Sie sind auf Seite 1von 38

PADA NY L P20002 POST PARTUM Spt-B DI PAVILIUN MELATI RSUD JOMBANG

Oleh :

MIFTAHUL HABIBAH
NIM: 72.08028

PRODI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATA UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2010 - 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas praktik klinik kebidanan ini yang berjudul : Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini, tidal lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bpk. dr. H. M. Zulfikar Asad, MMR selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang, 2. Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku kaprodi DIII Kebidanan FIK Universitas Tinggi Darul Ulum Jombang. 3. Ibu Hj.Yulichati,M.M.Kes selaku pembimbing praktik klinik di RSUD Jombang. 4. Ibu Ninik Azizah, SST, selaku pembimbing praktik klinik 5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami baik secara langung maupun tidak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak sekali kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengahrap kritik dan saran guna perbaikan laporan Asuhan Kebidanan ini. Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya danpenulisnya khususnya.

BAB I PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG Masa nifas merupakan kejadian yang fisiologis dan pada masa nifas , alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil . Disamping involusi ini , terjadi juga perubahan penting lainnya yakni hemokonsistensi dan timbulnya kontraksi . Hal yang terpenting juga dalam masa nifas yaitu evaluasi terjadinya perdarahan, baik perdarahan primer maupun perdarahan prifas sekunder , sebab perdarahan nifas bisa menyebabkan kematian pada ibu post partum . Yang terpenting juga dalam masa nifas , yaitu laktasi .Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi . Tetapi seiring berjalannya waktu , banyak ibu-ibu yang enggan menyusui banyinya dengan alasan bekerja atau dengan menyusui dapat merubah bentuk payudara . Dari fenomena diatas , penulis merasa tertarik untuk memberikan Asuhan Kebidanan secara tepat , karena ibu-ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan moral dan ibu bisa menjalani nifas dengan normal agar terhindar dari infeksi maupun komplikasi-komplikasi dalam masa nifas . B . TUJUAN Tujuan Umum Setelah melakukan praktik kebidanan , mahasiswa dapat : a. Memahami Teori Masa Nifas . b Melakukan Pengkajian Pada Kasus Post Partum

c. Mengidentifikasi Diagnosa Pada / Masalah Kebidanan Berdasarkan data. d. Menentukan Masalah Potensional Yang Mungkin terjadi. e. Menentukan Kebutuhan Segera. f. Merencanakan tindakan Yang akan dilakukan untuk menangani kasus. g. Melaksanakan Perencanaan Yang telah di tentukan . h . Mengevaluasi Hasil dari tindakan yang di lakukan . C . MANFAAT Untuk Mahasiswa Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini , diharapkan mahasiswa mampu menggali potensi dan meningkatkan ketrampilan guna mencapai bidang profesional . Untuk Petugas Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini , diharapkan petugas lebih cekatan dan profesional . Untuk Klien Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini , diharapkan klien bisa lebih mengerti penjelasan petugas.

BAB II TINJUAN TEORI


A. KONSEP DASAR NIFAS FISIOLOGIS 1. Pengertian Nifas Masa nifas ( puerperium) adlah masa yang dimulai seterlah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat kandungan / alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam 3 bulan (Ilmu Kebidanan, 1999, 237 ). Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Obstetri Fisiologi : hal 315). Nifas adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai, sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil lamanya 6 8 minggu. 2. Tujuan Asuhan Masa Nifas asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis antara ibu dan bayinya, yaitu : maupun psikis. maupun bayi. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu Menjaga kesehatan ibu dan bayyinya baik fisik

Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi dan perawatan bayi sehat.

3. Pembagian Masa Nifas nifas dibagi dalam 3 periode , yaitu : 1. Puerperium dini Yaitu : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam , dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2. Puerperium interval Yaitu : kepulihan menyeluruh alat-alat genetal yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote puerperium Yaitu : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat, sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan dan tahunan. Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu : Perubahan fisik Involusi uterus dan pengeluran lochea Laktasi / pengeluaranASI Perubahan sistem tubuh lainnya Perubahan psikis

4. Involusi Alat-Alat Kandungan

a.

