Sie sind auf Seite 1von 15

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

R DENGAN DIAGNOSA ANGINA PEKTORIS DI RUANG FLORENCE RUMAH SAKIT X Tanggal Pengkajian : 6 september 2010 I. IDENTITAS A. Pasien Nama Tempat/Tanggal Lahir Status Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Suku/Bangsa Tanggal Masuk RS No. RM Ruang Diagnosa Medis : Tn. R : Samarinda, 1 Maret 1952 : Kawin : S1 Managemen : Manajer : Kalimantan : 6 September 2010 : 002-006-0089-359821 : Florence : Angina Pektoris Pukul : 09.00 WIB Oleh : Mahasiswa Y

B. Keluarga/Penanggung jawab Nama Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat II. RIWAYAT KESEHATAN A. Kesehatan Pasien 1. Keluhan Utama 2. Keluhan tambahan : Nyeri yang terasa menjalar pada lengan kiri : Lemah, letih, sesak napas : Asrini : Istri : 54 Tahun : S1 Hubungan Internasional : Pengacara : Samarinda

3. Alasan Utama masuk RS : Pasien mengatakan nyeri yang tidak tertahankan

4. Riwayat Pemyakit Sekarang

Pada hari minggu pagi tanggal 3 oktober 2010 Tn. R bangun dan menghangatkan badannya, karena udara dingin dengan berolah raga di teras rumah. Tiba-tiba Tn. R merasakan nyeri yang luar biasa seperti tertindih berat dan tersa menjalar pada lengan kiri. Tn R terlihat pucat dan mersakan keringat dingin. Kemudian istrinya membawanya ke RS dan di terima di IGD ;serta dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital : TD ND RR S. Axila Mendapat terapi : Cairan endoxtrase 5% O2 : 3 L/menit Morfin 2,5 mg / IV Pemeriksaan EKG hasil ST elevasi 2 mm pada sadapan pericardial setelah beristirahat 30 menit nyeri berkurang. Namun dianjurkan untuk rawat inap di ICCU. 3 jam setelah selang nyeri dirasakan dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboraturium CKMB, LDH 1 dan LDH2 meningkat. :160/100mmHg : 125 x / menit : 26 x / menit : 36,5OC

5. Riwayat penyakit sekarang : -

III.

Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital : TD ND RR S. Axila Mendapat terapi : y y y Cairan endoxtrase 5% O2 : 3 L/menit Morfin 2,5 mg / IV Pemeriksaan EKG :hasil ST elevasi 2 mm :160/100mmHg : 125 x / menit : 26 x / menit : 36,5OC

pemeriksaan laboraturium

: CKMB, LDH 1 dan LDH2 meningkat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatkan beban kerja jantung ditandai oleh : DS : pasien mengatakan nyeri pada saat berolahraga

Pasien mengtakan nyeri yang luar biasa seperti tertindih beban berat , nyeri menjalar pada lengan kiri DO:

Pasien menyeringai sambil memegang dada Pasien pucat Berkeringat TD : 160/100 mmHg N : 125 X/menit, lemah CKMB : LDH 1 : LDH2 : Elevasi ST

2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungn dengan kesalahan interpretas ditandai oleh : DS : pasien mengatakan mulutnya pahit jika tidak merokok DO: Pasien meminta ijin untuk pindah dari ICCU pasien meminta ijin untuk merokok

RENCANA KEPERAWATAN

No. DIAGNOSA KEPERAWATA N 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan meningkatkan beban kerja jantung ditandai oleh : DS : pasien mengatakan nyeri pada saat berolahraga Pasien mengtakan nyeri yang luar biasa seperti tertindih beban berat , -

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri berkurang dengn kriteria: DS : Pasien mengatakan nyeri hilang

1.) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan

1.

Nyeri dan penurunan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxane poten pada yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat mencetus, mengakplikasi

cepat bila terjadi nyeri dada.

DO : Wajah pasien tampak rileks TD : 140/90 mmHg N : 100 x/menit CKMB : 65 mg/dl LDH 1: LDH 2 : ST seimbang 2.

atau memperlama serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa ditahan menyebabkan respon vaso vegal, menurunkan tekanan darah dan frekuensi jantung. tentang kemajuan penyakit dan sebagai alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat 2.) Kaji dan catat respon pasien dan menunjukkan kebutuhan perubahan program

nyeri menjalar pada lengan kiri Pasien -

mengatakan skala nyeri 7 DO: Pasien menyeringai

sambil memegang dada Pasien pucat Berkeringat TD : 160/100 mmHg N : 125 X/menit, lemah CKMB : 70 mg/dl LDH 1 : LDH2 : Elevasi ST

efek obat. 3.

pengobatan Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat dalam evaluasi kemungkinan menjadi angina tidak stabil (angina stabil) biasanya berakhir

3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya, 4.

