Sie sind auf Seite 1von 21

( a1 , a2 , a3 )

(a)

( a1 , a2 , a3 )

(b)

Definisi. Dua vektor u = (u1, u2, Un) dan v = (v1, v2, .. vn) pada Rn dinamakan sama jika u1 = v1, u2=v2, un = vn Jumlah u + v didefinisikan oleh

u + v = (u1+v1, u2+v2, . un+vn)


dan jika k adalah sebarang sekalar, maka perkalian sekalar ku didefinisikan oleh

ku = (ku1, ku2, kun )

Teorema 1.
Jika u = (u1, u2, un), v = (v1, v2, vn) dan w = (w1, w2, wn) adalah vektor-vektor pada Rn dan k serta l adalah sekalar, maka :

(a) u + v = v + u (b) u + (v + w) = (u+v) + w (c) u + 0 = 0 + u = u (d) u + (-u) = 0, yakni , u-u = 0 (e) k ( lu ) = ( kl ) u (f) k ( u + v ) = ku + kv (g) (k+l)u = ku + lu (h) lu = u

Teorema diatas memungkinkan kita untuk memanipulasi vektor pada Rn tanpa menyatakan vektor-vektor tersebut dalam komponen yang sangat mirip dengan cara kita memanipulasi bilangan riil. Misalnya, untuk memecahkan persamaan vektor x + u = v untuk x, maka kita dapat menambahkan u pada kedua ruas dan meneruskannya sebagai berikut

(x + u ) + (- u ) = v + (- u ) x + (u u ) =v u x + 0 =v u x =v u

Definisi. Jika u = (u1, u2, un) dan v = (v1, v2, vn) adalah sebarang vektor pada Rn, maka hasil kali dalam Euclidis (Euclidean Inner Product) u . v kita definisikan dengan u . v = u1v1 + u2v2 + + unvn

Teorema 2.
Jika u, v dan w adalah vektor pada Rn dan k adalah sebarang sekalar, maka : (a) u . v = v . u (b) (u + v) . w) = u . w + v . w (c) (ku) . v = k (u . v ) (d) v . v > 0, selanjutnya , v . v = 0 jika dan hanya jika v=0

Bukti teorema 2 (b)


Misalkan u = (u1, u2, un), v = (v1, v2, vn) dan w = (w1, w2, wn ) maka : (u + v) . w = (u1 + v1, u2 + v2, un + vn) . (w1, w2, wn) = (u1 + v1)w1 + (u2 + v2)w2 + + (un + vn)wn = (u1w1 + u2w2 + + unwn) + (v1w1 + v2w2 + vnwn) =u.w+v.w

Bukti teorema 2 (d) v . v = v1 + v2 + .. + vn > 0. selanjutnya, kesamaan berlaku jika dan hanya jika v1 = v2 = . . . = vn = 0 yakni, jika dan hanya jika v = 0

Contoh teorema 2
(3u + 2v) . (4u + v) = (3u) . (4u + v) + (2v) . (4u + v) = (3u) . (4u) + (3u) . v + (2v) . (4u) + (2v) . v = 12(u . u) + 3(u . v) + 8(v. u) + 2(v .v) = 12(u . u) +11(u . v) + 2(v. v)

Definisi. Misalkan V sebarang himpunan benda yang dua operasinya kita definisikan, yakni penambah dan perkalian dengan sekalar (bilangan riil). Penambah tersebut kita pahami untuk mengasosiasikan sebuah aturan dengan setiap pasang benda u dan v dalam V, yang mengandung elemen u + v, yang kita namakan jumlah u dan v; dengan perkalian sekalar kita artikan aturan untuk mengasosiasikannya baik untuk sekalar k maupun setiap benda u pada V yang mengandung elemen ku, yang dinamakan perkalian sekalar (scalar murtiple) u oleh k. jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua benda u, v, w, pada V dan semua skalar k dan l, maka kita namakan V sebuah ruang vektor (vector space) dan benda-benda pada V kita namakan vektor :

10 aksioma
(1) Jika u dan v adalah benda-benda pada V, maka u + v berada di V (2) u + v = v + u (3) u + (v + w) = (u + v) + w (4) 0 + u = u + 0 = u untuk semua u di V (5) u + (- u) = (- u) + u = 0 (6) k = sebarang sekalar dan u berada di V, maka ku berada di V (7) k(u + v) = ku + kv (8) (k + l)u = ku +lu (9) k(lu) = (kl) (u) (10)lu = u

Teorema 3.
Misalkan V adalah sebuah rung vektor, u sebuah vektor pada V, dan k sebuah sekalar, maka : (a) (b) (c) (d) 0u = 0 k0 = 0 ( - l )u = - u jika ku = 0,maka k = 0 atau u=0