Uterus : Secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti keadaan semula involusi : Involusi Bayi lahir Uri lahir 1 minggu 2 minggu 6 minggu 8 minggu TFU Setinggi pusat 2 jari bawah pusat Pertengahan shymfisis-pusat Tidak teraba di atas shymfisis Bertambah kecil Sebesar normal Berat Uterus 1000 garam 750 gram 500 gram 350 gram 50 gram 30 gram Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut masa

b. Bekas implantasi uri : plecenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke cavum uteri dengan diameter 7,5 cm , 2 minggu 3,5 cm , pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih. c. Luka-luka : pada jalan lahir bila tidak terjadi akan sembuh 6-7 hari. d. Rasa sakit : yang disebut after pains ( merian atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan perlu diberikan pengertia pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu menggangu dapat deberikan obat-obat anti sakit da anti mules. e. Lochea : cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea Rubra ( Cruenta) : waktu keluarnya selama 2 hari posr partum. Konsistensi cair, warna merah, baunya biasanya / khas, berisi selaput verniks mekonium. darah segar, dan sisa-sisa decidua, dan ketuban, kaseosa, sel-sel

lanugo

Lochea Sanguinolenta : waktu keluarnya hari ke 3-7 post partum, konsistensi lebih kental dan bercampur lendir, warnanya coklat, baunya biasa dan khas.

Lochea Serosa : waktu keluarnya hari 7-14 post partum konsistensi cair dan tidak bercampur darah, warnya kuning, baunya khas atau biasa.

Lochea Alba : waktu keluarnya saat setelah 2 minggu, cairannya putih karena banyak leukosit terspat di dalamnya.

Lochea Purulenta : keluarnya jika terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah, berbau busuk, warna kehijau-hijauan.

f.

Lochrositosis : lochea tidak lancar keluarnya. Serviks : setelah persalinan, bentuk serviks agak mengangah seperti corong berwarna merah kehitaman, konsisternsinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari da setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.. g. Ligamen-ligamen : ligamen-ligamen dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, setelah berangsur-angsur ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi reterofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendur setelah melahirkan. Kebiasaan wanita Indonesia berkeruk / berurut dimana saat dikeruk tekanan infra abdomen bertambah tinggi, karena setelah melahirkan ligamenta fasia dan jaringan penunjang menjadi

kendor. Jika dilakukan keruk / urut. Banyak wanita kandungannya turun atau terballik untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihanlatihan dan gimnastik pasca persalinan. h. Saluran kencing : - dinding kandung kemih memperlihatkan oedem dan hyperaemia. Kadang-kadang oedem dari triganum menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga retensio urine. Kandung kemih dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitas bertambah sehingga kandung kemih atau terjadi urine residu. Urine residu dan trauma pada dinding kandung kemih pada waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan penyelum,normal kembali dalam waktu 2 minggu. 5. Perawatan Pasca Persalinan A. Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin , tidur terlentang , sekma 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring untuk mencegah trombosisdan trombo emboli, lalu duduk-duduk, jalan-jalan, aktifitas ini tergantung pada komplikasi persalinan , nifas dan sembuhnya luka. B. Diet Makanan harus bergizi , cukup kalori dan yang mengandung protein , banyak cairan yang di butuhkan 2,5 L / hari , konsumsi sayuran , buah-buahan. C . Eliminasi BAK dan BAB

Beberapa wanita mengalami kesulitan BAB dan BAK pada hari pertama setelah melahirkan. Untuk BAK, ibu nifas harus berusaha kencing sendiri, setelah 2 jam post partum, bila tidak bisa dengan alami, dan kandung kemih penuh sebaiknya dilakukan keterisasi. BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan laxan per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan huknah.

D . Perawatan Payudara ( mamae ) Perawatan mamae dilakukan / telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara : - pembalutan mamae sampai tertekan - pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel. Dianjurkan seklai supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya. E . Senam Masa Nifas Berupa gerakan-gerakan yang berguna untuk mengencangkan otototot abdomen rahim yang sudah menjadi longgar akibat melahirkan. F . Laktasi Fisiologi laktasi Isapan bayi pada puting Impuls saraf efferent Stimulasi pada hipotalamus

10

Stimulasi hipofise anterior

Stimulasi hipofise posterior

Pengeluaran prolaktin

Pengeluaran oksitosin

Merangsang air susu di tingkat alveoli

kontraksi otot polos yang ada di dalam dinding alveolus dan di dinding saluran sehingga ASI di pompa keluar

Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik, sehingga kemungkinan terjadi bendungan susu makin kecil. Proses Laktasi Pemeriksaan Pasca Persalinan - Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, keluhan, dsb - Keadaan Umum - Payudara : suhu badan, selera makan, lain-lain : ASI, puting susu

- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum - Sekret yng keluar, misalnya: lochea, flour albus - Keadaan alat-alat kandungan.