3 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. Penurunan curah jantung (yang terjadi selama episode iskemia miokard) merangsang system saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah

intensitasnya dan lokasi nyeri.

4.) Observasi gejala yang berhubungan, 5.

berhubungan dengan episode angina. Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama. 6. Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan/nekrosis

misalnya dispnea, mual, muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih.

7.

Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang.

8. 5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khususnya pada9. sisi kiri).

Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disaritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia atau stress. Tekanan darah dapat meningkat secara dini sehubungan dengan

6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.

rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Tachicardia juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan

7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.

dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung menurun. 10. Cemas mengeluarkan kotekolamin yang meningkatkan kerja

8.) Pantau kecepatan/irama jantung.

miokard dan dapat memanjangkan nyeri iskemi, dan adanya perawat dapat menurunkan rasa takut dan

ketidakberdayaan.. 11. Stress kerja.emosi meningkatkan kerja 9.) Pantau tanda miokard

vital tiap 5 menit12. Menurunkan kerja selama serangan angina. miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, menurunkan resiko serangan angina.

1.

meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/ mencegah iskemia.

2.

Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan pencegah nyeri

10.) Temani klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.

angina selama lebih dari 100 tahun. kini masih digunakan therapy anti angina cornerstone. Efek cepat vasodilalator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah serangan angina. 3. Analgesik narkotik poten yang telah banyak

11.) Pertahankan lingkungan yang

memberi efek menguntungkan, seperti

nyaman, batasi pengunjung.

menyebabkan vasodilatasi perifer dan menurunkan kerja

12.) Berikan makanan lunak, biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan.

miokard, dan mempunyai efek sedativ untuk menghasilkan relaksasi, menghentikan aliran kotekolamin, vasokontruksi dan selanjutnya efektif menghilangkan nyeri dan

Kolaborasi 1.) Berikan

berat. Morfin Sulfat diberikan IV untuk kerja

oksigen tambahan cepat dan penutunan curah sesuai indikasi jantung mempengaruhi absorbsi jaringan perifer. 2.) Berikan anti 4. Iskemia selama serangan angina sesuai indikasi misalnya (nitrogliserin; sublingual nitrosat, bukal atau tablet oral; sprei sublingual). angina dapat menyebabkan depresi segmen ST atau peninggian dan inversi gelombang T. seri gambaran perubahan iskemia yang hilang bila pasien bebas nyeri dan juga dasar yang membandingkan pola perubahan selanjutnya.

3.) Berikan morfin sulfat.

4.) Pantau perubahan seri EKG.

2.

Kurang

Setelah dilakukan

1.) Kaji ulang

pengetahuan mengenai kondisi berhubungn dengan kesalahan interpretas ditandai oleh : DS : pasien mengatakan mulutnya pahit jika tidak merokok DO: Pasien meminta ijin untuk pindah dari ICCU pasien meminta ijin untuk merokok -

tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, memilki interpretasi yang benar, dengan kriteria : DS : pasien mengatakan sudah bersedia untuk mengurangi konsumsi rokok pasien menyatakan paham akan kondisi penyakit dan pengobatan DO : pasien tidak merokok lagi pasien setuju untuk tinggal di ICCU

patofisiologi kondisi, tekanan perlunya mencegah serangan angina.

2.) Dorong untuk menghindari faktor pencetus, seperti stress, maka terlalu banyak, kerja fisik atau berpanjang pada suhu lingkungan ekstrem. . 3.) Bantu pasien orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stress emosi dan diskusikan cara yang dapat mereka hindari. 4.) Kaji

pentingnya kontrol berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet, dan olah raga.

5.) Dorong pasien untuk mengikuti program yang ditentukan pecegahan untuk menghindari kelelahan.

6.) Diskusikan dampak penyakit sesuai pola hidup yang diinginkan

dan aktivitas termasuk kerja, menyetri, aktivitas seksual dan hobby.

7.) Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan tehnik relaksasi.

8.) Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol

serangan mencegah serangan angina.

9.) Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat yang dijual bebas. 10.) Kaji ulang gejala yang dilaporkan pada dokter. Pengetahuan apa yang akan terjadi dapat menghindari masalah yang tak perlu terjadi untuk alasan yang tidak penting. 11.) Diskusikan pentingnya

mengikuti perjanjian.

Das könnte Ihnen auch gefallen