari satu yang dikarenakan bertambahnya ion sekunder atau dengan kata lain terjadi multiplikasi gas dalam detektor yang kita kenal dengan nama Avalance. Semakin besar tegangan kerja kita naikan maka akan makin besar juga sepanjang anoda anoda. avalancehenya melalui penyebaran di Selain tegangan tinggi dan detektor, amplifikasi akan membesar dan juga
amplifikasi juga tergantung pada diameter anoda. Diameter mengecil, tergantung pada tekanan gas dalam detektor. Secara teoritias detektor yang sama yang hanya dapat digunakan
sebagai ionization counter, proportional atau geiger counter berbeda pada tegangan kerja, tetapi pada Proportional energi mengukur kenyataannya dan karena alasan ekonomis dan praktis maka dibuat alat ukur untuk masing-masing counter. counter dapat dipergunakan untuk partikel yang datang. Dapat radiasi Alpha dan Beta. digunakan membedakan untuk
3.
Penghitung Geiger (Geiger Counter) Dengan menaikkan terus tegangan tinggi sampai melewati daerah proporsional sehingga mengakibatkan
tegangan
setelah suatu pulsa hingga semua ion-ion positif terkumpul pada katoda atau secara kimiawi dengan menggunakan gas peredam diri yaitu suatu gas yang dapat menyerap faton-faton ultra violet tanpa ada dua terjadi buah ionisasi partikel misalnya masuk dalam dengan suatu memasukkan gas organik seperti alkohol atau ether. Apabila perhitungan dengan keberuntunan yang sangat cepat maka avalanche ion-ion dari partikel pertama melumpuhkan sistim penghitung sehingga sistim penghitung tidak dapat memberikan respon pada saat partikel kedua masuk. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu sistim yang disebut waktu pisah (Resolving Time). Pergerakan ion-ion negatif menuju anoda sangat sepat dibanding ion-ion positif menuju ke katoda sehingga suatu saat memungkinkan ion-ion positif membentuk suatu selubung di sekitar anoda yang mengakibatkan penurunan intensitas medan listrik disekitar anoda. Hal ini juga akan mengakibatkan penurunan avalanche oleh partikel penyebab ionisasi. Apabila ion-ion positif selanjutnya bergerak menuju ke katoda maka intensitas medan listrik disekitar anoda akan meningkatkan avalanche kembali dapat hingga dimulai ketitik seperti dimana yang lainnya kembali. Waktu
b.
Penghitung Skintilasi. Detektor Skintilasi merupakan suatu transduser yang penimbul ionisasi dengan
merubah energi kinetik dari suatu partikel menjadi suatu kilatan cahaya. terbentuk dapat diamati secara
menggunakan tabung-tabung foto multiplier dimana pulsaHal 9 dr 16 Diklat Petugas Proteksi Radiasi-BAPETEN
pulsa
keluarannya
dapat
diperkuat,diperbanyak,
disortir
menurut ukuran dan dihitung. Detektor skintilasi adalah detektor yang sangat baik untuk mencari spektrum dari suatu sumber radioaktif, karena pulsapulsa yang dihasilkan, berbanding lurus dengan energi partikel mula-mula. Skintilasi banyak dipergunakan untuk mencacah radiasi gamma dan beta.
Na (TI) CsI (TI) KI (TI) Anthracene TransStilene Pastik Cairan (Toluene) P-Terphenyl
c.
Derektor Semikonduktor. Detektor semikonduktor bertindak sebagai suatu bilik dengan atom-atom dalam
ionisasi padat. Partikel penimbul ionisasi seperti Alpha, Beta dan yang lainnya berinteraksi volume sensitif dari detektor untuk menghasilkan elektron-
elektron
melalui
ionisasi.
Pengumpulan
ion-ion
ini
menghasilkan suatu pulsa keluaran. Bahan semikonduktor yang biasa digunakan adalah silikon dan germanium.