11

G. Nasehat Untuk Post Natal. - Sebaiknya bayi disusui - Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk mengatur jumlah anak. - Fisioterapi Post natal sangat baik bila di berikan . - Bawalah Bayi Anda untuk memperoleh Imunisasi. 6. Tanda Dan Bahaya Masa Nifas - Perdarahan Yang hebat dan tiba-tiba meningkat dari vulva - Pengeluaran dari Vagina Yang berbau busuk. - Rasa nyeri di bagian bawah Abdomen . - Sakit kepala terus-menerus, nyeri eprgastrium, pembengkakan di tangan. - Demam, Muntah, Sulit BAB. - Payudara tampak merah, panas, dan nyeri. - Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu lama. - Rasa nyeri dan bengkak pada kaki. - Merasa sangat letih dan sesak nafas. 7. Tingkatan Psikologis Ibu Post Partum Tahap I : Taking In -

Periode ketegangan yang berlangsung hari ke 1-2 setelah melahirkan Fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Ibu mudah tersinggung menjadi pasik terhalang lingkungan. Seiring menceritakan pengalaman melahirkannya secara berulang-ulang.

Tahap II : Taking Hold

12

Terjadi pada hari ke 3-hari ke 10, merasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat Banyinya .

Perasaanya sangat sensitif, mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Memerlukan dukungan yang lebih dari suami dan keluarga untuk menerima penyuluhan dalam merawat diri dan banyinya.

Tahap III : Letting go


-

Menerima tanggung jawab dan peran barunya menjadi ibu. Terjadi setelah 10 hari pasca persalinan. Sudah mulai menyesuaikan diri ketergantungan bayinya. Mempunyai keinginan untuk merawat diri dan bayinya sendiri.

8. Kunjungan Nifas Memenuhi Kebijakan Pemerintah a. Kunjungan I 6-8 jam setelah melahirkan
-

mencegah perdarahan karena antonia uteri mendeteksi penyebab lain perdarahan, rujuk bila berlanjut memberi konseling pada ibu dan keluarga bagaiman mencegah perdarahan pemberian ASI awal melakukan hubungan antara ibu dan bayi menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi bila petugas kesehatan yang menolong persalinan, harus tinggal dengan ibu 2 jam pertama sampai ibu stabil

b. Kunjungan II 6 hari setelah persalinan Memastikan involusi berjalan dengan normal Menilai adanya tanda-tanda infeksi Memastikan ibu menyusui dengan baik

13

Membrikan konseling KB mandiri Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat. Memastikan involusi berjalan dengan normal Menilai adanya tanda-tanda infeksi Memastikan ibu menyusui dengan baik Membrikan konseling KB mandiri Memastikan ibu cukup cairan, makanan dan istirahat.

c. Kunjungan III 2 minggu setelah persalinan

d. Kunjungan IV 6 minggu setelah persalinan

1.Definisi

Menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang dialami Meberikan konseling KB secara dini.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, bidan menggunakan metode pendeketan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suattu proses sitematis dan analisis dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney, yaitu : I. Pengakajian II. Identifikasi diagnosa dan masalah III. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial IV. Identifikasi kebutuhan segera V. Intervensi / pengembangan rencana VI. Implementasi VII. Eveluasi 2. Manajemen kebidanan Varney Langkah I (pertama) : Pengkajian data

14

a. Data subyektif I. Biodata 1. nama ibu untuk mengetahui identitas klien 2. usia ibu dan suami untuk mengetahui apakah ibu mempunyai resiko perdarahan atau tidak 3. agama untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianut. 4. pendidikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebagai dasar dalam memberikan KIE 5. pekerjaan Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dalam aktivitasnya. 6. penghasilan Untuk mengetahui status social ekonomi sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diterima. 7. alamat Untuk mengetahui suku daerah ibu dan adapt kepercayaan serta budaya sehingga memudahkan komunikasi. II. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien saat ini atau yang menyebabkan klien datang ke BPS, ibu mengatakan perutnya mules-mules sehabis melahirkan. III. Riwayat Penyakit sekarang Ibu nifas, dan kondisi kesehatannya saat ini dalam keadaan baikbaik saja. Ibu tidak menderita penyakit menahun (jantung, hipertensi). Dan penyakit menurun (asma, jantung).

