Sie sind auf Seite 1von 2

AKU BERHENTI MENCINTAIMU Masih teringat mungkin, di balik maksud puisiku yang berjudul Terkadang Aku Malu Menjadikan

aku seperti kurcaci, mungil, bahkan lebih dari punguk merindu anak bulan Ini terakhir saja aku mengisahkan tentang beberapa hari yang aku lewati, sebab aku masih malu, Bibir ingin berkata saja harus menenggak obat, bahkan harus berdarah-darah sebab teriris tajamnya pisau hati, yaitu hatiku Andai perasaanku seperti awan, maka akan aku lukis seberapa pekat hatiku, aku makhluk yang berdosa, terlalu berharap, berharap lebih untuk dimengerti Jika bukan awan, cobalah seperti pelangi, maka warnaku hanyalah bias, sisa dan bekas saja, embun pun enggan bersinggah

Hari ini bukanlah aku seperti 7 hari yang lalu, yang masih harus berbunga-bunga Hanyalah aku dengan seonggok bunga bangkai, memang asing, bahkan belantara pun hanya tempat singgah pengungsianku

Aku malu Dengan apa aku menghadap Tuhanku jika memang ada dusta di lisan ini Dengan apa aku mencintai hamba Tuhanku, jika memang aku bukanlah siapa-siapa untuk saat ini Dengan apa aku bisa hidup, sedangkan hari ini aku hanya bungsu

Nyaliku ciut, memang sebelumnya adalah gunung es, namun kini luluh luntak sebab sengatan cahaya, rapuh menjadi berombak samudra, dan aku hanya menjadi tetes air saja Aku mundur dua langkah ke belakang, bahkan akan lebih dari itu jika kamu inginkan Tak ada lagi puisi yang aku tulis, tak ada puisi lagi yang aku baca, tak ada lagi cerita yang aku dongengkan, dan semuanya hanya menjadi catatan sejarah, bahwa aku dulu pernah mencintaimu Sebab sebelumnya kamu pernah singgah di hatiku, seperti halnya embun dalam parung dedaunan pagi, senja di ufuk yang matahari unggah malam, dan aku hanya batang mahoni, mudah ditebang

Beri aku arti, jika memang puisi ini adalah harkat dalam bingkai kehidupanmu, itu pun jika kamu

merasa Karena di setiap pertanyaan, ada jawaban yang harus dijawab, dengan jujur, aku tunggu

Dan mulai saat ini, aku berhenti mencintaimu

Muhammad Imaduddin 15-06-2011, Malang

Das könnte Ihnen auch gefallen