III. MONITOR PERORANGAN a. Dosimeter Saku. Suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur dosis radiasi yang berdasarkan atas prinsip respons dari instrumen sebanding dengan energi radiasi yang diserap oleh instrumen tersebut. Biasanya menggunakan satuan mRem atau mSv. Alat ini terdiri dari bilik ionisasi dinding udara yang dilengkapi dengan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip elektroskop dimana satu bagian lengannya tetap dan satu bagian lainnya dapat bergerak bebas pada skala yang telah disiapkan pada dosimeter tersebut. Apabila dosimeter saku change ini berarti kita memberi muatan positif kutub alat elektroskop sehingga kedua lengan tadi akan saling tolak menolak sampai lengan yang dapat bergerak bebas tadi menuju angka nol atau kalau kita lihat pada dosimeter berarti jarum menunjukkan angka nol. Gas dalam bilik ionisasi pada dosimeter saku apabila terkena radiasi akan mengakibatkan ionisasi sehingga terjadi ion-ion positif dan negatif dalam bilik ionisasi tersebut. Ion-ion positif akan tertarik ke dinding dosimeter sedangkan ion negatif akan tertarik ke kutub dari alat elektroskop dan menetralkan/ menurunkan muatan yang ada sehingga daya tolak kedua lengan dari alat elektroskop tersebut juga semakin lemah. Dengan melemahnya daya tolak kedua lengan tersebut berarti lengan yang dapat bergerak bebas akan bergeser. Pergeseran ini dalam skala pada dosimeter akan terlihat bergeser ke arah angka maksimum. Besarnya
pergeseran dengan
pada lain
skala
dosimeter
ini
sebanding energi
dengan yang
muatan negatif yang tertarik ke kutub alat elektroskop atau kata sebanding dengan radiasi diberikan pada proses ionisasi. b. Film Badge. Suatu alat yang lazim dipergunakan sebagai personel monitoring yang terdiri dari sebuah paket yang berisi dua lempeng film dental ( untuk sinar-x atau gamma) atau tiga buah lempeng film dental (untuk sinar - x dan gamma, netron) yang dibungkus dalam suatu kertas kedap sinar dan dikenakan dalam suatu wadah plastik atau logam yang sesuai. Kedua film yang digunakan masing-masing terdiri dari emulsi yang sensitif dan yang satu lagi emulsi yang kurang sensitif. Proses yang terjadi pada pemonitor perorangan yang mempergunakan film ini sama dengan proses yang terjadi pada waktu melakukan radiografi pada bidang medis. Prinsip dasar yang terjadi pada film badge adalah adanya kehitam-hitaman pada film. Kehitam-hitaman film tersebut yang kemudian diukur kerapatannya dan dibandingkan atau diplot pada grafik standar antara kerapatan dengan dosis. Pada umumnya minimum pencacahan hanya dapat dicapai pada dosis 0,1 mSv (10 mRem) hal ini diakibatkan pada kemampuan alat baca atau alat cacah yang dipergunakan pada laboratorium-laboratorium proses film badge. Pengukuran dosis pda film badge didasarkan pada fakta bahwa radiasi pengion akan menyinari perak bromida yang terdapat pada emulsi fotografi yang akan mengakibatkan kehitaman pada film tersebut. Tingkat kehitaman yang juga disebut sebagai densitas optis dari film tersebut secara tepat dapat diukur dengan menggunakan densitometer fotolistrik
yang pembacaannya dinyatakan sebagai logaritma intensitas cahaya yang dipancarkan melalui film tersebut. Densitas optis dari film yang terkena radiasi secara kualitatif berhubungan dengan besarnya penyinaran radiasi. Dengan dikenakan perbandingan seseorang densitas yang optis dari radiasi film yang oleh terkena terhadap
densitas film yang terkena radiasi dengan jumlah yang telah diketahui, maka penyinaran terhadap film yang dikenakan oleh seseorang tersebut dapat ditentukan. Karena adanya variasi kecil dalam emulsi yang mempengaruhi respon kuantitatifnya terhadap radiasi maka dalam hal ini satu film dalam setiap kelompoknya perlu dikalibrasi. c. Efek Fotografis pada Film. Pengaruh radiasi pengion pada film fotografis adalah sama dengan pengaruh cahaya tampak pada film fotografi. Film fotografi terdiri dari reaksi kristal AgBr. Penyerapan energi pada butir-butir AgBr menghasilkan gumpalan-gumpalan kecil logam perak yang dikatakan sebagai bayangan laten. Setelah melalui suatu pencucian (proses) maka akan tampak adanya perubahan kehitam-hitaman pada film yang kemudian dinyatakan sebagai perbedaan kerapatan (density). Setelah dilakukan pembacaan density dengan alat pembacanya, maka hasil pembacaan tersebut diplot pada grafik standar sehingga bisa ditentukan besarnya dosis yang diterima film.