15

IV. Riwayat kebidanan Riwayat menstruasi untuk mengetahui menarche, siklusnya teratu / tidak, banyak darah yang keluar lamanya haid, flour albus gatal / tidak, HPHT, TP, nyeri / tidak. V. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Kehamilan Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil, beberapa kali, saat persalinan ada resiko dan penyulit kehamilan. Persalinan Meliputi jenis persalinan, ditolong siapa, dimana dan bagaimana keadaan bayi (BB/ PB) waktu lahir atau tidak ada penyulit persalinan. Nifas Meliputi ada tidaknya penyulit / gangguan selama masa nifas, laktasi atau tidak. Bila ada penyulit waktu kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi. VI. Riwayat Kehamilan Sekarang Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilannya untuk mengetahui selama kehamilan ini, periksa hamil dimana, sudah berapa kali, mendapat apa saja saat periksa hamil, mendapat TT berapa kali. VII. Riwayat persalinan sekarang Untuk mengetahui waktu atau berapa lama, dn penyulit-penyulit selama kala I, II, III, IV VIII. Riwayat kesehatan yang lalu Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit salah satu factor predisposisi misal : Antonia uteri IX. Riwayat kesehatan sekarang

16

Apakah ibu sedang menderita penyakit yang dapat mempengaruh nifasnya. X. Riwayat KB Untuk mengetahui KB apakah yang pernah digunakan sebelum hamil / keluhan saat KB dan rencanan KB setelah persalinan. XI. Pada kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui perbedaan pada kebiasaan ibu sebelum masuk sarana kesehatan dan saat berada disarana kesehatan. b. Data obyektif 1. Pemeriksaan fisik umum Kesadaran Suhu TB tubuh BB tubuh. 2. Pemeriksaan khusus a. Inspeksi Rambut : Bersih / tidak, rontok / tidak, warna rambut. : Untuk mengetahui perkembangan Keadaan umum : Untuk menentukan kesadaran secara keseluruhan. : Untuk mengetahui tingkat kesadaran. Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah ibu dalam batas normal. Nadi : Untuk mengetahui frekuensi tekanan jantung ibu permenit. Penafasan : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan permenit. : Untuk mengetahui temperatur tubuh. : Untuk mengetahui pertumbuhan

17

Mata tidak. Leher Telinga Hidung

Wajah :

pucat

tidak,

oedema

tidak,

hyperpigmentasi / tidak. : Konjungtiva pucat/ tidak, seklera putih / : Simetris / tidak, bersih / tidak. : Simetris / tidak, bersih / tidak. Mulut : Simetris / tidak, stomatitis / tidak, : Ada pembesaran kelenjar thyroid / tidak. Dada tidak Abdomen : Ada linea nigra / tidak, ada linea alba / tidak, ada striae gravidarum / tidak, ada bekas jahitan / tidak, pembesaran perut sesuai dengan UK / tidak.

bibir lembab / tidak, pucat / tidak.

Simetris

tidak,

puting

susu

menonjol / tidak, hyperpigmentasi areola mamae /

Perinuim : Ada laserasi atau tidak Genetalia Anus : Oedem / tidak , ada laserasi / tidak, mengetahui ketuban peca / tidak, ada varices / tidak.