Bukti, teorema 3 (a)


0u + 0u = (0 + u)u = 0u [0u + 0u] + (- 0u) = 0u + (- 0u) 0u + [0u + (- 0u)] = 0u + (- 0u) (aksioma 3) 0u + 0 = 0 0u = 0 (aksioma 5) (aksioma 4) Bukti, teorema 3 (c) U + (- 1) u = 1u + (- 1)u (aksioma 10) = (1 + (- 1)u (aksioma 8) = 0u (sifat bilangan) = 0 (bagian (a) di atas) (aksioma 8)

Definisi. Subhimpunan W dari sebuah ruang vektor V dinamakan subruang (subspace) V jika W itu sendiri adalah ruang vektor di bawah penambahan dan perkalian skalar yang didefinisikan pada V

Teorema 4
Jika W adalah himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah ruang vektor V, maka W adalah subruang dari V jika dan hanya jika kondisikondisi berikut berlaku. (a) Jika u dan v adalah vektor-vektor pada W, maka u + v terletak di W (b) Jika k adalah sebarang sekalar dan u adalah sebarang vektor pada W, maka ku berada di W

Teorema 5
Jika v1 , v2 , .. vr adalah vektor-vektor pada ruang vektor V, maka : (a) Himpunan W dari semua kombinasi linear v1 , v2 , .. vr adalah subruang V (b) W adalah subruang terkecil dari V yang mengandung v1 , v2 , ., vr dalam arti bahwa setiap subruang lain dari V yang mengandung v1 , v2 , ., vr harus mengandung W

Kombinasi linear v1, v2, ., vr, maka kita dapatkan subruang V. subruang tersebut kita namakan ruang linear terentang oleh { v1, v2, ., vr }, atau dengan lebih sederhana kita namakan ruang terentang oleh {v1, v2, ., vr }

Definisi. Jika S = { v1, v2, ., vr } adalah himpunan vektor, maka persamaan vektor k1v1 + k2v2 + . . . . . + krvr = 0 Mempunyai paling sedikit satu pemecahan, yakni k1 = 0, k2 = 0, . . . , kr = 0 Jika ini adalah satu-satunya pemecahan, maka S kita namakan himpunan bebas linear (linearly independent). Jika ada pemecahan lain, maka S kita namakan himpunan tak bebas linear (linearly dependent).

Teorema 6
Himpunan S dengan dua vektor atau lebih adalah (a) Tak bebas linear jika dan hanya jika paling tidak diantara vektor S dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor S lainnya (b) Bebas linear jika dan hanya jika tidak ada vektor S yang dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dalam vektor S lainnya.

Bukti teorema 6 (a)


Misalkan S = v1, v2, , vr adalah sebuah himpunan dengan dua vektor atau lebih. Jika kita menganggap bahwa S tak bebas linear, maka skalar k1, k2, . . . . . , kr tidak semuanya nol, dengan demikian K1v1 + k2v2 + .. + krvr = 0

Teorema 7
(a) Jika sebuah himpunan mengandung vektor nol, maka himpunan itu tak bebas linear. (b) Sebuah himpunan yang mempunyai persis dua vektor tak bebas linear jika dan hanya jika salah satu dari vektor itu adalah perkalian dari skalar lainnya.

Contoh 1 :

Dalam R2 atau R3 satu vektor adalah kelipatan skalar dari vektor lainnya jika dan hanya jika kedua vektor yang terletak pada garis yang sama yang melalui titik asal ditempatkan pada titik awalnya melalui titik asal. Jadi, berikutnya dari bagian (b) dari teorema 7 bahwa dalam R2 atau R3 dua vektor yang berbentuk himpunan tak bebas linear adalah jika dan hanya jika vektor itu terletak pada garis yang sama melalui titik asal itu sendiri.
z v2 v1 x (a) Tak bebas linear y v2 z z v1 v1 y x (b) Tak bebas linear (c) bebas linear v2 y

Contoh 2 : Jika v1, v2, ., v3 adalah tiga vektor pada R3, maka himpunan S = { v1, v2, v3 } tak bebas linear jika dan hanya jika ketiga vektor tersebut terletak pada bidang yang sama melalui titik asal bila vektor-vektor tersebut ditempatkan dengan titik-titik awalnya di titik asal. z z

z
v1

v3 v2

v3
y x v2 v1 y x v3

v2

v1 (a) Tak bebas linear

(b) Tak bebas linear

(c) bebas linear

Desember 2010

Das könnte Ihnen auch gefallen