Pada umumnya sebelum sejumlah film dikirim kepada pemakai satu atau dua film diambil dipergunakan untuk
membuat grafik dengan cara menyinari film tersebut dan membaca standard. density Sering kemudian terjadi tergambarlah suatu grafik antara adanya penyimpangan
penyinaran dan pembacaan film yang telah disinari, hal itu disebabkan antara lain: 1.Batas kemampuan terendah untuk mendeteksi suatu radiasi dosis rendah. Pengukuran menjadi kurang akurat, batas minimum 0,1 Sv (10 mRem) kemungkinan yang diterima lebih rendah dari 0,1 mSv (10 mrem). 2.Kesalahan bacaan yang berhubungan dengan energi. Kesalahan dapat timbul sebesar 10 - 20 % apabila film tidak dipergunakan tepat jatuh pada batas pada yang jangkauan energi yang pada telah film, hanya ditentukan. Dapat juga terjadi energi radiasi yang tidak daerah mencapai kompensasi daerah kemungkinan besar. 3. Kesalahan bayangan dapat yang laten disebabkan antara oleh adanya dengan suatu pengukuran pencucian . penyinaran utama tersebut
(proses). Peningkatan bayangan putih emulsi dari film cepat sebagai penyebab kesalahan tergantung pada tipe dari emulsi film kondisi lingkungan, waktu pemakaian. 4.Kesalahan pada waktu pengukuran kerapatan. 5.Kesalahan pada waktu pencucian (proses) film. Pada waktu pembuatan grafis standar dengan pencucian film keadaan bahan pencuci (developer) sudah berbeda atau bahan sudah mengalami penggantian. Perbedaan waktu pencucian selama 4 menit dapat menyebabkan kesalahan sebesar 10 - 25 % perbedaan suhu 1 c, kesalahan mendeteksi 10 %. (cepat atau lambat)
6.Kesalahan yang disebabkan oleh kalibrasi. Kesalahan dapat mencapai kurang lebih 5 %. 7.Kesalahan yang disebabkan oleh temperatur pada sensitivitas fitografik. Sensitivitas emulsi film terhadap sinar-x bertambah secara linear dengan temperatur, kenaikan temperatur , dengan fluktuasi yang cukup besar pada pemakaian yang digunakan akan berpengaruh. Umum terjadi pada para pekerja di alam tropik yang bekerja diluar ruangan pada siang hari, dekat pemanas. Pengaruh penyinaran panas dapat pada film baik sebelum dan sesudah dan mengubah pemutihan (fogging)
adanya kehitaman.
d.
TLD BADGE (Thermoluminescence Dosimeter) Beberapa kristal termasuk CaF 2 yang menggunakan Mn
sebagai pencemar (impuritas) dan LiF, memancarkan cahaya apabila radiasi. kristal-kristal tersebut dipanaskan setelah dikenai kristal Kristal-kristal tersebut dinamakan
termoluminesens (kristal pendar panas). Penyerapan elektron-elektron energi dan radiasi oleh kristal bebas mengakibatkan dalam kristal
timbulnya atom-atom dalam kristal sehingga menghasilkan lubang-lubang pendar panas. Elektron-elektron ini ditangkap oleh pemancar dalam kisi-kisi kristalin sehingga dapat menghalangi timbulnya energi dalam kristal tersebut. Kristal-kristal yang dipanaskan melepaskan energi yang ditimbulkan sebagai cahaya. Pengukuran keluaran cahaya bersamaan dengan meningkatnya suhu. Suhu dimana keluaran cahaya maksimum terjadi merupakan suatu ukuran
energi pengikat elektron pada lobang didalam tangkapan tersebut. jumlah Jumlah cahaya yang yang diukur atau sebanding dengan dengan lain elektron ditangkap kata
sebanding dengan energi yang diserap dari radiasi pengion. Jadi intensitas cahaya yang dipancarkan pada saat
pemanasan kristal pendar panas secara langsung sebanding dengan dosis radiasi yang diserap oleh kristal tersebut.