: Ada varices / tidak, haemoroid / tidak. Ekstremitas : Simetris / tidak, oedem / tidak, ada gangguan pergerakan / tidak.

b. Palpasi Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid / tidak Payudra Abdomen : ada masa / tidak, colostrums sudah : - kontraksi uterus lembek / kuat keluar / belum TFU sesuai dengan UK / tidak Kandung kemih teraba penuh / tidak

18

c. Aukultasi Dada Abdomen d. Perkusi Reflek patella

Ekstremitas :teraba dingin / lembek : ada wheezing dan ronchi / tidak. : DJJ ada / tidak : positif / tidak

3. Pemeriksaan penunjang / lab Untuk memperkuat /mengakkan sebah diagnosa misalnya: pemeriksaan kultur urine, pemeriksaan darah, apakah terjadi infeksi / tidak, USG untuk menentukan UK, indeks cairan amnion berkurang. Langkah II (kedua) INTERPRETASI DATA DASAR Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasiakn sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa maslah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan masalah ini sering menyertai diagnosa sebagai contoh: diperoleh diagnosa GII P00010 UK 36 mg, tunggal, hidup, letak kepala, intra uteri, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik dengan ketuban pecah premature dan masalah yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah wanita ini merasa cemas terhadap keadaan janinnya. Perasaan cemas tidak termasuk dalam kategori Nomenklatur standart diagnosa, tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa cemas.

19

Langkah III (ketiga): MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa terbaru adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika mungkin, penantian dengan pengawasan penuh dan persiapan untuk kejadian apapun. Langkah ini vital untuk perawatan yang aman, contoh : seorang wanita dengan KPP pada kehamilannya bidan harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap siap terhadap kemungkinan tiba tiba terjadi sepsis, gawat janin, partus prematurus yang disebabkan oleh KPP. Langkah IV (keempat) : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke 4 mencerminkan kesimanbungan dari proses managemen kebidanan. Jadi managemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan perinatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada wanita tersebut dalam persalinan. Data buru mungkin saja perlu dikumpulkan dan di evaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya : perdarahan kala 3). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, situasi lainya bias saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepet dalam managemen asuhan klien.

20

Langkah V (kelima): MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH Langkah ini merupakan kelanjutan managemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak ahnya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhakn penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah masalah yang berkaitan dengan social/ekonomi, masalah psikologis. Dengan perkataan lain, asuah terhadap wanita tersebut sudah mencakup tiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagiab dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu , pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan brsama sebelum melaksanakannya. Semua keputusan yanh dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid bedasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.

Langkah VI (keenam) : MELAKSANAKAN PERENCANAAN Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim

21

kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melaukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana suhan berama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien. Langkah VII (terakhir) : EVALUASI Pada langkah ini dilakukan eveluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan, kebutuhan akan bantuan pakah benarbenar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efktif melalui proses menajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakkan penyesuaian pada rencanan asuhan tersebut. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis.karena proses manajemen tersebut berlangsung didalam situasi klinik dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klirn dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja. S : data yang di dapat dari pernyataan klien secara langsung. O : data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.

22

A : pernyataan yang terjadi antara S dan O P : perencanaan yang ditentukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi.

BAB III TINJAUAN KASUS


I. PENGKAJIAN Tanggal 15 november 2010
A. Data Subyektif 1. Biodata

jam:08.15 wib

Nama Umur Agama

:Ny.S :27 tahun :Islam

Nama suami :Tn.N Umur Agama :28 tahun :Islam

23

Pendidikan :SD Pekerjaan Alamat 2. Keluhan utama :tidak bekerja :Gladakan

Pendidikan Pekerjaan Alamat

:SD :swasta :Gladakan

Ibu mengatakan saat ini perutnya masih terasa mules,setelah melahirkan. 3.Riwayat Penyakit dahulu Ibu mengatakan mules sudah terasa lebih sering dan dipimpin meneran oleh bidan,dan bayi lahir hari sabtu pukul 02.00 pagi,dengan berat badan 3,5 kg. 4.Riwayat Sekarang Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit serius 5.Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan menurun. 6. Riwayat kebidanan a. riwayat haid Menarche Siklus Lama Banyak : 12 tahun : 28 hari : 7 hari : 3-4 kotek hari pertama hari ke 3

1-2 kotek hari ke 4 hari ke 7 Warna / bau : 1-3 warna merah + gumpalan darah Hari 4-5 warna coklat kekuningan Hari 6- 7 warna kuning agak putih Bau : khas / anyir / bau amis b. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No. KeHamil K UK e persalinan penolong tempat anak sex hidup nifas penyulit KB

Jenis

penyulit

BBL

mati

ASI

24

9bl

Spontan

Bidan

BPS

3250 g

Belum ikut KB

HAMIL INI

c. riwayat kehamilan sekarang - ibu mengatakan hamil yang ke dua dengan usia kehamilan 36 minggu. - gerakah anak dirasakansejak usia 4 bulan - ANC dilakukan di bidan Trimester I Trimester II Trimester III Imunisasi TT : 2x Keluhan selama hamil: Trimester I : mual-mual Trimester II tidak ada keluhan Trimester III: mudah lelah sering kencing Penyuluhan yang pernah di dapat :

: tidak melakukan ANC : 1x : 4x

Kebutuhan ibu hamil Tanda bahaya kehamilan Tanda-tanda persalinan Tablet tambah darah Vitamin B1, B12, Kalsium

Terapi yang pernah di dapat

d. Riwayat persalinan sekarang


- Ibu mengatakan kenceng-kenceng tanggal :13 11 - 2010, jam 20.00wib

25

- Bayi lahir jam 01.05 WIB, ditolong oleh bidan secara spontan belakang

kepala,

bayi

lahir

langsung

menangis,

dengan

jenis

kelamin

perempuan.BB : 3300 g, PB : 50 cm, SOB: 32 cm, FO : 34 cm, MO : 35 cm, Lingkar dada : 33 cm, Lila : 13 cm. 5. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan saat ini kondisi kesehatannya baik-baik saja,ASI sudah keluar. ibu hanya merasa lelah setelah melahirkan,. 6. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatkan tidak pernah mengalami atau menderita suatu penyakit yang menurun, seperti : jantung, hipertensi, diabetes miletus, asma. Ibu juga tidak mengalami atau menderita suatu penyakit yang menular, seperti : hepatitis , cacar, TBC. 7. Riwayat Kesehatan keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang menular seperti; TBC, hepatitis, cacar dalam keluarganya ada yang menderita penyakit menurun yaitu : hepatitis dan diabetes mellitus. Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar. 8.Riwayat KB Ibu mengatakan sebelumnya memakai KB Suntik 9. Pola kebiasaan sehari-hari a. Pola nutrisi Hamil : makan: 3x/hari, denga porsi sedang (nasi, lauk pauk, buah, sayur)

26

minum: 7-9 gelas/hari (air, teh, susu) Nifas : makan 2x porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur)

b. Pola eliminasi Hamil : BAB 1x/hari, dengan konsistensi lembek BAK 7-8 x/hari, dengan warna jernih kekuning-

kuningan Nifas : sudah BAB sekali BAK 1x, dengan warna jernih kekuning-kuningan c. Pola istirahat Hamil : tidur siang jam : 13.00-14.30 Tidur malam 7 jam: 21.00-04.00 Nifas : 30 menit

d. Pola aktifitas sehari-hari Hamil : ibu mengatakan hanya melakukan pekerjaan ringan, seperti : memasak, karena untuk pekerjaan rumah yang berat dilakukan oleh pembantu. Nifas : ibu mengatakan mobilisasi dini, seperti : miring kirikanan, duduk, berjalan pelan-pelan.

e. Pola personal hygiene

27

Hamil

: mandi 2-3 x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 1x/hari,

cuci rambut 3x/minggu Nifas


f. Pola seksual

: ibu belum mandi, belum gosok gigi, ganti softek 2x.

Hamil

: 2 minggu sekali, dan sangat hati-hati serta tidak ada keluhan.

Nifas 9. Data Psikososial

: belum berhubungan sampai saat ini.

- hubungan antara suami, ibu, dan keluarga yang lain baik - ibu, suami, dan keluarganya sangat senang atas anak ke 2 dalam keadaan normal dan sehat. - ibu ingin sekali merawat bayinya - ibu sudah tidak canggung lagi dalam menyusui bayinya karena ini adalah anaknya yang ke 2

10. Data sosial budaya - ibu mengatakan selama hamil tidak pernah melakukan pijat perut, minum jamu. - ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok atau minumminuman keras - ibu mgatakan tidak mempunyai kebiasaan pantang makanan selama hamil.

28

- Dalam keluarganya ibu mengatakan ada tradisi 7 bulanan dan acara selamatan selapan (40 hari post partum). B. Data Obyektif 2. Pemeriksaan fisik umum a. Keadaan umum KU ibu Kesadaran Postur tubuh Cara berjalan Lila BB Perdarahan : baik : composmentis : tegak : normal : 24 cm : 49 KG : 50 cc

b. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 110/60 mmHg Nadi Suhu RR a. Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung Mulut : rambut hitam lurus, kulit kepala bersih, rambut hitam tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada lesi : simetris, tidak oedema, tidak pucat : simetris, seklera putih, conjunctiva kemerah-merahan : simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung : simetris, bibir tidak kering, tidak ada stomatitis, bibir berwarna kemerahan, tidak ada caries gigi, tidak memakai gigi palsu, lidah bersih Telinga : simetris, tidak ada serumen : 84 x/menit : 36,5 C : 20 x/menit

3. Pemeriksaan fisik khusus

29

Leher Dada

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae, asi sudah keluar, tidak ada interaksi intercostae

Abdomen Genetalia Anus Ekstermitas

: perut bersih, ada linia alba, : bersih, tidak ad avarices, tidak ada luka perineum, lochea rubra banyaknya 1 kotek penuh : bersih, tidak ada varices dan tidak ada haemoroid

Atas&bawah : simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada gangguan pergerakan b. Palpasi Leher Payudara Abdomen Ekstermitas Atas&bawah : tidak ada oedema dan tidak ada rasa nyeri c. Auskultasi Tidak ada pernafasan ronchi maupun wheezing d. Perkusi Reflek patella +/+ : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis : konsistensi kenyal, yidak ada benjolan, colostrums sudah keluar : TFU 2 jari dibawah pusat

II. INTERPRETASI DATA Dx : Ny S P20002 post partum dengan riwayat persalinan spontan belakang kepala

30

Ds : - ibu mengatakan lega karena anak ke bayi lahir dengan selamat pada tanggal 13 November 2010 jam 02.00 wib, jenis kelamin perempuan Do : - K/U ibu baik TTV TD N S RR -

: : 110/60 mmHg : 84 x/ mnt : 36,5 oC : 20x/mnt : rubra (warna kemerahan)1 kotek penuh : colostrums (asi sudah keluar) : belum : 1x

Lochea Laktasi BAB BAK

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat Genetalia : tidak ada luka jahitan perineum BB PB : 3300 gram : 50 cm :: - membimbing cara mobilisasi dini - Bimbingan ASI eksklusif -Nutrisi yang adekuat

Masalah Kebutuhan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Infeksi Luka Perineum IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA DAN KOLABORASI Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan tindakan selanjutnya V. INTERVENSI Dx : Ny S P20002 post partum dengan riwayat persalinan spontan belakang kepala,Hari ke-2 Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan nifas berjalan normal

31

Kriteria 1.

: TTV dalam batas normal Involusi berjalan lancer Kondisi ibu dan bayi sehat Tidak ada komplikasi Laktasi lancer : Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga R/ agar terjalin kepercayaan dan kerja sama yang baik antara klien dan petugas i. Observasi R/ deteksi dini adanya perdarahan TTV,intake dan output cairan, TFU, perdarahan

Intervensi

2. 3.
4.

Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini R/ untuk mempercepat pemulihan keadaan umum ibu Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat R/ meningkatkan produksi ASI, serta untuk energi ibu Bimbing ibu cara meneteki yang benar R/ dengan meneteki yang benar, hormone oksitosin dan prolaktin bias berproduksi dengan baik sehingga asi menjadi lancar

5.

Lakukan perawatan nifas sehari hari R/ ibu memahami dan mengerti cara menjaga kebersihan diri saat nifas

6. 7.

Anjurkan perawatan BBL sehari hari R/ ibu mengetahui bagaimana merawat bayi dengan benar Lakukan konseling KB secara dini R/ untuk mengatur jarak kehamilan anak

VI. IMPLEMENTASI No Tgl/Jam IMPLEMENTASI TTD

32

15 nov 20101. Melakukan pendekatan terapeutik dengan salam,sapa 21.00 keluarga pasien. 2. Menunjukkan beberapa tekhnik mobilisasi pada ibu. Pertama miring kiri,dan miring 21.15 kanan Kemudian duduk jika sudah tidak pusing jalan jalan disekitar ruangan. 21.20 3. Melakukan observasi TTV, intake dan output cairan, TFU dan perdarahan untuk diteksi dini adanya komplikasi dini TTV TD N S RR Lochea Laktasi BAB BAK : : 110/60 mmHg : 84 x/ mnt : 36,5 oC : 20x/mnt : rubra (warna kemerahan)1 : colostrums (asi sudah keluar) : belum : 1x Menjelaskan mobilisasi.
-

kotek penuh

kepada

ibu

bahwa

keadaanya baik,hanya kurang untuk Memeriksaan uterus TFU 3 jari bawah pusat Kontraksi baik{keras} Menunjukkan pada ibu tentang pengeluaran pervaginam yang normal. TFU dan kontraksi

33

Memberikan contoh pada ibu tentang makananbergizi,sepertitempe,tahu,telur ,sayur hijau.

Memberitahu ibu untuk cukup istirahat. Anjurkan ibu agar selalu menjagakebersihan dirinya.

VII. EVALUASI Tanggal 15 November 2010 jam 23.00

S: ibu mengatakan perutnya masih terasa senep dan sedikit pusing O : K/U ibu baik TTV : TD : 110/60 mmHg N S RR Lochea Laktasi : 84 x/ mnt : 36,5 oC : 20x/mnt

: rubra (warna kemerahan)1 kotek penuh : colostrums (asi sudah keluar)

34

A kepala P

BAB BAK

: belum : 1x

Genetalia : tidak ada luka jahitan perineum : P20002 1 hari post partum dengan riwayat persalinan spontan belakang : - perawatan nifas sehari hari - mobilisasi dini - nutrisi adekuat - perawatan BBL - tanda bahaya masa nifas - KB secara dini
Tanggal: 18 November 2010 S O :Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan :k/u TD N S :Baik :110/80 mmHg :90kali/mnt :365 oC Jam : 13.05 WIB

TFU Lochea UC A P kepala.

:3 jar bwh pst :Rubra :Baik/keras

: P20002 3 hari post partum dengan riwayat persalinan spontan belakang :- Follow-up 1 minggu lagi -Anjurkan agar menjaga personal higiens. -Pemberian ASI Eksklusif

35

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah persalinan selesai, dan berakhir kira-kira 6 minggu tetapi seluruh alat gentelai akan pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu Kebidanan, 1999, hal 237). Involusi alat-alat kandungan : 1. Uterus 2. Involusi tempat placenta 3. Perubahan pembuluh darah 4. Rasa sakit 5. Perubahan serviks dan vagina 6. Dinding perut dan peritoneum 7. Ligament-ligament 8. Saluran kencing 9. Defekasi

36

Perubahan masa nifas : after pains, suhu badan, nadi, pengeluaran lochea. Menurut kasus: Pada Ny R P40004 nifas hari 1 dengan KU ibu dan bayi baik, ibu merasa perutnya mules-mules, TFU 2jari bawah pusat, mengeluarkan lochea rubra, kandung kemih kosong, berdasarkan refrensi dan kasus ada kesamaan pada nifas, yaitu : pada perubahan masa nifasnya seperti perut terasa mules (after pains), TFU da pengeluaran lochea.

B. SARAN Untuk mahasiswa Mahasiswa hendaknya selalu berusaha memberikan asuhan kebidanan yang baik bagi klien dan keluarga dalam upaya meningkatkan SDM menuju bidan professional. Untuk petugas Diharapkan petugas lebih ooperatif / dapat bertindak cepat dan teapt dalam menghadapi setiap kejadian. Untuk klien Diharapkan klien bias memehami dan mengerti dari penjelasan petugas.

DAFTAR PUSTAKA
Ima,2003.Ilmu kentu

37

Wiknjosastro, Hanifa. 1994. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta Obstetric Fisiologi bagian obstetric dan Ginekolog FK UNPAD: Bandung Mochtar, Rustam, Prof. Dr. MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta
Kahir akhmad,1990,fisiologi tempek.UMM malang

38

Das könnte Ihnen auch gefallen